Shi Qing murung. Dia sudah tahu kabar kematian Tie Lan, tapi saat menelepon Zhu Yi, tetap diminta tinggal di rumah Tie Lan tanpa penjelasan.
Sudah beberapa hari dia sendirian di sini. Setiap hari hanya makan, tidur, dan saat bosan membaca kitab suci atau melantunkan sutra Buddha.
Telepon berdering, itu dari Zhu Yi. Tampaknya mereka akhirnya mengingat dirinya. Ia meletakkan kitab suci lalu mengangkat telepon di meja: "Tuan!" Suara Shi Qing sangat kalem. Meski agak murung, pelatihan spiritual jangka panjang membuat sifatnya seolah tenang bagai air.
"Dua hari menginap di situ pasti membosankan ya?" Zhu Yi tersenyum sambil berkata.
"Tidak, kebetulan saya membaca buku." Jawab Shi Qing. Zhu Yi menghela napas: "Maaf, bukan aku melupakanmu. Aku punya firasat bahwa Tie Lan mungkin masih akan kembali!" Begitu Zhu Yi selesai bicara, Shi Qing terdiam sejenak. Refleks ia melirik ke sekeliling, tersenyum kecut: "Apakah Tuan ingin saya tinggal untuk mengusir hantu?" Bukan karena takut, bahkan jika ada hantu sekalipun, pasti akan menjaga jarak tiga langkah di hadapannya.
Zhu Yi tertawa terbahak-bahak: "Mengusir hantu? Kau berlebihan." Kemudian Zhu Yi menurunkan senyumnya: "Aku hanya merasa Tie Lan seharusnya belum mati!" Karena Zhu Yi berkata demikian, Shi Qing percaya pasti seperti itu. Shi Qing tidak suka berpikir rumit, ia bertanya: "Kalau begitu apakah Tuan ingin saya tinggal untuk menangkapnya saat muncul?" Zhu Yi menjawab: "Tidak, cukup awasi dia saja. Ingat, jangan sampai ketahuan. Setelah menemukan basis operasi barunya, segera beri tahu kami."
Zhu Yi memberi beberapa instruksi lagi lalu menutup telepon.
Shu Yi masih bingung: "Guru, katamu Tie Lan seharusnya tidak mati, lalu bagaimana dengan Xiao Juan itu..." Zhu Yi menggelengkan kepala, menghela napas: "Aku tidak tahu siapa Xiao Juan itu, tapi gaya bertindaknya tidak mirip Tie Lan. Tie Lan selalu bertindak tegas, tidak pernah bertele-tele!" Shu Yi memicingkan matanya: "Hanya dengan ini kau yakin Tie Lan belum mati?"
Zhu Yi tersenyum kecut: "Tidak, bukan hanya itu. Bukankah sebelumnya aku curiga selain Shen Yuan yang menggunakan nama Tan Yongle, masih ada Tan Yongle lain? Justru karena perbuatan Xiao Juan, aku berpikir apakah dia sedang mempertahankan seseorang. Saat itu aku berpikir, jika Xiao Juan adalah Tie Lan, maka orang yang dia lindungi pasti Tan Yongle. Jadi aku menyuruh Paman Deng untuk menyelidiki latar belakang Tan Yongle. Benar saja, ternyata memang ada Tan Yongle lain yang pengalamannya persis sama dengan pemalsuan yang dibuat Shen Yuan! Sayangnya orang yang dulu memverifikasi identitas Shen Yuan sudah tewas dalam kecelakaan."
Shu Yi masih belum paham, Zhu Yi membahas tentang Tan Yongle, apa hubungannya dengan Tie Lan?
Zhu Yi melihat ekspresi kebingungannya, tersenyum tenang: "Saat kami memastikan memang ada Tan Yongle lain yang masih ada, aku sempat bersyukur, merasa kesimpulanku benar. Yang Xiao Juan pertahankan memang Tan Yongle ini. Tapi tiba-tiba aku ingat pertanyaan yang Insinyur Shan ajukan kemarin saat kami membahas kasus ini di pihaknya—jika benar ada Tan Yongle lain, perlukah Xiao Juan bunuh diri? Jika dia tidak mati, kita takkan pernah menyangka ada masalah Tan Yongle lain. Saat itu Insinyur Shan merasa orang yang Xiao Juan pertahankan seharusnya bukan Tan Yongle, melainkan orang lain!"
Shu Yi mendengar ini, di lubuk hatinya mulai agak mengerti: "Insinyur Shan benar. Jika Xiao Juan ingin mempertahankan Tan Yongle, tindakan bunuh dirinya justru kontraproduktif. Jika yang dia lindungi adalah orang lain, bukan Tan Yongle, maka kemungkinan dia Tie Lan akan jauh berkurang. Tie Lan yang mati itu adalah boneka pengganti—kita sudah pastikan. Xiao Juan juga bukan Tie Lan. Jadi Guru baru merasa Tie Lan seharusnya masih hidup!"
Zhu Yi mengangguk: "Benar. Mengenai siapa sebenarnya Xiao Juan dan siapa yang dia lindungi, aku sudah punya beberapa pemikiran. Tapi aku ingin mendengar pendapatmu dulu!" Shu Yi tahu ini ujian dari gurunya. Ia tersenyum: "Guru, bolehkah aku berpikir sebentar?" Zhu Yi tersenyum sambil menjawab: "Boleh. Waktu sebatang rokok!"
Pada saat itu, Mo Bai mendorong pintu masuk. Setelah kematian Xiao Juan, ia lesu selama dua hari dan akhirnya bangkit kembali. Namun wajahnya tetap bermuka masam, terlihat agak kurus.
"Zhou Yi datang? Silakan duduk!" Zhu Yi menyuruhnya duduk. Setelah Mo Bai duduk, ia bertanya pelan: "Tuan Zhu, apakah aku mengganggu pembicaraan kalian?" Zhu Yi menggeleng: "Tidak. Ngomong-ngomong, ada perlu apa?" Mo Bai menggigit bibirnya: "Aku mau melanjutkan bekerja!" Zhu Yi memandang Shu Yi. Shu Yi mengangkat bahu, urusan ini bukan wewenangnya memutuskan.
Zhu Yi berpikir sejenak: "Baik, kami sedang membahas perkembangan kasus. Ikutlah serta!" Tanpa mempedulikan perasaan Mo Bai, ia menjelaskan seluruh pembahasan yang sedang dilakukan bersama Shu Yi. Wajah Mo Bai berubah beberapa kali. Ia tak menyangka mereka justru membahas Xiao Juan.
Setelah selesai, Zhu Yi mengawasinya dengan sorot mata tajam: "Xiao Juan sudah mati. Ini fakta yang harus kau hadapi. Jika tidak bisa menerimanya, kau akan selamanya hidup dalam bayang-bayang. Zhou Yi - tidak, sekarang kami harus memanggilmu Mo Bai. Mo Bai, kami semua berharap kau benar-benar bangkit. Jangan kira aku sengaja menggunakan kasus ini sebagai stimulan. Jika tidak bisa melepaskan asmara dan membuat keputusan adil secara objektif, saranku: tinggalkan profesi ini. Jadilah manusia biasa, lalu habiskan sisa hidupmu meratapi asmara semu ini."
Mo Bai tahu semua sangat memperhatikannya, meski nada bicara Zhu Yi sangat ketat, tapi tujuannya baik. Ia tersenyum tipis: "Tuan tenang saja, aku akan memperbaiki sikapku!"
Shu Yi cepat-cepat berkata: "Hm, kami yakin kau pasti bisa melewati ini. Ngomong-ngomong, Guru tadi sudah banyak bicara. Bagaimana denganmu, ada pemikiran apa?"
Mo Bai mendengar pertanyaan Shu Yi, ia mengerutkan alis: "Meski tak tahu mengapa Xiao Juan ngotot mengaku sebagai Tie Lan, menurutku dia bukan Tie Lan. Tindakannya pasti terpaksa." Zhu Yi menyilangkan tangan di dada: "Kenapa kau berpikir begitu?" Mo Bai berbisik: "Waktu kami bersama memang singkat, tapi aku percaya cukup mengenalnya. Malam itu, detik terakhir hidupnya, kurasakan ada yang aneh."
Shu Yi melirik Zhu Yi lalu menatap Mo Bai: "Keanehan seperti apa yang kau maksud?"
Mo Bai tersenyum kecut: "Sesungguhnya malam itu yang paling sering dia sebut adalah Kong Xin. Tuan Zhu, masih ingat? Pernah kukatakan, saat itu dia seolah tak bisa membedakan dirinya sendiri - Tie Lan, Xiao Juan, atau Kong Xin. Tapi jelas kurasakan, dia lebih berharap menjadi Kong Xin!"
Zhu Yi tidak berkata-kata, tenggelam dalam pikiran.
Mo Bai berhenti sejenak, kemudian melanjutkan: "Tuan, tentang psikologi saya tidak paham, tapi menurut saya bagaimanapun banyaknya identitas seseorang, pada detik terakhir hidupnya, identitas terindah yang ingin diingat orang pasti identitas aslinya. Entah benar atau tidak!"
Mata Zhu Yi berbinar, ia mengangkat kepala dan menatap Mo Bai: "Maksudmu, Xiao Juan seharusnya adalah Kong Xin?" Mo Bai mengangguk: "Sudah beberapa hari saya berpikir, menurut saya memang begitu." Zhu Yi bertanya: "Kau mencariku juga untuk membicarakan ini?" Mo Bai mengeluarkan suara "Hm", membuat Zhu Yi tersenyum: "Sepertinya kekhawatiranku berlebihan. Di saat seperti ini kau masih bisa serius memikirkan hal-hal ini, membuktikan kau sudah keluar dari bayang-bayang itu."
Mo Bai tersenyum kecut malu.
"Jika Xiao Juan adalah Kong Xin, maka semua perkataannya tentang membunuh Kong Xin Yun Du itu bohong!" Shu Yi seolah berbicara pada diri sendiri.
Zhu Yi berkata: "Ia memang berbohong. Sebelum mati, selain kepeduliannya pada Xiao Mo, banyak perkataannya palsu. Tapi pernahkah kalian berpikir - jika dia Kong Xin, mengapa melakukan ini? Awalnya tujuan bergabung dengan organisasi ini untuk menangani kasus, lalu mengapa saat tahu kita sudah mendalami perkembangan kasus, tidak langsung memberitahu kita termasuk selama bersama kalian dulu? Meski ia menunjukkan identitas aslinya padamu, tapi tidak memberi tahu lebih banyak soal organisasi ini. Sampai akhir hayat pun masih berbohong padamu!"
Mo Bai terdiam sejenak, masalah internal ini juga pernah terpikir olehnya, tapi belum menemukan jawaban.
Shu Yi berkata: "Ini kembali ke masalah kita sebelumnya, baik dia dipaksa oleh keadaan atau alasan lain, menurutku dia masih mempertahankan seseorang. Tentu saja, kini kita sudah bisa memastikan, orang yang dia lindungi pasti bukan Tan Yongle, lalu siapa?"
Zhu Yi tersenyum: "Apa kalian semua melewatkan titik pusat? Xiao Mo, kasus ini awalnya justru kau yang memberi tahu kami. Kutanya, bagaimana Xiao Juan bergabung dengan organisasi ini?" Mo Bai dan Shu Yi sama-sama menunjukkan ekspresi tersadar. Mo Bai berkata: "Demi pacar prianya, dosennya semasa kuliah!" Zhu Yi mengangguk: "Benar!"
Shu Yi menghela nafas: "Jika orang itu dikendalikan oleh organisasi ini, mereka memanfaatkannya untuk memaksa Xiao Juan, alias Kong Xin melakukan semua ini. Demam cintanya, tindakannya menjadi masuk akal."
Mo Bai menyela: "Tapi Xiao Juan pernah bilang padaku, orang itu sudah mati!" Zhu Yi berkata dengan tenang: "Ucapannya itu benar. Begitu jatuh ke tangan mereka, meski tidak mati, hidup lebih sengsara daripada mati!" Shu Yi menarik nafas dalam: "Guru benar. Orang itu menguasai tunangan Kong Xin, sementara hubungan mereka sangat mesra. Untuk melindungi tunangannya, dia tak punya pilihan. Apa pun yang diperintahkan, bahkan perintah bunuh diri, harus dilakukan!"
Zhu Yi juga menghela napas: "Wanita ini, aku benar-benar tidak tahu harus berkata apa. Tidakkah dia berpikir, apakah kematiannya benar-benar bisa menjamin keselamatan orang itu? Tidak, jika dia tidak mati, orang itu justru lebih aman. Kalau dia mati, orang itu tidak akan punya nilai guna lagi! Shu Yi, aku ingat pernah menyuruhmu menyelidiki, siapa nama orang itu ya?"
Shu Yi menjawab: "Yang Cheng!"
