Ximen Wuwang dan Jin Dahai tiba di safe house sekitar pukul empat sore. Shu Yi memerintahkan mereka tinggal di sana dengan misi menjamin keamanan Ma Xiaochao. Tentu saja, Shu Yi juga berpesan: tanpa persetujuannya, tak boleh ada yang mendekati Ma Xiaochao—kecuali Jiguang dan Fu Datong yang bebas dari batasan ini.
Setelah Ximen Wuwang dan rombongan tiba, barulah Shu Yi dan Mu Qi'er meninggalkan tempat itu.
Saat kembali ke hotel, pelayan resepsionis memanggil Shu Yi: ada kertas yang ditinggalkan untuknya. Shu Yi mengambil dan membaca tulisan tangan Nie Ziyu yang sudah familier itu: “Traktir aku kopi.” Senyum mengembang di wajahnya.
Shu Yi menyodorkan kertas itu ke Mu Qi'er. “Nona kecil ini cukup unik,” ujar Mu Qi'er sambil tersenyum. “Bukankah kau bilang dia terlalu dewasa dini, bahkan berusaha tampil sexy di hadapanmu?” Shu Yi batuk kecil: “Nona kecil? Sekarang kita bahkan tak tahu gender aslinya. Bisa jadi ini cuma Zhuge Fengchu yang menyamar dengan kulit wanita?”
Mu Qi'er menarik kembali senyumannya: "Katakan, apakah benar ada kemungkinan seperti ini, bahwa dia adalah jiwa Zhuge Fengchu yang merasuki tubuh?" Setelah masuk ke kamar, Shu Yi duduk di sofa, kedua tangannya mengulek pelipisnya: "Kerasukan jiwa, kerasukan jiwa... Jujur saja, sejak kejadian pengambilalihan tubuh oleh Zhuge Fengchu, kemunculan replika cermin hingga kerasukan jiwa sekarang ini, aku benar-benar merasa sangat lelah dan tak berdaya!"
Mu Qi'er tahu Shu Yi sedang berkata jujur. Menghadapi musuh bebuyutan yang kuat seperti Zhuge Fengchu, tak seorang pun akan merasa santai. Ia berdiri di belakang Shu Yi, dengan lembut membantu mengulek: "Awalnya kukira kita bisa menjalani kehidupan yang tenang dan damai, tapi ternyata kita memang berpredikat nasib kerja keras." Shu Yi tersenyum kecut: "Jika bukan karena wilayah Selatan, mungkin aku benar-benar tidak akan keluar lagi."
Mu Qi'er menghela napas: "Jangan bicara seperti itu. Bukankah aku paling mengenalimu? Selama ada urusan besar yang terjadi, selama Guru atau bahkan Kepala Lu dan Yan Bu memberikan panggilan, kau pasti langsung tidak bisa diam. Pada dasarnya, kepentingan kerajaan selalu di urutan pertama bagimu." Shu Yi menepuk-nepuk tangan sang istri dengan lembut: "Rupanya kau memang masih mengenaliku!"
Mu Qi'er berkata dengan tenang: "Sudah bertahun-tahun ini, kita bisa dibilang pasangan tua. Jika aku masih belum mengenalmu, berarti aku tidak pantas menjadi istrimu." Shu Yi menjawab: "Terima kasih. Aku khawatir kau menyimpan dendam, selama ini sungguh tidak adil padamu!" Mu Qi'er menggeleng: "Tidak bisa dibilang tidak adil. Sebenarnya bisa bersamamu, dan memiliki misi bersama, itu sudah merupakan berkah."
Mu Qi'er duduk di samping Shu Yi. Shu Yi memeluk pinggangnya: "Setelah misi ini berakhir, kita akan pulang ke Lijiang. Tidak akan ikut campur urusan ini lagi." Mu Qi'er bersandar di pelukannya: "Sudahlah, aku sudah terbiasa dengan kehidupan seperti ini. Lagipula, dibandingkan banyak pasangan yang tidak bisa bersama setiap hari, kita jauh lebih beruntung, bukan?"
Shu Yi tidak berkata lagi.
Mu Qi'er bertanya: "Kapan kau berencana mengajak si gadis cantik kita minum kopi?" Shu Yi menoleh: "Kenapa aku mencium bau cemburu?" Mu Qi'er menyeringai: "Hah, jangan sok! Masa aku cemburu pada anak kemarin sore?" Shu Yi berkata: "Setelah makan malam akan kujemput dia." Mu Qi'er menggeleng: "Lebih baik ajak dia makan malam bersama. Lebih banyak kontak akan menguntungkan, bisa menyelidiki latar belakangnya lebih dalam."
Shu Yi berpikir sejenak lalu berkata: "Baiklah, kalau begitu makan malam kau hadapi sendiri saja. Atau kau pergi ke safe house bersama Ximen dan yang lain!" Mu Qi'er menjawab: "Tidak perlu, di hotel saja dengan santapan sederhana. Aku mau istirahat lebih awal, jangan urusiku."
Shu Yi baru mengeluarkan telepon dan menghubungi Nie Ziyu.
"Makan malam bersama yuk!" Shu Yi langsung ke inti percakapan. Nie Ziyu berkata: "Ketemu di Warung Masakan Pedas, tahu lokasinya?" Shu Yi menjawab: "Tidak." Nie Ziyu berkata: "Di tengah Jalan Tonghai, tanya saja pasti tahu." Nie Ziyu menutup telepon.
Sebenarnya tempat itu mudah ditemukan. Shu Yi sama sekali tidak bertanya karena tak lama setelah mobilnya masuk Jalan Tonghai, terlihatlah ikon besar di pinggir jalan. Setelah memarkir mobil, Shu Yi mengeluarkan HP dan mencoba menelepon lagi, namun panggilan ditolak. Sebuah suara terdengar dari belakang: "Ayo masuk!" Nie Ziyu merangkul lengan Shu Yi.
Shu Yi tersenyum pasrah lalu membawanya masuk ke restoran.
Nie Ziyu yang memilih menu, tampaknya dia sangat familiar dengan tempat ini, mungkin pelanggan tetap.
Setelah memesan, Nie Ziyu bertanya: "Ini masakan Qianzhou. Kau cukup lama tinggal di Qianzhou, pasti sudah terbiasa?" Shu Yi menjawab: "Cukup. Masakan Qianzhou dan Sichuan sama-sama bisa kumakan." Nie Ziyu berkata: "Kedua masakan itu memang berbasis cabai. Tapi makan pedas itu baik, bisa meningkatkan imunitas tubuh."
Shu Yi menyalakan rokok dan berkata: "Kenapa tiba-tiba mau mengajakku minum kopi?" Nie Ziyu tersenyum: "Kenapa? Tidak suka diberi kesempatan mendekati gadis cantik muda?" Shu Yi mencibir: "Kau paling cuma anak kecil, aku tidak tertarik mengagumi kecantikan anak-anak!"
"Oh? Menurutmu bagian mana yang masih kecil?" Nie Ziyu sengaja membusungkan dada. Sejujurnya, payudaranya tidak kalah dari perempuan dewasa. Shu Yi batuk dua kali: "Umurmu baru tiga belas tahun." Nie Ziyu tertawa: "Sebenarnya pria tua sepertimu kadang cukup menarik."
Shu Yi mengerutkan alis: "Aku mengerti. Kau bukan siapa-siapa, kau adalah dirimu sendiri!" Nie Ziyu tertegun sejenak, lalu tertawa lagi: "Oh? Kau akhirnya paham?" Shu Yi mengangguk. Nie Ziyu menghilangkan senyumannya dan menghela napas: "Tak kusangka tidak bisa mengelabui matamu." Shu Yi tersenyum tipis: "Katakan, siapa orang sakti di belakangmu?" Nie Ziyu menatap Shu Yi sambil menggigit bibir: "Aku tidak bisa bicara. Aku berjanji padanya tidak akan membocorkan sebelum kasus ini tuntas diselidiki."
Makanan tiba. Mereka makan dalam diam. Setelah lama, Nie Ziyu berbisik: "Tidakkah kau ingin tahu mengapa aku buru-buru mencarimu?" Shu Yi berkata tenang: "Jika kau mau memberitahu, kau akan bicara tanpa kutanya. Jika tidak mau, bertanya pun percuma."
Nie Ziyu meletakkan sumpitnya: "Istri Anda sangat cantik, bagaikan peri suci yang tak terikat oleh kebutuhan duniawi." Shu Yi juga meletakkan sumpitnya: "Sebenarnya kau juga cantik, hanya saja hatimu terlalu dipenuhi berbagai urusan. Di usiamu yang sekarang seharusnya masa-masa tanpa beban." Nie Ziyu mengangguk: "Mungkin kau benar, tapi peristiwa yang menimpa keluarga Nie kali ini telah mengubah hidupku."
Shu Yi menatapnya: "Sejak setahun lalu kau sudah berubah, apakah karena eksperimen jiwa yang disebut-sebut itu?" Nie Ziyu menjawab: "Ya. Saat itu usiaku dua belas tahun, tapi aku bukan anak kecil yang tak mengerti apa-apa. Kau tahu, kecerdasanku sangat tinggi, dan usia mentalku jauh melampaui usia sebenarnya."
"Jiwa ayahmu yang merasuki tubuh bukanlah kebetulan, tapi sesuatu yang niscaya." Shu Yi berkata. Nie Ziyu menghela napas: "Hal mistis seperti ini mana mungkin kebetulan? Hanya saja ia sendiri pasti tak menyangka akan merasuki tubuh perempuan. Tapi seumur hidupnya ia sudah cukup beruntung, mencoba menjadi lelaki maupun wanita."
Shu Yi menangkap nada tidak hormat Ziyu terhadap Nie Changsheng: "Kurasa kau punya kekecewaan besar padanya?" Nie Ziyu menyeringai: "Aku? Tidak ada kekecewaan. Seperti katamu, aku hanya anak tiga belas tahun! Yang benar-benar membenci adalah Ziqing - bukan sekadar kecewa, tapi kebencian mendalam!" Shu Yi mengucapkan "Oh", Nie Ziyu melanjutkan: "Kau pasti sudah tahu Ziqing bukan putri kandung Nie Changsheng, kan?"
Shu Yi menjawab: "Aku tahu ini, kudengar dia hanya anak angkat!" Nie Ziyu berkata dengan tenang: "Nie Changsheng selalu baik pada Nie Ziqing, memperlakukannya seperti putri kandung sendiri." Shu Yi bertanya: "Maksudmu kebaikan Nie Changsheng pada Nie Ziqing ada alasannya?" Nie Ziyu menggigit bibir: "Nie Changsheng itu bukan manusia, tapi binatang!" Shu Yi mengerutkan alis: "Apa dia melakukan sesuatu pada Nie Ziqing?"
Wajah Nie Ziyu dipenuhi kebencian: "Dia melanggar kakak Ziqing, bahkan menipu kakak Ziqing dengan janji kompensasi. Tapi saat dia mati, nama kakak bahkan tidak disebut dalam surat wasiat!" Shu Yi mendengarkan dalam diam. Meski sudah menduga kemungkinan hubungan antara Nie Changsheng dan Nie Ziqing, mendengar pengakuan Nie Ziyu langsung membuat hatinya mendidih.
Nie Ziyu melanjutkan: "Kakak Ziqing tetap menolak mengakui Gao Yang sebagai reinkarnasi jiwa Nie Changsheng. Dia sudah menyuap pengacara untuk mengalokasikan harta keluarga. Jika keluarga Nie mengakui Gao Yang sebagai Nie Changsheng, keraguan atas surat wasiat akan mempermalukan posisi kakak Ziqing."
Shu Yi bertanya: "Mengapa ibumu dan kedua kakakmu percaya pada reinkarnasi jiwa Nie Changsheng?" Nie Ziyu tersenyum sinis: "Karena surat wasiat itu menguntungkan mereka semua, terutama ibuku yang mendapat bagian terbesar!" Shu Yi berkata: "Kedengarannya kau sangat simpati pada Nie Ziqing, tapi meremehkan ibumu sendiri."
Nie Ziyu berkata: "Inilah tujuan aku memanggilmu hari ini. Ada satu hal yang selama ini tidak tahu apakah harus kuberitahukan atau tidak. Akhirnya, tekadku sudah bulat." Shu Yi diam seribu sambil menatap Nie Ziyu. Nie Ziyu melanjutkan: "Eksperimen Jiwa itu sejak awal menjadi tanggung jawab ibuku. Coba pikir, kalau bukan ibuku, mungkinkah Nie Changsheng bisa merasuki jiwa?"
Kabar ini kembali mengejutkan. Shu Yi tak menyangka Su Man ternyata penanggung jawab Eksperimen Jiwa. Selama ini ia mengira Nie Changsheng-lah yang langsung mengendalikan proyek itu. Yang lebih membingungkannya, kenapa Nie Ziyu justru membelot dan memihak Nie Ziqing.
Nie Ziyu meneruskan: "Aku membenci ibuku! Dia tahu persis perbuatan Nie Changsheng terhadap kakak Ziqing. Aku sadar si mesum tua itu hanya menungguiku dewasa. Setiap kali kulihat ambisi di sorot matanya, rasanya ingin sekali kuhabisi nyawanya dengan tanganku sendiri!"
