Memikirkan bahwa sebentar lagi akan meninggalkan tempat ini, hati kami diam-diam merasa antusias. Sejujurnya, kami tidak terlalu lama berada di kota bawah tanah ini, namun rasanya seperti bertahun-tahun. Meski antusiasme dalam hati begitu besar, kami tak merasa ringan. Citra cermin Shu Yi telah memberitahu bahwa Zhuge Fengchu pergi membawa citra-citra seluruh anggota tim kami.
Pasti ada konspirasi yang lebih besar di balik tindakannya ini. Shu Yi juga mengatakan, citra cerminnya telah menyampaikan bahwa Zhuge Fengchu takkan membiarkan kami pergi dengan mudah. Bahkan ia telah menyusun rencana matang untuk mengurung kami semua di kota bawah tanah ini. Tentu saja, kota kosong ini takkan ia hancurkan sembarangan - di sini masih ada senjata pamungkasnya: perangkat pembangkit citra cermin.
Namun Zhuge Fengchu tak menyadari, meski ia mengira bisa memanfaatkan citra cermin untuk menyerang kami, kontrol terhadap citra-citra itu mungkin terlalu terburu-buru dalam hal waktu sehingga tidak sempurna. Akibatnya, pola pikir, ide-ide, bahkan standar moral citra-citra itu masih sangat mirip dengan pengguna aslinya. Inilah yang membuat kelompok citra manusia itu mengambil keputusan untuk bertarung mati-matian melindungi kepergian kami.
Andai Zhuge Fengchu tahu bahwa usahanya malah berakibat fatal seperti batu menghantam kaki sendiri, tak terbayang bagaimana perasaannya. Terlebih lagi perangkat pembangkit citra cerminnya bahkan seluruh kota bawah tanah ini akan dihancurkan oleh citra-citra buatannya sendiri!
Aku tercengang oleh kecerdasan Zhuge Fengchu, dan justru karena kecerdasannya itulah ia dengan begitu sombong memberi diri nama Tiongkok ini. Namun bahkan orang paling pintar pun bisa melakukan kesalahan. Rencana menggunakan cermin untuk melawan pengguna awalnya sempurna, secara mental kita jelas bukan tandingan cermin karena tak ada yang berani membunuh diri sendiri, apalagi kita tahu itu benar-benar diri kita.
Tapi dia hanya memikirkan perasaan kita, dan melewatkan fakta bahwa meski manusia cermin adalah replika, mereka tetap manusia hidup-hidup. Otak mereka mewarisi ingatan masa lalu kita, aturan moral mereka juga mirip mengejutkan dengan kita. Begitu dia gagal sepenuhnya menguasai pikiran replika manusia cermin, konsekuensi seperti ini jadi wajar.
Kami menuju pintu keluar yang diintai Li Tie Zui. Di seluruh kota bawah tanah, Li Tie Zui menemukan setidaknya tiga pintu keluar, yang terdekat ada di utara kota. Li Tie Zui berkata: "Di sana ada Formasi Bintang Kelam, sebenarnya itu formasi jiwa. Siapa yang masuk akan melihat berbagai bayangan, bahkan melihat bagaimana diri sendiri mati! Ini menghancurkan keinginan hidup, membuat orang linglung melakukan hal gila."
Xie Yi berkata: "Ini adalah formasi tradisional Yin-Yang Dao. Konon di kuil hantu negara burung menggunakan formasi ini. Karena pemimpin mereka suka menyembah hantu, sekaligus khawatir rakyat negara-negara sekitar yang pernah mereka invasi akan melakukan perusakan, maka dipasanglah formasi ini. Tapi formasi ini tidak sulit dipecahkan. Ini adalah variasi dari formasi Tujuh Bintang Biduk Tiongkok kuno kita."
Zhen Nanfang mengangguk: "Aku mengerti. Bintang gelap yang dimaksud adalah bintang paling redup di rasi Biduk."
Xie Yi tersenyum: "Jadi titik pusatnya ada di sana. Cukup memutus sumber cahaya di titik pusat, seluruh formasi akan kehilangan efeknya." Li Tie Zui membelalakkan matanya. Dia tak menyangka Xie Yi begitu menguasai formasi. "Saudara seperjuangan, tak kulihat sebelumnya!" Xiao Hui mendengus: "Dia sama sepertimu, juga seorang pendeta!" Xie Yi canggung: "Aku ini pendeta palsu, tidak punya sertifikat."
Li Tie Zui buru-buru menimpali: "Kalau mau jadi pendeta sungguhan juga bisa! Asal kau mau, aku bisa menerimamu sebagai murid!" Xie Yi mengernyit: "Lebih baik tidak. Kurasa aku tidak cocok jadi pendeta." Li Tie Zui tak mau menyerah: "Apa salahnya jadi pendeta? Di zaman sekarang justru diminati, apalagi yang benar-benar punya kemampuan. Dihormati orang. Lagipula tidak mengganggu pernikahan atau punya anak."
Xie Yi berkata: "Pendeta Li, terima kasih atas niat baikmu. Jika aku benar-benar ingin menjadi pendeta, aku akan mencarimu lagi!" Li Tie Zui menghela napas. Urusan seperti ini tidak bisa dipaksakan. Ia pun tak bisa berkata lebih banyak. Shu Yi bertanya: "Sebentar lagi sampai?" Li Tie Zui mengangguk: "Dari sini kira-kira kurang dari dua ratus meter."
Tiba-tiba mataku berkunang-kunang. Kulihat rumah-rumah di sekitar kami mulai bergerak, berpindah dengan cepat seolah ingin menghimpit kami menjadi satu gumpalan. Mu Qi'er juga berteriak: "Apa yang terjadi?" Zhen Nanfang menarik tangan Xiao Hui dan melindunginya di belakangnya: "Tutup mata!" Aku tertegun. Apa menutup mata ada gunanya? Bukankah ini menipu diri sendiri?
Zhen Nanfang mengeluarkan Kompas Emas dan berseru: "Gerak fisik, gerak niat, hati tak tergoyah, hentikan!" Jarum yang berputar liar itu langsung berhenti. Bangunan-bangunan di sekitar pun berhenti bergerak seolah tak pernah terjadi apa-apa. Aku bertanya pelan: "Sebenarnya apa yang terjadi?" Li Tie Zui menjawab tenang: "Sepertinya mereka benar-benar tak ingin kita pergi. Jika tebakanku benar, pastilah ahli Yin-Yang Dao yang menunggu kita."
Xie Yi menyeringai: "Ahli Yin-Yang Dao? Aku ingin bertemu, lihat sehebat apa Yin-Yang Dao itu!" Zhen Nanfang tertawa: "Yin-Yang Dao sampah! Paling-paling cuma remah tak berarti."
"Bakayarō!" Suara penuh murka menggema. Dari kegelapan muncul tiga bayangan manusia.
Di bagian tengah berdiri seorang pria paruh baya dengan gaya berpakaian yang aneh, pakaiannya kuno mirip jubah Taoisme Tiongkok namun terkesan samar-samar. Zhen Nanfang berkata dengan tenang: "Sepertinya kau adalah ahli yin-yang si setan kecil itu?" Pria paruh baya itu menjawab dengan sombong: "Aku adalah Abe Eimei dari keluarga aristokrat Abe!" Zhen Nanfang menanggapi: "Abe Eimei? Tak pernah kudengar, yang kukenal hanya Abe no Seimei. Tapi bahkan seandainya Abe no Seimei bangkit dari peti matinya, dia takkan bisa berbuat apa-apa di hadapan kami!"
Abe no Seimei adalah kebanggaan keluarga Abe. Posisi terhormat keluarga Abe di Jepang seluruhnya berkat berkahnya.
Abe Eimei mendengar penghinaan Zhen Nanfang terhadap leluhurnya. Dengan mengaum ia berseru: "Baik! Nasib kalian sudah pasti!" Begitu ucapannya selesai, tubuhnya kembali menyatu dengan kegelapan.
Tiba-tiba kami terjerembab dalam kegelapan. Senter di tangan kami pun kehilangan cahayanya. Kurasakan hawa dingin yang ekstrem, dingin yin yang menusuk tulang bagai terperangkap di neraka.
Kemudian telingaku mendengar suara-suara kacau yang hanya pernah kudengar di film-film: rintihan dan lolongan hantu. Kulihat kilatan cahaya hijau di sekeliling, persis seperti mata serigala yang kusaksikan di kegelapan gurun malam itu.
Aku mendengar suara Hu Ye di sampingku: "Hantu, itu hantu!" Suaranya gemetar. Secara logika, seorang senior seharusnya sudah banyak melihat dunia. Meski berada di sarang serigala pun tak pernah terlihat panik seperti ini. Benarkah ada hantu di dunia ini? Meski pernah melihat jiwa hidup, tapi itu masih manusia. Suara yang kudengar sekarang benar-benar teriakan hantu.
Shu Yi berkata: "Jangan panik! Nanfang, Xie Yi, Daozhang Li, kuserahkan padamu!" Li Tie Zui berseru: "Ribuan Hantu Berkeliaran Malam!" Hatiku berdebar: "Ribuan Hantu Berkeliaran Malam?" Pernah kudengar cerita saat guru Shu Yi, Zhu Yi, dan Biksu Senior Zeng Zecheng bertemu ahli yin-yang Jepang dulu. Saat itu ahli yin-yang menggunakan jurus "Hantu Kanan Berkeliaran".
Konon Biksu Senior Zeng butuh usaha sangat besar untuk mengatasinya. Kali ini kami malah bertemu dengan ini. Aku khawatir apakah Zhen Nanfang dan kawan-kawan bisa menyelesaikannya!
"Roh gentayangan, pintu langit terbuka, pintu bumi terbuka, ribuan hantu tunduk pada mantra, segera kembali ke pintu gerbang kematian. Perintah mendesak!" Li Tie Zui mengucapkan mantra sambil melukis jimat di udara. Ajaibnya, jejak emas muncul di setiap gerakan tangannya. Zhen Nanfang berdecak kagum: "Jimat Wan Ling ini benar-benar dahsyat!"
Melihat Li Tie Zui menggambar jimat berwarna emas yang berkumpul di udara, ia mengangkat tangan dan melemparkannya dengan cepat ke arah hantu-hantu jahat itu. Aku mendengar teriakan mengerikan para hantu. "Bruuum!" Jimat dari kilau emas itu meledak, cahayanya memperlihatkan puluhan hantu gentayangan. Ledakan itu menjatuhkan sekelompok kecil mereka!
Tapi itu hanya sebagian kecil. Suara hantu bergema di segala penjuru. Zhen Nanfang berseru: "Jangan panik! Tenang, selama kami di sini, mereka takkan bisa melukaimu!" Xie Yi berteriak: "Langit-bumi tak terbatas, yin-yang meminjam mantra, Tai Shang Lao Jun segera patuhi perintah, sambut api langit!" Terlihat bola api raksasa muncul di kedua tangan Xie Yi dan dilemparkan ke arah lain.
Di tangan Zhen Nanfang muncul pisau pendek. Aku mengenali pisau terkutuk yang pernah mereka bicarakan. Pisau itu memancarkan cahaya biru pucat yang membuatnya terlihat semakin mengerikan.
Zhen Nanfang mengayunkan pisau pendeknya. Li Tie Zui terus-menerus melepaskan Jimat Wan Ling. Api langit Xie Yi juga menciptakan kekacauan di antara lautan hantu. Aku mendengar Shu Yi berbisik: "Paman Guang, biksu, kita bertiga harus menghabisi Anbei Yingming! Kalau tidak, Nanfang dan yang lain mungkin tak bisa bertahan lama. Cukup bunuh dalang di belakang layar, para hantu kecil ini akan hancur sendiri!"
Kenapa aku tidak berpikir begitu dari tadi? Ini jelas-jelas prinsip "tangkap maling ambil rajanya".
Hanya terdengar Shu Yi dan ketiga orangnya pergi, sisa anggota kami berkumpul. Li Tie Zui berpesan agar kami harus siap serang. Meski kami membawa senjata, persenjataan modern kurang efektif melawan makhluk halus ini, malah mudah menarik perhatian dendam mereka sehingga menyulitkan upaya perlindungan mereka terhadap kami.
Rasa ketakutan kami sudah berkurang dibanding saat pertama bertemu ratusan hantu. Mungkin karena sudah beradaptasi dan terbiasa dengan situasi selevel ini. Tapi di lubuk hati, kami lebih mengkhawatirkan apakah Shu Yi cs bisa mengalahkan Abe Eimei. Bagaimanapun, Abe Eimei adalah ahli yin-yang terbaik dari keluarga Abe yang sudah puluhan tahun mendalami ilmu gaib.
Kukira mereka sedang memusatkan energi untuk mengendalikan ratusan hantu, semoga tidak menyadari serangan mendadak Shu Yi. Jika tidak, konsekuensinya akan sangat mengerikan.
Zhen Nanfang dan kawan-kawannya mulai terdesak. Disebut ratusan hantu, tapi jumlahnya jelas lebih dari itu. Aku heran dari mana datangnya begitu banyak arwah penasaran. Tapi setelah kupikir-pikir, wajar saja - kota bawah tanah ini sudah ada sejak lama, tentu banyak jiwa-jiwa tak tenang yang tertinggal di sini.
Xiao Hui berkata tegas: "Tidak bisa! Aku harus membantu Shu Yi!" Mu Qi'er menarik tangannya: "Shu Yi meminta kita menunggu di sini. Di luar sana penuh hantu, kau pergi sekarang sama saja bunuh diri. Pengorbanan seperti itu tidak ada gunanya."
