Jiang Guangliang tersipu mendengar perkataan Zhu Yi, ia tersenyum tipis: "Tak kusangka kalian begitu panik, bahkan tak bisa menunggu aku pulang!" Zhu Yi menjawab: "Kepala Jiang, perkataanmu itu sungguh menzalimi kami. Aku datang ke sini setelah mendengar ada perkembangan." Jiang Guangliang berkata: "Baiklah, sebenarnya semua ini tak penting lagi. Kuharap kalian bisa segera menyelidiki tuntas siapa yang membocorkan rahasia. Aku pun tak ingin terus dicurigai tanpa alasan."
Zhu Yi mengangguk halus: "Sebagai pihak terkait, seharusnya kau punya pemikiran tertentu?" Jiang Guangliang menjawab: "Pemikiran apa yang bisa kumiliki? Seperti kukatakan tadi, jika ada tersangka utama, pasti aku dan Lao Wang. Mengenai kemungkinan lain, tetap pendapatku: jika ada persiapan matang sebelumnya - seperti melempar kertas, meninggalkan tanda rahasia, atau cara transaksi yang sudah disepakati - membocorkan rahasia bukan hal mustahil, bukan?"
Perkataan Jiang Guangliang masuk akal. Zhu Yi tersenyum: "Hm, logis. Tapi pernahkah kau berpikir... mungkin sebenarnya tak ada kebocoran sama sekali?" Jiang Guangliang tertegun: "Maksudmu?" Zhu Yi berbisik: "Mungkin... mungkin tersangka yang disebut-sebut itu tak pernah ada. Semua ini hanyalah pertandingan yang diatur."
Jiang Guangliang benar-benar bingung dibuat Zhu Yi. Zhu Yi tak mau menjelaskan lebih lanjut: "Ayo kita pulang. Pekerjaan di sini akan diambil alih dan dilanjutkan oleh tim kami."
Wang Shouyin berdiri di depan jendela, melihat Zhu Yi membawa Jiang Guangliang kembali. Senyuman mengembang di wajahnya. Ia kembali duduk di sofa, mengangkat cangkir teh dan menyesapnya. Tak lama kemudian, Zhu Yi masuk ditemani seorang pemuda. Wang Shouyin tersenyum: "Sudah ketemu Kepala Jiang?" Ekspresi Zhu Yi tetap kaku, ia mengangguk: "Hm, kami sudah membawanya kembali. Kawan Wang Shouyin, mulai saat ini saya mewakili Keamanan Militer Tiongkok dan Badan Intelijen untuk melakukan pemeriksaan rutin terhadap Anda dan Kawan Jiang Guangliang. Harap maklum dan bekerja sama!"
Wang Shouyin menarik kembali senyumnya. Ia berkata: "Saya pasti kooperatif. Saya juga ingin memanfaatkan kesempatan ini untuk membersihkan oknum nakal dari tim kita!" Barulah Zhu Yi tersenyum: "Lao Wang, tadi itu cuma prosedur rutin. Janganlah overthinking!" Wang Shouyin menjawab: "Masa iya? Saya justru berharap pemeriksaan ini cepat selesai agar bisa segera kembali bekerja!"
Zhu Yi melanjutkan: "Sekarang kita mulai interogasinya. Tak perlu formalitas, rileks saja, anggap seperti ngobrol antar teman!" Sambil mengeluarkan rokok dan menyerahkan sebatang ke Wang Shouyin yang langsung menyalakannya. Zhu Yi bertanya: "Pelayan restoran kecil itu, Qi Xiang, kenapa menurut laporan utusan kami dia sudah tidak bekerja di sana lagi?"
Wang Shouyin menunjukkan ekspresi terkejut: "Oh? Ada hal seperti itu?" Zhu Yi berkata: "Bagaimana, Lao Wang tidak tahu?" Wang Shouyin menggelengkan kepala: "Sejujurnya aku benar-benar tidak tahu. Dia bukan tersangka, aku tidak bisa menahannya. Tapi aku sudah bilang padanya, selama ini dia tidak boleh meninggalkan Kabupaten Sang karena kita mungkin membutuhkan bantuannya kapan saja. Kenapa dia langsung pergi? Si gadis ini, padahal kami berharap dia bisa membantu mengidentifikasi tersangka!"
Zhu Yi menghela napas: "Kami sudah mencari seluruh kabupaten, tapi tidak menemukan jejaknya!" Wang Shouyin berkata: "Sepertinya dia sudah meninggalkan Kabupaten Sang. Mungkin dia takut dengan pencarian kita." Zhu Yi berkata tenang: "Takut? Apa yang harus dia takuti? Jangan-jangan hatinya bersembunyi sesuatu?"
Wang Shouyin mengerutkan alis: "Apa maksud Tuan ini? Jangan-jangan Tuan mencurigainya? Tidak mungkin! Kalau dia bermasalah, kenapa memberikan petunjuk kepada kita? Berdasarkan petunjuknya kita bisa melacak tersangka. Hanya karena ada pengkhianat di internal kita yang membocorkan informasi, seandainya tidak, mungkin kita sudah menyelamatkan Kawan Gong."
Zhu Yi menyalakan rokoknya, memicingkan mata menatap Wang Shouyin: "Kalau begitu dia benar-benar tidak bermasalah?" Wang Shouyin menjawab: "Seharusnya tidak." Zhu Yi mengangguk: "Oh. Tapi kalau tidak bersalah, kenapa kabur? Itu pun tergesa-gesa sampai lupa membawa barang-barang di kamar kontrakannya - pakaian, keperluan hidup, bahkan tidak membawa apa-apa!"
Wang Shouyin berkata: "Mungkin barang-barang itu tidak ia inginkan lagi!" Zhu Yi menghela napas: "Hm, sekarang ia punya uang, wajar kalau ingin membeli yang baru, bukan?" Wang Shouyin menjawab: "Benar!" Wang Shouyin sekadar menyambung perkataan Zhu Yi, tiba-tiba tersadar ada yang janggal. Ia mengangkat kepala dan menatap Zhu Yi: "Tuan, kau menjebakku! Dari mana aku tahu apakah ia punya uang atau tidak?" Zhu Yi menggelengkan tangan: "Lao Wang, mengapa kau berpikir seperti itu? Untuk apa aku menjebakmu? Ini cuma hipotesis belaka!"
Wang Shouyin baru lega mendengar penjelasan itu, namun dalam hati kewaspadaannya terhadap Zhu Yi bertambah.
Persis saat itu, seorang pemuda mendorong pintu masuk. Ini orang bawahan Zhu Yi. Ia melirik Wang Shouyin lalu berkata pada Zhu Yi: "Tuan, sesuai perintah Anda, gadis bernama Qi Xiang sudah kami bawa kembali!" Zhu Yi tersenyum, lalu berkata pada Wang Shouyin: "Lihatlah, orang Tionghoa memang tidak boleh disebut-sebut. Nah, Cao Cao langsung datang. Lao Wang, masalahmu kita bicarakan sampai di sini dulu. Aku harus menemui gadis itu - ada beberapa pertanyaan yang harus kusampaikan padanya!"
Wang Shouyin mengeluarkan suara "Oh", raut wajahnya berubah sedikit. Zhu Yi yang memperhatikan hal ini dalam hati tertawa kecut. Zhu Yi berdiri dan tanpa menghiraukan Wang Shouyin langsung berjalan keluar. Wang Shouyin ingin mengikuti, namun dihadang oleh pemuda itu: "Menurut prosedur, Anda tidak boleh meninggalkan ruangan ini sekarang!" Baru kemudian Zhu Yi berhenti dan berbalik ke Wang Shouyin: "Oh, Lao Wang, aku lupa memberitahumu. Ini aturan, kau pasti bisa memahaminya, kan?"
Wang Shouyin tersenyum kecut dengan canggung: "Benar, benar, paham, paham!" Pintu kamar ditutup. Wang Shouyin mengerutkan alis, hatinya mulai gelisah. Apakah Zhu Yi dan kawanannya benar-benar telah menemui Qi Xiang? Atau ini hanya taktik mengakalinya? Tapi untuk apa mereka mengakalinya? Jangan-jangan mereka sudah tahu sesuatu?
Wang Shouyin segera membuang pikiran itu. Mustahil Zhu Yi tahu apa-apa. Kalau tidak, waktu itu di restoran kenapa dia tidak menanyakan atau membicarakan apapun, malah buru-buru kembali ke Kota Lin? Wang Shouyin yakin Zhu Yi pasti ingin menanyakan tentang beberapa tersangka. Memikirkan ini, kekhawatirannya muncul lagi. Mampukah Qi Xiang menghadapi Zhu Yi? Tapi bukankah Qi Xiang sudah meninggalkan Kabupaten Sang? Bagaimana mungkin mereka bisa menemukannya?
Pikiran Wang Shouyin langsung kacau balau!
Zhu Yi kembali ke kamarnya sendiri dan melihat Qi Xiang yang duduk di sofa dengan wajah panik. Kedua tangannya terus mengulek-ngulek, berusaha menyamarkan kegelisahan dalam hatinya.
Zhu Yi tersenyum dan duduk di sofa seberangnya: "Nona Qi Xiang, kita bertemu lagi!" Qi Xiang tentu masih mengingat Zhu Yi. Ia hanya mengangguk tanpa berkata-kata, karena tidak tahu harus berkata apa. Ia dibawa kembali oleh orang-orang Zhu Yi dari Kota Qifeng, dan tidak mengerti bagaimana mereka bisa menemukannya.
Zhu Yi berkata: "Nona Qi Xiang, kenapa tiba-tiba berhenti bekerja di restoran kecil itu?" Qi Xiang menjawab: "Saya... saya ingin mencoba pergi ke kota. Katanya peluang kerja di kota lebih banyak, lebih mudah cari uang!" Zhu Yi mengangguk: "Hm, itu benar. Lapangan kerja di kota memang lebih banyak daripada di Kabupaten Sang. Sudah dapat pekerjaan?"
Qi Xiang menggelengkan kepala: "Saya baru beberapa hari di sana. Mencari kerja tidak semudah itu." Zhu Yi tertawa: "Benar, butuh proses. Tapi tidak perlu khawatir, sekarang Anda punya uang tabungan, bisa cari pelan-pelan pekerjaan yang disukai." Qi Xiang membuka mulut lebar-lebar dan mengangkat kepala: "Anda... maksud uang apa?" Zhu Yi menjawab: "Maksud saya, Anda punya simpanan uang. Meski belum dapat kerja, tidak perlu panik, bukan?"
Qi Xiang cepat-cepat menggelengkan kepala: "Tidak, aku tidak punya uang, mana mungkin aku punya uang!" Zhu Yi bermuka masam: "Nona, di hadapanku kau masih mau berbohong? Tidak punya uang? Kalau tidak punya uang, begitu masuk kota kau langsung menyewa apartemen studio yang sewaannya 200 uang per bulan. Selain itu kau juga membeli perlengkapan hidup, perlengkapan pakaian dan kasur yang menghabiskan banyak uang. Kau bahkan mengirim 1000 uang ke rumah. Apa aku salah?" Qi Xiang kaget, hampir saja melompat dari sofa: "Anda... bagaimana bisa tahu?"
Zhu Yi menyeringai: "Kecuali tidak melakukan, kalau tidak ingin diketahui orang, pepatah ini pasti kau tahu?" Wajah Qi Xiang memucat. Zhu Yi tiba-tiba berdiri: "Qi Xiang, tahukah kau ini tindak pidana? Tahukah kau hukuman apa yang akan kau hadapi?" Teror Zhu Yi ini membuat Qi Xiang malah menangis.
Zhu Yi duduk kembali, berganti wajah ramah: "Nona Qi Xiang, kau masih muda. Tidak ingin menghabiskan sisa hidup di penjara, bukan? Bayangkan betapa sedihnya orang tuamu, Ibu dan Ayah, mengetahui perbuatanmu ini. Belum lagi adik laki-lakimu, betapa besar pengaruh buruk ini bagi perkembangannya?"
Qi Xiang hampir menangis: "Jangan lanjutkan, kumohon berhenti bicara, ya?" Zhu Yi tidak melanjutkan. Ia bersandar di sandaran sofa, menyalakan sebatang rokok dan menghisapnya perlahan. Dia memberi waktu bagi Qi Xiang untuk mencerna ucapannya. Dia tahu betapa menggentarkan perkataannya bagi Qi Xiang. Setelah rokok habis, barulah dia berkata dengan tenang: "Nona Qi Xiang, masih ada satu hal yang harus kusampaikan. Tahukah kau mengapa kami bisa menemukanmu dan mengetahui banyak urusanmu?"
Qi Xiang menggelengkan kepala dengan wajah bingung. Zhu Yi menghela napas: "Sebenarnya sejak melihatmu di restoran hari itu, aku sudah tahu kau membuat kesaksian palsu. Meski tak tahu alasannya, aku yakin kau dalam bahaya. Orang yang memaksamu pasti akan membunuhmu untuk tutup mulut. Karena itu aku mengirim pengawal rahasia sekaligus memantau gerak-gerikmu. Aku ingin tahu alasan sesungguhnya di balik tindakan bodohmu ini."
"Andai saja tidak ada orang kami yang diam-diam melindungi, kau mungkin sudah..." Zhu Yi sengaja tidak menyelesaikan kalimatnya. Ucapan ini cukup membuatnya ketakutan. Qi Xiang menggigit bibir bertanya pelan: "Apa kau serius?" Zhu Yi mengangguk: "Untuk apa aku berbohong?" Wajah Qi Xiang dipenuhi kekecewaan, bahkan keputusasaan. Sebenarnya Zhu Yi berbohong. Pengawasan terhadap Qi Xiang memang benar, tapi sama sekali tidak ada upaya pembunuhan. Namun ini tidak penting. Yang utama adalah efek nyata yang diinginkan Zhu Yi - membuat Qi Xiang mau bicara.
