"Sudah kutebak kau pasti akan main jurus ini. Sekarang dia minta konfrontasi dengan Tie Lan, apa rencanamu?" Zhu Yi memicingkan mata menatap Shu Yi. Shu Yi tersenyum tipis: "Ini masih harus mengandalkan Guru. Harus cari cara membebaskan Kakak Ying, tapi sekaligus membuatnya merasa kita masih curiga, memberi tekanan mental padanya."
Zhu Yi tersenyum: "Kau mau memaksanya bergerak?" Shu Yi mengangkat bahu: "Tidak perlu dipaksa. Asalkan dia merdeka, dan seperti dugaan kita dia mungkin adalah pimpinan organisasi yang mengendalikan Tie Lan, maka Tie Lan yang masih bertahan hidup akan menjadi ancaman terbesar baginya. Sudah kupikirkan, pasangan Zuo Lan dan Jin Fenghuang juga akan kita lepas. Mereka sepertinya tidak bermasalah besar. Tentu saja, ini hanyalah langkah sementara yang pragmatis. Jika tidak, Kakak Ying tidak akan tenang."
Zhu Yi terdiam sejenak: "Tidak ada masalah dengan itu. Tapi Jin Fenghuang tidak boleh dilepas! Masalah Jin Fenghuang menculikku dan menyerahkannya ke Kakak Ying sudah diketahui olehnya. Melepas Jin Fenghuang justru akan meninggalkan jejak." Shu Yi mengangguk setuju. Zhu Yi melanjutkan: "Mengenai Kakak Ying, alasan untuk melepaskannya cukup kuat. Secara resmi, dia telah menyelamatkanku dan kita belum menemukan catatan buruk apapun tentangnya. Secara pribadi, kemungkinan besar dialah Guan Ai yang sebenarnya. Dari sudut pandang perhatian pribadi, wajar saja jika aku Zhu Yi berbuat nepotisme."
Shu Yi menggosok-gosokkan kedua tangannya: "Justru Guan Ai yang itu lebih merepotkan. Karena kita sudah tahu Kakak Ying mungkin adalah Guan Ai asli, apakah kita masih bisa melepas Guan Ai palsu? Harus ada sesuatu yang kita selidiki dulu, bukan?" Zhu Yi menatap Shu Yi: "Justru menurutku lebih baik dilepaskan!" Shu Yi memandangnya dengan bingung.
“Tie Lan sebelum meninggal mengatakan pimpinan musuh bermarga Guan, kita sudah hampir memastikan kemungkinan besar yang dia maksud adalah Guan Ai. Tapi bisakah kita benar-benar yakin bahwa Kakak Ying inilah Guan Ai yang asli? Mungkinkah itu Guan Ai palsu?” Zhu Yi menuangkan secangkir teh untuk dirinya sendiri, menyesap perlahan.
Shu Yi tersenyum kecut: “Tapi kalau kita benar-benar melepas Guan Ai, harus ada alasan yang jelas kan?” Zhu Yi berkata tenang: “Yang tahu identitas Kakak Ying sebagai Guan Ai tidak banyak, hanya kau, aku, Paman Dengmu, tentu saja, dan Kakak Ying sendiri. Kau takut melepas Guan Ai akan membuatnya curiga? Mari kita serahkan pilihan ganda ini padanya.”
Shu Yi masih belum mengerti, bagaimana mungkin pilihan ganda ini bisa diserahkan ke Kakak Ying?
Zhu Yi tersenyum: “Aku yang akan berkomunikasi dengannya. Bukankah dia dekat dengan Tie Lan? Pengetahuannya tentang organisasi juga cukup banyak. Wajar jika kita minta bantuannya mengidentifikasi. Kita tidak bisa terus menerus menahan rombongan ini. Lagipula di Kota Hu mereka termasuk orang-orang terpandang.”
Zhu Yi kembali menemui Kakak Ying. Sikap Kakak Ying terasa semakin dingin, hanya menatapnya tanpa sepatah kata.
Zhu Yi duduk, menghela napas: "Tie Lan mengalami sesuatu!" Kelopak mata Kakak Ying bergetar tipis: "Oh? Muridmu tidak bilang begitu padaku, dia bilang Tie Lan baik-baik saja." Zhu Yi menggeleng: "Dia tidak tahu, ternyata Tie Lan sudah minum racun saat minum bersama Zhou Yi. Kami mengantarnya ke rumah sakit, untung pertolongan tepat waktu, nyawanya tertolong. Hanya saja kapan bisa siuman masih jadi teka-teki!"
Kakak Ying bertanya seolah khawatir: "Dokter juga tidak bilang berapa lama dia akan sadar?"
"Tidak, tapi sebelum pingsan dia sempat bersiap memberitahu Zhou Yi dalang organisasi itu. Sayangnya dia belum sempat menyebut nama orang itu pada Zhou Yi sebelum tak sadarkan diri." Ucapan Zhu Yi setengah benar setengah bohong, garis besar situasinya seperti itu, hanya saja Tie Lan bukan belum sempat bicara sebelum pingsan, melainkan belum sempat bicara sudah keracunan sampai mati.
"Dokter bilang, tidak ada ancaman nyawa lagi. Tapi racun telah merusak sebagian saraf otaknya. Yang lebih penting, apakah bisa siuman tergantung kekuatan mentalnya sendiri. Semoga dia baik-baik saja, dia selalu orang yang gigih, mentalnya kuat. Aku yakin dalam beberapa hari dia pasti akan siuman."
Setelah Zhu Yi selesai, Kakak Ying berkata dengan semangat: "Zhu Yi, kau harus membantunya! Pastikan dia mendapat dokter terbaik, menerima perawatan terbaik." Zhu Yi buru-buru menjawab: "Tidak perlu khawatir soal ini, fasilitas medis Rumah Sakit Afiliasi Universitas Kedokteran Huadong tidak kalah dari Yanjing."
Zhu Yi sengaja memperlihatkan Rumah Sakit Afiliasi Universitas Kedokteran Huadong.
Kakak Ying baru berbisik, "Baguslah, sungguh tidak ingin dia ada masalah." Zhu Yi melanjutkan, "Kami juga tidak ingin dia ada masalah."
Disusul keheningan lagi sekitar lima menit, Kakak Ying akhirnya membuka mulut: "Muridmu itu pernah mencariku, dia bilang Tie Lan sampai berani menyebut aku sebagai pimpinan organisasi itu, benarkah?"
Zhu Yi menggelengkan kepala sambil tersenyum: "Tidak, itu cuma akal-akalannya saja. Sudah kuhukum dia. Pemuda zaman sekarang memang tidak bisa menahan diri, ingin cepat sukses dan berjasa. Tapi sejujurnya aku iri dengan semangat dan keberanian mereka, meski caranya salah tapi niatnya baik."
"Oh ya? Tapi tahukah kau betapa sakitnya ucapan sembarangan itu bagiku?" Wajah Kakak Ying memucat. Zhu Yi segera meminta maaf berulang kali.
"Ngomong-ngomong Kakak Ying, ada satu hal yang ingin kuminta bantuan!" ujar Zhu Yi perlahan.
"Aku ini tawananmu, tak perlu sungkan-sungkan. Perintah saja langsung!" sahut Kakak Ying kesal. Zhu Yi tersenyum canggung: "Ini salah paham. Kami hanya minta bantuan investigasi. Kakak yang pernah menyelamatkan nyawaku, mana mungkin kami perlakukan sebagai tawanan?"
Kakak Ying juga tersenyum: "Benarkah? Apakah perkataanku ini bisa kau artikan bahwa aku bisa pergi dari sini kapan saja?" Zhu Yi mengangguk: "Tentu saja." Kakak Ying berkata dengan tenang: "Baik, ini kau yang bilang. Katakan, apa yang mau kau minta bantuanku?" Zhu Yi menjawab: "Begini, sebelumnya kami membawa kembali beberapa orang. Aku ingin meminta bantuan Kakak Ying untuk mengidentifikasi mereka. Jika tidak ada masalah, mereka boleh pergi."
Kakak Ying terdiam sejenak. Tampaknya perkiraannya tentang Zhu Yi selama ini salah. Hal seperti ini justru dia minta saran darinya, mungkin dia masih percaya padanya. Baru sekarang Kakak Ying bertanya: "Siapa saja mereka?" Zhu Yi berbisik: "Liu Zhu, Zuo Lan, dan Guan Ai itu!"
Kakak Ying tidak berkata. Sejujurnya dia masih belum paham maksud Zhu Yi. Bahkan dia curiga apakah ini jebakan. Dia menatap Zhu Yi yang justru menyunggingkan senyuman tulus: "Adapun Jin Fenghuang tidak bisa dilepaskan. Dia menculikku, apapun tujuannya, menurutku dia sudah tidak bisa dimaafkan!"
Kakak Ying berkata tenang: "Jika Jin Fenghuang tidak bisa dibebaskan, berarti aku juga harus tetap di sini. Karena aku yang menyuruhnya melakukannya. Meski saat itu aku pasrah - Xiao Juan mau menangkapmu, kami harus menurut." Zhu Yi mengangguk tipis: "Aku mengerti maksudmu. Keputusan ini dari Xiao Juan. Baik kau maupun Jin Fenghuang hanya menjalankan perintah."
Kakak Ying menghela napas: "Zhu Yi, kau tidak perlu menguji-uji saya. Sebenarnya status tawanan ya tawanan, kami sudah melakukan semua ini tanpa berharap bisa lolos dari hukuman." Zhu Yi mengeluarkan rokok: "Rekan-rekan semua punya prioritas. Bagi kami, menemukan dalang utama kejahatan adalah tujuan sebenarnya. Untuk yang terlibat ringan, tidak perlu kami pukul sampai mati. Hukum yang lalu untuk peringatan, obati penyakit dan selamatkan nyawa!"
Melihat ekspresi serius Zhu Yi yang tidak seperti bercanda, Kakak Ying akhirnya berbisik: "Kalau begitu, saya akan jujur. Zuo Lan dan Liu Zhu sebenarnya hanya ditipu, diancam, dan dimanfaatkan. Bahkan mereka sendiri tidak tahu apa yang dilakukan. Soal Guan Ai itu, hm, cuma wanita pencari kemewahan. Dia tidak tahu apa-apa, hanya kebetulan berganti kulit dan menjalani kehidupan yang tak pernah dia impikan."
Zhu Yi mengangguk: "Baik, kalau kau bilang begitu, saya akan lepaskan mereka semua. Tapi soal Guan Ai palsu yang masih ada, bagi dirimu..." Kakak Ying menggelengkan tangan: "Jangan pikirkan saya. Keberadaannya tidak berpengaruh. Tapi Jin Fenghuang... Sudahlah, ini urusanmu, pertimbangkan sendiri." Zhu Yi menyeringai: "Biarkan dia mendekam dua hari lagi. Saya harus bisa melampiaskan kekesalan ini!"
Reaksi Zhu Yi seperti itu memang wajar, bagaimanapun juga tindakan Jin Fenghuang telah membuatnya sedikit terkejut. Alasan Zhu Yi tidak mempermasalahkannya adalah karena dirinya pernah menyelamatkannya dan juga karena hubungan istimewa di masa lalu. Tapi Jin Fenghuang ini siapa? Fakta bahwa Zhu Yi memutuskan untuk melepaskannya, hanya menahannya selama dua hari saja sudah patut disyukuri.
Kakak Ying juga tidak lagi menghiraukan urusan Jin Fenghuang. Dengan tenang ia bertanya pada Zhu Yi: "Masih ada masalah internal lain?"
Zhu Yi menggeleng: "Sudah tidak ada, hanya ini semua." Namun Kakak Ying berkata: "Lalu Shan Qianqiu, apa rencanamu?" Zhu Yi tersenyum kecut: "Menurutmu apa yang harus kulakukan? Kau sendiri yang bilang, kita sama sekali tidak punya bukti!"
"Kalau begitu, apakah kasus ini akan digantung begitu saja? Kalian tidak punya bukti untuk menangkap dalangnya, berarti seharusnya kau tidak melepaskan orang-orang yang kau sebutkan tadi, termasuk aku. Setidaknya dengan begitu kalian bisa mengorbankan beberapa karakter kecil untuk menutup kasus secara gegabah, sekaligus menyelamatkan muka dan memberi laporan pada atasan."
Begitu Kakak Ying selesai bicara, Zhu Yi langsung tertawa dengan senyuman mengandung murka: "Bagaimana? Di sorot matamu, aku Zhu Yi adalah manusia seperti itu?" Kakak Ying mungkin merasa ucapannya terlalu menyakiti: "Aku hanya mempertimbangkan kepentingan kalian." Zhu Yi menutup matanya, menghela napas panjang: "Sudah, pergilah!" Kakak Ying benar-benar terdiam sejenak. Tadinya ia mengira Zhu Yi bercanda, ternyata benar-benar menyuruhnya pergi: "Kau serius?"
"Apakah perlu aku berbohong padamu?" Zhu Yi berkata dengan tidak sabar. Kakak Ying berdiri dan berjalan menuju pintu keluar.
"Tunggu sebentar!" Zhu Yi menghentikannya. Kakak Ying berbalik: "Ada apa? Kau menyesal?" Zhu Yi menggeleng: "Tidak, aku hanya ingin bertanya apa rencanamu ke depan!" Kakak Ying menjawab tenang: "Rencana apa lagi? Dari mana datang, kembali ke sana saja."
