Sepuluh menit kemudian, telepon Lu Yilei kembali: "Shu Yi, apa kau yakin tentang ini?" Shu Yi tersenyum kecut. Dia tidak bisa memastikan, jangan-jangan Gao Yang Si Sinting ini sedang berbohong. Melihat Shu Yi diam, Lu Yilei menghela napas: "Karena kau yakin, aku tidak bisa memberikan bantuan lebih. Dukungan juga terbatas, sebab tidak boleh memicu kepanikan massal atau mengganggu proses pembentukan Kota Pulau Nanjiao."
Lu Yilei berhenti sejenak: "Kau paham maksudku?" Shu Yi berkata tenang: "Saya mengerti. Artinya sekalipun ini benar, penyelesaian harus dalam lingkup terbatas dengan mengandalkan kemampuan kita sendiri." Lu Yilei membenarkan: "Ya. Paling-paling aku bisa kirim beberapa orang tambahan." Shu Yi menolak: "Tidak perlu. Akan kucari solusi. Tapi data yang kuminta..."
Lu Yilei menjawab: "Data akan segera kusuruh orang kirimkan padamu, tapi hanya untuk internal Divisi 9-mu sendiri, mengerti?" Shu Yi menyahut: "Terima kasih!" Lu Yilei melanjutkan: "Selain itu, aku akan segera mengirim pakar nuklir ke sana. Dia yang akan bertanggung jawab membongkar nuklir. Jika kasus ini terbukti, kau berhak mengerahkan Korps Marinir Laut Selatan untuk mendukung operasimu, dengan syarat kau harus benar-benar memastikan kebenaran kasus ini. Masalah pengiriman timmu ke Pulau Nanjiao, dalam setengah jam lagi Angkatan Laut akan menghubungimu."
Setelah menutup telepon, Shu Yi tiba-tiba merasa dirinya tak berdaya. Bahkan terpikir olehnya, andai kasus ini dari awal diserahkan ke Badan Kontra-Teror mungkin akan lebih baik. Tapi sekarang semuanya sudah terlambat. Dirinya bagaikan penunggang harimau. Shu Yi memanggil Xiao Sheng dan Xiao Hui: "Tutup pintunya! Ada misi untuk kalian berdua." Melihat raut wajah serius Shu Yi, Xiao Sheng bertanya pelan: "Pak Shu, apakah ada masalah baru lagi?"
Shu Yi mengangguk: "Kalian berdua bersiaplah. Bawa beberapa orang ke Pulau Nanjiao!" Xiao Hui bingung: "Ke Pulau Nanjiao? Untuk apa?" Baru kemudian Shu Yi menjelaskan ancaman nuklir yang mungkin ada di sana. Xiao Sheng dan Xiao Hui yang paham bahaya senjata itu langsung berubah pucat. Shu Yi berkata tenang: "Ada pertanyaan?"
Kedua orang menjawab: "Tidak!" Shu Yi mengangguk: "Waktu kita tidak banyak, jadi kalian harus mempercepat waktu. Jika menemukan sesuatu jangan gegabah, laporkan dulu padaku. Aku akan bawa pakar nuklir ke pulau untuk menyelesaikan. Tentu saja, aku harap hasil pencarianmu tidak ada nuklir sama sekali! Lakukan dengan sungguh-sungguh, kasus ini sangat krusial, tidak boleh ada unsur permainan anak-anak."
Xiao Sheng berkata: "Pak Shu, tenang saja. Kami jamin misi selesai!" Shu Yi mengingatkan lagi: "Jaga kerahasiaan. Jika informasi bocor, akan memicu kepanikan masyarakat. Besok adalah hari peresmian Kota Nanjiao, ini acara besar. Jangan sampai proses ini terganggu karena kita! Kita harus pastikan peresmian Kota Nanjiao berjalan lancar, karena ini memiliki arti penting bagi politik dan militer Tiongkok!"
Saat Shu Yi menerima data tentang konsentrasi pasukan dari Lu Yilei via HP, telepon dari Angkatan Laut masuk: "Jenderal Shu, saya Shen Zhenshan, Kepala Staf Distrik Nanjiao. Lao Lu bilang ada beberapa orang yang mau ke pulau. Tolong mereka naik kapal di Pelabuhan Militer Daguan 30 menit lagi menggunakan kapal perang pengawal laut Donghai!" Shu Yi menjawab: "Terima kasih Kepala Staf. Aku akan segera perintahkan mereka berangkat."
Xiao Sheng dan Xiao Hui pergi membawa tim. Shu Yi mengumpulkan semua anggota Divisi 9 ditambah Lu You dan Hua Wei untuk rapat kilat. Dalam rapat dia menjelaskan masalah nuklir. Wajah semua anggota tampak berat. Mereka paham tingkat kesulitan misi ini jauh melebihi tugas-tugas sebelumnya.
"Dari situasi saat ini, tim kita harus melakukan pembagian persentase menjadi dua grup," kata Shu Yi. "Satu grup akan dipimpin Mu Qi'er dan biksu dengan dukungan empat personel tugas lapangan. Tugas kalian adalah melanjutkan pengintaian di area ruang bawah tanah, dengan prinsip mutlak mencegah mereka memindahkan bahan peledak dari sana. Qi'er, percepat rencana itu. Kita harus segera mengeliminasi bibit masalah ini." Kekhawatiran Shu Yi muncul karena kemungkinan kasus nuklir itu benar adanya, sementara bahan peledak di basement mungkin hanya alat pendukung operasi. Meledakkannya di tempat tetap berisiko besar.
"Grup kedua akan terbagi menjadi dua tim. Lao Hua dan Lu You masing-masing memimpin satu tim orang untuk melakukan penyisiran diam-diam dalam radius 50 km di sekitar area konsentrasi pasukan! Saya yang akan menggali lebih dalam kasus Gao Yang dan Su Man. Harapannya kita bisa menemukan titik lemah melalui mereka. Semakin banyak intel akurat yang diperoleh, semakin baik. Waktu mepet dan tugas berat. Mulai beraksi terpisah sekarang juga!"
Penggeledahan semacam ini ibarat mencari jarum di lautan - Shu Yi sangat menyadari hal itu. Namun dia tak punya pilihan lain. Waktu mereka sangat terbatas. Berdiri di depan pintu kamar Su Man, Shu Yi mengambil napas dalam-dalam untuk menciptakan kesan tenang. Dia perlu memberi Su Man ilusi seolah semua sudah berada dalam kendalinya. Jika upaya memprovokasi hubungan antara Su Man dan Gao Yang berhasil, reaksi mereka terhadap berbagai urusan akan membocorkan lebih banyak informasi untuknya.
“Bagaimana? Ingin mengakaliku lagi?” Su Man melihat Shu Yi, senyum mengembang di wajahnya. Pakaiannya sangat terbuka, sepasang kaki cantiknya terentang di hadapan Shu Yi. Shu Yi mengeluarkan rokok: “Mengapa aku harus mengakalimu?” Su Man menyeringai dingin: “Karena kau ingin mendapatkan sesuatu dari tubuh kami, makanya kau terus berakting di depan aku dan dia!”
Shu Yi tertawa: “Haruskah kusebut kau pintar atau terlalu banyak akal? Sebenarnya aku sama sekali tidak perlu mendapatkan apapun dari kalian. Kau pikir kami tidak bisa menyelidiki jika kalian diam? Bukankah ini hanya sebuah hulu ledak nuklir?” Wajah Su Man berubah: “Bagaimana kau tahu?” Shu Yi menghembuskan lingkaran asap: “Tidak hanya tahu, aku bahkan tahu di mana kalian akan menggunakannya!” Su Man berteriak histeris: “Tidak mungkin, tidak mungkin! Apakah dia yang memberitahumu? Si brengsek itu, aku tahu dia tidak bisa menahan mulutnya!”
Shu Yi sangat puas dengan reaksinya. Semakin emosional Su Man, semakin mudah baginya untuk membaca perasaan wanita itu.
“Dua hari lagi, Kota Nanjiao akan resmi berdiri!” Shu Yi tiba-tiba mengucapkan kalimat tanpa konteks. Sorot matanya yang samar mengunci gerak-gerik Su Man. Benar saja, tubuh Su Man mulai bergetar halus. Ia menatap Shu Yi: “Kau... kau benar-benar tahu semuanya?” Shu Yi berkata tenang: “Kau pikir tidak akan ada yang bicara jika kalian diam?”
Su Man tertawa histeris: "Bagaimana dengan itu? Dia sama sekali tidak tahu strategi sedetail itu, bahkan jika dia memberitahumu semuanya, kau pikir kalian bisa menemukan nuklir? Mundur selangkah, bahkan jika kalian menemukannya, tidak ada yang bisa menghentikan perangkat peledaknya, tidak ada!"
Shu Yi menjawab: "Kau terlalu percaya diri, tembok yang tak tembus angin itu memang ada, bukan? Nuklir pasti akan kami temukan." Su Man menjadi tenang, harus diakui Su Man adalah orang pintar, dia sudah menyadari Shu Yi sedang berusaha mengendalikan emosinya. Su Man berbisik: "Kau memang manusia paling mengerikan yang pernah kujumpai, kau bahkan bisa membuatku merasa takut!"
Shu Yi tersenyum: "Bukan aku yang membuatmu takut, tapi dirimu sendiri. Bruuum! Sebuah tempat meledak menjadi rata dengan tanah, banyak orang kehilangan keluarga, sementara yang lain menjadi hantu liar. Setiap malam ketika kau menutup mata, bahkan dengan mata terbuka, kau akan melihat orang-orang tanpa tangan, tanpa kaki, bahkan tanpa kepala, dengan organ dalam bergelantungan di depanmu!"
Suara Shu Yi sangat lembut dan menenangkan. Di dalam ruangan sunyi senyap, hanya suara bergemanya yang perlahan bercerita. Bahkan penjaga pun terbawa dalam skenario yang ia gambarkan. Wajah Su Man pucat, ekspresinya terus berubah-ubah. Shu Yi melanjutkan: "Di telingamu selalu bergema teriakan tragis, tangisan - orang dewasa, anak kecil, bahkan bayi..."
"Kedua tanganmu berlumuran darah - darah manusia yang kau bunuh, kerangka yang menggunung! Di pikiranmu mereka berubah menjadi deretan angka panjang, ini utang dosamu! Kau tahu dirimu adalah algojo, tukang jagal..."
Bibir Su Man bergetar lemah: "Aku algojo... aku membunuh orang, banyak orang!" Shu Yi berbisik: "Kau harus menebus dosa atas perbuatanmu!" Su Man mendongakkan kepala dengan lesu: "Bertaubat... menebus dosa... apa mungkin?"
Penjaga membeku kaget. Ia baru mengerti apa yang dilakukan Shu Yi. Ia tak berani membuat suara sekecil apa pun. Shu Yi hampir berhasil menghipnosis Su Man. Saat genting ini, sedikit saja gangguan akan membangunkannya. Tapi rencana manusia tak sebanding takdir Tuhan. Tiba-tiba seseorang mendorong pintu: "Pak Shu, telepon Bapak!" Seketika upaya Shu Yi Hampir Berhasil, Namun Gagal di Akhir.
Su Man tiba-tiba tersadar, menatap Shu Yi. Ia sudah mengerti semua yang baru saja terjadi. Wajahnya langsung memerah: "Kau curang!" Shu Yi berkata dengan tenang: "Benarkah? Dibandingkan kalian yang sangat gila, kurasa aku masih cukup baik." Ia melirik orang yang menerobos masuk dengan kesal: "Tidak bisakah kau menunggu sebentar?" Itu adalah personel lapangan muda yang tak tahu apa yang dilakukan Shu Yi. Ia terbata-bata: "Aku... aku..."
Shu Yi mengulurkan tangan menerima telepon yang disodorkannya, panggilan dari Ximen Wuwang. Tidak menyalahkan yang tidak tahu, Shu Yi tentu takkan mempersoalkannya. Ia menghela napas: "Terima kasih!" Mengambil telepon lalu bergegas keluar. Personel lapangan muda itu berbisik pada penjaga: "Kak Luo, ada apa dengan Pak Shu?" Penjaga itu tersenyum kecut: "Dia sedang melakukan interogasi dengan metode khusus, hampir berhasil tapi kau rusakkan!"
Pemuda itu menjulurkan lidahnya: "Yah mulai dari awal lagi lah!" Penjaga itu tersenyum sambil mencibir: "Dasar nggak ngerti! Pergi sana, urus tugasmu!" Malas menjelaskan pada pemuda itu, tapi ia sangat mengagumi Shu Yi. Barusan, bahkan dirinya sendiri hampir terhisap dalam ilusi, apalagi Su Man.
