"Makanya akhirnya kukasih tahu, beberapa barang lebih baik jangan disentuh. Pertama racun, kedua cinta! Sama-sama bisa merenggut nyawa orang, bikin terjerumus ke jurang bahaya!" Shu Yi menghela napas. Shen Yuan tersenyum tipis: "Iya, karena waktu itu kupikir kau masih polos seperti kertas putih, sementara aku sudah melewati banyak pengalaman hidup, setidaknya menurutku begitu."
"Sekarang dipikir-pikir lucu juga, masa itu aku sudah bilang punya banyak pengalaman hidup? Cuma 'pemuda tak kenal rasa sedih, memaksa mengarang puisi keluhan' saja!" Nada Shen Yuan penuh ejekan diri. Shu Yi menyambung: "Kini telah memahami segala kepahitan, ingin bicara tapi ragu, ingin bicara tapi ragu, akhirnya cuma bisa bilang 'cuaca dingin enak buat musim gugur'!"
Shen Yuan tertegun sejenak lalu tertawa terbahak-bahak, mengangkat mangkok anggur: "Ayo, saudara, kita bersulang! Tak kusangka di usia muda kau sudah punya pemahaman mendalam tentang hidup." Keduanya bersulang dan menenggak satu mangkok dalam sekali teguk. Shen Yuan mengisi lagi mangkok Shu Yi: "Ah, meski Kakak tidak pernah benar-benar menyentuh racun, tapi aku pernah menyentuh cinta!"
Shen Yuan menghela napas dengan lembut: "Tahukah kau? Selama tahun-tahun setelahku meninggalkan Keamanan Militer, tanpa Tie Lan, aku benar-benar tidak tahu seperti apa kehidupan yang akan kujalani. Orang seperti kita, begitu kembali ke kehidupan biasa, sensasi itu sangat mematikan, seolah hidup sama sekali tidak menarik lagi, tidak ada yang bisa membuatmu tertarik untuk terlibat, sampai akhirnya aku bertemu Tie Lan!"
Hati Shu Yi dipenuhi kepahitan. Semakin dalam perasaan Shen Yuan pada Tie Lan, semakin besar kemungkinan dia melakukan hal ekstrem demi Tie Lan. Jika Tie Lan tak bermasalah, dia akan melampiaskan kemarahan balas dendam yang menggelegar. Shu Yi tidak tahu konsekuensi apa yang akan ditimbulkan kemarahan Shen Yuan, bahkan tidak yakin apakah dirinya mampu menghentikannya. Jika Tie Lan bermasalah, Shen Yuan yang begitu mencintainya dan menganggapnya segalanya, pasti akan melakukan apapun untuknya!
Hanya satu yang tidak dimengerti Shu Yi - sebenarnya apa yang terjadi dengan urusan Tie Lan? Dia menatap Shen Yuan: "Kak Shen, apa rencanamu?" Shen Yuan kembali menuangkan dua mangkuk besar anggur: "Minum hari ini selagi ada anggur! Ayo, saudara, bersulang!" Dia tidak menjawab pertanyaan Shu Yi. Dengan pasrah, Shu Yi meneguk kembali mangkuk anggurnya hingga habis.
Shu Yi meletakkan mangkok, tangannya memegangi kepalanya. Ia merasa kepala terasa berat. Padahal baru minum berapa gelas? Dirinya sendiri hanya minum satu botol Maotai. Sebenarnya minuman segini tidak seharusnya berpengaruh seperti ini, apalagi Anggur Moutai yang terkenal tidak menyebabkan mabuk. Ia memicingkan mata menatap Shen Yuan: "Kak Shen, anggur ini... apa palsu?" Shen Yuan menatapnya: "Kepala agak pusing ya?" Shu Yi mengangguk. Shen Yuan juga meletakkan mangkok anggurnya: "Nah, betul. Aku menaruh obat di minumannya. Tapi tenang, Kak Shen tidak akan menyakitimu."
Shu Yi mulai merasakan lemas dan lunglai di seluruh tubuh. Tak tersisa tenaga sama sekali. Bahkan untuk berbicara lebih keras pun terasa susah.
"Mengapa?" Shu Yi menghela napas: "Kak Shen, kenapa kau melakukan ini?" Suara seorang wanita terdengar dari arah kamar: "Jangan salahkan dia! Semua ini dilakukannya demi aku!" Wajah Shu Yi berubah pucat. Suara wanita itu... meski belum melihat orangnya, dia sudah bisa menebak identitasnya. Siapa lagi yang bisa membuat Shen Yuan berbuat seperti ini selain Tie Lan?
Tapi saat melihat wanita itu, ia terdiam sejenak. Bukan Tie Lan sama sekali, melainkan Xiao Juan! Xiao Juan mendekati Shu Yi sambil merangkul lengan Shen Yuan: "Terkejut? Tidak menyangka yang datang adalah aku, kan?" Shu Yi menatap mereka. Ia benar-benar bingung. Kenapa bisa Xiao Juan?
Shen Yuan menghela napas: "Sebenarnya Tie Lan adalah Xiao Juan, Xiao Juan adalah Tie Lan!" Shu Yi masih bingung, Xiao Juan berkata dengan tenang: "Sepertinya kau masih belum mengerti, baiklah, biar aku yang memberitahumu. Aku adalah Xiao Juan, sekaligus Tie Lan! Yang mati itu hanyalah boneka penggantiku."
Xiao Juan berdiri, kembali masuk ke kamar. Saat keluar lagi, penampilannya telah berubah total, persis seperti Tie Lan. Shu Yi bertanya: "Ini...ini penyamaran!" Ia menatap Shen Yuan, akhirnya tersadar. Dengan senyum kecut ia berkata: "Bagaimana bisa aku lupa, Kak Shen memang pembunuh bayaran seribu wajah, ahli penyamaran. Bahkan teknik menyamarku dulu kaujarkan langsung!"
Xiao Juan menyeringai: "Sayangnya kau terlambat paham. Sebenarnya saat itu, ketika memakaikan penyamaran pada Zhou Min Nong, Shen Yuan sudah memperingatkanku. Katanya aku terlalu berani, karena teknik penyamaran yang kugunakan pada Zhou Min Nong bisa terbongkar kalau kau lihat! Jadi sejak kau tiba di Kota Hu, aku berhenti menyamar, takut kau mengetahui."
Shu Yi mengerutkan alis: "Boneka penggantimu benar-benar hebat, bahkan berhasil menipu Guru dan Paman Deng!"
Xiao Juan menggelengkan kepala: "Kau salah, goblok! Mustahil menggunakan boneka penggantiku untuk menipu Zhu Yi. Matanya terlalu tajam. Jika boneka itu yang bersentuhan dengannya, dia pasti akan curiga dalam sekejap. Jadi orang yang benar-benar berinteraksi dengannya adalah aku sendiri. Meski penampilanku sudah berubah, aku tetap menggunakan teknik penyamaran untuk memerankan diriku sendiri. Dengan begitu dia tidak akan menyadarinya! Hanya saja aku harus sangat berhati-hati dan menghindari kontak langsung denganmu. Selama kau tidak mengetahui penyamaranku, Zhu Yi dan kroni-kroninya takkan pernah menyangka bahwa Tie Lan dan Xiao Juan adalah orang yang sama!"
Shu Yi tersenyum: "Tie Lan, kau mengubah diri menjadi Xiao Juan melalui modifikasi DNA. Lalu menggunakan teknologi yang sama untuk membuat boneka pengganti. Shen Yuan mengajarkan teknik penyamaran tingkat tinggi yang dipelajarinya di Keamanan Militer. Sekarang kau bisa muncul dengan identitas berbeda di hadapan siapapun sesuai kebutuhan. Dua identitas ini memberimu kebebasan bergerak. Bahkan kau menciptakan identitas ketiga, Kong Xin!"
Tie Lan juga tertawa: "Salah! Kisah Kong Xin itu nyata. Awalnya Xiao Juan memang benar-benar Kong Xin. Tapi dia terlalu nekat, nekat sampai membahayakan kepentingan kami. Akhirnya kami terpaksa menyingkirkannya! Kalau bukan karena dia, urusan kami takkan terbongkar!" Shu Yi bertanya: "Kapan kalian menyingkirkannya?"
Tie Lan berpikir sejenak: \"Seharusnya saat Zhou Min Nong difitnah, pertandingan malam itu diatur oleh Kong Xin. Dia selalu melawan kami, di permukaan tampak menuruti organisasi, tapi diam-diam melakukan perusakan! Ketika kami menyelidiki bahwa pelakunya adalah dia, kasus ini sudah tidak bisa disembunyikan lagi! Untungnya dia tidak tahu banyak, kalau tidak, rencana besar akan hancur!\"
\"Jadi kau memanfaatkan situasi, menyingkirkannya, lalu menggunakan Zhou Min Nong untuk membuat identitas Xiao Juan mendapatkan kepercayaan kami?\" Shu Yi juga tidak bodoh. Tie Lan tersenyum mengangguk: \"Katanya kau adalah murid andalan Zhu Yi, memang otakmu bekerja sangat cepat!\"
Shu Yi memicingkan mata melanjutkan: \"Kau bukan pimpinan musuh organisasi ini, tapi kau tahu siapa dia. Alasanmu memanfaatkan identitas Xiao Juan, pertama untuk mencari jalan mundur bagi diri sendiri, kedua ingin menggunakan tangan orang lain untuk menyingkirkan sang pimpinan. Bukan ingin merebut posisinya, tapi ingin membuatnya memikul semua tuduhan, sementara kau bisa bebas dari masalah. Sekalipun terseret, ada boneka pengganti yang menanggung dosa untukmu. Inilah penyebab mengapa Tie Lan mati malam ini. Jika tebakanku benar, Kakak Shen, kau yang menyuruhnya pergi? Karena kau juga, bahkan Shi Qing tidak menemukan kapan dia keluar rumah!\"
Xiao Juan tertawa terbahak-bahak: "Shu Yi ah Shu Yi, kau jauh lebih cerdas dari yang kuduga. Sayang, sayang! Kalau kau sudah tahu segalanya dan paham semuanya, menurutmu kau masih bisa bertahan hidup?" Shu Yi juga tersenyum, menatap Shen Yuan: "Kakak Shen, jika kalian benar-benar ingin membunuhku, kuharap eksekusinya dilakukan olehmu. Berikan aku kematian yang cepat!"
Ekspresi wajah Shen Yuan berubah-ubah. Melihat senyuman familiar Shu Yi, hatinya bergetar ketakutan. Mampukah ia benar-benar menjatuhkan tangan pada Shu Yi? Xiao Juan mendekati Shen Yuan: "Tidak tega? Jangan lupa janjimu padaku! Lagipula, menurutmu masih ada jalan untuk mundur sekarang?"
Shen Yuan mengatupkan giginya: "Saudara seperjuangan, jangan salahkan Kakak. Sesungguhnya kau tidak seharusnya terjebak dalam air keruh ini!" Shu Yi berkata dengan tenang: "Lakukan saja. Aku tahu kau juga serba salah. Hanya..." Shen Yuan buru-buru bertanya: "Hanya apa?" Shu Yi menggelengkan kepala, menghela napas: "Kakak, kau terasa sangat asing sekarang. Hampir saja aku tak bisa mengenalimu. Wajar saja, kau sendiri telah kehilangan jati dirimu!"
Shen Yuan menatap Shu Yi. Ia paham makna ucapan itu. Shen Yuan yang sekarang bukan lagi diri yang dulu. Dulu, bahkan saat bergaul dengan para pembunuh bayaran internasional, ia tak pernah kehilangan hati nurani. Tapi setelah kembali dan bersama Tie Lan, ia berubah. Perubahan ini ia sadari sendiri, hanya saja ia memberi label 'cinta' pada transformasi itu.
Xiao Juan tidak berkata, memandang Shen Yuan dalam keheningan. Dia yakin apapun yang Shu Yi katakan, Shen Yuan tidak akan melepaskannya. Karena Shen Yuan sudah melakukan kesalahan pertama, dia harus terus menerus berada di jalan yang salah! Mood Shen Yuan saat ini sangat rumit. Menghadapi Shu Yi, dia merasa bersalah. Ini adalah mantan sekutu, mantan pasangannya yang dulu tak pernah ambruk meski menghadapi musuh bebuyutan. Tapi sekarang orang ini harus mati di tangannya sendiri.
Shu Yi berkata dengan dingin pada Shen Yuan: "Kak Shen, kau adalah pemanduku. Banyak prinsip menjadi manusia dan melakukan aktivitas yang kau ajarkan. Meski kemudian kita berpisah, di situasi apapun ajaranmu tak pernah kulupakan. Karena kau pula aku memilih menjadi prajurit yang memenuhi syarat. Melihat kondisimu sekarang, aku sangat sedih. Kau boleh frustasi, boleh terpuruk, boleh bingung. Tapi jangan sampai tersesat, kehilangan dirimu sendiri, idealisme dan keyakinan yang dulu kau pertahankan, kebenaran dan keadilan!"
Shen Yuan merangkul kepalanya, bergemeretak: "Cukup! Jangan lanjutkan!" Xiao Juan juga melotot ke Shu Yi. Dia tak menyangka pengaruh Shu Yi terhadap Shen Yuan begitu besar, hampir membuat Shen Yuan ambruk. Xiao Juan menarik tangan Shen Yuan: "Sudah! Shen Yuan, bunuh dia! Cepat bunuh dia lalu kita pergi dari sini. Tempat ini sudah tidak aman. Kita harus segera pergi!"
Shen Yuan akhirnya tenang, sebuah belati muncul di tangannya: "Xiao Shu, maafkan saya, aku... aku sudah tidak punya pilihan sulit, jangan salahkan aku!" Setelah berkata demikian, tangannya diangkat tinggi-tinggi, belati itu siap menusuk jantung Shu Yi...
