Perkataan Shu Yi membuat mata semua orang berbinar. Tapi Zhi Gang masih ragu: "Apakah Lao Chen benar-benar punya niat seperti itu?" Zhi Gang berkata: "Kakak Shu, kalau begitu pasti harus ada pembunuh bayaran kan?" Shu Yi menghela napas: "Mengingat situasiku sekarang sudah seperti ini, biarlah aku yang jadi pembunuh bayarannya."
Mo Fei berkata: "Biarkan aku yang melakukannya, tidak bisa semua tuduhan ditumpuk ke tubuhmu." Shu Yi menggelengkan kepala: "Seperti kata pepatah, utang banyak tak khawatir, kutu banyak tak gatal. Lagipula tubuhku sudah penuh dengan tuduhan, apa bedanya tambah satu lagi?" Zhi Gang mengangguk: "Xiao Xia, ikuti kata Kakak Shu saja. Siapa pun yang menanggung tuduhan ini tidak masalah, asalkan kita akhirnya bisa membongkar kasus ini dengan sukses, maka semua tuduhan akan lenyap!"
Senyuman mengembang di wajah Shu Yi. Sebenarnya di lubuk hatinya, ia sangat paham. Bahkan jika kasus ini berhasil diungkap, tuduhan terhadap dirinya mustahil dihapuskan. Bagaimanapun, tindakannya telah melanggar hukum militer dan peraturan kerajaan. Jika benar-benar bebas dari segala tuduhan, Kepala Lu tak bisa memberi penjelasan. Ia sadar, meski kasus ini terpecahkan, tetap harus memikul sebagian tanggung jawab.
Shu Yi berkata: "Aku yang jadi pembunuh bayaran ini, tapi personel kita terlalu sedikit. Menyebar ke villa tidak akan efektif. Aku khawatir malah membangunkan mereka dan memberi kesempatan kabur!" Zhi Gang menjawab: "Sudah kuperiksa, villa hanya punya satu pintu masuk. Tinggalkan satu orang untuk menjaga gawang, hanya boleh masuk, dilarang keluar. Urusan ini bisa diserahkan pada Xiao Jiang untuk mengerahkan beberapa satpam membantu kita." Yan Jun tertawa: "Apa satpam villa bisa diandalkan? Bukankah kau sudah lihat sifat buruk Kepala Keamanan itu?"
Zhi Gang tiba-tiba berkata: "Xiao Jiang masih bisa dipercaya." Awalnya Guang Ren dan bayangan mengatakan akan datang, seandainya mereka datang pasti bagus. Shu Yi berkata: "Baiklah, karena begitu, mari kita bersiap. Begitu kalian dengar suara tembakan dari villa, segera bertindak!" Saat itu juga, Zhou Zihai berteriak: "Ada mobil mendekat!"
Shu Yi dan yang lain menoleh ke arah jalan raya. Benar saja, beberapa mobil mendekat dari sana. Mereka saling pandang, hati dipenuhi kecemasan. Kedatangan ke villa di lewat pukul empat dini hari ini pasti bukan untuk wisata. Xia Mo Fei berbisik: "Lao Shu, jangan-jangan mereka menargetkanmu? Mau menghindar sebentar?" Shu Yi menggigit bibirnya: "Tidak apa, lihat dulu!" Dalam hati, Shu Yi sangat berharap yang datang adalah bayangan dan Guang Ren.
Mobil-mobil itu malah berhenti di samping kendaraan Shu Yi. Orang yang turun dari mobil pertama tak lain adalah bayangan. Melihat bayangan turun, semua lega. Shu Yi juga turun, lalu melihat Guang Ren.
Total ada empat mobil. Selain Guang Ren, ada lebih dari sepuluh prajurit. Bayangan melihat Shu Yi lalu berkata: "Aku khawatir kalian sudah bertindak gegabah!" Shu Yi menjawab: "Kami sudah mendatangi, lalu kembali!" Guang Ren menambahkan: "Chen Ziran ada di dalam, untung kalian tidak membuat insiden!" Shu Yi berkata tenang: "Aku sudah bertemu Lao Chen, bahkan bermain catur dengannya!"
Guang Ren mengucapkan "Oh" dengan nada terkejut, lalu bertanya: "Apa maksudnya?" Shu Yi menjelaskan kronologi peristiwa secara garis besar, termasuk analisisnya terhadap perkataan Chen Lao. Guang Ren tersenyum: "Orang tua ini benar-benar rubah tua yang licik. Tampaknya dia juga tidak berani menyepelekan kasus ini. Shu Yi, apa rencanamu?" Shu Yi memaparkan pemikirannya. Guang Ren tertawa sambil menatap Shadow: "Sudah kuduga! Rencana bocah ini pasti sama dengan yang kupikirkan!"
Shadow mengangguk: "Lakukan sesuai rencanamu. Kami sudah bawa personel - mereka pasukan yang kusiapkan dari resimen penjaga. Shu Yi, berhati-hatilah. Yang terpenting, jangan sampai pengawal internal terluka. Begitu ada korban jiwa, kita akan kesulitan mempertanggungjawabkannya nanti." Guang Ren menghela napas: "Bocah, kali ini kau benar-benar dipersulit. Bahkan jika kasus ini selesai, mungkin kau akan..." Shu Yi tersenyum: "Paman Guang, tidak perlu melanjutkan. Aku tahu."
Shu Yi berjalan menuju villa. Dengan perlindungan kegelapan malam, dia langsung melompati tembok dan memasuki area villa. Gerakan Shu Yi sangat cepat - bukan hanya para satpam, bahkan pengawal internal yang dibawa Chen Lao pun sama sekali tidak menyadari bahwa Shu Yi sudah menyusup masuk. Di dekat sebuah pondok yang berjarak cukup dekat dengan kediaman Chen Lao, Shu Yi mengeluarkan pistol dan menembak sekali. Begitu tembakan terdengar, seluruh villa langsung diliputi kecemasan.
“Ada pembunuh bayaran, lindungi Lao Chen!” Komandan pengawal Lao Chen berteriak keras. Saat ini ia sedang berada di kamar Lao Chen, dia berkata kepada seorang penjaga keamanan di samping Lao Chen lalu bersiap membukakan pintu untuk keluar. Lao Chen berkata dengan tenang: "Da Luo, panik apa!" Da Luo berhenti sejenak. Lao Chen melanjutkan: "Beritahu mereka, jangan sampai ada yang terluka!" Da Luo menyahut, di lubuk hatinya penuh kebingungan. Melihat sikap Lao Chen seperti ini, mungkinkah dia tahu siapa pembunuh bayaran itu?
Tapi dia juga tidak enak bertanya lebih jauh. Keluar dan menyampaikan maksud Lao Chen kepada penjaga keamanan: "Siaga penuh, jangan sampai ada yang terluka!" Shu Yi yang saat itu sudah meninggalkan lokasi tembakan, menyusup ke rumah sebelah kiri. Ruangan itu kosong melompong tanpa seorang pun. Shu Yi segera pergi menuju rumah lain.
Satpam villa juga mendengar suara tembakan. Kapten Wu itu bersembunyi di kantor sama sekali tidak berani keluar. Memang biasa pamer kekuatan di depan bawahannya, tapi kalau benar-benar harus berhadapan dengan orang bersenjata, hal itu bahkan tidak pernah terpikir olehnya. Dalam kegelapan ini, peluru tidak punya mata. Dirinya hanya pekerja bayaran, tak perlu menjual nyawa seperti ini.
Sedangkan Jiang Haiyang dan satpam lain yang berjaga di gerbang utama panik bukan main. Jiang Haiyang adalah mantan tentara, mana mungkin tidak mengenali suara tembakan. Dia berkata kepada rekannya: "Ini suara tembakan, pasti ada masalah di dalam!" Satpam lain menjawab: "Haiyang, apa yang harus kita lakukan?" Jiang Haiyang berkata: "Bagaimana kalau kau tunggu di sini, aku yang masuk melihat!"
Tepat saat ia bersiap melesat masuk ke villa, rekan menarik tangannya: "Awas, ada yang datang!" Jiang Haiyang menoleh dan benar saja sekelompok orang—sekitar belasan hingga dua puluh—berlarian ke arah villa. Dengan mata jeli, Jiang melihat banyak prajurit bersenjata lengkap di antara mereka. "Itu tentara dari atasan!" serunya.
Saat itu juga ia melihat Zhi Gang. Tanpa pikir panjang, ia menghampiri dan menarik laki-laki itu: "Cepat periksa ke dalam! Ada suara tembakan. Jangan-jangan ada yang mau berbuat neko-neko pada Paduka..." Tadi Jiang Haiyang memang ikut Zhi Gang naik ke atas, jadi ia tahu ada pejabat tinggi yang tinggal di sana. Zhi Gang tersenyum sambil menepuk bahunya: "Tenang saja. Selama kami di sini, takkan ada masalah. Kalian fokus jaga pos masing-masing."
Setelah berkata demikian, Zhi Gang dan timnya memimpin rombongan masuk ke dalam, sementara di gerbang utama tersisa dua prajurit yang menggendong senapan serbu.
Guang Ren dan bayangan tidak ikut bersama mereka. Mereka menghilang dalam kegelapan seperti Shu Yi, melakukan pencarian tersembunyi untuk melacak jejak keluarga Ma (ayah-anak).
Tim yang dipimpin Xia Mo Fei mulai menggeledah villa. Target Zhi Gang sangat jelas, langsung menerobos ke arah rumah Lao Chen. Ketika mendekati kediaman Lao Chen, Da Luo bersama penjaga keamanan menghadang mereka: "Berhenti! Kalian mau apa?" Melihat kembali Zhi Gang, Da Luo bermuka masam. Zhi Gang tersenyum: "Kami buru-buru ke sini karena khawatir akan keamanan Paduka setelah mendengar suara tembakan." Da Luo berkata dengan tenang: "Keamanan Paduka menjadi tanggung jawab kami. Tak perlu kalian ikut campur."
Zhi Gang mengerutkan alis, ucapan Da Luo ini terlalu sombong. Meski kau anak buah Paduka, tak perlu angkuh seperti ini? Tapi saat ini Zhi Gang takkan benar-benar berselisih dengan Da Luo. Ia tersenyum: "Aku tahu keamanan Paduka ada di tangan kalian. Kami bertugas menangkap pembunuh bayaran. Ngomong-ngomong, Kawan, saranku tarik semua anak buahmu kembali untuk menjaga Paduka, agar kedua tim tak sampai senapan meleset!"
Da Luo berkata dengan suara berat: "Tak usah kau ajariku cara bekerja!" Zhi Gang juga naik pitam, berkata tenang: "Sebaiknya tanyakan pada Paduka, beliau pasti setuju dengan saranku!" Mendengar ini, Da Luo mulai ragu. Tadi Paduka bilang jangan sampai ada yang terluka, pasti ada maksud tersirat? Memandang senyuman tipis Zhi Gang, Da Luo akhirnya menoleh dan kembali ke kamar.
"Paduka, rekan dari pihak lokal datang memberi bantuan. Menurutku apakah kita tarik semua personel untuk menjaga keamanan Paduka dari jarak dekat?" Saat mengucapkan ini, mata Da Luo tak lepas dari Lao Chen yang masih asyik membaca buku. Semalam beliau sama sekali belum tidur, meski sudah beberapa kali diingatkan, jawabnya tunggu sebentar lagi. Lao Chen meletakkan buku sambil tersenyum: "Bagus juga. Suruh mereka semua datang. Minta pihak lokal menyelidiki bagaimana bisa ada pembunuh bayaran masuk. Aku juga sudah lelah, saatnya tidur."
Da Luo baru mulai menangkap maksud tersembunyi. Setelah Lao Chen mengadakan pertemuan dengan Shu Yi, tiba-tiba muncul pembunuh bayaran. Yang mengherankan, Lao Chen malah menyetujui untuk memusatkan semua orang di sini dan memerintahkan Zhi Gang dkk. untuk menangkap si pembunuh. Meski tak mengerti permainan catur yang rumit ini, Da Luo yakin pasti sudah ada chemistry tersembunyi antara Lao Chen dan pihak tertentu.
Da Luo keluar dari rumah Lao Chen, lalu berbicara melalui radio komunikasi mini: "Perhatian semua! Segera berkumpul di Bangunan No.3 untuk standby! Jangan sampai terjadi konflik dengan kawan dari pihak lokal!" Begitu perintahnya selesai, belasan bayangan manusia berhamburan dari segala penjuru. Mereka adalah penjaga keamanan yang sebelumnya tersebar di sekitar area.
Da Luo menatap Zhi Gang: "Silakan mulai!" Zhi Gang mengangguk: "Terima kasih!" Ia lalu berbalik ke prajurit di sampingnya: "Lakukan penggeledahan! Jangan lewatkan satu pun tersangka! Bawa semua orang ke halaman depan gedung kayu untuk diidentifikasi satu per satu!"
Setelah personel Biro Keamanan Dalam mundur, Shu Yi, Guang Ren dan "bayangan" mereka keluar dari persembunyian lalu bergabung dalam tim pencari. Sekitar setengah jam kemudian, seluruh area villa telah digeledah. Dari sekitar dua puluh orang yang berkumpul di depan gedung kayu, tak satu pun anggota keluarga Ma ditemukan. Shu Yi mengerutkan alis: Bagaimana mungkin?
Shu Yi menoleh ke Xia Mo Fei: "Sudah diperiksa semua?" Xia Mo Fei tersenyum kecut: "Kecuali rumah Lao Chen, semua area sudah disisir." Dari dua puluhan orang di halaman, sebagian besar adalah staf villa termasuk pemiliknya Lu Huayang. Tentu juga ada Kapten Wu dan segerombolan satpam.
Lu Huayang tampak santai, wajahnya dihiasi senyuman. Ia mendekati Zhi Gang dan berkata: "Kawan, semua ini adalah staf villa kami. Saya jamin mereka bukan pembunuh bayaran. Tuan Chen adalah tamu terhormat kami, mana mungkin kami melakukan hal seperti ini. Pasti ada kesalahpahaman."
Shu Yi meliriknya. Di lubuk hati, perasaannya getir. Lu Huayang terlalu tenang. Ketenangan seperti ini hanya punya satu kemungkinan - kali ini mereka mungkin gagal lagi! Masalahnya ini menyangkut Tuan Chen. Jika tak bisa menangkap keluarga Ma dan gagal menyerahkan si pembunuh bayaran, konsekuensinya akan sangat parah.
