Dua malam berturut-turut, A Qiang dan kedua saudaranya mengawasi buku catatan itu tanpa berkedip. Namun tidak ada kejadian apapun, membuat A Qiang sangat frustasi. Tapi He Ruhui dan Ma Xiaobao justru terlihat lega.
“Kakak Qiang, kita sudah berjaga dua malam, kok tidak ada kejadian apa-apa?” Meski dalam hatinya senang, dia tetap pura-pura muram. Dia tahu kasus ini sangat penting bagi Kakak Qiang. A Qiang menghela napas: “Aku mulai ragu, jangan-jangan kita salah paham. Buku catatan itu sebenarnya tidak bisa membunuh orang?”
He Ruhui kembali berlagak jago kandang: “Hm, sangat mungkin. Coba pikir, ini kan cuma buku catatan biasa? Isinya bahkan sudah kuhafal. Kabar angin itu cuma dibesar-besarkan orang sampai dianggap mistis!”
A Qiang mengerutkan alis: “Lalu kasus Xiao Hua bagaimana?” He Ruhui menjawab: “Mungkin dia tahu Kakak Qiang tidak benar-benar mencintainya, lalu…” Sebelum selesai bicara, Ma Xiaobo menampar kepalanya: “Omong kosong! Sama sekali tidak seperti itu!”
Matanya melototi He Ruhui. Dalam hati dia mengutuk: Dasar idiot, bicara sembarangan malah bikin Kakak Qiang merasa bersalah! Ma Xiaobo berkata: “Kakak Qiang, jangan dengarkan dia. Mustahil Li Xiaohua bunuh diri karena itu? Saat kalian bertaruh kan dia tertawa riang? Itu membuktikan tidak ada niat mati. Masalahnya pasti di buku catatan itu!”
A Qiang menatap Ma Xiaobao: "Hm, kau benar. Pasti masih ada masalah dengan buku catatan ini. Tapi kita sudah terjebak dua hari, tapi tidak ada kejadian apa-apa! Aku benar-benar Bangsat tidak mengerti, tidak mengerti!" Ma Xiaobao juga bingung, kedua tangannya menggaruk-garuk rambut. He Ruhui kembali membuka topik: "Menurutku, mungkin... mungkin..."
Ma Xiaobao melotot padanya: "Bodoh amat!" He Ruhui mulai panik, bicaranya semakin terbata-bata dengan wajah memerah: "Bisakah... bisakah kau dengarkan dulu sampai selesai?" Ma Xiaobao hendak protes lagi, tapi A Qiang menyela: "Biarkan dia bicara. Aku ingin dengar omong kosong apa yang akan keluar!"
He Ruhui akhirnya menjelaskan: "Maksudku... apa ini ada hubungannya dengan garis perak di... di buku itu?" A Qiang memicingkan matanya: "Garis perak?" He Ruhui berbisik misterius: "Kudengar dari Senior... barang berbahan perak itu bisa berkomunikasi dengan arwah. Bisa memanggil hantu atau makhluk halus. Kurasa ini ada kaitannya dengan bayangan itu."
A Qiang mata membelalak: "Jangan-jangan kau bilang makhluk halus yang membunuh Xiaohua?" Meski hari masih siang, Ma Xiaobao melirik ke sekeliling: "Jangan nakut-nakuti! Meski aku maling berani, itu cuma lawan manusia. Kalau berurusan dengan hantu, aku tidak bisa apa-apa!"
A Qiang menyeringai: "Dari mana ada hantu? Aku tidak percaya. Tapi seperti yang Hui katakan ada benarnya juga, kemungkinan besar memang ada hubungan antara urusan kita dengan benang perak itu. Menurut kalian, bisa jadi buku ini ada dua jenis? Satu dengan benang perak, satu lagi seperti yang di depan kita ini. Yang ada benang perak mungkin adalah target sebenarnya si pembunuh, sementara yang tanpa benang dipakai untuk mengaburkan pandangan kita."
Ma Xiaobao menepuk-nepuk tangan: "Iya juga! Kok aku nggak kepikiran? Kak Qiang, pantas jadi pemimpin kita. Lalu menurutmu, apa yang harus kita lakukan sekarang?" A Qiang menggigit bibir: "Aku nggak percaya ini mistis! Xiao Bao, Ruhui, hari ini kita lakukan aksi nyata pengiriman ke berbagai sekolah. Cari tahu apakah ada yang menerima buku seperti ini. Usahakan dapatkan yang ada benang perak, baru kita lanjutkan penjagaan!"
Ma Xiaobao mengernyit: "Masih harus jaga lagi?" A Qiang melototi dia. Ma Xiaobao segera tersenyum: "Kak, jangan salah paham. Sudah dua malam kita berjaga, saudara-saudara semua kecapekan." A Qiang mengangguk, lalu menepuk bahu mereka: "Kalian benar. Aku juga lelah. Begini saja, pagi ini kita tidur nyenyak, baru sore keluar lagi!"
Zhu Yi membuka jendela. Cahaya matahari masuk. Ia menarik napas dalam-dalam, lalu berbisik: "Sudah dua hari berlalu... Kita masih belum ada perkembangan! Ngomong-ngomong, bagaimana penyelidikan berdasarkan profil psikologis yang kalian lakukan? Ada petunjuk?"
Shu Yi berjalan ke belakang Zhu Yi: "Pasukan besar sudah pergi menyelidiki. Di Kota Xinzhou terdapat total 26 sekolah menengah. Dalam lima belas tahun terakhir, ada sekitar 340 lebih pelajar lulusan sekolah ini yang memiliki cacat fisik. Setiap anak seperti ini pasti pernah menerima tatapan dingin dan ejekan selama di sekolah. Guru, Anda juga tahu, anak SMA mana mengerti apa-apa."
Zhu Yi mengangguk: "Benar, apa yang mereka pahami? Belum benar-benar menguasai cara menghormati orang lain, juga belum benar-benar mengenal dan memahami hidup." Ia berbalik: "340 orang lebih? Angka ini terlalu besar. Apakah ada target yang jelas?" Shu Yi menggeleng: "Tidak. Tidak ditemukan siapa pun yang benar-benar unggul di bidang fisika saat itu."
Zhu Yi memicingkan matanya. Shu Yi melanjutkan: "Guru, mungkinkah profil psikologis kita keliru?" Zhu Yi menghela napas: "Sebelumnya sudah kukatakan, profil psikologis tidak selalu akurat. Tapi menurutmu, mungkinkah di antara 340 orang itu benar-benar ada seseorang yang sangat cerdas, sangat menonjol dalam fisika, tapi selalu menyembunyikan kelebihannya dengan baik? Seperti gunung yang tak menampakkan ketinggiannya, embun malam yang tak meninggalkan jejak. Jadi meski logika kita benar, penyelidikan tetap tak akan membuahkan hasil!"
Shu Yi merenung dengan saksama, lalu perlahan mengangguk: "Kemungkinan itu tidak bisa dieliminasi. Tapi jika benar demikian, ini benar-benar menakutkannya. Saat itu dia masih anak-anak sudah bisa menahan diri! Mental dan perhitungan hatinya sungguh mengerikan!"
“Zhu Yi tersenyum tipis: "Tidak, kau tidak memahami anak. Jika benar demikian, artinya saat itu dia terlalu rendah diri. Dia tidak mau dan tidak berani menjadi pusat perhatian orang lain. Dia takut orang-orang akan menggunjingkannya di belakang. Pujian mungkin masih bisa dia terima, tapi jika ada yang menjelekkan, itu akan menghancurkan dirinya beserta harga diri dan kepercayaan dirinya, bahkan meruntuhkan minatnya terhadap pelajaran! Ini justru membuktikan satu masalah: dia pengecut, lemah, dan inferior."
"Tapi poin ini masih belum cukup sebagai dasar penyelidikan kita. Karena kebanyakan orang dengan kelainan fisiologis memiliki ciri-ciri seperti ini. Artinya, dari 300 lebih orang tersebut, semuanya memiliki karakteristik ini." Ekspresi Zhu Yi tampak kecewa. Ini berarti profil pelaku yang mereka buat telah gagal.
Zhu Yi duduk di sofa. Shu Yi menyiapkan teh untuknya: "Perkembangan kasus Tong Yu terlalu lambat!" Zhu Yi tersenyum kecut: "Apa lagi yang bisa kita lakukan? Hipotesis kita sudah didiskusikan dengan fisikawan terapan dari Akademi Ilmu Pengetahuan, termasuk beberapa pakar radio ternama. Tapi bukankah mereka semua menolak teori kita? Mereka bilang ini mustahil dilakukan! Tahukah kau? Lao Liang dari Lembaga Penelitian Jaringan Informasi Akademi langsung menelepon saya setelah mendengar tentang Tong Yu. Dia bilang mereka ingin merekrut orang ini! Tong Yu itu luar biasa, benar-benar makhluk jahat yang tak terduga!"
Shu Yi juga tersenyum: "Sama seperti perasaanku ketika pertama kali menemukan Nanfang dulu." Zhu Yi mengangguk: "Sebenarnya genius tidak langka, hanya saja banyak yang akhirnya terkubur oleh masyarakat. Yang menghancurkan mereka bisa jadi masyarakat itu sendiri, orang tua yang memaksakan anak menjadi naga, atau diri mereka sendiri. Kau juga tahu, proporsi orang ber-IQ tinggi di populasi tidak sedikit, dari seribu orang pasti ada satu atau dua genius!"
Shu Yi mengeluarkan suara "Hm". Saat itu Zhen Nanfang mendorong pintu masuk: "Lao Shu, ada kabar." Shu Yi dan Zhu Yi sama-sama menatapnya. Zhen Nanfang berkata: "Dua hari ini kan aku juga tidak ada kerjaan? Jadi aku keliling ke berbagai sekolah. Usiaku yang sebaya ini memudahkan komunikasi dengan mereka."
Shu Yi mengerutkan alis: "Bisa nggak kamu langsung ke intinya? Setiap kali selalu berbelit-belit!"
Zhen Nanfang tersenyum: "Ini kan sedang menjelaskan penyebab dan konsekuensinya?" Zhu Yi tersenyum sambil menyerahkan sebatang rokok. Zhen Nanfang tanpa sungkan menerimanya dan menyalakannya. Shu Yi berkata: "Guru, dia masih anak kecil, jangan dimanjakan." Zhu Yi menjawab: "Tidak apa, asal tidak kecanduan berat."
Zhen Nanfang berkata: "Aku dapat kabar ada orang sedang mencari informasi tentang siapa yang menerima buku kecil ini, bahkan menawarkan uang untuk membelinya!" Zhu Yi dan Shu Yi sama-sama terkejut. Shu Yi bertanya: "Ada tahu siapa pelakunya?" Zhen Nanfang dengan sombong menjawab: "Tentu, lihat saja siapa yang mencari." Shu Yi menepuk bahunya: "Cepat ceritakan, jangan bertele-tele!"
Zhen Nanfang berkata: "Total ada tiga orang, satu bernama Kakak Qiang, dua lainnya masing-masing bernama Ma Xiaobao dan He Ruhui. Jangan dikira, ketiganya masih ada kaitan dengan kasus kita. Kalian masih ingat korban terakhir itu?" Zhu Yi bertanya: "Li Xiaohua?"
Zhen Nanfang mengangguk: "Benar, Li Xiaohua adalah pacar A Qiang. Sedangkan Ma Xiaobao dan He Ruhui selalu mengikuti A Qiang. Sebelum Li Xiaohua bermasalah, A Qiang membawa mereka berdua membangun ruang biliar. Setelah Li Xiaohua bermasalah, ruang biliar itu tak bisa bertahan. Ada kasus pembunuhan, siapa yang mau main di sana? Akhirnya ruang biliar itu ditutup. Setelah menjalani pemeriksaan kepolisian, mereka menghilang dari pantauan kami."
Zhu Yi menatap Shu Yi: "Menurutmu, apa tujuan mereka mengumpulkan buku kecil ini?" Shu Yi tersenyum tipis: "Kira-kira tujuan A Qiang sama dengan tujuan kita." Zhen Nanfang menyambung: "Kau benar sekali, aku juga berpikir begitu." Zhu Yi menghela napas: "Aku sepakat, tapi kita tidak boleh membiarkan mereka melakukan ini, terlalu berbahaya. Shu Yi, soal ini kau harus berkoordinasi dengan pihak Timur. Sudahlah, lebih baik kau yang turun tangan langsung menanganinya. Pihak Timur juga tidak menganggur beberapa hari ini."
Shu Yi menjawab, Zhu Yi melanjutkan: "Masalah ini juga memberikan peringatan bagi kita. Masih ingat Yue Ling itu? Dia juga orang yang keras kepala. Selain itu ada Yu Qian, meski terlihat wajar, aku tahu kabar ini pasti meninggalkan bayang-bayang di hatinya. Aku harus menemui dan berdiskusi dengannya. Kalau benar-benar tidak memungkinkan, bisa kita libatkan. Jika tidak, mereka pasti akan merepotkan kita."
