Che Rui terkejut ketika menerima telepon dari Shu Yi. Dia tidak menyangka Shu Yi ternyata telah kembali ke Kota Hu, dan ingin bertemu dengannya secara diam-diam. Shu Yi juga berpesan agar dia tidak memberitahu siapapun. Che Rui tidak mengerti rencana apa yang sedang disusun Shu Yi. Namun dia bisa merasakan bahwa kepulangan diam-diam Shu Yi ke Kota Hu pastinya berkaitan erat dengan kemunculan misterius Zeng Fan.
Di kamar 1608 lantai enam belas Hotel Jinjiang, Shu Yi membukakan pintu untuk Che Rui masuk, lalu mengunci pintu dengan baik. Baru saja Che Rui duduk di sofa, dia langsung bertanya: "Pak Shu, kenapa harus misterius begini?" Shu Yi tidak menjawab, hanya menyerahkan sebatang rokok padanya sambil menyalakan miliknya sendiri: "Aku sangat suka hotel ini, insulasi suaranya bagus, sangat sunyi." Che Rui melototi Shu Yi, menggelengkan kepala.
"Kau kan tidak melakukan perbuatan dosa, buat apa perlu insulasi suara?" kata Che Rui dengan kesal. Shu Yi tersenyum: "Kemunculan Zeng Fan pasti membuat Zhi Gao senang bukan main!" Che Rui mengangguk: "Dia sudah mengangkat Xiao Fan ke sisinya. Saat dia bilang padaku, aku juga merasa Xiao Fan lebih aman bersama kita!" Shu Yi bertanya: "Tidakkah kau merasa kasus ini terlalu tidak masuk akal?" Che Rui melontarkan pertanyaan balik: "Dalam pekerjaanku, bukankah sering kutemui hal-hal dengan latar belakang tak masuk akal? Kataku Pak Shu, jangan-jangan kau merasa ada masalah dengan kasus ini?"
Shu Yi menghela napas: "Tentu saja ada masalah, dan masalahnya sangat besar!" Che Rui terdiam sejenak, ia bisa melihat ekspresi serius Shu Yi. Ia bertanya: "Apa maksudmu?" Shu Yi tersenyum kecut: "Ya, kita memang sering menghadapi kejadian aneh, tapi kali ini berbeda. Tidakkah kau sadar semua keajaiban ini berpusat pada Xiao Fan seorang diri?" Che Rui mengerutkan alis: "Kau curiga Xiao Fan berbohong?" Shu Yi menghela napas lagi: "Xiao Fan pasti tidak berbohong. Aku percaya semua pengalaman dan perasaannya nyata. Tapi pengalamannya mungkin bukan fakta sebenarnya, sehingga perasaannya pun tak bisa dipercaya!"
Che Rui masih belum paham apa yang ingin dijelaskan Shu Yi. Shu Yi tiba-tiba bertanya: "Apakah pemakaman Liu Jun diurus langsung olehmu, Direktur Che?" Che Rui tertegun, lalu menggeleng: "Kusuruh bawahannya yang dekat dengannya untuk mengurusnya. Ada masalah?" Shu Yi tidak menjawab, malah berkata: "Aku ingin bertemu orang itu!" Che Rui mengangguk, mengeluarkan telepon dan menelepon beberapa nomor: "Dia akan segera datang!"
"Pak Shu, bisakah kau jelaskan sebenarnya apa yang terjadi? Sejak pulang, aku merasa kau mengetahui sesuatu. Tolong beri tahu aku dengan jelas." Sifat Che Rui yang memang mudah panik mulai terlihat. Shu Yi tersenyum: "Nanti juga kau akan tahu! Ayo, minum teh ini. Ini teh pertama yang kubuat dengan lengan baru."
Mereka menunggu hampir satu jam, tapi orang itu ternyata tidak kunjung datang. Padahal dia juga berada di Kota Hu, sementara tempat tinggalnya tidak jauh dari Hotel Jinjiang tempat Shu Yi menginap. Jalan kaki pun seharusnya sudah sampai! Che Rui mencoba menghubungi lagi, namun nomor tersebut sudah mati. Che Rui geram: "Tang Feng ini bagaimana sih? Hingga kini belum datang dan HP-nya mati!" Di lubuk hati Shu Yi muncul firasat buruk. Saat hendak berkata, telepon Che Rui berdering. Setelah melihat layar, dia berkata pada Shu Yi: "Akhirnya dia menghubungi!"
Che Rui menerima telepon, namun dari gagang telepon terdengar suara lelaki tak dikenal: "Hoi, apa Anda mengenal pemilik HP ini?" Jantung Che Rui berdebar: "Ya. Anda siapa?" Lelaki itu menjawab: "Saya dari Resimen IV Polisi Lalu Lintas Kota Hu. Teman Anda mengalami kecelakaan, kondisinya kritis. Tolong beritahu keluarganya. Ngomong-ngomong, siapa nama teman Anda? Kami perlu memastikan identitas korban." Dengan tenang Che Rui bertanya: "Di mana lokasi kejadian?" "Jalan Hailan," jawab lelaki itu. Che Rui memerintahkan: "Jaga TKP! Kami segera ke sana."
Setelah menutup telepon, Che Rui terdiam membeku. Petugas polisi yang memberitahu nama tempat itu pun ikut terpaku.
Shu Yi dan Che Rui naik ke mobil, Shu Yi berkata: "Gerakan mereka sangat cepat!" Che Rui menatapnya: "Apa sebenarnya yang kau ketahui?" Shu Yi menghela napas: "Aku tidak tahu apa-apa, aku hanya curiga. Karena Zeng Zhigao tidak mati, mungkinkah Liu Jun juga masih hidup?" Che Rui menginjak rem keras-keras, mobil berhenti mendadak: "Apa katamu? Aku melihat langsung mayat Liu Jun, bagaimana mungkin dia masih hidup!" Shu Yi berkata dengan tenang: "Kau yakin yang kau lihat adalah mayat Liu Jun?" Che Rui menyeringai: "Lao Shu, jangan-jangan kau meragukan kemampuanku mengenali orang di sekitarku?" Shu Yi juga menyeringai: "Tapi bisakah kau memastikan Liu Jun benar-benar mati saat itu?"
Che Rui berkata: "Tertembak begitu banyak peluru, bagaimana mungkin dia masih hidup? Lagipula, apa motif Liu Jun menipuku? Alasan apa yang dia miliki?" Shu Yi menjawab: "Tenanglah. Terkadang yang mata lihat belum tentu nyata. Meski kau melihatnya tertembak dan terjatuh, yang kau saksikan hanyalah permukaan. Dengan kata lain, banyak metode bisa menciptakan efek visual seperti itu! Ngomong-ngomong, apakah jenazahnya dikremasi?" Che Rui menjawab: "Hm, Tang Feng yang menanganinya. Sebelumnya aku sudah telepon orang tuanya untuk meminta pendapat, keluarga setuju aku yang bertanggung jawab penuh."
Shu Yi berkata: "Tapi saat kremasi kamu juga tidak hadir. Kutanya, apa kamu yakin mayat yang dikremasi itu benar-benar Liu Jun?" Che Rui menjawab canggung: "Ini... Tang Feng yang mengurusnya. Tapi waktu itu bukan hanya Tang Feng sendiri, ada dua pemuda dari kantor polisi. Mereka juga memastikan melihat langsung mayat Liu Jun diseret masuk ke ruang kremasi!" Shu Yi melanjutkan: "Kuyakin dua pemuda itu juga tidak ikut masuk. Mereka hanya melihat mayat didorong masuk, lalu menyaksikan proses pembakaran, kemudian pengumpulan abunya!"
Che Rui menelepon dua pemuda tersebut untuk konfirmasi. Ternyata benar seperti kata Shu Yi. Shu Yi berkata: "Segera kirim orang untuk menemukan pekerja yang bertugas membakar mayat Liu Jun!" Jika bukan karena kecelakaan Tang Feng, Che Rui akan anggap Shu Yi membesar-besarkan masalah kecil. Tapi kini Tang Feng mati, tepat saat mereka ingin menanyakan pengurusan pemakaman Liu Jun. Jika benar ini kecelakaan lalu lintas, bukankah terlalu kebetulan? Che Rui buru-buru menelepon untuk menindaklanjuti instruksi Shu Yi.
Tang Feng benar-benar mati. Kali ini Shu Yi sendiri memeriksa mayatnya. Pelakunya truk besar. Sopir truk itu juga tewas, katanya dia sedang ingin turun melihat setelah kecelakaan tapi tertabrak mobil hitam tanpa plat dari belakang. Mobil penabraknya Honda Hitam baru tanpa plat, terlihat dari rekaman CCTV. Polisi sudah mulai pencarian. Shu Yi malah menarik Che Rui pergi, urusan selanjutnya biar polisi yang bereskan!
Kedua orang naik ke mobil, Che Rui berkata: "Sepertinya ini adalah sebuah pembunuhan!" Shu Yi mengangguk: "Sepertinya selalu ada yang mengawasi Tang Feng, tidak hanya memantau, bahkan merekam setiap ucapan dan tindakannya!" Che Rui bertanya: "Tapi mengapa mereka mengambil tindakan sekarang?" Shu Yi menjawab: "Karena mereka tidak hanya mengawasinya, kemungkinan besar juga memantau dirimu!" Che Rui terkejut: "Aku? Maksudmu aku juga diawasi mereka?" Shu Yi berkata dengan tenang: "Kalau tidak, mengapa mereka tiba-tiba ingin melakukan PEMBUNUHAN? Kau adalah atasannya, sangat wajar jika kau ingin memanggilnya kapan saja. Mereka seharusnya tidak perlu menganggapnya serius, alasan terburu-buru membunuh mungkin karena mereka sudah tahu kau datang ke sini untuk bertemu denganku!"
Che Rui berkata: "Meski begitu, mereka seharusnya tidak menyentuh Tang Feng. Siapa yang tahu kalau kau curiga dengan kematian Liu Jun!" Shu Yi tersenyum kecut: "Aku menyuruh orang menyelidiki Liu Jun dan Zhi Gao. Kira-kira stafku tidak sengaja ketahuan oleh mereka."
Kembali ke hotel, Che Rui merokok satu demi satu: "Lao Shu, bukankah seharusnya kau memberitahuku dulu tentang hal-hal ini? Bukan hanya Lao Gu yang kecewa padamu, aku juga. Kalau kau sudah curiga dengan kematian Liu Jun, harusnya kau beri tahu kami!" Che Rui mengungkapkan kekecewaannya dengan semangat, tapi tiba-tiba berhenti: "Shu Yi, kau... jangan-jangan kau juga mencurigaiku?" Shu Yi mengangguk dengan canggung: "Awalnya memang sempat kucurigai dirimu, lagipula Liu Jun adalah bawahan paling dipercayamu. Tapi setelah diselidiki tuntas, kau tak bersalah!"
"Che Rui dengan wajah getir, dirinya sendiri hampir menjadi tersangka. Che Rui berkata: 'Bagaimana kau bisa mengaitkan ini dengan Liu Jun?' Shu Yi menyalakan rokoknya: 'Sejak kejadian buku itu hilang dan kembali di rumah Li Chuang lalu, serta beberapa kematian misterius orang-orang terkait buku sebelumnya, aku mulai berhipotesis. Jika semua ini bukan disebabkan oleh Kitab Langit, penjelasan paling masuk akal apa?'"
Che Rui menjawab: "Artinya ada yang mengendalikan semua ini!" Shu Yi mengangguk: "Benar. Asumsikan buku itu tidak punya kekuatan mistis, maka Zeng Zhigao mustahil orang yang dihidupkan kembali. Sebelumnya aku bilang Zeng Fan tak mungkin berbohong, berarti yang palsu pasti Zeng Zhigao. Tapi awalnya, Zeng Zhigao dan Zeng Fan hanyalah orang luar. Liu Jun yang kebetulan menerobos ke sana. Ini jadi kontradiksi, bukan?"
"Untuk memperbaiki kontradiksi ini, aku fokus pada Liu Jun. Mengapa dia justru mendatangi keluarga Zeng Zhigao? Aku berasumsi Zeng Zhigao dan Liu Jun sebenarnya sudah saling mengenal. Maka kunjungan Liu Jun menjadi wajar. Liu Jun mencuri buku, dikejar-kejar, diselamatkan, dibunuh. Zeng Zhigao mati. Hingga akhirnya, hanya tersisa satu petunjuk: Zeng Fan kabur membawa buku itu!"
Che Rui berkata: "Tapi menurutmu, unsur ketidakpastian Zeng Fan seharusnya acak. Seandainya saat itu dia tidak kabur, bukankah semua kesimpulanmu ini sama sekali tidak bisa dipertahankan?" Shu Yi tersenyum: "Benar. Jika dia tidak kabur, semua ini memang tidak akan terjadi! Tapi dia kabur. Mengapa dia kabur? Dan langsung menuju Kota Hu?" Che Rui mengangguk: "Ya, aku juga ingin mendengar penjelasanmu! Ibu Zeng Fan sudah pergi bertahun-tahun tanpa kontak sama sekali. Tapi mengapa Zeng Fan datang ke Kota Hu? Ini kembali lagi ke kekuatan buku!"
Shu Yi menggeleng: "Tidak. Kedatangannya ke Kota Hu adalah keniscayaan. Ada penyebabnya. Zeng Zhigao tahu Wen Hui ada di Kota Hu. Dia mungkin pernah memberi petunjuk informasi ini pada Zeng Fan secara bawah sadar, hanya saat itu Zeng Fan belum paham artinya. Malam itu di warung kecil, bukankah pemilik bilang ada dua pelanggan yang menyebut Kota Hu, membangkitkan secuil ingatan dalam alam bawah sadar Zeng Fan? Karena itulah dia memutuskan datang ke Kota Hu untuk mencoba keberuntungan!"
"Satu hal lagi yang mungkin terlewat oleh Direktur Che: Mengapa Zeng Fan tidak mempercayai polisi militer? Padahal jika dia lebih awal menghubungi kita, semua ini tidak akan terjadi. Tapi dia tidak melakukannya. Seorang anak sembilan tahun, meski punya pengalaman sulit, seharusnya tidak sampai menolak instansi penegak hukum negara seperti ini. Menurutmu, apa akar masalahnya?"
