Guang Ren menatap Zhuge Fengchu: "Dia sudah terluka parah seperti ini, menurutmu apakah dia masih bisa membahayakan kita?" Shu Yi menggelengkan kepala: "Paman Guang, bukankah kita sudah terlalu sering menderita kerugian darinya? Bahkan jika dia mati pun tetap bisa menyakiti orang, dengan mengorbankan satu cermin, dia bisa membuat kita saling menghancurkan!"
Guang Ren menjawab: "Tapi dia hanya meminta kita menghancurkan cerminnya saja!" Shu Yi menghela napas: "Paman Guang, masih belum mengertikah? Ini adalah sugesti psikologis yang sangat kuat. Aku bertanya, setelah mendengar ucapannya, apakah di lubuk hatimu pernah terpikir untuk membunuh cerminanmu sendiri?" Guang Ren tertegun sejenak, lalu mengangguk.
Sebenarnya bukan hanya Guang Ren, bahkan aku pun memiliki pemikiran seperti itu - lebih baik mati daripada membiarkan cerminan diri tetap hidup! Zhen Nanfang dan yang lainnya pun terdiam, karena inilah suara hati setiap orang. Semua paham bahwa hanya boleh ada satu diri yang eksis, entah itu pengguna asli atau hanya cerminan! Tapi saat ini, membedakan orang di sekitar kita apakah mereka pengguna asli atau cermin adalah hal yang mustahil.
Bahkan aku sendiri hanya bisa memastikan bahwa diriku adalah pengguna asli. Bagaimana dengan anggota lain dalam grup kita saat ini? Termasuk Kakek Hu yang sebelumnya paling dekat denganku, aku sudah tidak bisa menjamin keasliannya lagi.
Mu Qi'er mundur selangkah: "Kau bukan Shu Yi. Shu Yi tidak akan gegabah memutuskan untuk membunuh seseorang tanpa menanyakan bagaimana cara membedakan cermin dengan pengguna?" Ekspresi Shu Yi terlihat getir: "Apa lagi yang harus kukatakan agar kalian mengerti? Benar, kami sedang panik mencari cara membedakan pengguna asli dan cerminannya, tapi bukankah ini seperti orang sakit panik mencari pertolongan? Apakah kalian baru puas jika wewenang menentukan hidup-mati kita diserahkan ke tangan musuh bebuyutan?"
Aku tersentak bangun. Shu Yi benar - bagaimana mungkin nasib kita diserahkan ke musuh? Dia jelas tidak akan memberi petunjuk benar. Jika dia sengaja menunjuk kuda sebagai rusa, kita semua akan mati sia-sia! Zhen Nanfang akhirnya mengerti: "Lao Shu benar! Lebih baik kita lambat dalam membedakan daripada menyerahkan nyawa kita secara membabi buta ke musuh!"
Mu Qi'er diam seribu bahasa, matanya menatap tajam ke arah Shu Yi yang juga tak melepas pandangannya. Mungkin ini pertama kalinya mereka berseteru sejak menjadi pasangan. Guang Ren pun ragu, matanya menyapu kami semua: "Jadi kalian mendukung keputusan Shu Yi untuk membunuhnya?"
Mu Qi'er bersikeras: "Aku tidak setuju!" Xiao Hui menyusul: "Aku juga menentang!" Tak ada suara penolakan lain. Shu Yi menghela pasrah: "Baik, lalu solusi kalian apa?" Xiao Hui mendekati Zhuge Fengchu langkah demi langkah: "Aku akan memaksanya membongkar semua rahasia!" Rupanya Xiao Hui berencana menggunakan cara tertentu terhadap Zhuge Fengchu.
"Bocah, ternyata orang Divisi 9 juga bukan besi padat," bisik Huye. Aku diam. Di lubuk hatiku ada kekecewaan, tapi segera kusadari: tidak semua anggota tim kami pasti pengguna asli, pasti ada cermin yang menyusup. Tentu saja tak mungkin solid. Namun aku tak berani gegabah menyimpulkan Mu Qi'er dan Xiao Hui pasti bermasalah. Soal identifikasi, ini benar-benar yang paling membuat pusing.
"Hahaha!" Zhuge Fengchu tertawa terbahak-bahak.
Xiao Hui menghentikan langkahnya. "Apa yang lucu?" Zhuge Fengchu menjawab, "Aku menertawakan kebodohan kalian! Shu Yi ingin membunuh dan menghilangkan saksi. Dengan membunuhku, tak akan ada lagi yang bisa membedakan pengguna asli dan cermin kalian. Itulah efek yang dia inginkan!" Xiao Hui menoleh memandang Shu Yi. Shu Yi tetap diam, ekspresinya tenang dan profesional.
Zhuge Fengchu melanjutkan, "Aku sudah terluka parah. Meski kalian tak bertindak, aku tak akan lama lagi. Bukankah ada pepatah di negerimu: Ucapan orang menjelang ajal itu jujur, kicau burung sebelum mati mengharukan. Dalam kondisiku begini, masihkah kalian kira aku akan membahayakan kalian? Permintaanku cuma satu: bantu aku membunuh cerminku untuk membalas dendam. Menurut kalian, ini permintaan yang berlebihan?"
Harus diakui, Zhuge Fengchu cukup memahami budaya Tiongkok, dan perkataannya sangat memikat. Aku melihat tatapan semua orang tertuju pada Shu Yi. Tapi aku yakin keputusan Shu Yi benar. Jika membiarkan Zhuge Fengchu terus berbicara, kita tak perlu menunggu menghadapi cerminan - situasi berkonflik internal sangat mungkin terjadi saat ini.
Aku berkata: "Jangan dengarkan dia! Dia sebenarnya hanyalah cerminan! Zhuge Fengchu sudah mati sekali, apa bedanya mati lagi? Selama teknologi pembuatan cerminan masih di tangannya, mustahil dia benar-benar mati!" Zhuge Fengchu menatapku dengan sorot mata penuh racun.
Dengan tenang kukatakan: "Lagipula, kita sudah berkali-kali berurusan dengannya. Menurut kalian, bisakah perkataannya dipercaya? Jika kalian anggap kredibel, sebutkan alasannya."
Terjadi perpecahan serius di antara kami. Dengan Shu Yi sebagai garis batas, satu grup terbelah menjadi dua faksi: yang mendukung Shu Yi, dan yang mulai meragukannya - yaitu Guang Ren, Mu Qi'er, Xiao Hui, dan biksu. Situasi sangat genting bagi kami. Begitu terjadi konflik terbuka, meski jumlah mereka sedikit, semua anggota di pihak lawan memiliki daya tempur yang sangat kuat.
Pak Harimau berdehem kecil dua kali: "Para hadirin, dengarkan baik-baik. Perkataan Shu Yi sangat masuk akal. Bahkan menurutku, keributan dalam tim kita sekarang ini juga ada hubungannya dengan hasutan Zhuge Fengchu ini. Tapi baiklah, karena masing-masing punya argumennya sendiri, mari kita dengarkan apa yang akan dikatakannya. Tapi sebelumnya, suruh dia menyerahkan barang itu agar kita bisa memastikan keasliannya."
Guang Ren merampas kotak dari tangan Zhuge Fengchu dan membukanya. Di dalamnya terdapat sebuah perangkat yang dirancang berdasarkan prinsip cermin, ditambah beberapa komponen elektronik. Aku berbisik: "Inikah alat pembuat proyeksi cermin itu?" Zhuge Fengchu menyeringai: "Kalau tidak percaya, silakan coba. Proyeksinya bisa langsung tercipta seketika."
Xiao Hui bertanya: "Bagaimana cara memakai barang ini?" Zhuge Fengchu menjawab: "Arahkan kamera ke seseorang, lalu tekan tombol merah." Xiao Hui mengarahkan kamera ke Zhuge Fengchu dan hendak menekan tombol merah itu. Shu Yi dan Zhen Nanfang berseru serempak: "Jangan!" Xiao Hui berhenti: "Kenapa? Aku cuma mau mencoba!" Zhen Nanfang tersenyum kecut: "Apa kau tidak takut kalau ini ternyata bahan peledak? Kalau meledak, kita semua bisa remuk jadi debu!"
Xiao Hui membalas: "Kalau memang begitu, bukankah dia sendiri juga bisa meledakkannya? Mengapa harus aku yang menekan?" Shu Yi menjelaskan: "Dia tahu kita akan siaga penuh begitu bertemu. Kau salah, kalau dia mau meledakkannya, kesempatan itu tidak akan kita berikan." Xiao Hui menatap Zhen Nanfang yang mengangguk membenarkan.
Shu Yi berkata: "Biarkan aku periksa, jika ada bom seharusnya aku bisa mendeteksinya."
Xiao Hui mundur ke samping. Shu Yi berjalan perlahan mendekati kotak kecil itu dan berjongkok. Alih-alih langsung memeriksa kotak, Shu Yi menatap Zhuge Fengchu. Zhuge Fengchu terlihat tenang, meski sudut matanya berkedut halus. Shu Yi tersenyum sinis, lalu mulai merapikan kabel-kabel yang acak di perangkat dalam kotak itu.
Tak lama kemudian, Shu Yi menghentikan gerakannya.
Mu Qi'er berkata dengan nada mengejek: "Apa ada bom?" Shu Yi menggelengkan kepala, memang tidak ditemukan apa-apa. Zhuge Fengchu menghela napas: "Shu Yi, kita sudah bertarung seumur hidup, aku lelah. Kali ini aku benar-benar ingin membantu kalian. Kau harus percaya padaku!"
Shu Yi menjawab: "Aku tak pernah menggaruk punggung harimau!" Xiao Hui yang memegang kamera itu kembali ragu. Awalnya dia ingin membuat proyeksi cermin Zhuge Fengchu, dan yakin bisa menghancurkan cermin itu seketika. Tapi sekarang dia bimbang. Menciptakan cermin siapapun menurut kami bukan hal baik, meski bisa dibunuh sekalipun, membunuh tetap bukan hal menyenangkan.
Zhen Nanfang berkata: "Xiao Hui, tidak perlu dicoba!" Xiao Hui mengeluarkan suara "Ah": "Mengapa?" Shu Yi menjawab: "Perangkat ini palsu!" Mu Qi'er bertanya: "Bagaimana kamu tahu?" Shu Yi menjelaskan: "Lihatlah ekspresi cemasnya, dia takut kalian mencoba dan kebohongannya terbongkar!" Zhuge Fengchu memang terlihat gugup, tapi dia membela diri: "A-Aku hanya khawatir regenerasi akan menciptakan lebih banyak cermin, nanti tidak bisa dikendalikan."
Shu Yi menanggapi: "Tidak perlu mengkhawatirkan itu!" Dia mengambil kamera dan mengarahkannya ke Zhuge Fengchu, lalu menekan tombol merah. Setelah waktu yang cukup lama, tidak ada reaksi sama sekali. Wajah Zhuge Fengchu tampak kaku, tidak menyangka Shu Yi begitu tegas mengambil tindakan dengan langsung memulai proses pembuatan cermin padanya.
Tapi dia tahu perangkat itu sebenarnya tidak bisa menghasilkan cermin, lalu berkilah: "Generatornya tidak bermasalah, hanya ada satu hal yang belum sepenuhnya kami kuasai - kami tidak bisa memilih lokasi generasi. Mungkin... mungkin tercipta di luar." Shu Yi menatap Mu Qi'er dan Xiao Hui: "Apakah kalian masih percaya pada ucapannya sekarang?"
Xiao Hui mendengus lalu menunjuk Zhuge Fengchu: "Kalau begitu katakan, bagaimana membedakan pengguna dengan cerminnya?" Zhuge Fengchu menjawab: "Sebenarnya tidak ada cara membedakannya. Karena kami sudah mengatasi kelemahan pantulan cermin melalui refleksi kedua. Seperti kalian tahu, citra setelah dua kali pemantulan secara alami tidak berbeda dengan aslinya."
Shu Yi bertanya: "Lalu bagaimana kalian mengendalikan cermin?" Zhuge Fengchu tersenyum kecut: "Ini tidak bisa kujawab, karena seperti yang kau lihat, perangkat itu sama sekali tidak ada di tanganku, melainkan di tangan cerminku. Tapi aku tahu, jika sebelum peningkatan yang hanya melakukan pencitraan sekali, pemikiran cermin masih memiliki cacat, mereka tidak akan memiliki ambisi dan pemikiran macam-macam. Namun setelah pencitraan kedua, pemikiran mereka juga diperkuat dua kali. Mereka memiliki kecerdasan sendiri dan sama sekali tidak bisa dikendalikan lagi oleh kami. Kalau tidak, aku tidak akan berubah menjadi seperti sekarang ini."
