Saya terus memikirkan perkataan Shu Yi: Zhuge Fengchu mungkin ingin memanfaatkan kita untuk mengacaukan tatanan kota bawah tanah. Pemikirannya masuk akal, tapi ada yang belum saya pahami. Jika benar Zhuge Fengchu berniat begitu dengan mengundang Divisi 9, tidakkah ia takut basisnya dihancurkan oleh beberapa anggota divisi itu?
Logika "undang harau basmi serigala" pasti dipahami Zhuge Fengchu. Kecuali ia yakin bisa menghabisi kita sekaligus. Apa benar ia sepercaya itu? Apakah Shu Yi dan Zhen Nanfang sudah menemukan kunci masalah ini? Sudahkah mereka sadar ini akan jadi pertarungan terjal?
“Ada apa denganmu? Terlihat seperti punya banyak beban pikiran.” Huye bertanya pelan. Aku menggelengkan kepala: "Tidak, tidak ada apa-apa." Huye tersenyum: "Si bocah ini takut ya?" Aku menjawab: "Bilang tidak takut itu bohong, Huye, lantas apakah Anda sendiri tidak takut?" Huye berkata: "Takut? Aku sudah tidak tahu lagi arti takut, selama bertahun-tahun ini, kejadian aneh mana yang tidak kita temui, hari mana yang tidak dihantui bayangan hidup dan mati?"
Huye menghela napas sambil berkata: "Sekarang memang sudah tidak ada lagi yang layak ditakuti, cuma masih ada beberapa harapan yang belum terselesaikan di hati ini. Sudahlah, tidak usah dibahas. Aku percaya pada Kepala Departemen Shu kalian, dia pasti bisa mengantar kita keluar. Saat itu nanti, Moyu ini pun sudah tidak akan ada lagi. Harapanku harus kuselesaikan sendiri."
Aku juga punya harapan, tapi tidak seoptimis Huye. Jika urusannya semudah itu, Zhen Nanfang dan Shu Yi pasti tidak akan menghindar membahas bahaya ini. Aku tidak marah pada mereka, mereka benar - kita adalah satu tim yang utuh, dan bukankah tujuan awal kita memasuki kota bawah tanah ini adalah untuk menyelamatkan orang?
Jadi sebelum Xiao Hui dan Xie Yi ditemukan, bahkan aku pun tidak akan pergi. Mengabaikan rekan sendiri, suatu hari nanti kau juga akan dibuang oleh mereka.
Aku tersenyum: "Hm, aku juga punya harapan, sama sepertimu, harus bertahan hidup dan menyelesaikannya sendiri." Misi aku dan Pak Shu tidak sulit, jadi kami segera kembali ke kediaman. Perform kami cukup menggembirakan, kami menyiapkan banyak air, bahkan menemukan kotak berisi daging sapi kering. Meski aromanya tidak terlalu cocok, tetap lebih baik daripada mengunyah makanan kering. Pertama nilai gizinya bagus, kedua bisa mengenyangkan.
"Tiga hari, semoga Kepala Departemen Shu dan tim mereka bisa menemukan rekan kalian!" bisik Pak Shu. Aku mengangguk, tapi tahu ini tidak mudah: "Dari cara mereka bersiap siaga seharusnya mereka baik-baik saja. Karena Zhuge mau membunuh dengan pisau orang lain, dia tidak akan mematahkan pisaunya dulu! Yang dikhawatirkan adalah..."
Pak Shu memahami maksudku: "Khawatir mereka jatuh ke tangan kompetitor Zhuge ya?" Kujawab: "Bukan tidak mungkin. Setidaknya di kota bawah tanah ini, orang dengan energi terbesar pastinya dua ini. Jika Xiao Hui dan Xie Yi dimanfaatkan oleh lawannya, maka kondisinya akan memburuk! Di matanya, Xiao Hui adalah rekan Zhuge Fengchu, dia tidak tahu mereka sebenarnya juga datang untuk menghadapi Zhuge Fengchu."
Entah berapa lama, setelah aku dan Huye bergantian tidur sebentar dan terbangun, barulah Shu Yi dan yang lainnya datang. Dari ekspresi mereka, jelas tidak ada hasil apa pun. Zhen Nanfang berkata: "Kami hampir menjelajahi setiap sudut kota ini. Di mana sebenarnya mereka bersembunyi?" Shu Yi menepuk bahunya: "Jangan menyerah. Kita belum menyisir setiap kamar. Mungkin mereka punya tempat persembunyian seperti kita."
Aku juga menambahkan: "Nanfang, baru 4-5 jam berlalu. Kita masih punya waktu, jangan panik, pelan-pelan saja!" Mu Qi'er berbisik: "Benar, Nanfang. Jangan khawatir, kita pasti bisa menemukan mereka." Zhen Nanfang tersenyum: "Kalian tak perlu terus menghiburku. Aku baik-baik saja. Aku juga yakin kita akan menemukan mereka."
Shu Yi berkata: "Makanlah sesuatu, istirahat tiga jam, lalu kita lanjutkan." Kemudian Shu Yi bertanya pada kami: "Paman Guang belum kembali?" Aku menggeleng: "Belum. Tugas mereka sangat berat, mungkin akan terlambat." Shu Yi menjawab: "Hm, mungkin saja." Namun ekspresi wajaknya tampak tegang. Zhen Nanfang bertanya pelan: "Lao Shu, ada apa?" Shu Yi baru tersadar: "Tidak ada."
Shu Yi dan yang lainnya beristirahat beberapa jam. Begitu mereka pergi untuk melanjutkan pencarian, Guang Ren dan ketiga kawannya tiba. Sedikit perbedaan waktu yang diatur sangat akurat ini.
Saya bertanya: "Da Zui, bagaimana kondisinya?" Li Tiezui menjawab: "Dengan kehadiran Tuan Yang, tentu tidak ada masalah. Rencana ini sudah kami diskusikan beberapa kali dan semua setuju. Kita akan berdiskusi setelah Zhen Nanfang dan kawan-kawannya berkumpul." Huye yang berwatak tidak sabar langsung bertanya: "Apa sebenarnya rencana kalian? Cepat katakan!" Li Tiezui pun menjelaskan rencananya. Setelah mendengar, saya juga merasa itu bagus, tentu dengan syarat jalur yang mereka tempuh benar-benar tepat dan formasi magis itu tidak akan menimbulkan masalah besar.
Saya mengerti maksud Shu Yi dan Zhen Nanfang. Mereka berharap bisa menemukan Xiao Hui dan yang lain dalam tiga hari, lalu kita berusaha membongkar kota bawah tanah ini. Menunggu Guang Sen memanggir bala bantuan jelas tidak akan sempat.
Guang Ren terkekek. Menurutnya rencana ini sempurna, bahkan bisa dibilang tak bercacat. Katanya: "Semua berkat Yang Yifan yang sudah menginap bertahun-tahun di sini. Dia tahu banyak jebakan baik yang terlihat maupun tersembunyi. Tanpa dia, rencana kita tak akan mudah diselesaikan. Kami juga membuat rencana untuk menghancurkan kota bawah tanah. Meski tak bisa meluluhlantakkan seluruh area, beberapa fasilitas utama termasuk markas Santo pasti bisa kita ledakkan!"
Saat Guang Ren menyebut "Santo", entah mengapa hati saya merasa gelisah. Apakah nyali saya memang terlalu kecil? Saya tersenyum kecut. Mungkin karena saya belum pernah bertugas lapangan. Tapi berhati-hati itu tak ada ruginya, sikap waspada selalu merupakan hal positif.
Aku menatap Yang Yifan: "Kakak Yang, kali ini benar-benar berkatmu!" Senyum mengembang di wajahku, tapi di lubuk hati ada sedikit keraguan. Memang benar Yang Yifan sudah lama tinggal di kota bawah tanah ini, secara logika wajar kalau dia familiar dengan tempat ini. Tapi ada satu hal yang tidak kumengerti - bagaimana dia bisa tahu jebakan-jebakan tersembunyi? Kalau yang terang-terangan masih wajar, tapi yang tersembunyi juga dia ketahui? Apalagi bagaimana dia bisa tahu lokasi persembunyian Santo?
Rencana serangan mereka bahkan bisa menghancurkan markas Santo? Ninja Bayangan Hantu saja berulang kali bilang tidak tahu keberadaan Santo, siapa sebenarnya Santo ini. Bagaimana dia bisa mengetahuinya?
Segala keraguan ini kutetapkan tak kusampaikan. Aku berencana menunggu Zhen Nanfang dan Shu Yi kembali, lalu mencari kesempatan berdiskusi empat mata. Mungkin mereka seharusnya sudah memikirkan hal ini. Kecerdasan kecilku ini jauh kalah dibanding mereka.
Master Hu menepuk bahuku: "Ngomong-ngomong, Dokter Luo pergi kemana?" Kujawab: "Dia bilang mau mempersiapkan obat-obatan biasa, siapa tahu nanti berguna. Sedia payung sebelum hujan."
Alis Master Hu berkerut: "Dia pergi cukup lama. Kliniknya tidak jauh dari sini." Baru kusadari memang benar begitu. Yang Yifan menyahut: "Mungkin ada urusan lain. Lao Luo memang sibuk, kerjanya selalu misterius. Hal sederhana pun selalu dibikin rumit, kadang suka pura-pura punya ilmu pesulap."
Saya sangat setuju, urusan kasino adalah contohnya. Alih-alih membiarkan saya pergi ke kasino, mereka malah memancing saya ke sana dan membuat saya Berjudi dengan orang lain, memenangkan seorang wanita. Tapi tak lama kemudian wanita itu kabur.
Yang Yifan melanjutkan, "Tapi keberuntungannya tidak buruk. Sampai sekarang, meski mereka terus mencurigainya, sama sekali tidak menemukan celah." Pembicara tak bermaksud, pendengar sengaja memperhatikan. Saya melihat alai berkerut di wajah Guang Ren dan Pak Harimau, sementara Li Tie Zui menatap Yang Yifan dengan pandangan penuh makna.
Apa maksud Yang Yifan ini? Kedengarannya seperti sedang merusak reputasi Dokter Luo. Tapi memang benar, Dokter Luo sendiri mengakui sudah dicurigai. Mereka bahkan menempatkan perawat cantik untuk mengawasinya. Tapi kenapa Perawat Chidao sudah dibunuh, sementara dia tetap baik-baik saja? Sebagai target pengintaian, sekarang dia justru terlihat santai dan bebas.
Seperti peribahasa "Cao Cao langsung datang", Dokter Luo mendorong pintu masuk. Wajah Yang Yifan memerah canggung. Dia khawatir apakah Dokter Luo mendengar ucapannya tadi. Tapi Dokter Luo tersenyum ramah: "Sedang membicarakan apa? Serius sekali." Sambil berkata, dia menyerahkan tas ransel kepada saya: "Isinya obat-obatan biasa dan barang penyelamat nyawa."
Aku berkata: "Hm, terima kasih Dokter Luo." Ia menggelengkan kepala: "Ngapain sungkan, ngomong-ngomong kita ini satu keluarga. Kalau sudah keluarga tak perlu basa-basi. Ngomong-ngomong, tadi waktu aku pulang menemukan seseorang meninggalkan ini di mejaku. Aku tidak mengerti apa maksudnya, jadi kubawa kembali."
Kuambil dan kulihat sekilas: "Ini mirip tulisan Dongba!" Guang Ren menyondongkan kepalanya: "Dongba apaan? Ini kode rahasia keluarga Guang!" Tiba-tiba ia tersentak seperti kena setrum, baru sadar ia merampas kertas itu, memeriksanya dengan wajah berubah pucat!
Kami buru-buru bertanya apa yang sebenarnya terjadi. Guang Ren menjawab: "Ini pesan Xiao Hui. Katanya dia sudah tahu kita datang, tapi mereka sedang tidak bisa bertemu langsung. Selain itu mereka punya rencana besar. Katanya jika berhasil, kota bawah tanah ini tidak akan ada lagi."
Guang Ren menggerutu marah: "Xiao Hui ini, berani-beraninya! Menghancurkan kota bawah tanah bukan urusan dia sendiri! Masak menyisihkan kita? Apa dia masih menganggapku sebagai pamannya?" Kukait lengan Guang Ren: "Paman Guang, Anda jangan semangat. Yang penting sekarang cepat cari mereka! Lalu, rencana besar apa yang dia maksud? Kita tidak tahu. Semoga masih sempat menghentikan mereka!"
Guang Ren menghela napas: "Dari secarik kertas ini mana bisa kuketahui apa maunya? Ya sudahlah! Semoga Shu Yi dan kawan-kawan bisa segera menemukan mereka."
