Pagi-pagi benar Gu Tian Yi sudah meninggalkan Desa Wei. Ia tetap memutuskan untuk menyelidiki konglomerat Yamamoto dan urusan pembangunan Kota Da Xing di Desa Wei yang disebut-sebut itu. Namun ia tak sadar, tindakannya ini sama saja dengan menempelkan talisman pemanggil ajal untuk Shu Yi! Meski Shu Yi sudah memberi peringatan, ia malah menganggap Shu Yi terlalu berhati-hati. Dengan kemampuannya, investigasi yang dilakukan seharusnya bisa diselesaikan secara tersembunyi tanpa jejak seperti hantu.
Setelah bangun, Shu Yi tetap bersiap ke pintu desa untuk melihat senior main catur seolah tak terjadi apa-apa. Sebenarnya ini adalah kepalsuan untuk efek menyesatkan lawan. Saat hendak pergi, telepon Che Rui datang. Shu Yi menerima sambungan lalu tersenyum: "Direktur Che, apakah kembali dengan tangan hampa?" Suara getir terdengar dari telepon: "Benar sekali tebakanmu!" Shu Yi menjawab: "Perlu ditebak? Seandainya kau jadi lawan, hal pertama setelah Zeng Fan hilang tentu segera mengadakan evakuasi. Masih mau diam di sana menunggu ditangkap?" Che Rui berkata: "Tapi kami masih dapat hasil. Bukankah Zeng Fan menyebut seorang kakek? Kami sudah membuat sketsa wajah. Setelah diperiksa, orang ini tidak ada dalam database populasi kepolisian. Seharusnya bukan orang Tiongkok!"
Shu Yi berkata dengan tenang: "Cek data populasi yang masuk dari Jepang, aku yakin kalian pasti bisa menemukannya." Che Rui menjawab: "Hm, kami sudah menemukannya. Sudah kutebak kau pasti akan berkata begitu. Tapi coba tebak lagi, siapa orang tua ini?" Shu Yi langsung menjawab tanpa berpikir: "Keluarga Kato!" Che Rui membeku kaget. Andai Shu Yi bisa melihat ekspresinya saat ini, pasti akan terlihat mulut Che Rui menganga lebar. Shu Yi melanjutkan: "Identitasnya sebagai orang Jepang sudah jelas. Masih menyuruhku menebak, selain menebaknya sebagai anggota keluarga Kato, aku benar-benar tidak tahu pilihan lain apa lagi!"
Che Rui menghela napas: "Aku benar-benar tidak mengerti bagaimana struktur otakmu bekerja. Kau benar, namanya Kato Mei, keponakan Kato Yasuo, saudara seperjuangan dengan kepala keluarga Kato saat ini yaitu Kato Tsuka. Ia adalah adik laki-lakinya! Dia seharusnya sudah datang ke Tiongkok sekitar sebulan yang lalu menggunakan paspor wisata yang sekarang sudah kadaluarsa!"
Shu Yi bertanya: "Sudah periksa Qu Jing?" Che Rui menjawab: "Sudah. Memang mahasiswi Universitas Timur China, tapi dia bukan orang Jepang. Data menunjukkan dia orang Tiongkok asli, ayahnya bahkan Direktur Dinas Purbakala Kota Hu." Shu Yi mengerutkan alis. Intuisinya mengatakan pasti ada hubungan antara Qu Jing dengan Kato Mei ini. Menurutnya Qu Jing seharusnya juga orang Jepang, tapi kenapa justru tercatat sebagai orang Tiongkok asli?
“Sudah dipastikan?” Shu Yi bertanya pelan, Che Rui menjawab: “Tentu sudah! Dengan begitu kesimpulan sebelumnya bahwa dia satu kelompok dengan Kato Mei ini jadi tidak valid!” Shu Yi berkata tenang: “Kenapa tidak valid? Bahkan jika dia benar orang Tiongkok pun masih mungkin valid. Apalagi aku tetap tidak percaya dia benar-benar orang Tiongkok! Sayang, kalau bisa menangkapnya pasti langsung ketahuan apakah dia benar orang Tiongkok atau bukan!”
Che Rui mengucapkan “Oh”, Shu Yi menerangkan: “Posisi duduk khas orang Jepang membuat lutut mereka berkapalan, area kontak dengan tanah akan menebal seperti kulit monster!” Che Rui tertawa: “Dengar penjelasanmu masuk akal juga! Tapi kurasa identitasnya tidak bermasalah besar.” Shu Yi merenung sejenak: “Direktur Che, lebih baik kau selidiki lagi. Mungkin Qu Jing yang sekarang bukan Qu Jing yang dulu!” Che Rui tertegun sejenak, Shu Yi melanjutkan: “Terkadang foto tidak membuktikan apa-apa, banyak orang yang mirip. Kemiripan 50% pun di foto sudah cukup membuat orang yakin!”
Che Rui bingung: “Tapi orang tuanya sendiri pasti tidak salah lihat, kan?” Shu Yi tersenyum: “Direktur Che, apa kau yakin orang tuanya tidak berbohong? Sebenarnya ada banyak alasan untuk berbohong.” Setelah menutup telepon, Che Rui masih meresapi kata-kata Shu Yi. Penjelasan Shu Yi memang logis. Saat ini mereka belum menangkap Qu Jing, konfirmasi identitasnya hanya melalui pengakuan dari pihak terkait yang melihat foto.
Orang-orang yang melihat foto itu sepakat mengatakan bahwa Qu Jing memang putri Qu Tianyang, bahkan Qu Tianyang dan istrinya juga mengkonfirmasi hal ini. Namun jika diingat-ingat kembali, ekspresi Qu Tianyang dan istrinya saat melihat foto itu terasa aneh, meski Che Rui tidak bisa menjelaskan secara spesifik keanehan apa yang dirasakannya.
Che Rui berkata pada Wang Zhen: "Ayo kita pergi sebentar!" Wang Zhen bertanya: "Ke mana?" Che Rui menjawab dengan tenang: "Untuk menemui Qu Tianyang!"
Qu Tianyang adalah Direktur Biro Barang Antik—sebuah jabatan yang minim keuntungan materi. Meski begitu, posisi ini sebenarnya bisa dimanfaatkan untuk mencari keuntungan ilegal jika berani mengambil risiko. Namun Qu Tianyang tidak punya nyali untuk itu, karena menjual barang antik negara merupakan kejahatan berat! Hari ini Qu Tianyang tidak pergi kerja. Ia sedang duduk merokok di sofa sementara istrinya Su Yang duduk gelisah di sampingnya. Memang wajah Su Yang mirip dengan Qu Jing. Melihat suaminya yang terus bungkam, Su Yang kesal: "Rokok, rokok, cuma rokok yang kau tahu! Urusan putri kita harus bagaimana? Bicara dong!"
Qu Tianyang meliriknya: "Mau ku katakan apa? Polisi sudah datang kemari. Bukankah kita sudah mengakui? Mereka bilang asal kita mengaku, mereka tidak akan menyusahkan Xiao Jing!" Su Yang membalas: "Tapi menurutku cara kerja mereka tidak bisa diandalkan! Lihat saja, gadis di foto itu memang agak mirip Xiao Jing. Tidak heran kerabat kita juga mengaku begitu saja!"
Qu Tianyang menghela napas: "Menurutku kita harus jujur ke polisi tentang kabar ini! Biar kepolisian yang menyelesaikan, mungkin masih ada satu helai harapan untuk Xiao Jing!" Su Yang mengerutkan alis: "Apa maksudmu? Mereka sudah bilang, kalau kita tidak kerja sama dan melapor polisi, kita takkan bisa bertemu Xiao Jing lagi." Qu Tianyang tersenyum kecut: "Tapi Su Yang, pernahkah kau berpikir? Kalau kita mengakui gadis di foto itu sebagai Xiao Jing, demi menyembunyikan identitasnya, besar kemungkinan mereka akan... membuat Xiao Jing kita menghilang!" Di lubuk hati Su Yang juga takut, tapi mulutnya berkata: "Berani mereka! Kalau berani melakukan itu, pasti akan kami gembar-gemborkan!"
Qu Tianyang menatap kekasihnya. Ia pun tak tahu harus bagaimana menasihatinya.
Ada yang mengetuk pintu. Qu Tianyang memberi kode pada Su Yang dengan matanya, menyuruhnya membukakan pintu sambil berkata: "Kau jangan sembarangan bicara! Mungkin polisi. Biar aku yang menghadapi!" Su Yang membuka pintu. Mengapa mereka lagi? Bukankah orang ini polisi yang datang kemarin?
Che Rui tersenyum tipis: "Direktur Qu, Kakak Su, maaf mengganggu lagi!" Su Yang melirik ke Qu Tianyang yang sudah berdiri menyambut di samping pintu: "Silakan masuk, silakan duduk!" Yang datang bersama Che Rui adalah Wang Zhen.
Che Rui berkata: "Kepala Qu, kami datang hari ini untuk meminta penjelasan tentang beberapa hal!" Qu Tianyang mengangguk tipis: "Bekerja sama dengan penyelidikan kepolisian adalah kewajiban kami. Tapi kemarin saya sudah menjelaskan sejelas-jelasnya, wanita di foto itu memang putri kami Qu Jing. Tapi apa yang sebenarnya dia lakukan, kami benar-benar tidak tahu!" Che Rui mengeluarkan foto itu dan meliriknya sendiri tanpa menyerahkannya ke Qu Tianyang: "Anda yakin ini benar putri Anda?"
Qu Tianyang tidak menyangka Che Rui akan bertanya seperti itu. Mukanya berubah masam: "Apa maksudmu?" Che Rui mengangkat bahu: "Saya hanya punya beberapa keraguan. Ngomong-ngomong, wanita di foto ini kidal. Putri Anda juga kidal?" Qu Tianyang ragu. Sebagai kepala biro, otaknya bekerja cepat. Ia tahu Che Rui sedang mengatur jebakan, mencoba menguji dirinya. Tapi pertanyaan ini tak bisa dihindari maupun dijawab! Putrinya jelas bukan kidal, tapi wanita di foto itu siapa tahu? Meski tahu ini perangkap, ia harus terjebak!
Qu Tianyang terdiam sejenak: "Mana mungkin putri saya kidal? Sejak kecil dia selalu menggunakan tangan kanan!" Che Rui tersenyum. Ekspresinya membuat Qu Tianyang ingin menamparnya dua kali. Tertawa Che Rui itu membuatnya tak nyaman. Ia tak tahu apakah keputusannya tepat dalam mengambil risiko.
Yang menjengkelkan adalah Che Rui tidak melanjutkan pembahasan kasus ini, malah tiba-tiba beralih ke urusan-urusan bidak tak berarti, bahkan sama sekali tidak menyebutkan Qu Jing lagi!
Qu Tianyang merasa meski usia Che Rui tak terlalu tua, jurus yang dimainkannya benar-benar tak terbantahkan. Bahkan setelah Che Rui pergi, hatinya masih gelisah. Sambil menutup pintu, Qu Tianyang mengusap keringat di dahinya. Su Yang berkata: "Keterlaluan kau ini, cuma dua polisi kok bisa bikin gugup?" Qu Tianyang melototinya: "Kau tahu apa?! Ini bukan sekedar pertanyaan ngawur! Ini tahap pengintaian, dia sedang menguji apakah yang kukatakan benar atau palsu! Coba pikir, mana mungkin kita tidak tahu putri kita biasa pakai tangan kanan atau kiri? Tapi dia sengaja bertanya!"
Su Yang menentang: "Lalu kenapa?" Qu Tianyang menjawab: "Hanya ada dua jawaban: Ya atau Tidak. Aku harus memilih salah satu. Tapi mereka yang pernah bertemu wanita di foto itu seharusnya tahu apakah si gadis kidal atau tidak. Mereka punya jawaban. Jawabanku ini cuma untuk mengidentifikasi apakah aku jujur! Aku cuma bisa menebak, dan probabilitas tebakan benar hanya setengah!"
Su Yang baru mulai khawatir: "Lalu tebakanmu benar tidak?" Qu Tianyang tersenyum kecut: "Tidak tahu, dia sama sekali tidak memberi penjelasan. Tapi aku juga tidak bisa bertanya duluan. Kalau aku yang bertanya, pasti ketahuan bohong, kan? Orang ini benar-benar berbahaya. Meski wajahnya terlihat santai, aku sama sekali tidak tahu apa yang ada di pikiran dalam hatinya!" Su Yang panik: "Lalu bagaimana ini? Jangan-jangan kalau jawabanmu salah, mereka akan berbuat sesuatu pada kita? Nanti kalau orang-orang itu tahu, apakah mereka akan menyakiti Xiao Jing?"
Qu Tianyang menghela napas: "Sekarang aku juga tidak tahu harus berbuat apa lagi. Hanya bisa jalanin satu langkah demi satu langkah!" Di lubuk hati, Qu Tianyang sangat membenci Che Rui. Orang ini benar-benar menjengkelkan, ternyata sudah biasa bermain taktik licik.
Setelah meninggalkan rumah Qu Tianyang, Wang Zhen bertanya pelan: "Direktur Che, bagaimana Anda tahu bahwa Qu Jing itu kidal?" Che Rui tertawa: "Aku tahu apa? Aku cuma ingin melihat reaksi Qu Tianyang terhadap pertanyaan ini. Tapi reaksinya cukup memuaskan, sepertinya Shu Yi benar. Orang ini memang sedang berbohong!"
