Shu Yi dan Ye Qinghan tiba di pabrik sekolah, masing-masing membawa senter kecil. Shu Yi memberi instruksi: "Aku cari di sektor tenggara, kau bagian barat laut. Jadikan titik ini sebagai pusat, lalu perluaskan pencarian!" Ye Qinghan mengangguk mantap: "Siap!"
Memang seperti yang dipikirkan Shu Yi, di area pabrik sekolah mereka tidak menemukan pintu masuk ruang bawah tanah. Keduanya terus memperluas radius pencarian. Saat ini jarak antara Shu Yi dan Ye Qinghan sudah cukup jauh, namun Shu Yi tidak mengkhawatirkan keselamatan Ye Qinghan. Pertama, kelincahan Ye Qinghan bukanlah level yang bisa disamakan orang biasa. Kedua, Ye Qinghan juga membawa senjata api.
Ye Qinghan perlahan mendaki bukit belakang. Tiba-tiba telinganya menangkap suara terisak-isak pelan yang kesan samar. Alih-alih takut, ia malah merasa antusias. Pemikirannya sama dengan Shu Yi - rumor hantu di sini pasti ulah manusia. Ada pihak yang ingin merahasiakan sesuatu di tempat ini, sehingga berpura-pura menggunakan ilmu pesulap.
Suara itu semakin mendekat. Ye Qinghan merasakan kehadirannya tepat di belakangnya. Dengan gerakan reflek, ia menyelinap ke balik pepohonan. Ia tak mau mengambil risiko diserang diam-diam dari belakang.
Dari balik semak, terlihat bayangan putih bergoyang-goyang di kejauhan. Ternyata laporan Sun Bin tidak bohong. Bayangan putih itu tampak bingung kehilangan target. Ye Qinghan mendengus dingin dalam hati. Ia sudah mematikan senter sebelumnya. Dengan gesit ia bergerak memutar, mendekati sosok itu dari arah diagonal belakang.
Ye Qinghan tiba-tiba melesat keluar: "Jangan bergerak! Bergerak sedikit saja aku tembak!" Bayangan Putih itu gemetar ringan. Dengan pistol terhunus, Ye Qinghan perlahan melangkah maju: "Angkat kedua tangan ke kepala!" Namun bayangan itu seolah tak mendengar. Saat Ye Qinghan hendak mengulangi perintah, dua sosok hitam menyambar dari kegelapan langsung menyerangnya!
Ye Qinghan bertindak tegas. Jarinya menarik pelatuk. Ia memutuskan untuk menghabisi bayangan hantu itu lebih dulu!
Shu Yi terkejut mendengar dentuman senjata. Ia berbalik dan berlari ke arah sumber suara. Diluar perkiraan Ye Qinghan, Bayangan Putih berhasil menghindar tepat sebelum peluru melesat. Dengan gerakan guling darurat, ia juga lolos dari sergapan dua bayangan hitam. Seketika ia membalas tembakan! Meski kemampuan menembaknya luar biasa, peluru itu meleset. Dadanya berdebar - musuh ini jelas ahli. Senjata di tangannya mulai tak berarti.
Ye Qinghan menyimpan pistolnya. Daripada mundur, ia justru menerjang dua sosok hitam. Hanya dengan menjaga jarak dekatlah ia merasa aman. Terlalu jauh malah berisiko jadi sasaran tembak, membuatnya terpojok dan memberi celah lawan kabur. Dengan mengikat gerakan kedua lawan, Shu Yi punya kesempatan memberi dukungan.
Bayangan Putih itu mulai melayang mendekat!
Ye Qinghan mengarahkan pukulan ke sosok berbaju hitam di sebelah kiri. Sosok itu tak menghindar, kepalan tangannya justru bertabrakan keras dengan kepalan Ye Qinghan! Ye Qinghan merasakan nyeri menjalar dari tinjunya - kekuatan lawan jelas jauh lebih unggul. Di saat bersamaan, sosok hitam di sebelah kanan menyepak perut Ye Qinghan, memaksanya mundur dua langkah!
Suara bayangan putih berbisik: "Bunuh dia, mundur!" Suara itu terasa familiar di telinga Ye Qinghan, tapi tak ada waktu untuk merenung. Dua sosok hitam kembali menyergap. Meski lincah, kemampuan Ye Qinghan tak sebanding. Menghadapi satu lawan saja sulit, apalagi dua. Ia hanya bisa terus menghindar.
Bayangan putih itu ternyata wanita. Selembar kain penutup wajah putih menyembunyikan identitasnya. Sekarang ia mengacungkan pistol ke arah Ye Qinghan!
Tiba-tiba pistol itu lenyap dari genggamannya. Dua letusan menggema. Seorang sosok hitam rubuh. Yang lain membeku, lalu menoleh ke arah wanita itu. Seorang lelaki berkacamata dengan setelan Zhongshan berkerah tegak kini mengunci tenggorokannya, senjata di tangan pria itu mengarah tepat ke pelipisnya. Senyum tipis mengambang di wajahnya.
"Pak Shu!" seru Ye Qinghan. Ia melesat maju dan menghujamkan pukulan keras ke perut sosok hitam. Pukulan itu begitu dahsyat hingga lawannya terpaksa membungkuk menahan sakit.
Shu Yi menatap wanita berbaju putih: "Buka kain penutup wajahmu! Aku benar-benar tidak menyangka kita akan bertemu dalam situasi seperti ini!" Wanita itu menghela napas lalu membuka kain penutup wajahnya: "Shu Yi, urusan nuklir sudah diselesaikan, mengapa... mengapa kalian tidak pergi?" Shu Yi berkata dengan tenang: "Karena kasus kerasukan jiwa belum tuntas!"
Wanita itu tersenyum kecut: "Seandainya aku tahu akan seperti ini, awalnya aku tidak seharusnya membantumu menemukan nuklir!" Shu Yi tertawa: "Menurutmu aku akan percaya kau membantu kami?" Wanita itu berkata: "Jika bukan aku yang membawamu ke gudang bawah tanah, mungkinkah kalian bisa memecahkan kasus nuklir semudah itu?"
Shu Yi berkata dengan tenang: "Katakan, di mana pintu masuknya?" Wanita itu diam. Ye Qinghan mengeluarkan telepon dan menghubungi Biro Laut Selatan. Ia memberi tahu Shu Yi bahwa tim Biro Laut Selatan akan segera tiba.
Ye Qinghan memborgol sosok berbaju hitam itu dan menyumbat mulutnya. Ia melangkah mendekati wanita itu: "Nona Nie Ziqing, sungguh tak kusangka, apakah ini kejutan kecil?" Shu Yi berkata: "Katakana padaku, di mana pintu masuknya?" Nie Ziqing tersenyum: "Tidak menyangka yang datang malah kalian, seandainya aku tahu..."
Shu Yi berkata: "Seandainya kalian tahu lebih awal, pasti tidak akan keluar bermain ilmu pesulap ya?" Nie Ziqing menarik kembali senyumannya dan berkata dengan tenang: "Benar!" Shu Yi melanjutkan: "Sebenarnya meskipun kau tidak bicara, kami tetap bisa menemukan pintu masuk itu. Kalian sudah tidak punya kesempatan untuk memindahkan apa pun!" Nie Ziqing menjawab: "Aku bisa mengantarmu, tapi ada syarat!" Shu Yi menggeleng: "Aku tidak mau bernegosiasi." Nie Ziqing menghela napas: "Sebenarnya aku hanya ingin kau merawat Zi Qing. Di seluruh keluarga Nie, hanya dia yang tak bersalah. Dia sama sekali tidak tahu apa-apa!"
Shu Yi berpikir sejenak lalu mengangguk: "Apa maksudmu, Nie Ziyu juga bermasalah?" Nie Ziqing diam sambil berjalan di depan. Ye Qinghan menyarankan: "Pak Shu, tunggu tim Biro Laut Selatan datang dulu baru pergi!" Shu Yi membalas: "Hm. Nie Ziqing, berhenti!" Nie Ziqing menghentikan langkahnya: "Kami sedang mempersiapkan pemindahan. Pintu masuknya ada di gua perlindungan perang belakang gunung. Jika terlambat, aku tidak bisa jamin kalian bisa menemukan yang dicari!"
Shu Yi tampak ragu. Ye Qinghan berbisik: "Pak Shu, siapa tahu dia sedang mengakali kita. Wanita ini sudah menipu kita begitu lama." Shu Yi menjawab: "Tidak apa. Kau tunggu di sini. Aku akan menyusulnya dulu. Jaga komunikasi." Ye Qinghan mengiyakan: "Tim Gerbang Barat diperkirakan segera tiba. Kami akan segera menyusul." Shu Yi memberikan kode mata. Ye Qinghan tertegun sebentar saat melihat tangan Shu Yi mengangkat dengan lembut lalu menekan ke bawah. Sekarang dia paham - sang kepala bermaksud agar mereka tetap berjaga di posisi ini.
Meski sangat bingung, ia tahu pasti ada maksud tersembunyi di balik tindakan Shu Yi ini.
Shu Yi dan Nie Ziqing berjalan menuju bukit belakang. Nie Ziqing berkata: "Kau sendirian tidak takut kubuat jebakan?" Shu Yi tersenyum: "Seperti saat kalian menyergap dua orang dari Biro Timur Laut dulu?" Nie Ziqing tertegun sejenak: "Kau sudah tahu?" Shu Yi menjawab: "Aku juga tahu pintu masuk pasti bukan di bukit belakang. Aku hanya penasaran, variasi tak terduga apa lagi yang mau kau mainkan!"
Nie Ziqing menghentikan langkahnya: "Kau tahu?" Shu Yi menyahut: "Tentu tahu. Jika benar pintu masuk di bukit belakang, buat apa kalian berlagak mistis di sini?" Nie Ziqing tertawa: "Rupanya kami memang meremehkanmu. Tapi bukankah kalian sudah mencari? Jika benar pintu masuk di pabrik, pasti sudah ketemu?" Shu Yi menghela napas: "Karena ada satu area yang terlewat - makam di tengah hutan itu!"
Wajah Nie Ziqing berubah masam: "Benar kau tebak! Tapi Shu Yi, nasibmu sudah pasti!" Begitu ucapnya, tubuhnya tiba-tiba ambruk. Bersamaan dengan kejatuhannya, dua suara tembakan mengarah ke Shu Yi. Nie Ziqing menyeringai sambil berguling menghindar, tapi tiba-tiba suara tembakan berhenti. Ketika menoleh, bayangan Shu Yi sudah raib.
Nie Ziqing buru-buru melakukan pencarian di sekeliling, tapi tak terlihat jejak Shu Yi.
Gerakan Shu Yi sangat cepat, saat Nie Ziqing terjatuh ia juga ikut merebahkan diri dengan beberapa kali berguling, namun sasarannya justru mengarah ke sumber suara tembakan. Dua gunner yang jaraknya tak jauh dari mereka langsung terkunci sebagai target oleh Shu Yi. Kelincahan Shu Yi jelas jauh di atas Ye Qinghan. Dua sosok berbaju hitam terdiam sejenak saat target mereka tiba-tiba menghilang, sambil mengacungkan pistol mereka mencari ke segala arah, tak menyadari Shu Yi sudah berada di belakang mereka.
Nie Ziqing akhirnya melihat Shu Yi berdiri di belakangnya dengan senyuman. Ia menggigit bibir: "Kau... kau ternyata tidak mati?" Shu Yi menjawab: "Mengapa aku harus mati?" Nie Ziqing menatap ke arah para penembak, dalam hati mencaci: Kenapa tidak menembak! Shu Yi menghela napas: "Jangan berharap, mereka sudah tidak mungkin menembak lagi!" Nie Ziqing terperanjat: "Apa maksudmu?"
Shu Yi berkata: "Karena barusan aku sudah menghabisi mereka berdua!" Nie Ziqing membeku. Shu Yi melanjutkan: Saat itu Ximen Wuwang dan Mu Qi'er juga tiba mengejar mengikuti suara tembakan. Mu Qi'er memandang Shu Yi dengan penuh kepedulian: "Kau baik-baik saja?" Shu Yi menggeleng: "Aku tak apa!" Mu Qi'er mendekat dan mencengkeram lengan Nie Ziqing: "Tak kusangka ternyata kau pelakunya!"
Shu Yi berkata: "Apakah orang dari Biro Laut Selatan sudah datang?" Mu Qi'er menjawab: "Belum, seharusnya segera tiba." Ximen Wuwang bertanya: "Pak Shu, sudah menemukan pintu masuknya?" Shu Yi melirik Nie Ziqing: "Sepertinya sudah!" Ketika mereka kembali ke pabrik, rombongan Biro Laut Selatan sudah tiba dipimpin Ji Guang. Melihat Shu Yi, ia tersenyum: "Pak Shu!" Shu Yi mengangguk: "Blokade pabrik sekolah, pintu masuknya mungkin ada di makam belakang gedung pabrik."
Ye Qinghan, Ximen Wuwang dan Ji Guang memimpin rombongan pergi. Shu Yi berkata pada Nie Ziqing: "Apakah Li Feng juga ada di dalam?" Setelah lama, Nie Ziqing mengangguk. Shu Yi melanjutkan: "Sebenarnya aku tidak menyangka kau satu kelompok dengan Li Feng!" Nie Ziqing tersenyum kecut: "Oh ya?" Shu Yi menghela napas: "Aku tahu, dendam pada Nie Changsheng yang membuatmu melakukan ini, bukan?" Nie Ziqing tersenyum getir: "Aku tidak bisa membiarkannya terlahir kembali!"
