Guan Ai terus memasang wajah masam. Jin Fenghuang memaksakan senyuman: "Kenapa, hari ini tidak pergi mencari saudari-saudarimu?" Guan Ai melirik sinis: "Mau menghalauku main supaya kau bisa berjudi lagi?" Jin Fenghuang buru-buru menjelaskan: "Jangan bicara seperti itu, mana mungkin aku berjudi. Itu urusan bisnis. Alasan Jin Fenghuang bisa bertahan di Shanghai karena jaringan koneksiku luas. Baiklah, kalau kau berkata begitu, hari ini aku tidak akan keluar dan akan menemanimu di rumah!"
Guan Ai menyalahkan: "Setiap hari kau pergi, sungguh tidak tahu kau ngapain. Si marga Jin! Nona tua peringatkan, jangan main serong di luar, kalau tidak tahu-tahu akan kukebiri kau!" Jin Fenghuang canggung menjawab: "Istriku, sedang memikirkan apa? Punya istri secantik ini di rumah, mana mungkin aku tertarik pada bunga-bunga liar di luar!"
Perkataan ini disukai Guan Ai, menunjukkan senyuman: "Benarkah?" Jin Fenghuang menunjuk langit: "Aku bersumpah! Jika aku membohongimu, biarlah petir menghujamku lima kali!" Guan Ai mendengus pelan: "Sumpah lelaki bisa dipercaya, babi betina pun bisa panjat pohon!" Jin Fenghuang menuangkan secangkir teh untuknya: "Ini teh longan dan kurma merah kesukaanmu, ayo cicipi!"
Guan Ai menyesap: "Lao Jin, masih belum ada kabar dari wanita itu?" Jin Fenghuang tersenyum menjawab: "Jangan panik. Dia sudah menerima uang kita, pasti akan membantu menyelesaikan urusan ini! Tapi istriku, kuingatkan: Selagi belum berhasil, kita masih bisa mundur."
“Penyesalan? Mengapa aku harus menyesal?” Guan Ai berkata dengan tenang.
Jin Fenghuang menghela napas: “Sekarang kau bicara besar, tapi bagaimana jika dia benar-benar membawa Zhu Yi ke sini? Mau membunuhnya? Atau mengurungnya seumur hidup? Bagaimanapun, tahukah konsekuensinya? Ringannya adalah penculikan, beratnya pembunuhan yang disengaja. Untuk Zhu Yi, pantaskah kau ambil risiko ini? Bagaimana kalau begini: biarkan dia dibawa, kita berdua jangan muncul, aku akan suruh orang langsung membereskannya sepengetahuan siapa pun, seperti hantu yang tak berbekas. Setuju?”
Perkataan Jin Fenghuang membuat hati Guan Ai berubah muram. Memang belum terpikir olehnya masalah ini. Awalnya dia ingin menyiksa dan mempermalukan Zhu Yi, tapi lupa ini melanggar hukum. Secara tulus, dia ingin membalas dendam untuk Guan Xin, tapi tak pernah berniat mencabut nyawa Zhu Yi. Masalah konflik emosional antara Guan Xin dan Zhu Yi masih sedikit dipahaminya. Dia juga tahu kematian Guan Xin tak bisa sepenuhnya disalahkan pada Zhu Yi.
Ketika mendengar Jin Fenghuang mengatakan akan menyuruh orang diam-diam membunuh Zhu Yi, hatinya kembali tak tenang: "Apa ini bisa dilakukan?" Jin Fenghuang tersenyum kecut: "Lihat, aku sudah tahu. Istriku yang baik hati ini pasti tak tega menyakiti siapapun. Jadi sayang, dengarkan nasihatku, urusan ini biarlah kita lupakan, baiklah? Tak perlu kita pertaruhkan latar belakang keluarga kita demi seorang yang tak punya perasaan!"
Guan Ai menggigit bibirnya: "Tapi jika sekarang kita mengajukan berhenti, apakah mereka akan setuju?" Jin Fenghuang berkata dengan tenang: "Asalkan kita berikan uang yang dijanjikan, mengapa mereka tidak setuju? Mereka justru mendapat keuntungan besar, patut bersyukur!" Tatapan Guan Ai pada Jin Fenghuang terlihat sayu: "Lao Jin, kau begitu baik padaku!"
Sambil berkata demikian, ia perlahan merapatkan diri. Jin Fenghuang merangkul bahunya: "Bodoh, kau istriku. Siapa lagi yang akan kuperlakukan baik selainmu? Uang itu apa bagi kita? Cuma bangsat! Asalkan bisa membuat istriku bahagia, uang janji itu tak berarti. Sekalipun harus menghabiskan semua kekayaan, aku takkan berkedip!" Guan Ai menggerutu: "Kalau kau benar-benar bangkrut, aku takkan ikut lagi. Aku tak mau hidup serba kekurangan!"
Jin Fenghuang tersenyum: "Aku cuma bikin perumpamaan, mana tega melihatmu hidup susah!" Guan Ai baru duduk tegak dari pelukan Jin Fenghuang: "Sudah, beritahu dia saja urusan ini dihentikan. Aku mau keluar, cari saudari untuk bertarung habis-habisan, meluapkan kekesalan ini!" Jin Fenghuang buru-buru berkata: "Mau kutemani?" Guan Ai melototinya: "Ngapain ikut? Urus saja pekerjaanmu sendiri!"
Guan Ai mengganti baju, mengambil tas wanita dan mengenakan high heels lalu meninggalkan rumah.
Saat pintu tertutup, senyuman di wajah Jin Fenghuang menghilang. Ia mengeluarkan HP dan membuka sebuah nomor.
Xiao Juan sedang bercanda dengan Zhou Min Nong. Dua hari lagi jahitannya bisa dilepas, kebetulan belakangan Xiao Juan juga tidak ada tugas, seharian menemani Zhou Min Nong. HP-nya berdering, setelah melirik layar yang menampilkan nama Jin Fenghuang, dia berkata pada Zhou Min Nong: "Sepertini Jin Fenghuang mau nagih utang!" Zhou Min Nong tersenyum tipis, memberi isyarat agar dia menerima telepon dulu.
"Hoi, siapa ya?" Meski tahu itu Jin Fenghuang, Xiao Juan sengaja bertanya. Dari telepon terdengar suara Jin Fenghuang: "Nona Juan, sudah empat hari berlalu, kenapa di situ belum ada perkembangan?" Xiao Juan menjawab tenang: "Bos Jin, siapa Zhu Yi kan Bapak juga tahu. Kalau semudah itu ditaklukkan, buat apa ajak kami kerja sama?"
Jin Fenghuang menyeringai: "Aku hanya mengkhawatirkan Nona Xiao Juan saat mengangkat uang terlalu berani, tapi lupa harus melakukan apa!" Xiao Juan tidak marah, menjawab dingin: "Bagaimana, Bos Jin menyesal atau tidak percaya padaku? Jika tidak percaya, uangnya kukembalikan dan kerja sama kita hentikan saja!"
Jin Fenghuang mendengar kekesalan dalam suara Xiao Juan, sikapnya berubah: "Nona Juan, jangan marah. Aku hanya ingin memberi peringatan. Sejak awal ketulusanku sudah jelas, 500 ribu itu pasti sudah masuk rekeningmu? Kau harus memberiku jaminan juga! Memang kabar ini tidak mudah diurus, tapi tidak mungkin tanpa batas waktu, kan? Begini, beri aku batas waktu!"
Di lubuk hati Xiao Juan memang serba salah. Bagaimana menentukan batas waktu? Zhu Yi belum menemukan strategi sempurna, bisakah dia gegabah memberi jadwal pada Jin Fenghuang? Xiao Juan batuk kecil: "Bos Jin, bagaimana kalau dua minggu? Dalam dua minggu pasti kubawa Zhu Yi kesini!" Jin Fenghuang tersenyum: "Dua minggu terlalu lama. Sepuluh hari! Dalam sepuluh hari aku harus melihat Zhu Yi. Jika gagal, jangan salahkan aku melupakan Tao kebenaran!"
Setelah meletakkan telepon, alis Xiao Juan berkerut. Zhou Min Nong bertanya: "Bagaimana? Apakah dia menjanjikan waktu dua minggu untukmu?" Xiao Juan menggelengkan kepala: "Dia bilang dua minggu terlalu lama, hanya memberi waktu sepuluh hari. Aku juga tidak tahu bagaimana kabar Zhu Yi, sudah tiga hari belum juga memberi jawaban!" Zhou Min Nong tersenyum tipis: "Jangan panik, pasti dia mengingat urusan ini. Belum membalas mungkin karena pertama, pertimbangannya belum matang, kedua, ada rencana lain yang sedang disusun!"
"Tidak bisa, aku harus menanyakannya!" Xiao Juan mengganti HP lain dan menelepon Zhu Yi.
Zhu Yi mendengar kabar Jin Fenghuang menekan Xiao Juan, senyuman mengembang di wajahnya. Inilah hasil akhir yang ditunggunya. Setelah mendengar penjelasan Xiao Juan, Zhu Yi berkata: "Hm, bagus. Waktu sepuluh hari cukup untuk persiapanku. Tenang saja tunggu telepon saya!"
Deng Kun sudah pergi menyelidiki kasus penjualan ilegal organ. Hanya Shu Yi yang menemani Zhu Yi. Pengamatan Shu Yi sangat teliti: "Guru, tadi Anda tersenyum saat menerima telepon Xiao Juan. Apakah Anda sudah menduga Jin Fenghuang akan mendesaknya?"
Zhu Yi menggelengkan kepala: "Tidak, aku tidak bisa memastikan apakah Jin Fenghuang akan mendesaknya atau tidak. Karena menurutku, selama Xiao Juan tidak bergerak, akan ada dua kemungkinan. Kemungkinan pertama adalah Jin Fenghuang akan membatalkan aksi ini sebelum Xiao Juan bertindak! Jika demikian, berarti Jin Fenghuang dan Guan Ai mungkin sama sekali tidak terkait dengan kasus ini. Aku memberi mereka waktu beberapa hari ini agar mereka mempertimbangkan konsekuensinya. Jika awalnya mereka memutuskan untuk menculikku karena impulsif, selama beberapa hari ini seharusnya mereka sudah tenang. Membatalkan aksi adalah tindakan yang wajar dan benar bagi mereka."
Zhu Yi menatap Shu Yi: "Tentu saja, ada kemungkinan kedua. Mereka tidak bisa menunggu lagi dan mulai mendesak Xiao Juan. Ini membuktikan bahwa sejak awal mereka sudah bertekad bulat untuk menangkapku. Mengapa harus menangkapku? Aku sangat penasaran dengan hal ini. Tapi yang pasti, keinginan mereka menangkapku pasti terkait dengan kasus ini! Karena mereka bukan tipe orang yang nekat membalas dendam tanpa memikirkan konsekuensi, kalau tidak Jin Fenghuang tidak akan bertahan sampai sekarang."
Shu Yi mengangguk: "Hm, Guru, sudahkah Anda memikirkan solusi?" Zhu Yi menghela napas: "Jujur, belum!" Shu Yi tersenyum kecut: "Lalu kenapa Anda menyetujui misi Xiao Juan harus selesai dalam sepuluh hari?" Zhu Yi mengangguk: "Karena aku juga tidak punya pilihan. Meski tahu ini jebakan, aku harus terjun. Tenang saja, mereka tidak akan mudah membunuhku. Selama mereka masih punya tujuan yang ingin dicapai, aku akan aman sebelum tujuan itu terpenuhi!"
Shu Yi tidak lagi menasihatinya. Shu Yi tahu kemarin Lu Yilei masih bertelepon dengan Zhu Yi. Ketika ia memberitahu Lu Yilei tentang urusan ini, Lu Yilei juga sangat mengkhawatirkan, namun Lu Yilei tidak berhasil meyakinkan Zhu Yi.
"Guru, nanti aku mau ikut bersama Anda!" Shu Yi berbisik. Zhu Yi menatapnya sambil tersenyum: "Kau kira saya mau menghadiri jamuan makan? Bisa bawa sertamu? Meski saya bawa, paling hanya tambah satu orang yang dikuasai mereka. Kau tak bisa membantuku, malah jadi beban!" Shu Yi menghela napas: "Kalau begitu Guru, mari kita pikir lagi. Pasti ada jalan keluar!"
Zhu Yi menepuk-nepuk bahu Shu Yi: "Masih ada waktu, kita pasti akan menemukan cara."
Guan Ai tidak tahu Jin Fenghuang akan berbicara manis di depannya namun berulah di belakang. Jika ia mendengar percakapan Jin Fenghuang dengan Xiao Juan, entah apa reaksinya. Saat ini ia sedang menarik Tie Lan menemani belanja, biksu kecil pasrah mengikuti dari belakang. Tie Lan sangat ingin bertanya apakah Guan Ai benar-benar mau menjatuhkan tangan pada Zhu Yi, tapi akhirnya menahan diri. Karena begitu pertanyaan itu keluar, berarti Zhu Yi juga sudah tahu kasus ini - sama saja membocorkan Xiao Juan!
