"Xiuling, nanti malam makan malam bersama yuk!" Huang Xiuling baru keluar dari Unit, He Zhe langsung menyambutnya. Huang Xiuling kaget, setelah mengenali He Zhe barulah ia legah: "Manajer He, aku sudah janji dengan suamiku untuk menjenguk kakeknya yang sedang dirawat inap. Bapak juga tahu kondisi senior itu kan?"
He Zhe menyeringai: "Sejak kapan hubunganmu dengan Lin Ziqiang jadi mesra begitu? Kalau kalian benar-benar harmonis, kenapa masih sering keluyuran dengan Fan Lao Liu?" Mendengar nama Fan Lao Liu disebut, Huang Xiuling gugup, menengok ke kiri-kanan: "Kau... kau ngomong sembarangan apa? Aku dan dia tidak ada hubungan!"
He Zhe berkata tenang: "Oh ya? Sebelum mati, Fan Lao Liu sempat teleponmu. Kebetulan aku tak sengaja dengar sedikit. Sepertinya kalian membahas mobil baru atau kasus pembunuhan di pabrik aluminium..." Wajah Huang Xiuling berubah masam: "Kau... kau menguping teleponku?" He Zhe melototi sinis: "Terus kenapa? Huang Xiuling, kau juga tahu kan kepolisian sedang menyelidiki kasus ini. Pasti mereka akan sangat tertarik mendengar rekaman ini, bukan?!"
Huang Xiuling menggigit bibirnya: "He Zhe, sebenarnya apa yang kau mau?" He Zhe menatap dadanya yang montok, wajahnya menunjukkan senyum mesum: "Kau harus tahu apa yang kumau. Menurutmu, apa yang paling diinginkan lelaki dewasa dan wanita dewasa?" Huang Xiuling memandang He Zhe yang berwajah pejabat korup, perasaan jijik membanjiri hatinya. Tapi dia takut He Zhe akan menyebarkan hal itu ke mana-mana. Dengan suara lembut dia berkata: "Baiklah, ke mana kita mau makan?"
He Zhe bertekad dalam hati, lokasi makan tidak penting. Fokusnya sama sekali bukan pada makanan. Yang lebih ingin dia "makan" sekarang adalah wanita matang penuh daya pikat ini, bunga di perusahaan! Bukan sehari dua He Zhe mengintai Huang Xiuling. Sebelumnya dia takut pada temperamen berapi-api Fan Lao Liu. Meski sudah lama ingin menjatuhkan tangan, hanya bisa berandai-andai. Kini Fan Lao Liu sudah mati, dan dia menduga kematian Fan Lao Liu ada hubungannya dengan wanita di depannya. Dengan celah seperti ini di genggaman, tentu harus dimanfaatkan sebaik-baiknya!
He Zhe batuk kecil: "Begini saja, kita makan di Zaman Klasik, tempatnya dekat rumahku. Setelah makan, kita bisa minum teh dan ngobrol di rumahku!" Huang Xiuling bukanlah gadis polos, mana mungkin tidak mengerti maksud di balik "minum teh dan ngobrol" itu. Ia tersenyum: "Ke rumahmu, tidak takut dengan nyonya rumah?" He Zhe menjawab: "Dia sedang bawa anak jalan-jalan ke Gunung Huangshan bersama rekan kantor! Masih seminggu lagi baru pulang!"
Huang Xiuling tersenyum menggoda: "Kalau begitu lebih baik kita beli santapan kecil dan masak di rumahmu? Ngapain buang-buang uang di luar?" He Zhe tertegun sejenak. Tak disangka Xiuling lebih panik darinya. Rupanya wanita memang makhluk bertopeng, sudah lama berhasrat tapi masih berpura-pura polos. Benar-benar ingin jadi pelacur tapi masih mendirikan tugu kesucian! Mendengar ini He Zhe tentu tak menolak: "Bagus, bagus! Tak kusangka Xiuling ternyata wanita hemat. Baiklah, ikuti keinginanmu!"
Huang Xiuling melirik jam, sudah lewat pukul lima empat puluh. "Begini, aku akan telepon Ziqiang bilang lembur, suruh dia sendiri antar anak ke kakek." He Zhe tersenyum: "Silakan, silakan! Aku akan ambil mobil!" He Zhe adalah wakil direktur perusahaan taksi. Perusahaan menyediakan mobil dinas untuknya. Menatap punggung He Zhe yang menjauh, sorot mata Huang Xiuling memancarkan niat membunuh yang ganas. Ia berbalik memasuki Unit koordinasi, mengangkat telepon di meja, dan mengoper nomor punggung.
Ouyang Shuai melihat kejadian ini dari kejauhan di dalam mobil. Meski tak bisa mendengar percakapan Huang Xiuling dan He Zhe, ekspresi wajah keduanya membuatnya paham kira-kira apa yang terjadi. Ouyang Shuai menyeringai dingin. Ia ingin tahu maksud sebenarnya Huang Xiuling. Investigasinya menemukan hubungan ambigu antara Fan Lao Liu dan Huang Xiuling. Pada malam kematian Fan Lao Liu, Huang Xiuling sedang bertugas jaga malam. Ia juga menemukan bahwa satu jam sebelum tewas, Huang Xiuling menerima telepon dari telepon umum yang berlokasi di titik jalur perjalanan Fan Lao Liu malam itu.
Ouyang Shuai menduga kuat telepon itu dari Fan Lao Liu. Namun saat diinterogasi tentang kematian Fan Lao Liu, Huang Xiuling terus menggelengkan kepala menjawab "tidak tahu", bahkan tak menyebutkan pernah menerima telepon. Hal ini semakin meyakinkan Ouyang Shuai bahwa telepon itu terkait kasus kematian Fan Lao Liu.
Ouyang Shuai melaporkan hal ini kepada Shu Yi dan Long Jiuyuan. Keduanya menyuruhnya mengawasi ketat Huang Xiuling. Tentu saja Ouyang Shuai tidak sendirian - di mobil ada rekan dari Biro Operasi Lapangan Kota Intelijen.
"Kenapa lama sekali? Cepat naik mobil!" He Zhe membukakan pintu mobil saat Huang Xiuling mendekat. Setelah Huang Xiuling masuk, barulah He Zhe menghidupkan mesin dan mengarahkan mobil ke rumahnya.
Ouyang Shuai dan mereka mengikuti dari kejauhan. Rekan seperjalanannya bernama Lu Ming. Ia menyalakan rokok dan berkata: "Shuai, menurutmu apakah mereka berdua satu kelompok?" Ouyang Shuai menggeleng: "Tidak kau lihat tatapan si gendut ke Huang Xiuling? Itu penuh sifat serigala! Menurutku dia pasti sudah menemukan celah Huang Xiuling dan ingin mengajaknya naik ke tempat tidur!" Ouyang Shuai pernah menghadiri beberapa sesi kuliah Zhu Yi. Dari ekspresi wajak mereka saat berbicara tadi, dia sudah melihat petunjuk.
Lu Ming tersenyum: "Jangan bilang begitu, si gendut ini memang punya insting bagus. Wanita itu bisa dibilang kecantikan yang memesona, bagian yang harus besar memang besar, hampir tak ada yang kurang!" Ouyang melirik sinis: "Kenapa aku merasa kau juga seperti serigala?" Lu Ming menjawab: "Aku hanya menilai dari sudut pandang lelaki biasa! Eh, mereka masuk ke pasar sayur?"
Ouyang Shuai dan Lu Ming turun dari mobil lalu menyusul ke dalam pasar. He Zhe dan Huang Xiuling ternyata berjalan santai membeli beberapa santapan kecil. Saat mereka mendekati kios buah yang sedang diperbaiki, dua lelaki di depan kios itu bertengkar panas. He Zhe tampak takut: "Xiuling, sudahlah, kita pergi yuk!" Huang Xiuling melotot: "Nyalimu sekecil ini?! Kalau mau pergi silakan, aku masih mau beli buah!"
Sambil berkata, Huang Xiuling berusaha menerobos ke depan. Untuk menuju ke gerai buah lain, mereka harus melewati dua orang yang sedang bertengkar di sampingnya. He Zhe dengan pasrah mengikuti Huang Xiuling. Dari kejauhan, Lu Ming mengerutkan alis: "Pria tampan, haruskah kita mendekat untuk melihat?" Ouyang Shuai juga merasa situasi ini mencurigakan, bagaimana tiba-tiba muncul dua orang yang bertengkar. Mereka bergegas berlari ke arah sini, namun tetap terlambat selangkah.
Awalnya kedua lelaki itu hanya bertengkar, namun emosi yang tak terkendali membuat mereka bergulat. Tiba-tiba salah satunya menyambar pisau pemotong semangka dari gerai buah dan menebas ke arah yang lain. Dengan refleks cepat, lawannya menghindar dan menyambar He Zhe yang kebetulan lewat di sampingnya untuk dijadikan tameng. Malangnya, He Zhe terkena tebasan pisau semangka itu dari dada hingga perut bawah meninggalkan luka panjang.
He Zhe melototkan matanya, tak percaya nasibnya berakhir begitu kacau di tengah keramaian. Kerumunan orang berteriak kaget, wajah Huang Xiuling pun pucat lesi. Justru dua orang pelaku tadi dengan sigap melarikan diri di tengah kekacauan. Ketika Ouyang Shuai dan Lu Ming berhasil menerobos kerumunan, kedua pembuat onar sudah menghilang. He Zhe menghembuskan napas terakhir, sementara Huang Xiuling masih terduduk bengong di samping, menatap genangan darah tempat He Zhe terbaring.
Ouyang Shuai menatap Huang Xiuling bertanya: "Apa yang sebenarnya terjadi?" Huang Xiuling melihat Ouyang Shuai, hatinya terkejut. Ia tidak menyangka personil Badan Intelijen bisa muncul tepat waktu seperti ini. Dia segera menyadari Ouyang Shuai mungkin telah menguntitnya selama ini. Dengan senyum kecut dia berkata: "Aku juga tidak tahu, semua yang baru saja terjadi membuatku shock!"
Polisi segera tiba dan memblokade TKP. Setelah Huang Xiuling memberikan kesaksian, Ouyang Shuai dan Lu Ming mengusulkan untuk membawanya kembali. Polisi tentu tidak mengajukan keberatan. Ouyang Shuai meminta kepolisian segera melaporkan kemajuan penyelidikan. Di lubuk hatinya, dia tahu ini bukan kasus keamanan wilayah biasa yang terlihat sederhana. Pertengkaran dan percekcokan yang disebut-sebut hanyalah persiapan untuk membunuh He Zheruo!
Huang Xiuring dibawa masuk ke ruang interogasi. Ini adalah kantor sementara tim khusus Shu Yi. Ouyang Shuai dan Long Jiuyuan duduk berhadapan dengannya. Investigasi terhadap Huang Xiuring selalu menjadi tanggung jawab Ouyang Shuai, maka proses interogasi pun dia yang melakukan.
"Huang Xiuling, sebenarnya bagaimana kematian He Zhe? Kuharap kau bisa jujur!" Ouyang Shuai menatapnya dengan tenang. Huang Xiuling menunjukkan ekspresi pasrah: "Pak Polisi Ouyang, aku benar-benar tidak tahu. Kami hanya ingin membeli buah. Awalnya melihat ada orang bertengkar, kami berniat ganti lapak. Saat melewati belakang kedua orang itu, tiba-tiba mereka mulai berkelahi. Ketika kudengar keributan dan menoleh, Manajer He... dia sudah mengalami sesuatu!"
Long Jiuyuan berdiri dan menuangkan secangkir air untuknya: "Huang Xiuling, bisakah kau jelaskan untuk keperluan apa kalian membeli sayur dan buah?" Wajah Huang Xiuling memerah: "Ke rumah Manajer He. Awalnya dia mengajak makan di luar, tapi aku takut ketemu kenalan. Jadi..." Long Jiuyuan menatap tajam matanya: "Apa hubunganmu dengan He Zhe?" Huang Xiuling buru-buru menjawab: "Sebenarnya tidak ada hubungan khusus. Kalaupun ada, hanya hubungan kerja. Dia Wakil Direktur perusahaan, sementara aku bertanggung jawab di Unit Koordinasi."
Ouyang Shuai bertanya: "Bukan begitu? Kulihat kalian cukup akrab. Sampai-sampai belanja dan masak bersama. Huang Xiuling, apakah rekan kerja biasa akan seperti ini?" Huang Xiuling berbisik pelan: "Sebenarnya... dia mengancamku!" Ouyang Shuai tersenyum tipis: "Kau bilang He Zhe mengancammu? Dengan apa? Jangan-jangan ada celah yang dia pegang?"
Huang Xiuling menghela napas: "Ayah mertuaku sudah lama terbaring sakit di tempat tidur, unit kerja suamiku juga tidak stabil. Sebagian besar pengeluaran rumah tangga bergantung pada penghasilanku yang sedikit ini. He Zhe mengancam akan melakukan penyesuaian posisi kerjaku jika aku tidak menuruti kemauannya." Huang Xiuling tersenyum kecut: "Jika benar dia memberiku sepatu kecil, penghasilanku pasti akan jauh berkurang. Semua kebutuhan rumah tangga memerlukan uang, aku... aku benar-benar tidak punya pilihan lain!"
Long Jiuyuan berkata dengan tenang: "He Zhe memintamu menuruti kemauannya. Lalu apa sebenarnya yang dia inginkan darimu?" Huang Xiuling menggigit bibirnya: "Apa lagi kalau bukan menginginkan tubuhku? Lelaki terhadap wanita, apa lagi yang bisa mereka lakukan?" Long Jiuyuan menghela napas: "Karena alasan ini, kamu menyuruh orang untuk membunuhnya?" Huang Xiuling terkejut: "Kematiannya sama sekali tidak ada hubungannya denganku!"
