Paman Feng tidak menyangka Shu Yi benar-benar menelepon memanggil petugas pemadam untuk berkoordinasi dalam operasi. Meski sebelumnya dia sudah memastikan bahwa Shu Yi dan Ximen Wuwang bukan benar-benar staf kantor cabang, tapi sekarang dia tak mungkin lagi naif mengira ini hanya sandiwara untuk mengintimidasi mereka. Jika Shu Yi benar mampu memanggil polisi pemadam hanya dengan satu telepon, maka kekuatan di balik mereka sudah di luar kemampuannya untuk dilawan.
Shu Yi memandang tenang ke arah Paman Feng: "Baik, kita akan inspeksi setelah petugas pemadam datang. Tapi karena semuanya harus sesuai prosedur resmi, mulai saat ini kalian dilarang meninggalkan tempat ini atau menghubungi pihak luar." Ah Xiang protes: "Berdasarkan apa? Kalian cuma memeriksa keselamatan, apa hak kalian membatasi kebebasan kami? Kami bukan penjahat!"
Ximen Wuwang tersenyum sambil berkata: "Saudara muda, lebih baik kooperatif dengan pekerjaan kami. Kalau tidak, kami tak segan menggunakan tindakan paksa!" Ah Xiang membentak: "Aku tidak percaya kalian berani..." Paman Feng membentaknya: "Ah Xiang, diam!" Sikap tegas Shu Yi membuatnya cemas. Ia menutup mata lalu berbisik: "Tuan, meski saya tahu kalian bukan dari kantor cabang, tapi saya yakin kalian orang berwenang. Kami hanya karyawan biasa. Karena itu saya mau mengajukan permohonan..."
Shu Yi berkata: "Permintaan apa?" Paman Feng menjawab: "Aku mau menelepon bos kami." Shu Yi bertanya: "Siapa bos kalian?" Paman Feng menatap Shu Yi dengan bingung: "Apa kau tidak tahu ini adalah gudang Keluarga Nie?" Shu Yi berkata tenang: "Oh? Benarkah?" Paman Feng mulai lagi dengan sombong: "Tuan, kau bukan orang sini ya? Masak tidak tahu, Keluarga Nie di Nanhai punya harta dan pengaruh besar, jadi..."
Shu Yi tersenyum: "Punya harta dan pengaruh? Kukira kau akan bilang Keluarga Nie bisa mengendalikan situasi dengan mudah di Nanhai! Katakan, bosmu siapa dari Keluarga Nie?" Mendengar ini, Paman Feng yang awalnya angkuh langsung menciut, rupanya mereka sama sekali tidak menganggap Keluarga Nie. Paman Feng menghela napas: "Nie Zifeng!"
Shu Yi berkata: "Kau boleh meneleponnya, tapi harus di depan kami."
Paman Feng mengeluarkan HP dan menelepon Nie Zifeng: "Bos Nie, ada orang mau menggeledah ruang kargo bawah tanah kita. Katanya inspeksi keselamatan kebakaran. Anehnya, mereka mengaku dari kantor cabang, tapi saat kuhubungi kantor cabang tidak ada info ini. Ya, ya, aku mengerti!" Paman Feng menutup telepon, wajahnya bersinar kembali. Rupanya Nie Zifeng memberinya suntikan adrenalin lewat telepon.
Ia menatap Shu Yi, sorot matanya penuh provokatif!
Shu Yi hanya tersenyum, sama sekali tidak menganggap provokasinya. Ia melirik jam, memperkirakan tim pemadam kebakaran baru bisa tiba dalam sepuluh atau dua puluh menit. Kepada Paman Feng dia berkata: "Kita jangan berdiri di halaman terus, masuk ke kantor kalian saja!" Paman Feng dengan ramah menjawab: "Silakan!"
Dua pemuda itu ikut Paman Feng bersama Shu Yi dan Ximen Wuwang masuk ke kantor. Tanpa menunggu ajakan, Shu Yi langsung duduk di sofa dengan natural. Sorot mata A Xiang penuh permusuhan, satu tangannya terus berada di belakang. Shu Yi menduga seharusnya menyembunyikan pistol di pinggang.
Tentu saja ini sama sekali tidak mengancam Shu Yi dan Ximen Wuwang. Justru mereka berharap si pemuda ini bergerak - jika berani membuat gerakan ceroboh, Shu Yi punya setidaknya dua puluh metode untuk menahan dia, bahkan langsung mencabut nyawa kecilnya.
Tak lama kemudian suara sirene terdengar di pintu. Sekelompok polisi langsung menerobos masuk ke ruang kargo, lalu menuju ke arah kantor.
Nie Ziqing di mobil luar khawatir bertanya kepada Jin Dahai: "Ini polisi dari kantor polisi dermaga. Apa mereka tidak apa-apa?" Jin Dahai tersenyum tipis: "Tenang saja. Polisi sekelas mereka tidak akan bisa membuat keonaran. Urusan sebesar apapun, selama Shu Yi dan kawan-kawan menunjukkan identitas, polisi ini pasti tidak berani menyulitkan."
Tujuh delapan polisi memasuki kantor Paman Feng. Pemimpin kelompok itu sama sekali tidak memandangi Shu Yi dan Ximen, langsung menatap Paman Feng: "Lao Feng, apa yang sebenarnya terjadi?" Paman Feng menjawab: "Mereka berdua berpura-pura sebagai staf kantor cabang, mengaku akan melakukan inspeksi pemadam kebakaran di sini. Awalnya aku tidak tahu mereka palsu, pikir biarlah diperiksa. Aku bekerja sama mempersilakan Ah Xiang mengantar mereka berkeliling. Tapi kemudian setelah menghubungi kantor cabang, ternyata mereka tidak tahu menahu tentang ini."
Pemimpin kelompok itu adalah Wakil Kepala Polisi Kantor Polisi Dermaga Guan Shan. Setelah mendengar penjelasan Paman Feng, barulah ia menoleh ke Shu Yi dan Ximen Wuwang: "Kalian ini sebenarnya siapa?" Shu Yi tetap duduk tak bergerak: "Kalian sendiri siapa?" Guan Shan langsung murka. Dermaga ini adalah wilayah kerjanya sendiri. Siapa di sini yang tidak mengenal Guan Shan? Bahkan reputasi kepala polisi pun mungkin tak sebesar dirinya.
Seorang polisi muda bawahannya berseru: "Kepala Guan sedang bertanya pada kalian! Cepat berdiri dan jawab! Apa kalian cari masalah?" Langsung melangkah mendekat dengan wajah garang bak hendak menerkam. Guan Shan tidak menghentikannya, wajahnya dihiasi senyum sinis. Hati Paman Feng menjadi tenang. Dengan kehadiran Guan Shan dan kawan-kawan, mustahil Shu Yi dan yang lain bisa memeriksa ruang bawah tanah.
Polisi muda itu sudah sampai di depan Shu Yi. Ximen Wuwang tiba-tiba berdiri menghadang: "Kau mau apa?" Polisi muda itu berseru: "Dasar brengsek berani menyerang polisi?" Sambil berkata demikian, dia menyemburkan pukulan ke arah wajah Ximen Wuwang. Namun mana mungkin dia bisa menandingi Ximen Wuwang yang selama ini mengikuti Shu Yi dan mengalami kemajuan besar dalam kemampuan bertarung. Ximen Wuwang hanya mundur selangkah lalu menyepak perut polisi muda itu!
Wajah Guan Shan berubah pucat. Bukan hanya menyerang polisi, tindakan ini bahkan dilakukan di depan banyak anak buahnya. Guan Shan murka: "Ayo! Bawa mereka semua kembali!" Beberapa polisi mulai bergerak untuk menangkap. Shu Yi berkata tenang: "Kepala Polisi Guan? Saya menyarankanmu jangan impulsif. Sebelum bertindak, lebih baik kau pahami situasi sebenarnya. Tidak semua orang bisa kau ganggu, tidak semua urusan bisa kau ikut campuri. Sebelum melakukan sesuatu, pikirkan baik-baik identitasmu sebagai penegak hukum!"
Dari diri Shu Yi terpancar semangat kepemimpinan yang hanya dimiliki penguasa sejati. Guan Shan mulai merasakan firasat buruk - kali ini bisa-bisa menendang batu sandungan! Dia panik berteriak: "Tunggu!" Baru kemudian anak buahnya berhenti dan mundur ke sampingnya.
Guan Shan bertanya: "Kalian sebenarnya siapa? Mengapa membuat keributan di sini? Kami datang karena ada laporan dari pemilik properti. Kami dari kantor polisi dermaga, saya Wakil Kepala Polisi Guan Shan. Seperti kau tahu, gudang ini berada di wilayah tugas kami. Kami berkewajiban melindungi mereka. Sebelum mengetahui latar belakang kalian, tidak salah kan saya bertindak seperti ini?"
Argumen Guan Shan cukup masuk akal, meski terkesan berselubung kemuliaan. Shu Yi mengangguk, lalu memberikan kode mata ke Ximen Wuwang. Ximen Wuwang baru melangkah mendekati Guan Shan: "Ikut saya keluar, akan saya beri tahu identitas kami!" Guan Shan ragu-ragu. Di lubuk hatinya, bayang-bayang ketakutan muncul sejak melihat aksi Ximen Wuwang tadi. Meski sebagai wakil kepala polisi, selama ini terbiasa dihormati dan tubuhnya sudah gemuk berlemak. Jika benar-benar bentrok, jelas dia bukan tandingan lawan.
Ximen Wuwang tersenyum: "Kepala Guan, tidak ingin tahu siapa kami sebenarnya?" Guan Shan ragu: "Tidak bisa dijelaskan di sini?" Ximen Wuwang menarik senyumnya dan menjadi serius: "Tidak bisa." Guan Shan memantapkan hati. Dia harus tahu identitas orang itu. Jika tidak, tindakannya bisa seperti menyepak besi panas - jabatan wakil kepala polisinya akan dicabut. Tak perlu mempertaruhkan mata pencaharian demi keluarga Nie.
Dia mengangguk: "Baik, saya ikut kau keluar."
Kedua orang baru pergi sebentar, sudah kembali ke kantor. Ekspresi Guan Shan terlihat aneh. Paman Feng sudah menyadari, setelah masuk Guan Shan malah seperti takut pada Shu Yi dan Ximen Wuwang. Shu Yi tersenyum berkata pada Guan Shan: "Kepala Polisi Guan, sekarang kau tahu kan?" Keringat mengucur di dahi Guan Shan. Sambil mengusap ia tersenyum kecut: "Tahu, tahu! Kalau ini cuma salah paham, berarti kami tidak perlu di sini lagi. Boleh kami mundur?"
Shu Yi menatap si licik tua ini, mana mungkin membiarkannya lepas tangan. Dari sikapnya, biasanya pasti sering menerima keuntungan dari Keluarga Nie. Respons polisi cepat sekali. Shu Yi menggeleng: "Jangan buru-buru pulang. Sudah datang, ikut kami periksa sistem pemadam kebakaran di sini. Selain itu, aku curiga tubuh A Xiang membawa senjata terlarang - entah pisau atau tombak. Kepala Guan, tolong periksa bersama anak buahmu. Aku merasa tidak aman!"
Guan Shan kaget mendengarnya. Ia menatap A Xiang yang sudah pucat pasi. Guan Shan yakin perkataan Shu Yi pasti benar, kalau tidak A Xiang tidak akan sampai ketakutan begini. Di lubuk hati Guan Shan sangat menyesal: Buat apa ikut campur urusan berbahaya ini? Sekarang kalau A Xiang dan gudang memang bermasalah, berarti aku sudah menghina keluarga Nie habis-habisan. Mereka kan sumber rejeki dan sandaran hidupku!
Tapi kemudian ia berpikir, karena Badan Intelijen sudah mengawasi Keluarga Nie, mungkinkah mereka masih bisa hidup tenang? Begitu Keluarga Nie tumbang, mereka tak akan berarti lagi. Sedangkan dirinya, selama masih berada di posisi ini, pasti masih akan ada "Dewa Kekayaan" lain yang mendekati. Saat ini yang terpenting adalah menunjukkan performa, memutus hubungan dengan Keluarga Nie!
Wajah Guan Shan muram. Ia berkata pada bawahannya: "Geledah! Periksa setiap orang! Waspada kalau mereka membawa senjata!" Perkataannya ini membuat semua polisi menjadi cemas. Mereka tentu tahu, para preman dunia luar ini, terutama yang bergerak di bidang penyelundupan lewat laut, pasti membawa perlengkapan. Serentak mereka mengeluarkan senjata, mengarahkannya ke Paman Feng dan dua rekannya: "Jangan bergerak! Angkat tangan ke atas kepala!"
Tiba-tiba, A Xiang mengeluarkan pistol dan menembak seorang polisi di bahu. Namun seketika itu juga, pandangannya berkunang-kunang. Senjatanya direbut oleh Shu Yi yang tiba-tiba sudah berdiri di hadapannya, kini mengarahkan pistol itu ke dahinya.
