Kembali ke hotel, mana mungkin Zhu Yi dan kawan-kawan bisa tidur. Bertiga duduk di ruang tamu kamar Zhu Yi. Deng Kun menghela napas: "Ya ampun, Tak kusangka Tie Lan..." Zhu Yi diam seribu bahasa, asyik menghisap rokok. Shu Yi berbisik: "Guru, kau masih yakin Tie Lan belum mati?"
Zhu Yi tersenyum kecut: "Seandainya aku tidak mengenal Xiao Juan, tidak tahu mereka punya teknologi manusia hasil rekayasa yang begitu hebat, aku pasti akan seperti Shen Yuan yang percaya orang yang mati itu adalah Tie Lan. Tapi sekarang..." Ia menggelengkan kepala, "Aku tetap tidak bisa menerima kalau Tie Lan mati begitu saja tanpa kejelasan. Apalagi beberapa hari terakhir dia tidak menunjukkan aksi mencurigakan, dan tidak ada petunjuk investigasi. Dua hari ini dia hanya bolak-balik antara rumah sakit dan rumah, Shi Qing bisa membuktikan ini. Jika lawan memang mau membungkamnya, seharusnya mereka sudah bertindak sejak lama. Mengapa harus menunggu sampai sekarang!"
Deng Kun memicingkan mata: "Tapi sebelumnya mereka juga pernah bertindak, saat di Taman Abad." Zhu Yi membenarkan: "Benar, waktu itu memang ada yang mau membunuhnya, tapi dihalangi Shi Qing. Si pembunuh bayaran sendiri akhirnya dibunuh Shen Yuan. Tapi coba kalian pikirkan baik-baik, seandainya ini kalian yang benar-benar ingin melakukan PEMBUNUHAN, apakah akan meredam suara drum hanya karena satu kali gagal? Entah kalian bagaimana, tapi jika ini aku, sekali gagal pasti akan mencoba lagi. Ini menyangkut rencana besar kelangsungan hidup organisasi mereka, tak mungkin mereka berhenti dengan mudah."
Perkataan Zhu Yi mengingatkan Shu Yi. Shu Yi menjawab: "Kasus penyerangan di taman lalu, menurutku juga sangat mencurigakan. Bagaimana mungkin mereka tahu Tie Lan dan rombongan akan pergi ke Taman Abad? Kami telah melakukan penyelidikan ketat terhadap dua teman Tie Lan, dan akhirnya memastikan bahwa urusan itu tidak terkait dengan mereka. Kemudian aku berpikir, kemungkinan besar Tie Lan dan kawan-kawannya telah diawasi terus-menerus oleh orang itu, bisa saja diikuti hingga ke lokasi."
Zhu Yi menatap Shu Yi mendorongnya untuk melanjutkan. Shu Yi berkata: "Tapi ada satu hal yang tidak masuk akal, yaitu waktu yang mereka pilih untuk bertindak. Dari Taman Abad ke kota, harus melewati jalan setapak sekitar lima kilometer. Jalan itu dibuat khusus untuk Taman Abad. Di jalan itu tidak banyak kendaraan. Biasanya, orang yang pergi ke Taman Abad pada jam kerja lebih sedikit lagi. Jika mereka memilih bertindak di jalan itu, bukankah lebih aman daripada di area parkir? Mereka juga tidak perlu repot mengusir satpam area parkir, dan tidak akan meninggalkan petunjuk apapun seperti hantu yang tak berbekas."
Zhu Yi berkata dengan tenang: "Kalau begitu kamu juga pernah curiga padanya?" Sebelum Shu Yi sempat menjawab, terdengar suara ketukan pintu. Shu Yi mendatangi pintu dan membukanya. Ternyata Zhou Min Nong, tapi sekarang dia punya nama baru yaitu Mo Bai.
"Kudengar Tie Lan sudah meninggal?" tanya Mo Bai segera setelah masuk ke kamar.
Deng Kun mengangguk: "Hm." Mo Bai bertanya lagi: "Sebenarnya apa yang terjadi?" Shu Yi menjelaskan secara garis besar. Mo Bai mengerutkan alis: "Kenapa tadi kalian tidak mengajakku?" Deng Kun tersenyum kecut: "Aku juga baru dibangunkan oleh Kakak Zhu dalam keadaan mabuk, saat itu tidak terpikir untuk memanggilmu. Aku lupa, kamu dan Tie Lan pernah beberapa kali bertemu."
"Xiao Zhou, sekarang kamu sudah tahu. Bagaimana pandanganmu?" Deng Kun masih terbiasa memanggilnya Xiao Zhou.
Mo Bai berbisik: "Aku juga tidak bisa menjelaskan, tapi aku juga feel Tie Lan tidak seharusnya mati begitu saja." Zhu Yi tersenyum: "Feel? Mengapa kau punya feel seperti itu?" Mo Bai berkata tenang: "Seperti yang kalian katakan, aku pernah bertemu Tie Lan beberapa kali, sebenarnya tentang dia aku masih punya beberapa kebingungan, secara konkret aku tidak bisa menjelaskan, hanya merasa dia agak aneh saja."
Shu Yi juga menatapnya: "Bagian mana yang kau rasa aneh darinya?" Mo Bai menatap Deng Kun: "Tuan Deng pernah berkata padaku di Guangzhou, Tan Yongle, yaitu tunangan Tie Lan adalah 'Dokter Hantu' Shen Yuan! Setelah kematian Huang Lanqing, aku dan biksu kecil itu pernah membuat hipotesis tentang kemungkinan ini, saat itu Tie Lan juga hadir, tapi dia tidak menyangkal, bahkan mau meyakinkan kami bahwa Tan Yongle hanyalah orang biasa, tapi aku menemukan Tan Yongle selalu diam-diam mengikuti Tie Lan, urusan ini juga sudah kusampaikan ke Tie Lan, meski aku tidak mengerti keterampilan bertarung, tapi aku bisa merasakan Tan Yongle adalah orang sakti, karena tubuhnya memancarkan medan energi!"
Mo Bai sampai di sini, tersenyum kecut: "Tie Lan orang yang licik, hal yang bisa kupahami bersama biksu kecil itu, mungkinkah dia tidak tahu?" Zhu Yi mengerutkan alis, dia tahu perkataan Mo Bai benar, meski Tie Lan berwatak seperti pria kasar, tapi dia memang orang yang licik, kalau tidak Zhu Yi juga tidak akan menitipkan urusan terpenting ini padanya.
Tiba-tiba Zhu Yi menepuk dahinya: "Bodoh, aku yang bodoh!" Semua orang menatap Zhu Yi. Deng Kun bertanya: "Kakak Zhu, ada apa?" Zhu Yi menghela napas panjang: "Aku terlalu lalai, terlalu lalai!" Ia menatap Deng Kun: "Sudah berapa tahun kita mengenal Tie Lan?" Deng Kun menghitung dengan jari-jarinya: "Dua belas tahun mungkin!"
Zhu Yi "Hm" mengangguk: "Tie Lan punya hubungan yang sangat baik dengan kita semua, tapi sejak dia meninggalkan profesi forensik dan beralih ke operasi plastik, dia sama sekali tidak pernah menceritakan apapun tentang pekerjaan barunya ini. Kau tahu kenapa?"
Deng Kun langsung menjawab tanpa berpikir: "Waktu itu saat dia memberitahumu, bukankah kau bilang dia tidak serius dengan pekerjaannya? Bahkan kau katakan dengan melakukan operasi plastik seperti ini, dia tidak akan jadi dokter bedah yang hebat, tapi dunia forensik akan kehilangan seorang ahli yang brilian. Setelah itu dia hanya bernostalgia dengan kita, tidak pernah membahas pekerjaan barunya!" Sampai di sini, wajah Deng Kun berubah tipis: "Aku mengerti, kalau dia saja tidak mau bicara tentang pekerjaannya, mengapa tiba-tiba mengundangmu ke acara tahunan asosiasi bedah plastik itu?"
Zhu Yi menyeringai: "Benar, kalau bukan karena undangannya ke acara tahunan, aku tidak akan bertemu Guan Ai, juga pasangan Jin Fenghuang dan Zuo Lan. Saat itu aku tidak sempat memikirkan hal ini karena di otakku terus terngiang satu nama - Zhang Chi. Ketika menerima undangan Tie Lan, langsung terpikir olehku bahwa tempat persembunyian terbaik Zhang Chi adalah di industri operasi plastik ini. Undangannya bagiku ibarat penyelamat di saat sulit. Aku terlalu fokus pada urusan Zhang Chi sampai tidak sempat menganalisis lebih jauh."
Wajah Shu Yi berseri kegirangan untuk Shen Yuan: "Bagus! Kak Shen tidak perlu terlalu sedih lagi!" Namun Zhu Yi menatapnya: "Tidak, justru aku semakin khawatir!" Shu Yi tertegun sejenak. Menurutnya ini jelas kabar baik, tapi Zhu Yi malah menyatakan kekhawatiran. Dengan kecerdasannya, Shu Yi segera menangkap mekanisme tersembunyi di balik ini.
"Guru khawatir Kak Shen sudah lama tahu Tie Lan itu palsu, atau selama ini yang dicintainya adalah Tie Lan palsu. Jika demikian, kemungkinan besar Kak Shen akan tersesat ke jalan yang salah!" Keringat dingin mengucur deras dari Shu Yi. Ia tahu betul karakter Shen Yuan. Percakapan mereka di mobil tadi membuat hatinya tidak tenang. Jangan-jangan akhirnya mereka harus berhadapan sebagai musuh?
Zhu Yi mengangguk tipis: "Shen Yuan memang sangat berbakat dan hebat, tapi justru karena itu, begitu dia tersesat, kehancuran yang ditimbulkannya akan yang terbesar." Zhu Yi menatap erat Shu Yi saat mengatakan ini, membuat Shu Yi tak bisa menahan kegelisahan. Zhu Yi sedang menunggu sikapnya. Shu Yi tersenyum kecut: "Guru, kenapa Anda memandangku seperti ini?"
Zhu Yi berkata tenang: "Saat ini, hanya kau yang bisa menjadi lawannya di pihak kita. Jika kau masih mempertimbangkan kedekatan hubungan dengannya, aku terpaksa minta Tuan Lu mengirim orang lagi. Tapi harus kusampaikan, kau boleh tinggal diam tapi jangan sampai membantu kejahatan!"
Shu Yi buru-buru menjawab: "Guru, apa maksudnya? Jika dia benar-benar bermasalah, aku Shu Yi yang pertama tidak akan melepaskannya!" Zhu Yi tersenyum: "Baik, kuharap kau ingat ucapanmu ini." Shu Yi mengangguk kuat, tapi di hati Zhu Yi tidak segampang itu. Dia terlalu mengenal Shu Yi yang berhati lembut. Hubungan Shu Yi dan Shen Yuan pun sangat khusus. Saat itu tiba, Shu Yi pasti tidak tega. Tapi Zhu Yi tidak bisa membuka kartu, apalagi sejauh ini spekulasi tentang Shen Yuan masih sebatas dugaan, belum fakta.
"Shu Yi, lebih baik kau temani Shen Yuan, dua hari ini mungkin akan jadi perjuangan untukmu!" Zhu Yi berkata pada Shu Yi. Shu Yi paham di lubuk hati, maksud "menemani" Shen Yuan adalah: pertama menemani, kedua melakukan pengintaian, ketiga melihat apakah dari tubuh Shen Yuan bisa didapatkan terobosan! Meski hati Shu Yi agak tak nyaman, dia tetap menyetujui!
Setelah Shu Yi pergi, Deng Kun mengerutkan alis: "Kak Zhu, menyuruh Shu Yi melakukan ini mungkin akan meninggalkan bayang-bayang di hatinya!" Zhu Yi menghela napas: "Ini hambatan psikologis yang harus dia lewati. Memang terlihat kejam, tapi pernahkah kau berpikir - jika hambatan ini tidak bisa dia lewati, atau kita biarkan dia menghindar, jangan-jangan akhirnya jika Shen Yuan terbukti bersalah, dia akan merasa bersalah seumur hidup. Jadi cara terbaik adalah biarkan dia sendiri yang menghadapi dan menyelesaikan."
Mo Bai masih bingung: "Kakak tidak takut dia akan memihak?" Deng Kun tersenyum: "Xiao Zhou, kalau jadi kamu, apa yang akan kau lakukan?" Mo Bai tertegun. Dia berpikir, kalau dirinya sendiri yang harus berurusan dengan sekutu paling dekat, apakah benar-benar bisa bertindak? Mo Bai akhirnya menggeleng lemah: "Aku tidak tahu."
Zhu Yi berkata dengan tenang: "Bahkan jika dia bertindak curang, setidaknya dia sudah memberikan penjelasan dan menyelesaikan masalah ini. Dengan begitu, di masa depan tidak akan ada rasa takut dalam diri sendiri yang menghantuinya!" Mo Bai membantah: "Tidak, Tuan Zhu, saya tidak setuju dengan pendapat Anda. Meski Shen Yuan terbebas dari rasa takut, rasa takut baru akan terus muncul - yaitu ketika dia mengorbankan prinsip dan keyakinan yang seharusnya dipertahankannya! Mungkin rasa takut ini lebih mengerikan dan akan menyiksanya seumur hidup dibanding yang kita lihat sekarang!"
Zhu Yi dan Deng Kun terdiam membeku. Keduanya saling pandang, terpaksa mengakui kebenaran dalam ucapan Mo Bai. Zhu Yi bertanya pelan: "Lalu menurutmu bagaimana?" Mo Bai menghela napas: "Saya juga tidak tahu." Deng Kun menyela: "Bagaimana jika suatu hari kamu harus berhadapan langsung dengan Xiao Juan, pilihan apa yang akan kau buat?"
