Malam sudah sangat larut. Tan Yongle masih belum tidur, duduk merokok di ruang tamu yang gelap. Puntung rokoknya berkedip-kedip seperti api hantu.
"Tidak begitu paham," pikirnya. Makan malam ini terasa sangat misterius, bukan karena kehadiran Shi Qing dan Lu Jianchuan, tapi lebih pada performa Jin Fenghuang dan Guan Ai. Mereka terlihat sangat memperhatikan urusanku dengan Tie Lan, namun setiap ucapan mereka seperti tahap pengintaian, terutama terkait kematian beberapa orang Huang Lanqing. Seolah mereka punya ketertarikan khusus, jangan-jangan mereka sudah mengetahui sesuatu?
Tan Yongle mengerutkan alis. Mengapa sebelumnya tak pernah menyadari masalah pada Jin Fenghuang dan Guan Ai? Jika benar mereka bermasalah, persahabatan Tie Lan dengan mereka akan menjadi masalah besar. Tan Yongle menghela napas panjang. Tiba-tiba, tubuhnya tegas di kursi. "Sudah datang, keluarlah. Jangan bersembunyi. Tolong nyalakan lampu," katanya tenang.
Lampu ruang tamu menyala. Tan Yongle melihat senyuman Shi Qing, biksu kecil yang seolah tak bisa menyakiti lalat sekalipun.
"Anda Shen Yuan?" Shi Qing berdiri di hadapan Tan Yongle, bertanya pelan. Tan Yongle tak mengakui tapi juga tak menyangkal: "Lalu Anda siapa?" Shi Qing mengangkat bahu: "Namaku Shi Qing, seorang biksu. Panggil saja namaku atau 'Biksu kecil'!" Tan Yongle mengangguk: "Zhu Yi yang mengirimmu?" Shi Qing menjawab: "Benar. Tuan Zhu khawatir akan keselamatan Bibi Tie."
Tan Yongle tersenyum: "Denganmu di sampingnya, percaya tak ada yang bisa menyakitinya."
Shi Qing kembali ke pertanyaan tadi: "Kau Shen Yuan?" Tan Yongle tersenyum pasrah: "Ya, jangan-jangan kau datang untuk menangkapku?" Shi Qing menggeleng: "Mengapa harus kutangkap? Aku hanya ingin memastikan spekulasiku." Tan Yongle berkata tenang: "Aku ini buronan Interpol!"
Senyuman Shi Qing semakin manis: "Tapi aku bukan polisi internasional, aku bukan siapa-siapa, cuma seorang biksu."
Tan Yongle tertegun sejenak, ia tak bisa membaca pikiran biksu kecil di hadapannya. Sebenarnya ia overthinking, Shi Qing adalah orang sederhana tanpa banyak perhitungan, ia hanya berbicara sejujurnya.
"Aku juga tahu kau takkan pergi." Tatapan Shi Qing menembus Tan Yongle yang membalas: "Oh, kau tahu lagi?" Shi Qing menjelaskan: "Kau tak mungkin meninggalkan Bibi Tie sendirian di Shanghai, kalau tidak kenapa kemarin kau turun tangan? Karena kau sudah terlibat, pasti akan kau usut tuntas." Tan Yongle tersenyum kecut: "Rupanya otak biksu ini cukup cemerlang!" Shi Qing menjawab: "Ini bukan hasil pikiranku, tapi ada yang memberitahuku."
"Lu Jianchuan?" Tan Yongle yang juga orang pintar menebak: "Dia pasti seorang polisi kan?"
“Sekarang giliran Shi Qing yang membeku: ‘Bagaimana kau tahu?’ Tan Yongle tersenyum sombong. Sejak Shi Qing muncul hingga sekarang, dirinya selalu terkejut oleh ucapan Shi Qing. Kini akhirnya ia bisa membalas. Tan Yongle berkata: ‘Jangan lupa, aku sering berurusan dengan polisi. Kau masih muda, pengalaman hidup di dunia luar masih kurang. Semakin banyak pengalamanmu nanti, kau akan sadar bahwa orang dari profesi apapun pasti punya aura khusus yang sama sekali tak bisa dikamuflase!’”
“Tapi kamu berhasil menyamarkannya dengan baik. Jujur saja, meski kami semua berspekulasi bahwa kamu adalah Shen Yuan, tak ada yang berani memastikan! Karena dari tubuhmu sama sekali tak terasa sedikitpun aura pembunuh!” kata Shi Qing. Tan Yongle mengerutkan alis: ‘Kalian? Termasuk Tie Lan?’ Shi Qing tersenyum: ‘Kenapa gugup? Benar, kami pernah menyebutkan kemungkinan besar kamu adalah Shen Yuan padanya, tapi ia sama sekali tidak percaya!’”
Baru sekarang Tan Yongle lega: ‘Benar, ia pernah menanyakan langsung padaku apakah kematian Huang Lanqing dan yang lain terkait denganku. Aku menyangkal karena tak ingin ia tahu masa laluku.’ Ia mengangkat kepala menatap Shi Qing: ‘Kuharap kau bisa menjaga kerahasiaan ini. Jangan beri tahu Tie Lan tentang kasus ini!’ Shi Qing tersenyum sambil menjawab: ‘Aku berjanji, tapi tetap kuharap suatu hari nanti kau sendiri yang menceritakan semua kejadian padanya. Ingat, membohongi seseorang adalah perjuangan yang melelahkan!’”
Tan Yongle mengeluarkan suara "Hm": "Aku akan lakukan!" Shi Qing berkata: "Baiklah, sudah larut, aku harus pergi!" Tan Yongle bangkit berdiri: "Keamanan Tie Lan kuserahkan padamu!" Meski Shi Qing hanya anak 15-16 tahun, Tan Yongle tidak berani menganggapnya sebagai anak kecil. Meski belum pernah menguji kemampuan bertarung Shi Qing, ketenangannya telah ia saksikan.
Shi Qing berjalan ke samping pintu, lalu berhenti: "Kau adalah Shen Yuan, 'Hantu Dokter' Shen Yuan. Tapi karena kau telah menjadi Tan Yongle sekarang, kuharap kau tidak akan berbuat jahat lagi. Jika tidak, aku yang akan menghadapimu sendiri." Tan Yongle tersenyum canggung: "Aku paham maksudmu, tapi beberapa hal... Ah, sudahlah. Nanti kau akan mengerti!"
Shi Qing kembali ke kediaman Tie Lan. Mengejutkan, Tie Lan belum tidur dan masih meringkuk di sofa menonton televisi.
"Kau ke mana saja? Pergi tanpa bilang!" Tie Lan berkata dengan wajah muram. Shi Qing tersenyum: "Sulit tidur di tempat baru, jadi aku jalan-jalan sebentar. Tapi karena tidak familiar dengan jalanan, aku sempat berputar-putar dulu sebelum kembali." Tie Lan mendengus pelan: "Jangan sembarangan keluar lagi! Kau juga tahu belum kenal betul Kota Hu, kalau tersesat bagaimana? Sudah, waktunya tidur. Cepat pergilah ke kamar!"
Tan Yongle mengantar Shi Qing pergi, baru menutup pintu, bersiap mandi lalu beristirahat. Sebuah suara terdengar: "'Dokter Hantu' Shen Yuan!" Tan Yongle sempat tertegun, lalu tersenyum: "Angin apa yang membawamu ke sini?" Suara itu menjawab: "Angin jahat!" Tan Yongle mengangguk: "Ya, memang ini angin jahat!"
"Apa kau merasa menyesal? Kehidupan tenang yang kau idamkan ternyata bisa hancur begini saja!" Dari balik tirai balkon muncul seorang laki-laki, Shu Yi!
Tan Yongle menuangkan secangkir teh: "Benar, aku tak menyangka diri ini masih bisa membunuh!" Shu Yi berkata dengan tenang: "Yang kau bunuh memang pantas mati! Ngomong-ngomong, Kepala Lu menyuruhku menyampaikan, ibu dan anak Susan sudah dijemput, kau tak perlu khawatir!" Hati Tan Yongle akhirnya lega: "Dengan begitu tak ada lagi beban di belakang!" Shu Yi menatapnya: "Kudengar kau mau keluar dari rumah sakit?" Tan Yongle tersenyum: "Pernahkah kau lihat pembunuh bayaran yang hidup di bawah cahaya matahari?"
Shu Yi tertawa: "Kau masih tetap sama!" Tan Yongle membalas: "Tidak, aku sudah berubah. Seandainya dulu, Huang Lanqing sudah mati sejak mulai mengancamku!"
“Sungguh tak kusangka, kita masih punya kesempatan kerja sama! Saat kau memutuskan pergi menjalani hidup biasa, hatiku merasa sangat menyesal. Dulu kita adalah partner yang sempurna!” Shu Yi melemparkan sebatang rokok padanya, Tan Yongle menerima dan menyalakannya: "Aku masih ingat dulu saat kau mencarikan partner untukku, awalnya aku tidak suka. Aku terus bertanya-tanya, kenapa dikasih anak muda yang masih hijau, suka bicara besar tapi bisa apa?"
Shu Yi memicingkan matanya, seolah sedang mengarungi memori masa lalu.
"Langsung saja, kenapa kau datang? Bukannya ini tidak ada hubungannya dengan Kepala Lu?" Tan Yongle bertanya pelan. Shu Yi mengusap-usap alisnya yang sudah beruban: "Sekarang aku bukan siapa-siapa, cuma orang pengangguran. Aku datang untuk menemani guru!" Tan Yongle tertegun: "Maksudmu Guru juga datang?"
Shu Yi tersenyum: "Yang kumaksud guru, bukan Guru. Guruku pasti kau kenal, dekat dengan Tie Lan." Tan Yongle segera menyadari: "Zhu Yi?" Shu Yi mengangguk: "Benar." Di lubuk hati, Tan Yongle masih menyimpan kekesalan pada Zhu Yi. Andai dia tidak mendekati Tie Lan, Tie Lan takkan terjerumus dalam bahaya.
Shu Yi menepuk bahunya: "Aku tahu perasaanmu, tapi jangan salahkan guru. Sekalipun dia tidak mendekati Tie Lan, Tie Lan tetap akan terlibat. Kau tahu betul temperamennya." Tan Yongle membalas: "Kalau dia tidak mendekati Tie Lan, Tie Lan sama sekali tidak akan tahu urusan manusia rekayasa ini!"
Shu Yi menatap Tan Yongle: "Kau juga manusia hasil modifikasi!" Tan Yongle tersenyum kecut: "Aku ini setengah jadi. Meski sudah tak ada lagi ciri khas Shen Yuan di tubuhku, tapi juga tidak sepenuhnya memenuhi karakteristik Tan Yongle!" Shu Yi berkata tenang: "Inilah alasan para tua-tua di Akademi Sains sangat mengagungkan teknologi ini. Mereka juga tidak mau hasil karya mereka selamanya jadi setengah matang! Kepala Lu menyuruhku menyampaikan pesan, selama ini kau sudah terlalu banyak menderita."
Tan Yongle menggeleng: "Kepala Lu terlalu sungkan. Aku tidak merasa terzalimi. Demi Tiongkok, pengorbanan kecil ini bukan apa-apa. Hanya perlu membiarkan Shen Yuan memikul nama buruk? Noda ini dengan senang hati kuantarkan. Siapa pun yang berani mengganggu Tiongkok, sejauh apapun akan kubasmi!" Shu Yi menghela napas kagum: "Sungguh heroik 'Siapa berani ganggu Tiongkok, sejauh apapun kubasmi'! Kakak Shen tetap bersemangat membara ya!"
Tan Yongle bertanya: "Pasti ada urusan lain yang mau kau bicarakan?" Shu Yi menjawab: "Kau kenal dekat dengan Guan Ai?" Tan Yongle mengangguk: "Cukup akrab, tapi hubungannya lebih dekat dengan Tie Lan. Aku tidak terlalu intens berinteraksi."
"Tim pengawal sudah dikerahkan untuk melindungi Tie Lan. Bantulah awasi Guan Ai!" Shu Yi mengeluarkan ponsel kecil dan menyerahkannya ke Tan Yongle. Setelah menerimanya, Shu Yi menjelaskan: "Ini anti penyadapan. Gunakan alat ini untuk berkomunikasi denganku ke depannya."
Tan Yongle tiba-tiba teringat: "Ngomong-ngomong, apa latar belakang Lu Jianchuan itu?" Shu Yi menjawab singkat: "Orang dalam. Seorang polisi yang sedang dicari!"
Tan Yongle berkata: "Aku memang tidak salah lihat, dia benar-benar polisi. Ngomong-ngomong, tadi malam saat makan sepertinya Jin Fenghuang juga tertarik padanya. Mata Jin Fenghuang itu sangat berbahaya, dia bahkan sengaja bertanya lebih detail. Aku khawatir..." Shu Yi terdiam sejenak mendengarnya: "Kau takut Jin Fenghuang akan melaporkannya?" Tan Yongle menggeleng: "Seharusnya tidak. Hanya saja kurasa mereka pasti akan waspada terhadapnya. Lebih baik dia segera meninggalkan rumah sakit, kalau tidak situasinya akan sangat berbahaya."
Keesokan paginya, Kepolisian Kota Hu menerima telepon anonim dari telepon umum yang melaporkan telah menemukan jejak "Dokter Hantu" Shen Yuan. Sekitar pukul 08:20, Zhou Min Nong baru saja memasuki rumah sakit ketika beberapa polisi langsung mengerumuninya. Zhou Min Nong tidak melawan, dia juga tidak bisa melawan. Kebetulan Tie Lan dan Shi Qing melihat kejadian ini. Tie Lan hendak maju mendekat, tapi Shi Qing menghadangnya sambil menggelengkan kepala.
