Ouyang Shuai dengan lembut mengetuk setir menggunakan kedua tangan, namun matanya mengawasi Xiao Ying yang sedang berbicara dengan seseorang tidak jauh di depannya.
Kepala Long ditangguhkan jabatannya, tim khusus dibubarkan, dan seluruh polisi militer di kota sedang melakukan pencarian intensif terhadap Shu Yi. Semua kejadian ini membuat otak Ouyang Shuai tidak bisa berputar! Bagaimana perusahaan Huayang tiba-tiba menjadi area militer terlarang, sedangkan pusat pengembangannya mendadak berubah menjadi proyek penelitian militer.
Meski Ouyang Shuai tidak mengerti, ia yakin pasti ada fakta mengejutkan yang tersembunyi. Ia juga tahu bahwa Long Jiuyuan maupun Shu Yi mustahil menjadi penjahat. Hanya ada satu kemungkinan - latar belakang orang itu sangat dalam dan energinya sangat besar. Pihak mereka sudah terjebak dalam perangkap besar, dan sepertinya ingin mengorbankan Shu Yi hingga mati! Saat pengumuman pembubaran tim khusus, Su Guang menasihati Ouyang Shuai agar tidak lagi terlibat dalam urusan Shu Yi dan Long Jiuyuan demi menghindari masalah besar. Tapi Ouyang Shuai berpikir sebaliknya - mereka sebelumnya satu tim, mustahil untuk tidak peduli dengan nasib yang menimpa Shu Yi dan Long Jiuyuan.
"Menerima telepon dari Long Jiuyuan, Ouyang Shuai langsung mencari Liang Zhou. Liang Zhou dengan berani langsung keluar bersama Ouyang Shuai tanpa banyak bicara. "Kau yakin dengan mengikuti dia kita bisa menemukan Lin Dewang?" Liang Zhou menyalakan rokok sambil bertanya pelan. Ouyang Shuai menghela napas: "Tapi sekarang selain wanita ini, adakah cara lain untuk menemukan Lin Dewang?" Liang Zhou tersenyum kecut: "Semoga kau benar!"
Xiao Ying pulang ke rumah. Mobil Ouyang Shuai dan Liang Zhou parkir tidak jauh dari sana. Mereka bertekad bulat untuk mengikuti Xiao Ying, seperti yang mereka katakan - selain Xiao Ying, benar-benar tidak ada cara lain untuk menemukan Lin Dewang.
"Ma Juan kembali!" bisik Liang Zhou. Ouyang Shuai mengerutkan alis: "Kau tidak perhatikan? Raut wajahnya sangat panik, sepertinya ada masalah." Liang Zhou melihat jam: "Aku akan cari makanan." Ouyang Shuai berkata: "Bawakan aku nasi kotak!" Liang Zhou mengangguk, membuka pintu mobil dan pergi. Sekitar 400-500 meter dari sini ada warung nasi kotak.
Tepat beberapa menit setelah Liang Zhou pergi, Xiao Ying dan Ma Juan keluar terburu-buru dengan membawa bagasi. Ouyang Shuai merasa tidak enak, kemana mereka mau pergi? Karena Liang Zhou belum kembali, Ouyang Shuai terpaksa menghidupkan mesin mobil dan mengikuti taksi mereka dari belakang.
Taksi keluar dari kota, menuju arah kawasan baru. Di kawasan baru tersebut terdapat terminal bus, mungkinkah mereka ingin naik bus dinas meninggalkan Kota Lin? Namun segera ia membatalkan pemikiran ini karena taksi memilih jalan lain yang jelas bukan menuju kawasan baru.
Di lubuk hati Ouyang Shuai penuh kecurigaan. Ini arah menuju pabrik kendaraan, sebenarnya tujuan akhir mereka ke mana? Jalan ini sangat terpencil, hampir tidak ada kendaraan lain. Jika terus mengikuti seperti ini, besar kemungkinan akan ketahuan. Namun tak ada jalan lain, Ouyang Shuai harus tetap membuntuti. Begitu kehilangan jejak, petunjuk tentang Lin Dewang ini akan putus!
Ouyang Shuai hanya berharap kedua wanita ini tidak memiliki kewaspadaan tinggi, tidak menyadari bahwa dirinya sedang mengikuti dari belakang.
Taksi berhenti di depan sebuah penginapan kecil pinggir jalan. Seorang wanita muda bersolek mencolok langsung bergegas menyambut. Saat melihat yang datang adalah dua wanita, wajahnya berubah sebentar sebelum tersenyum sambil menjawab: "Wah, kalian berdua mau menginap?"
Melihat mereka masuk ke penginapan, Ouyang Shuai berpikir sejenak. Akhirnya ia memarkir mobilnya di depan pintu penginapan. Ia memutuskan untuk berhadapan langsung dengan Xiao Ying dan mempertanyakan tujuan mereka sebenarnya. Bukan tanpa pertimbangan, Ouyang takut penginapan ini memiliki pintu belakang. Selain itu, ia harus mengetahui alasan kedatangan kedua wanita ini - apakah Lin Dewang bersembunyi di sini?
Ouyang Shuai baru saja turun dari mobil, wanita muda itu langsung terbang mendekat, tiba-tiba merangkul lengan Ouyang Shuai: "Pria tampan, mau menginap? Penginapan kami meski kecil, tapi sangat bersih dan aman." Ouyang Shuai melepaskan genggamannya lalu bertanya: "Di mana kedua wanita tadi?" Wanita itu tertegun sejenak: "Kau jangan-jangan datang untuk menangkap basah? Jangan-jangan si setengah baya itu ibu mertuamu? Ibu mertua mengajak putrinya ketemu lelaki hidung belang, ini... ini terlalu fantastis!"
Ouyang Shuai berkeringat dingin, wanita ini terlalu pandai berkhayal. Ia tak ingin berdebat panjang, mengeluarkan dokumen: "Polisi! Segera lenyap dari hadapanku!" Wanita itu terkejut setengah mati dan hendak kabur. Ouyang Shuai berseru: "Di mana sebenarnya kedua wanita tadi?" Wanita itu menjawab: "L-lantai dua, kamar 205! Di dalamnya ada seorang lelaki!" Ouyang Shuai diam-diam bersukacita, dalam bayangannya lelaki itu pastilah Lin Dewang!
Melihatnya terdiam, wanita itu langsung menyelinap pergi.
Di resepsionis penginapan kecil itu duduk seorang lelaki berusia sekitar lima puluhan, tampak sedang merokok dengan mata terpejam. Ouyang Shuai melirik telepon di meja resepsionis, lalu menghampiri: "Pinjam teleponnya!" Lelaki itu membuka mata, memandang Ouyang Shuai: "Dua ribu rupiah sekali pakai, lewat tiga menit tambah dua ribu per menit!" Ouyang Shuai mana peduli dengan receh seperti ini, sebelum selesai mendengar langsung mengangkat gagang telepon.
Telepon ditujukan kepada Long Jiuyuan, dan segera diangkat: "Hoi!" Ouyang Shuai berkata: "Kepala Long, aku sekarang di penginapan pinggir jalan bernama Junlai di Jalan Raya Nomor 3 Desa Bianjing. Xiao Ying dan Ma Juan ada di lantai atas, katanya ada lelaki di dalam, kuduga itu Lin Dewang. Aku mau naik untuk memeriksa..." Long Jiuyuan hendak menghentikannya, tapi terdengar teriakan dari ujung telepon - teriakan Ouyang Shuai! Tampaknya ia mengalami sesuatu!
Long Jiuyuan segera menelepon kembali, terdengar bunyi "tut-tut" sambungan sibuk.
Long Jiuyuan merasakan situasi genting. Ouyang Shuai pasti bermasalah. Setelah berpikir, ia menghubungi Shu Yi yang langsung mengerutkan alis: "Kepala Long, jemput aku! Kita pergi bersama!" Tanpa banyak bicara, Long Jiuyuan menutup telepon. Shu Yi meninggalkan catatan untuk Guangren dan Bayangan sebelum pergi. Lagipula Guangren punya kunci rumah ini dari Zhu Yi.
Long Jiuyuan tiba dengan cepat. Menyelamatkan korban seperti memadamkan api - tak boleh tertunda.
Shu Yi masuk mobil. Long Jiuyuan berkata: "Tenang, tidak ada yang mengikuti!" Shu Yi tersenyum: "Mereka tak perlu mengikuti. Mungkin di Bianjing sudah memasang jaring langit dan bumi menungguku!" Long Jiuyuan tertegun sejenak: "Maksudmu, operasi kali ini menyasarmu?" Shu Yi menghela napas: "Kemungkinan besar. Kalau tidak, mengapa suruh Ouyang menelepon? Tidak bertindak cepat saat awal, baru bergerak setelah dia menyebut lokasi dan alasan."
Long Jiuyuan mendengar dan berkata: "Lalu kau tetap pergi?" Shu Yi menjawab dengan tenang: "Ada urusan yang harus dilakukan. Selain Xiao Ying dan Ma Juan saat ini merupakan kunci sebenarnya untuk menemukan Lin Dewang, ambil contoh Ouyang. Ia mengambil risiko demi aku. Secara emosi maupun logika, aku tidak mungkin tinggal diam!"
Long Jiuyuan mendengar perkataan Shu Yi. Ia diam-diam mengangguk. Setelah lama bersama Shu Yi, ia merasa sesungguhnya Shu Yi adalah pribadi yang sangat emosional. Tentu saja, kecerdasannya juga luar biasa, dan gaya bertindaknya pun sangat tenang.
Long Jiuyuan berbisik: "Memang benar, tapi kita harus punya strategi. Jika tidak, kita akan tertekan. Lagipula, kita tidak mungkin mengantar diri ke pintu untuk menyerah tanpa perlawanan?" Shu Yi mengangguk: "Tentu. Karena itu sekarang aku yang menyetir. Kau berbaring di kursi belakang. Jika dalam sepuluh menit aku belum keluar, kau harus pergi dengan mobil ini dan melaporkan ke Guru via telepon. Urusan ini jangan kau ikut campur lagi!" Long Jiuyuan sama sekali tidak setuju. Matanya melotot: "Tidak mungkin! Aku tidak akan membiarkanmu mengambil risiko sendirian."
Shu Yi sedang ingin mengatakan sesuatu, Long Jiuyuan berkata: "Jangan kau membujukku, Ouyang adalah bawahanku, lagi pula tugas ini yang kusuruh dia pergi, jadi yang harus masuk juga aku!" Shu Yi menghela napas: "Lao Long, jangan kita memperdebatkan lagi, dengarkan aku. Pertama, target mereka adalah aku, bukanmu. Meskipun kau masuk, mereka tidak akan menyerah mengejarku! Kedua, Lao Long, aku masih muda, dan kelincahanku mungkin lebih baik darimu. Aku sudah lama menjalankan tugas lapangan, pengalaman adaptasi juga banyak. Ketiga, kasus ini harus dilanjutkan. Setidaknya saat ini kau masih libero, meski ditangguhkan jabatan, ini tidak banyak mengganggumu. Berbeda denganku, saat ini aku seperti tikus di pasar, semua orang ingin memukulku, melakukan banyak hal pun jadi tidak mudah."
Long Jiuyuan mendengar perkataan Shu Yi, dia tak bisa menemukan sanggahan. Shu Yi melanjutkan: "Ingat ucapanku, sekarang parkirkan mobil, gantian aku yang menyetir!" Mata Long Jiuyuan mulai membasah. Dia tahu sebenarnya Shu Yi sama sekali tidak mau dirinya terlibat bahaya. Dia yakin jika Shu Yi bisa menemukan jalan, bahkan tidak akan mengizinkannya ikut. Dia menghela napas: "Xiao Shu, kau harus jaga keselamatan, jangan memaksakan diri. Jika benar-benar tidak bisa, kaburlah. Ingat, aku akan memberikan dukungan di luar."
Shu Yi tersenyum, senyumannya sangat manis. Long Jiuyuan turun dari mobil, Shu Yi duduk di kursi pengemudi. Setelah Long Jiuyuan duduk di kursi belakang, barulah dia menghidupkan mesin.
Di bawah arahan Long Jiuyuan, Shu Yi baru bisa menemukan Penginapan Junlai ini. Sesuai permintaan Shu Yi, Long Jiuyuan sudah berbaring di kursi belakang sebelumnya. Shu Yi mematikan mesin, melemparkan kunci ke Long Jiuyuan, lalu membuka pintu dan turun dari mobil. Pintu mobil ditutup dengan keras. Di dalam hati, Long Jiuyuan berbisik: "Saudaraku, jaga diri baik-baik!"
Di depan pintu penginapan, seorang wanita muda berdandan mencolok sedang menyandar di pintu sambil makan kuaci. Melihat Shu Yi mendekat, ia melambaikan saputangannya: "Tuan, mau menginap atau makan?" Sambil berkata demikian, ia menyandarkan diri ke Shu Yi seperti sebelumnya dengan Ouyang Shuai. Shu Yi tidak melepaskan diri, hanya tersenyum sambil berkata: "Mencari seseorang!" Wanita itu melepaskan Shu Yi: "Katakan saja dari tadi, membuatku sia-sia senang." Setelah itu ia kembali bersandar di dinding sambil makan kuaci, tidak lagi menghiraukan Shu Yi.
Shu Yi pun otomatis tidak melanjutkan interaksi. Ia langsung masuk ke dalam penginapan. Pertama-tama ia melihat resepsionis di sebelah kiri. Seorang pria tua berusia lima puluhan sedang tertidur di sana, sementara telepon di meja tidak diletakkan dengan benar. Pantas saja Long Jiuyuan mengatakan sebelumnya bahwa sambungannya sibuk. Shu Yi menepuk-nepuk resepsionis dengan lembut: "Bos!" Pria tua itu membuka matanya. Shu Yi bertanya pelan: "Bos, saya mau bertanya. Apakah tadi ada pemuda yang menggunakan telepon di sini?"
