Xiao Juan berkata dingin: "Siapa sebenarnya orang yang kau maksud itu?" Guan Ai melihat Xiao Juan mulai melunak, barulah dia berbisik: "Sebenarnya kalian pasti juga sangat berharap bisa menyingkirkannya. Namanya Zhu Yi, kudengar banyak urusan kalian yang dirusak di tangannya, bukan?" Xiao Juan tersenyum: "Nyonya Jin punya dendam dengannya?" Guan Ai menyuapkan sayur ke piring Xiao Juan: "Apakah aku bermusuhan dengannya itu urusanku. Yang penting kalian setuju, bawa orang itu untukku!" Xiao Juan menggeleng: "Aku masih belum mengerti, dengan kemampuan Bos Jin, urusan ini seharusnya tidak sulit kan?"
Guan Ai berkata tenang: "Di sekitarnya ada ahli, anak buah kami tidak ada yang bisa menandingi. Kalian berbeda, berani melakukan transaksi sebesar ini, pasti ada caranya, bukan?"
Xiao Juan diam, mengangkat cangkir anggur merah dan menyesap perlahan. Guan Ai melanjutkan: "Sebenarnya Nona Juan, kalau kami bisa menghubungimu, pasti bisa hubungi anggota lain organisasimu. Syarat yang kuajukan seharusnya tidak keras sama sekali, bukan?" Xiao Juan terdiam sejenak. Perkataan Guan Ai memang benar. Dia yakin dengan kemampuan Jin Fenghuang, sangat mungkin bisa menghubungi anggota lain organisasi.
Xiao Juan meletakkan gelas, tersenyum tipis: "Seharusnya jika satu dua bulan lalu, syaratmu memang tidak berat. Saat itu kami belum diawasi polisi, dan Zhu Yi juga belum waspada sama sekali. Tapi masa lalu berbeda dengan sekarang. Saat ini Zhu Yi adalah anggota tim khusus, dan seperti katamu di sekitarnya masih ada ahli!"
Guan Ai mengangguk: "Kau benar. Menurutmu, apakah nilai yang kusodorkan terlalu kecil?" Xiao Juan tersenyum tanpa berkata. Guan Ai menggigit bibir: "Baik, asalkan kau menerima syarat kerja sama kami, kami akan memberimu tambahan 500 ribu untuk pribadimu." Bibir Xiao Juan bergetar. Guan Ai takut ditolak: "Satu juta!" Xiao Juan tersenyum: "Baik, deal! Tapi aku harus melihat uangnya dulu!"
Jin Fenghuang berkata dengan tenang: "Nona Juan, bisnis tidak dilakukan seperti ini. Kau belum melakukan apa-apa sudah minta uang duluan. Uang bisa kami berikan, tapi hanya setengahnya dulu sebagai uang muka. Sisanya setelah kalian menangkap Zhu Yi dan menyerahkannya pada kami!" Xiao Juan tidak berdebat, hanya mengangguk.
Jin Fenghuang memang orang yang berani. Dia mengeluarkan cek tunai, mengisi nominalnya, lalu menandatangani dan menyerahkan pada Xiao Juan: "Ini. Harap kalian menepati janji, jangan ingkar!" Xiao Juan tersenyum: "Kau tidak takit aku kabur dengan uangnya?" Jin Fenghuang menyeringai: "Nona Juan boleh saja mencoba. Sekalian lihat caranya Jin Fenghuang!"
Xiao Juan menerima cek itu dan memasukkannya ke saku. Kemudian kembali mengangkat gelasnya: "Bos Jin, kerja sama yang menyenangkan!" Dia juga tersenyum ke arah Guan Ai. Jin Fenghuang dan Guan Ai sama-sama mengangkat gelas mereka. Ketiganya bersulang dan menghabiskannya sekali teguk.
Deng Kun mendorong pintu masuk ke kamar Zhu Yi: "Kakak Zhu, ada urusan apa yang perlu kau cari aku?" Zhu Yi memberi isyarat agar dia duduk: "Aku baru saja menerima telepon misterius dari seorang wanita. Dia menyebut dua hal: pertama ada orang yang ingin menghadapiku, kedua Zhou Min Nong saat ini dalam keadaan aman. Dia langsung menutup telepon sebelum sempat kuberi kesempatan bicara. Nomor teleponnya tidak dikenal, mungkin nomor virtual via satelit."
Deng Kun berkata: "Xiao Juan, pasti Xiao Juan!" Zhu Yi tersenyum mengangguk: "Aku juga berpikir demikian."
Shu Yi duduk di samping sambil membaca koran hari itu, tidak menyela pembicaraan.
Zhu Yi menyalakan rokok: "Dia bilang ada yang mau menghadapiku, menurutmu siapa?" Deng Kun menjawab: "Mungkinkah orang dari organisasi mereka?" Zhu Yi menggelengkan kepala: "Tidak, pasti bukan. Kalau memang dari organisasi mereka, dia tidak akan secara khusus menyebutkannya. Karena fakta bahwa organisasi mereka ingin menghadapi aku sudah jelas tak perlu disebut. Karena dia sengaja menyampaikannya sebagai hal penting, berarti pasti ada pelaku lain."
Deng Kun mengelus kepalanya: "Lalu siapa? Kenapa dia tidak terang-terangan menyebut nama?" Shu Yi meletakkan koran: "Dia tidak menyebut karena merasa kita seharusnya bisa menebak siapa!" Zhu Yi menunjuk Shu Yi: "Bajingan ini benar. Alasan dia tidak menyebut jelas karena merasa kita harus bisa menebak identitas orang tersebut."
Deng Kun menyadari: "Guan Ai! Pasti Guan Ai!"
Zhu Yi dan Shu Yi saling memandang, wajah mereka sama-sama menunjukkan senyum saling pengertian. Deng Kun berkata: "Kak, selama periode ini kau tidak boleh sembarangan keluar rumah, berhati-hatilah dengan tembakan diam-diam mereka!" Shu Yi sudah lama mendengar kisah antara Zhu Yi dan Guan Xin, mengenai hubungan asmara Guan Ai dengan Guan Xin juga sampai ke telinganya. Ia berpikir sejenak lalu berkata: "Guru, Paman Deng, menurutku jika Guan Ai benar ingin menghadapimu, seharusnya tidak akan menggunakan tembakan licik!"
Zhu Yi menatapnya: "Mengapa?" Shu Yi tersenyum: "Guru, dulu Anda mengajari saya: jika seseorang ingin balas dendam, biasanya dia akan mengikuti ritual tertentu - sekalipun ritual paling sederhana. Selain itu, dia lebih berharap bisa melampiaskan kekesalan hatinya secara langsung di hadapanmu, lalu menyaksikan sendiri hukuman matimu. Baru dengan begitu mental balas dendamnya terpuaskan!"
"Jadi menurut analisaku, jika Guan Ai ingin membalas dendam untuk Guan Xin, cara paling mungkin mereka gunakan adalah penculikan!" Setelah Shu Yi selesai berbicara, Zhu Yi menepuk-nepuk tangan dengan lembut: "Shu Yi, perkembanganmu selama dua tahun ini sangat menggembirakan!" Shu Yi merendah: "Semua berkat bimbingan Guru!" Deng Kun menghela napas: "Benarlah ombak belakang Sungai Panjang mendorong ombak depan!"
Zhu Yi melanjutkan pertanyaannya: "Kalau menurut pendapatmu, apa yang harus kita lakukan?" Shu Yi mengerutkan alis: "Saat ini aku belum ada ide jelas. Tapi setidaknya kita harus menyelidiki satu masalah mendasar: Apakah niat mereka terhadap Guru murni karena faktor Guan Ai, atau ada tujuan lain? Adakah hubungan pasti antara kasus yang sedang kita selidiki dengan gerakan mereka?"
Deng Kun tertawa: "Tadi Kakak Zhu sudah bilang, tidak mungkin anggota organisasi Xiao Juan, berarti seharusnya tidak ada hubungan dengan kasus yang sedang kita selidiki!" Shu Yi menggelengkan kepala: "Tidak, pernyataan Xiao Juan tidak benar-benar membuktikan mereka bukan anggota organisasi, hanya menunjukkan Xiao Juan tidak tahu status keanggotaan mereka."
Zhu Yi sekali lagi mengangguk penuh pujian.
Deng Kun tersenyum kecut: "Tapi bagaimana cara mengetahuinya?" Shu Yi menjawab: "Aku sudah mengawasi mereka dua hari, belum menemukan keanehan apapun. Mungkin mereka sudah mengubur diri sangat dalam, aku harus lebih giat lagi!"
Zhu Yi berkata dengan tenang: "Ada cara paling langsung dan efektif!" Saat Deng Kun hendak bertanya, Shu Yi tiba-tiba berdiri: "Jangan, Guru, Anda tidak boleh melakukan ini!" Zhu Yi menatap Shu Yi: "Tak masuk sarang harimau, mana bisa dapat anak harimau! Lagipula, urusan dengan Guan Ai harus kuselesaikan juga. Ini kesempatan bagus. Selain itu, kenapa Xiao Juan tahu tentang ini?"
Shu Yi diam. Zhu Yi melanjutkan: "Usahakan temukan Xiao Juan ini!" Deng Kun menghela napas: "Gampang dikatakan, waktu lalu kita sudah cari!" Zhu Yi bersikeras: "Harus ditemukan! Aku ingin tahu sumber informasinya!" Shu Yi bertanya: "Anda curiga Guan Ai langsung menghubunginya?" Zhu Yi menarik napas panjang: "Aku justru berharap kecurigaanku salah!"
Xiao Juan kembali ke kediamannya, menghadap Zhou Min Nong yang membuka matanya dan meliriknya: "Sudah pulang?" Xiao Juan mengangguk, meletakkan tas tangan di tepi tempat tidur: "Kau tahu kenapa Jin Fenghuang dan Guan Ai mencariku?" Zhou Min Nong tidak berkata. Xiao Juan tersenyum kecut: "Mereka mau aku bantu menghadapi Zhu Yi, janji bayar satu juta. Di tas ini sudah ada 500 ribu uang mukanya!"
Sorot mata Zhou Min Nong berapi. Xiao Juan mengerutkan alis: "Marah apa lagi ini? Begitu keluar dari Jin Fenghuang, aku langsung telepon Zhu Yi untuk berhati-hati!" Barulah tatapan Zhou Min Nong mereda.
"Tapi ada satu hal yang membuatku serba salah." Xiao Juan menatap Zhou Min Nong sambil bicara. Zhou Min Nong bertanya: "Apa itu?" Xiao Juan menjawab: "Awalnya seharusnya aku tolak syarat mereka. Tapi bahkan jika aku menolak, mereka bisa cari orang lain di organisasi. Itu justru lebih berbahaya bagi Zhu Yi!"
"Kau khawatir dengan langkah selanjutnya?" Zhou Min Nong bertanya pelan. Xiao Juan mengangguk pasrah: "Ya. Kalau hanya janji tapi tidak dikerjakan, mereka pasti akan bongkar kasus ini. Begitu organisasi tahu, situasi kita akan buruk. Semua rencana kita tidak bisa dilanjutkan lagi!"
Zhou Min Nong menatap wanita di hadapannya, ia merasa sama sekali tak memahami apa yang ada dalam pikiran wanita ini: "Lalu apa lagi yang kau mau?" Xiao Juan menjawab: "Aku sedang berpikir apakah sebaiknya mengajak Zhu Yi berdiskusi, jika ia bersedia membantuku, aku tak perlu terus-terusan dalam dilema!" Zhou Min Nong langsung panik mendengarnya, berusaha bangkit: "Kau... kau tak boleh melakukan ini!" Xiao Juan menahan tubuhnya: "Tidakkah kau berpikir, mungkin ini juga hasil yang diinginkan Zhu Yi? Persaingannya dengan keluarga Guan harus diselesaikan."
Zhou Min Nong tersengal-sengal: "Aku tahu mungkin dia akan menyetujui ide-mu, tapi pernahkah kau pikirkan, jika kau benar-benar menyerahkannya ke Guan Ai dan kawanannya, mereka mungkin akan mengancam nyawanya!" Xiao Juan melirik sinis: "Kau kira Zhu Yi orang bodoh? Jika tak punya persiapan matang, berani ia menyusuri bahaya? Seperti peribahasa, tak punya 'tiga persiapan', tak berani mendaki Gunung Liang! Jika dia benar-benar menyetujui permintaanku, itu membuktikan dia punya cara mengatasinya!"
Zhou Min Nong tak melanjutkan bicara. Tentang Zhu Yi, pengetahuannya memang terbatas, tapi kecerdasan pria itu sudah sering didengarnya. Zhou Min Nong menghela napas: "Baiklah, jika kau sudah yakin, telepon saja dia."
Xiao Juan mengangguk: "Hm, tunggu dua hari dulu. Jika semua berjalan terlalu lancar, mereka malah akan curiga!" Terhadap kemungkinan Zhu Yi menyetujui rencananya, Xiao Juan sangat percaya diri. Sebelumnya dia telah meneliti karakter Zhu Yi - cerdas, tenang dalam bertindak, tapi punya titik lemah: terlalu sentimental. Terutama terhadap Guan Ai, di lubuk hatinya pasti tersimpan rasa bersalah. Perasaan ini bahkan mungkin telah menjadi hambatan mentalnya. Kini, Guan Ai justru orang yang bisa membuka simpul psikologis ini.
Maka Zhu Yi pasti akan menyetujui permintaannya, menyerahkan diri ke pihak Guan Ai. Xiao Juan menghela napas. Dia sendiri tak tahu apakah ini keputusan yang benar, tapi menurutnya layak dicoba.
