"Kak Yaping, kau harus membantuku dengan kasus ini. Teman sekelasku datang jauh-jauh dari Ba Yu, meminta tolong urusan ini. Bagaimana mungkin aku mengecewakannya?" Lin Chuan mendengar Yaping menganggap hal ini sulit, ia panik buru-buru berkata. Yaping melihat sikap Lin Chuan, tersenyum: "Wah, kau sampai panik begitu. Pasti teman sekelasmu itu siswi? Cinta pertama?"
Lin Chuan tersenyum kecut: "Mana mungkin? Ia putri yang sombong, bagaimana mungkin tertarik padaku?" Yaping mengeluarkan suara decak dua kali: "Xiao Lin, jangan merendahkan diri begitu. Syaratmu tidak buruk, punya penampilan, karma baik, kemampuan mumpuni. Lihatlah, baru masuk kantor berapa lama sudah ditugasi Direktur Lao Wang mengurus pekerjaan penting begini. Kau hanya perlu mengumpulkan kualifikasi tertentu, bakatmu tak terbatas!"
Lin Chuan menjawab: "Kakak, jangan bahas aku lagi. Katakanlah, masih adakah jalan keluar untuk ini?" Yaping melihat Lin Chuan benar-benar panik, baru berkata dengan tenang: "Urusan ini... bisa dibilang sulit maupun mudah." Wajah Lin Chuan berseri: "Kakak, berilah taktik jitu!"
Ya Ping menggelengkan kepala: "Kamu ini benar-benar tak bisa diajar! Aku memang tak bisa bicara, tapi Direktur Lao Wang kami pasti bisa! Tentu saja, seperti yang kau tahu, Direktur Wang takkan membantumu gratis. Bukankah dia suka memancing? Bukankah kita lihat pancingnya sudah rusak waktu itu? Pegangannya masih dibalut selotip transparan!"
Lin Chuan langsung menangkap maksudnya: "Aku mengerti, aku akan membelikannya pancing, lalu..." Ya Ping melototinya: "Aku tak bilang apa-apa! Aku tak tahu urusan ini!"
Direktur Wang tak menyangka Lin Chuan datang ke rumahnya. Ia memandangi Lin Chuan: "Katanya kau ada di tim khusus?" Lin Chuan batuk dua kali: "Direktur, saya... ini..." Lin Chuan pertama kali melakukan hal seperti ini. Dengan gugup ia mencengkeram pancing baru di tangannya. Direktur Wang mengerutkan alis: "Pemuda bicara kok ragu-ragu! Masuklah!"
Masuk ke dalam, Direktur Wang menyuruh Lin Chuan duduk di sofa: "Istri, seduhkan teh!" Lin Chuan mana berani membiarkan nyonya direktur menyajikan teh. Buru-buru ia berkata: "Tante, jangan, biar saya sendiri!" Istri Direktur Wang tersenyum: "Xiao Lin, tamu yang datang harus dijamu. Mana mungkin kau menyeduh teh sendiri. Ini bukan tata krama keluarga Wang."
Direktur Wang menarik tangan Lin Chuan: "Sudah Xiao Lin, biar bibimu saja. Kau tenang duduk di sini." Barulah Lin Chuan duduk.
“Katakan, ada keperluan apa?” Direktur Wang menyalakan rokok. Lin Chuan menggigit bibirnya, baru dengan malu-malu menyerahkan pancing itu kepada Direktur Wang. Direktur Wang sudah lama mengetahui benda di tangannya, sambil mengerutkan alis berkata: "Xiao Lin, apa maksudmu ini?" Meski begitu, ia tetap menerimanya, membuka dan memeriksanya: "Hm, pancing ini bagus. Apa Xiao Lin juga hobi memancing?"
Lin Chuan terkekek: "Direktur, saya lihat pancing Anda sudah usang. Kebetulan ada yang memberi saya satu, tapi soal memancing saya benar-benar buta. Barang ini sama sekali tak berguna di tangan saya. Jadi saya bawakan untuk Anda." Direktur Wang mengangguk: "Kebetulan sekali?" Matanya menatap Lin Chuan dengan pandangan penuh tafsir. Lin Chuan tiba-tiba merasa seluruh tubuhnya tidak nyaman: "Benar, saya sendiri juga merasa terlalu kebetulan."
Direktur Wang mengemas pancing itu, lalu mengembalikannya ke Lin Chuan: "Tapi pancing ini tidak bisa saya terima. Xiao Lin, kau sama sekali tidak bisa berbohong, tahu?" Lin Chuan mulai panik: "Direktur, terimalah saja." Direktur Wang berkata: "Xiao Lin, pancing ini tidak murah, sekitar tiga ribu kan?" Lin Chuan tertegun sejenak, lalu mengangguk. Direktur Wang tersenyum: "Xiao Lin, peribahasa mengatakan tanpa jasa tidak menerima hadiah. Kau memberi hadiah semewah ini, pasti bukan tanpa alasan bukan?"
Lin Chuan mengangguk: "Direktur, saya memang ada urusan yang ingin minta bantuan Anda!" Direktur Wang mengangguk tipis, setelah bertahun-tahun di departemen, mana mungkin dia tidak tahu akal-akalan si Lin Chuan: "Katakanlah, urusan apa sebenarnya?" Lin Chuan berkata dengan malu: "Direktur, begini kejadiannya..."
Direktur Wang dengan sabar mendengarkan penjelasan Lin Chuan, lalu berkata tenang: "Sebenarnya urusan ini bisa melalui prosedur resmi, mengapa harus pakai cara begini? Nak Xiao Lin, Lao Wang ini memang hobi memancing, tapi itu cuma kesenangan saja. Kalau pancingan rusak, menurutku diperbaiki masih bisa dipakai. Soal beli pancing baru, orang tua sepertiku mampu membeli sendiri, tapi merasa tidak perlu. Tapi tak kusangka kau malah memanfaatkan celah ini!"
Lin Chuan gemetar berkeringat dingin, dalam hati berteriak: "Kakak Yaping, kenapa kasih ide ngawur begini!" Melihatnya seperti itu, Direktur Wang menepuk bahunya: "Anak muda, aku tidak menyangkal ada fenomena tidak baik di masyarakat, tapi itu hanya kasus individu, tidak semua pimpinan seperti itu!"
Dia meneguk tehnya: "Data Du Xiaojun sudah kau bawa?" Lin Chuan buru-buru menyerahkan dokumen yang dibawanya. Direktur Wang memeriksa dengan teliti: "Sepertinya Du Xiaojun ini orang yang sangat kompeten. Kalau memang punya kemampuan seperti ini, bukan sekadar karyawan kontrak, bahkan jadi pegawai tetap pun tak masalah. Kita tidak boleh mencabut hak seseorang untuk bekerja dan hidup hanya karena penampilan luar!"
Di lubuk hati Lin Chuan kembali bergejolak. Ia menatap Direktur Wang yang berkata: "Baik, kasus ini akan kubantu. Biarlah dia bekerja sebagai karyawan kontrak dulu. Jika benar-benar punya kemampuan dan bakat, dia juga bisa mengikuti ujian CPNS! Satuan pasukan kami tahun ini masih ada kuota formasi!"
Direktur Wang kembali melirik pancing itu: "Pancing ini... akan kuterima. Serahkan!" Direktur Wang menjulurkan tangannya. Lin Chuan tertegun sejenak: "Menyerahkan apa?" Mata Direktur Wang membelalak: "Struk resmi! Kau membeli barang tapi tidak minta struk?" Lin Chuan buru-buru mengeluarkan struk. Hatinya gembira. Direktur Wang bersedia menerima pancing itu dan mengucapkan kata-kata tadi, membuktikan kabar ini hampir pasti berhasil.
Tak disangka Direktur Wang berkata pada istrinya: "Pergilah, berikan uang sesuai nominal di struk kepada Xiao Lin!" Sang istri menyahut sambil tersenyum menerima struk. Lin Chuan langsung melompat: "Ini tidak boleh! Bagaimana mungkin aku menerima uang Yang Mulia?" Direktur Wang menegaskan: "Harus! Kalau tidak, pancing ini benar-benar tidak bisa kuterima. Xiao Lin, ucapan tadi kau anggap angin lalu? Kita tidak boleh mendukung praktik-praktik tidak sehat!"
Lin Chuan tak bisa berbuat banyak, terpaksa menerima uang yang disodorkan istri Direktur Wang. Hatinya tersentuh. Selama ini ia menyimpan kecewa pada direktur senior ini. Dalam pekerjaan, tak jarang ia dimarahi Direktur Wang. Bahkan ia merasa penugasan menyelidiki kasus perusahaan telekomunikasi mengandung rasa diasingkan. Tapi sekarang ternyata, sang direktur senior masih seorang yang jujur.
Yan Ni membawa Du Xiaojun menemui Lin Chuan. Du Xiaojun menutupi separuh wajahnya dengan sehelai syal, seolah tak berani menatap Lin Chuan. Lin Chuan tahu pasti ada rasa inferior di hatinya. Lin Chuan tersenyum tipis: "Halo, nama saya Lin Chuan, teman sekelas Yan Ni di universitas!" Ia menjulurkan tangannya, namun Du Xiaojun tidak berjabat tangan. Yan Ni menyentuh lembut lengannya: "Xiaojun!"
Du Xiaojun akhirnya menjulurkan tangannya: "Du... Du Xiaojun!" Lin Chuan melihat bekas luka bakar di punggung tangannya.
Melihat tatapan Lin Chuan ke punggung tangannya, Du Xiaojun buru-buru menarik kembali tangannya. Yan Ni tersenyum canggung: "Maaf, Xiaojun ini..." Lin Chuan menghentikan permintaan maaf Yan Ni: "Ayo, Direktur Wang masih menunggu." Ia menatap Du Xiaojun: "Xiao Du, nanti saat menemui Direktur Wang, lepaskan kain penutupmu!"
Tubuh Du Xiaojun gemetar ringan mendengar perkataan itu. Lin Chuan tersenyum padanya: "Xiao Du, beberapa hal harus dihadapi. Direktur Wang juga berkata, siapapun berhak bekerja dan hidup!" Seperti mengerahkan tekad besar, perlahan Du Xiaojun membuka kain penutup itu. Lin Chuan melihat bekas luka di wajahnya. Meski sudah mempersiapkan mental, ia tetap terkejut, namun berhasil menyembunyikan reaksinya dengan baik.
“Apakah aku menakutimu?” Du Xiaojun sudah tidak terlihat gelisah seperti tadi, sebaliknya terlihat sangat tenang. Namun nada bicaranya membuat Lin Chuan merasa tidak nyaman, terasa sangat dingin.
Lin Chuan menggelengkan kepala: "Ayo pergi. Kuharap dalam hal pekerjaan kamu bisa sebagus yang dikatakan bibimu." Yan Ni berkata: "Aku akan menunggu di sini!" Meski sangat khawatir, dia tahu tidak mungkin menemani Du Xiaojun menghadapi wawancara.
Lin Chuan teringat sesuatu, mengeluarkan uang sepuluh ribu yuan dari tasnya: "Yan Ni, ambil kembali uang ini!" Yan Ni tertegun sejenak. Lin Chuan tersenyum: "Direktur kami bilang, tidak boleh mendukung praktik tidak sehat!" Yan Ni menerima uang itu dengan bingung, sementara Lin Chuan sudah membawa Du Xiaoman masuk ke gedung.
"Anda Du Xiaojun?" Direktur Wang menatap Du Xiaojun dengan pandangan penuh welas asih, sama sekali tidak menunjukkan sikap meremehkan. Du Xiaojun mengangguk: "Ya, saya Du Xiaojun." Lin Chuan perlahan mundur keluar ruangan.
Sekitar lebih dari setengah jam kemudian, Du Xiaojun keluar dari ruangan Direktur Wang. Lin Chuan menyambutnya: "Xiao Du, bagaimana?" Du Xiaojun menjawab tenang: "Hm, terima kasih." Lin Chuan hendak berkata lagi ketika terdengar suara Direktur Wang: "Xiao Lin, masuk sebentar!" Lin Chuan terpaksa berkata pada Du Xiaojun: "Kalau begitu kamu pergi dulu, aku..."
Du Xiaojun berkata: "Tidak apa, kau bisa mengurus tugasmu. Dia sudah menyetujui, bilang akan memberi pemberitahuan. Seharusnya tidak ada masalah besar." Lin Chuan mengangguk: "Beritahu bibimu, nanti malam aku akan telepon dia. Sudah janji, malam ini aku akan mentraktirnya makan!" Du Xiaojun mengeluarkan suara "Hm", lalu berbalik dan pergi.
Lin Chuan memasuki kantor Direktur Wang. Sang direktur meliriknya: "Sepupu teman sekelasmu ini cukup menarik!" Lin Chuan tampak bingung. Direktur Wang melanjutkan: "Terlihat kontradiktif, ada perasaan yang sulit diungkapkan." Lin Chuan mengerutkan alis. Direktur Wang menjelaskan: "Pada dirinya, kau bisa melihat rasa percaya diri sekaligus inferioritas. Tapi dari sudut profesional, dia memang sangat kompeten!"
Senyuman mulai mengembang di wajah Lin Chuan: "Direktur, berarti kabar ini berhasil?" Direktur Wang juga tersenyum: "Berhasil. Tapi ini bukan karena aku menghormatimu, melainkan karena dia benar-benar punya kemampuan. Setelah Unit SDM menyelesaikan dokumennya, kau yang beri tahu dia untuk mulai kerja. Hadiah kecil ini kuberikan untukmu." Lin Chuan cepat-cepat menjawab: "Terima kasih, terima kasih banyak Direktur!"
