Memandang mobil patroli Xu Dajun menjauh, wajah Luo Yan berubah muram. Ia menatap Qin Huabin: "Jujurlah! Akhir-akhir ini kau lagi cari masalah keluarga Jing?" Qin Huabin mengernyit: "Tidak! Sebenarnya urusan keluarga Jing sudah lama kulupakan!"
Luo Yan mengerutkan alis: "Mo Fei keluarga Jing ada masalah apa?" Qin Huabin menyeringai dingin: "Andai pun benar terjadi sesuatu, itu pantas mereka dapat! Dulu bagaimana Jing Song memperlakukanku? Kalau bukan karena Jing Song, ayahku tidak akan pergi!" Luo Yan tahu Qin Huabin masih terbebani urusan almarhum: "Kau ini, kalau terus mulutnya belum bisa dijaga, suatu hari pasti membahayakan diri sendiri dan keluarga ini!"
Qin Huabin tidak berkata. Luo Yan melanjutkan: "Coba pikir kenapa polisi datang ke sini? Bukankah karena dulu kau dua kali mengganggu keluarga Jing, belum lagi ancamanmu yang bilang tidak akan membiarkan mereka tenang? Jangan-jangan kalau benar ada masalah di keluarga Jing, Qin Huabin-lah tersangka utama."
Qin Huabin masih membela diri: "Jing Song kan punya banyak musuh, kenapa harus curiga padaku?" Luo Yan melotot kepadanya: "Memang benar musuhnya bukan cuma kau. Tapi siapa lagi yang berani terang-terangan menggedor rumah orang sambil teriak mengancam ke seluruh penjuru? Tidak ada kan?"
Qin Huabin menghela napas: "Yanzi, jangan-jangan keluarga Jing benar-benar kena musibah? Bagaimana kalau kau cari informasi?" Luo Yan memandangnya tajam: "Cari informasi? Mau cari apa? Nanti dikira kita memang bersalah seperti maling! Sudah, beberapa hari ini jangan kemana-mana. Tenang saja jaga toko. Urusan luar biar aku yang tangani!" Meski seratus ribu tidak rela, Qin Huabin akhirnya pasrah menyetujui.
Zhu Yi mendengarkan laporan Xu Dajun tentang pertemuan dengan Qin Huabin. Ia terdiam sejenak, lalu berkata: "Dari penjelasanmu, aku juga merasa bukan dia pelakunya. Bahkan di saat paling putus asa pun dia tidak merealisasikan niat balas dendamnya. Sekarang hidupnya sudah nyaman dengan istri, anak, dan rumah yang hangat, mengapa melakukan hal bodoh seperti ini? Lagipula, Qin Huabin bahkan bukan teknisi berpengalaman. Sebelumnya dia hanya pekerja kontrak yang membantu pekerjaan lapangan di perusahaan telekomunikasi. Mampukah dia merancang kasus sekompleks ini?"
Chi Rui bergumam: "Penampilan bisa menipu, air laut tak bisa diukur dengan gantang!" Xu Dajun melotot ke arah Chi Rui, namun Zhu Yi tersenyum: "Memang benar pepatah itu, tapi coba pikirkan - ini kejahatan dengan tingkat kecerdasan intelektual tinggi dan teknologi canggih. Latar belakang Qin Huabin sudah pasti kalian selidiki tuntas. Dia tidak memenuhi kedua kriteria ini, kecuali jika dia hanya pesuruh biasa!"
Mendengar ini, Chi Rui pun tak bisa berkata-kata lagi.
Zhu Yi melirik Zhen Nanfang: "Ada perkembangan dari Xiao Sheng?" Zhen Nanfang mengangkat bahu: "Tidak. Kabarnya si anak jenius kecil itu mengalami kendala teknis yang belum bisa diatasi sementara." Xu Dajun yang juga mengetahui kasus Tong Yu menambahkan: "Tuan, menurutku menaruh harapan penyelesaian kasus di pundak anak kecil agak... Meski dia punya kemampuan, kita tidak bisa terus menerus menunggu seperti ini!"
Zhu Yi dengan tenang melontarkan pertanyaan balik: "Tidak menunggu? Lalu kau beri tahu aku, sekarang kita harus bagaimana?" Xu Dajun tersenyum kecut. Ia sudah menebak Zhu Yi akan bertanya seperti ini padanya, tapi sungguh ia tak bisa menjawab.
Shu Yi dan Dongfang Xiao kembali bersama. Dongfang Xiao memberi tahu Zhu Yi bahwa tim khusus resmi dibentuk. Tim ini diketuai oleh Kepolisian Kota Xinzhou, dengan Divisi 9 Badan Intelijen dan Komite Tanpa Kabel membantu penyelidikan. Komite Tanpa Kabel hanya mengirim satu anggota bernama Lin Chuan. Rapat pertama tim khusus dijadwalkan besok pagi-pagi. Dongfang Xiao berharap Tong Yu bisa menunjukkan perkembangan dan mendukung pekerjaan penyelidikan tim.
Meski Zhu Yi bukan anggota resmi tim khusus, baik Kepolisian Kota Xinzhou maupun Shu Yi bersikeras mengundangnya sebagai pengamat rapat. Sebenarnya semua paham, Zhu Yi-lah sosok sentral dalam kasus ini. Dua hari terakhir Dongfang Xiao sering berinteraksi dengan Shu Yi. Dari Shu Yi, ia belajar banyak hal. Saat tahu semua ini diajarkan Zhu Yi pada Shu Yi, ia terperanjat. Baru setelah Shu Yi menceritakan kisah tentang Zhu Yi, ia paham mengapa Zhu Yi memiliki latar belakang sehebat ini.
Karena itu, rasa hormatnya pada Zhu Yi semakin besar. Sikap meremehkannya yang dulu tak lagi ada.
Zhu Yi mengangkat kedua tangannya dan berjalan ke depan jendela, mengerutkan alis. Xu Dajun benar, dia tidak bisa menaruh semua harapan pada Tong Yu. Memang dia seorang , tapi bagaimanapun juga masih seorang anak. Lagipula, mereka benar-benar tidak punya waktu untuk berlama-lama. Setiap hari yang tertunda bisa berarti satu nyawa tambahan yang dikorbankan.
Tapi dia juga tidak tahu harus berbuat apa. Cara terbaik seperti pernah dikatakan Dong Fangxiao adalah dengan mengumumkan kasus ini ke masyarakat untuk kerjasama pencegahan. Tapi ini menimbulkan dua masalah: Pertama, mungkin ada yang memanfaatkan kabar angin ini untuk bertindak sembarangan sehingga mengaburkan pandangan anggota penyelidik dan meningkatkan tingkat kesulitan penyelidikan. Ini hal kecil. Yang benar-benar dikhawatirkannya adalah jika diumumkan, pelaku mungkin akan menghentikan aksi atau bahkan kabur dari Xinzhou!
Kemungkinan ini sangat besar. Mengambil langkah ini tanpa benang merah sama sekali bukanlah gerak-gerik yang bijaksana. Memaksanya pergi akan membuat Xinzhou tenang, tapi bukankah kasus serupa mungkin terjadi lagi di tempat lain? Semua akan harus dimulai dari awal lagi!
Zhu Yi tersenyum kecut. Belum pernah dia merasakan beban di bahu seberat ini sebelumnya.
Shu Yi sepertinya sudah menebak isi hati Zhu Yi. Dengan suara lembut dia berkata: "Guru, sebenarnya kita masih punya cara kuno yang bisa digunakan!" Zhu Yi berbalik menatapnya. Shu Yi melanjutkan: "Tapi efeknya mungkin tidak akan terlalu baik." Zhen Nanfang menyela: "Lao Shu, jangan-jangan kau mau menjadikan gangguan sinyal ponsel sebagai bahan pertimbangan?" Shu Yi tertawa: "Oh? Bagaimana kau tahu?"
Zhen Nanfang membuat wajah cemberut: "Karena metode ini juga pernah kupikirkan, begitu terjadi gangguan sinyal, kita bisa mengunci area tertentu, area yang kecil. Dengan ini kita bisa memperkirakan posisi korban. Tapi ini paling hanya jadi langkah perbaikan setelah kejadian, karena gangguan sinyal tidak akan lama, biasanya hanya beberapa menit hingga belasan menit. Sama sekali tidak cukup untuk memungkinkan kita menemukan korban dengan lancar. Saat kita menemukannya, korban sudah jadi masalah."
Setelah Zhen Nanfang selesai berbicara, Shu Yi tidak menanggapi. Zhen Nanfang melanjutkan: "Justru karena alasan ini, meskipun pernah terpikir, aku tidak mengungkapkannya. Sama sekali tidak berguna untuk pencegahan awal kita!"
Chi Rui berkata: "Menurutku kita harus memberitahu semua orang tentang hal ini, biarkan semua pihak bersama-sama melakukan pencegahan dan menyelidiki pelakunya!" Zhen Nanfang meliriknya dengan pandangan meremehkan: "Kutanyakan padamu, bagaimana jika setelah kamu membocorkan informasi ini ke media, sang pelaku kabur? Bahkan jika tidak kabur, selama dia tidak melakukan tindakan apa pun lagi, apa yang akan kau lakukan? Dalam situasi seperti itu, meskipun si anak ajaib kecil benar-benar menemukan sesuatu, semuanya akan jadi percuma."
Zhu Yi mengangguk: "Sebelumnya kalian dari tim Timur juga pernah mengusulkan cara seperti ini. Tapi metode ini tidak bisa menyelesaikan masalah sampai ke akarnya, malah akan menimbulkan bibit masalah besar. Jadi sekarang kita hanya bisa menunggu perkembangan dari sisi Xiao Tong. Selain itu, Da Jun, kalian harus tetap rajin mengunjungi sekolah. Harus membuat para pelajar memiliki kesadaran untuk waspada, tapi juga tidak boleh membuat pihak lawan merasa kita sudah menemukan sesuatu. Pastikan untuk mengontrol level ini dengan tepat!"
Yue Ling tidak menyangka Yu Qian akan meneleponnya. Sejak kejadian hari itu, ia tak pernah lagi mencari Yu Qian. Menurutnya, Yu Qian dan Kong Fanrong-lah yang telah mengkhianatinya. Meski Shu Yi pernah datang ke rumahnya dan mencoba menenangkannya dengan membahas kaligrafi, tekadnya yang keras kepala untuk mengungkap kebenaran tetap tak pudar.
"Ada keperluan apa kau mencariku?" nada Yue Ling terdengar dingin. Yu Qian berbisik, "Bisakah kita bertemu?" Yue Ling merasa heran. Jangan-jangan Yu Qian merasa bersalah dan ingin meminta maaf? Ia menjawab, "Kurasa tak ada lagi yang perlu kita bahas. Lagipula, kondisiku saat ini sepertinya tak memerlukan psikolog."
Yu Qian tersenyum kecut: "Aku ingin bekerja sama denganmu!" Yue Ling terdiam sejenak: "Kerja sama?" Yu Qian melanjutkan, "Tidakkah kau ingin mengungkap rahasia buku catatan itu?" Tentu Yue Ling ingin, tapi setelah sekali dikhianati, mana mudah ia percaya lagi: "Mengapa aku harus mempercayaimu?" Yu Qian menghela napas: "Kali ini hanya akan jadi rahasia kita berdua. Takkan kuceritakan pada siapapun!" Setelah terdiam sesaat, Yue Ling akhirnya berkata: "Baik. Akan kudatangi klinikmu sebentar lagi."
Belum juga bel sekolah berbunyi, Yue Ling sudah buru-buru meninggalkan sekolah menuju klinik Yu Qian.
"Langsung saja, kerja sama seperti apa yang kau maksud?" Kalimat pertama Yue Ling saat bertemu Yu Qian. Yu Qian menggigit bibirnya: "Aku butuh sebuah buku catatan!" Yue Ling mengerutkan alis: "Buku catatan? Buku catatan apa yang kau maksud?"
"Kamu tidak punya, tapi kamu punya kesempatan untuk mendapatkannya!" Yue Ling tampak bingung. Yu Qian menjelaskan, "Kamu pasti sudah dengar kejadian dua malam lalu?" Yue Ling mengangguk, "Ya, ada yang tewas lagi. Tapi aku tidak tahu hubungannya denganku." Yu Qian berkata tenang, "Memang tidak ada hubungannya denganmu, tapi ini terkait Jing Yan dari kelasmu."
Ia bersandar di sofa sambil merapikan rambut panjangnya, "Kudengar awalnya buku catatan itu ada di tangan Jing Yan, lalu diberikan ke murid laki-laki di kelasmu, Liu Chi kalau tidak salah?" Yue Ling ternyata tidak tahu detailnya. Wajar saja, sebenarnya koran tempat Yue Shu bekerja sudah mendapat informasi ini tapi dilarang mempublikasikan. Yu Qian sendiri mendengar ini dari Kong Fanrong. Yue Shu sengaja menyembunyikan kabar ini dari Yue Ling, sementara Jing Yan dan Liu Chi tentu tidak berani membocorkan di kelas.
"Serius?" Yue Ling masih ragu. Yu Qian mengangguk tegas, "Coba tanya langsung ke Jing Yan!" Yue Ling bertanya, "Jing Yan menerima buku itu untuk kedua kalinya? Kok bisa?" Yu Qian menghela napas, "Bukan tidak mungkin kamu juga akan menerimanya lagi. Atau mungkin teman sekelasmu yang lain. Karena itu aku perlu bantuanmu untuk mencari satu eksemplar, lalu kita pecahkan rahasianya bersama!"
Kata-kata Yu Qian terdengar tulus. Yue Ling mulai tergoda, "Kenapa kamu ingin melakukan ini?" Senyum kecut mengembang di wajah Yu Qian, "Karena aku harus mengatasi rasa takut dalam diriku sendiri. Kejadian sebelumnya sudah meninggalkan bayang-bayang yang dalam."
