"Guru, menurutmu cara ini efektif? Beranikah mereka menerobos masuk ke markas tim khusus untuk merampas barang?" Shu Yi tersenyum kecut. Dia paham maksud Zhu Yi menggelar briefing kasus ini, juga mengerti alasan mengapa Xiao Sheng sengaja dijadikan kambing hitam. Ini semua demi memancing lawan dengan umpan data tersebut!
Zhu Yi menyesap tehnya: "Cicipilah, Yinqiu Leishan. Aku tahu kau pasti pernah minum teh ini, tapi yang kumiliki ini pasti berbeda dengan yang pernah kau minum sebelumnya. Ini dibuat dengan teknik khusus keluarga Miao." Shu Yi tidak menyangka Zhu Yi masih punya mood untuk menikmati teh perlahan di saat seperti ini. Namun Shu Yi bukan tipe yang tidak bisa menahan diri. Ia mengangkat cangkir dari meja teh dan mencicipinya dengan seksama: "Sepertinya aromanya memang agak berbeda."
"Setelah daun teh dipetik, tidak langsung digongseng. Pertama direndam dengan 'Jiujuan Li' yang berasal dari Sandu, Qiannan, baru kemudian digongseng manual. Rasanya lebih harum dibanding Yinqiu Leishan biasa, tapi tidak mengurangi cita rasa asli tehnya." Zhu Yi kembali menyesap tehnya.
Shu Yi meletakkan cangkir, mengambil rokok di meja dan menyalakan sebatang. Zhu Yi berkata tenang: "Menurutmu apakah mereka perlu menerobos tim khusus?" Shu Yi mengerutkan alis: "Kecuali mereka menggunakan metode kontrol gelombang otak." Zhu Yi mengangguk: "Kemungkinan besar mereka akan pakai cara itu." Shu Yi menghela napas: "Guru, kalau begini Xiao Sheng akan berada dalam bahaya besar. Ini lebih sulit diantisipasi daripada serangan terbuka!"
Zhu Yi tersenyum: "Sebenarnya kau sudah menebaknya sejak awal, kan? Kalau tidak, kau tidak akan berlama-lama di sini bersamaku, tapi langsung mengatur perlindungan untuk Xiao Sheng." Shu Yi tahu perasaannya tidak bisa disembunyikan dari Zhu Yi: "Jika mereka benar-benar menggunakan cara itu, kita sama sekali tidak bisa mengantisipasinya."
Sedang berbicara, seseorang mengetuk pintu. Shu Yi membuka pintu, orang yang masuk adalah Lin Chuan.
"Tuan Zhu, Anda mencari saya?" Lin Chuan tersenyum sambil berkata. Zhu Yi memberi isyarat agar Lin Chuan duduk, lalu dengan antusias mengajaknya mencicipi teh enak koleksinya. Shu Yi agak heran, ia benar-benar tidak tahu rencana apa yang sedang direncanakan Zhu Yi ini. Sebenarnya bukan hanya Shu Yi, bahkan Lin Chuan juga sangat bingung, secara alami ia tidak percaya Zhu Yi akan memiliki waktu luang memanggil dirinya hanya untuk minum teh dan ngobrol.
"Bagaimana, aromanya enak bukan?" Zhu Yi memicingkan mata sambil menatap Lin Chuan, seolah benar-benar menunggu penilaiannya tentang teh. Lin Chuan mana ada perasaan untuk menikmati teh, ia tidak seperti Shu Yi yang tenang, otaknya terus berputar tanpa henti, ia ingin tahu tujuan sejati Zhu Yi memanggilnya. Baru saja selesai briefing kasus, Zhu Yi langsung memanggilnya ke sini, mungkinkah Zhu Yi sudah mengetahui sesuatu?
"Benar-benar wangi!" jawab Lin Chuan sambil mengulur waktu. Zhu Yi mengangguk: "Hm, ini koleksi pribadi saya, kalau suka nanti akan saya berikan sedikit." Lin Chuan tersenyum canggung. Shu Yi terus menerus menatap Lin Chuan dengan senyuman, membuat hati Lin Chuan semakin tidak punya gambaran.
Zhu Yi baru mengeluarkan sebuah foto dari tasnya dan menyerahkannya pada Lin Chuan: “Xiao Lin, apakah kau mengenal orang ini?” Lin Chuan menerima foto tersebut dan meliriknya, hatinya terguncang. Tentu saja dia mengenal orang itu – dialah si brengsek yang kemarin malam datang ke rumahnya dan pamer kekuatan, tapi akhirnya diantarkannya ke pintu gerbang kematian. Apa maksud Zhu Yi ini? Jangan-jangan dia sudah tahu kejadian tadi malam?
Lin Chuan bingung harus menjawab bagaimana. Jika Zhu Yi memang sudah tahu kejadian kemarin, mengaku tidak kenal jelas-jelas bohong. Tapi jika mengaku kenal, lalu bagaimana menjelaskannya? Lin Chuan berpura-pura memeriksa foto itu dengan saksama, namun tatapan tajam bagai belati dari Zhu Yi dan Shu Yi sudah menangkap keraguan di wajahnya. Ini membuktikan Lin Chuan memang mengenal pria tersebut.
“Kenal, namanya Zhang Xiaohu, polisi dari kantor polisi kehutanan. Tapi di foto ini dia pakai pakaian sipil, jadi tidak langsung kukenali. Ngomong-ngomong, ada masalah apa dengannya?” Wajah Lin Chuan tetap kalem. Zhu Yi menghela napas: “Dua polisi yang kemarin pergi ke rumah Du Xiaojun, salah satunya Lao Tan dari kantor polisi lapangan pacuan kuda, satunya lagi dia.” Lin Chuan mengerutkan alis: “Oh? Kok dia bisa bergaul dengan Lao Tan?”
Shu Yi bertanya: "Kau cukup akrab dengannya?" Lin Chuan menggelengkan kepala: "Saling mengenal, tapi tidak bisa dibilang akrab. Dulu kami pernah bekerja sama, tapi hampir tidak ada interaksi di luar pekerjaan." Zhu Yi berkata dengan tenang: "Tadi malam dia tewas dalam kecelakaan mobil." Lin Chuan mengeluarkan suara "Oh": "Benarkah?"
"Apa kau bertemu dengannya tadi malam?" Lin Chuan tertegun sejenak, mengapa Zhu Yi menanyakan ini? Apakah dia sedang mengakalinya? Lin Chuan segera membuang pikiran itu, dia lebih percaya bahwa Zhu Yi sudah tahu tentang kunjungan Zhang Xiaohu ke tempatnya tadi malam, kalau tidak bagaimana mungkin bisa begitu kebetulan?
Memikirkan hal ini, hati Lin Chuan dipenuhi kegelisahan. Jika Zhu Yi benar-benar mengetahui urusan tadi malam, artinya Zhu Yi sudah lama mengatur orang untuk mengawasinya. Dengan kata lain, dirinya sudah dicurigai. Bagaimana ini bisa terjadi? Sebenarnya seberapa banyak yang Zhu Yi ketahui tentang urusannya?
Lin Chuan menghela napas: "Benar, kami bertemu tadi malam." Zhu Yi mengangguk, ekspresi wajaknya tetap datar. Lin Chuan semakin yakin dengan penilaiannya - Zhu Yi memang tahu segalanya. Zhu Yi menyerahkan sebatang rokok padanya: "Setelah meninggalkan tempatmu, dia langsung mengalami kecelakaan. Anehnya, dia tidak minum alkohol maupun mengonsumsi obat yang bisa mengganggu kesadaran. Bagaimana mungkin mobilnya bisa menerobos sabuk pengaman dan menyeret truk besar yang sedang melaju satu arah?"
Lin Chuan tersenyum kecut: "Ini aku tidak tahu." Secara alami dia tidak akan mengakui bahwa dirinya sendiri yang berulah, mengambil nyawa Zhang Xiaohu. Shu Yi bertanya: "Dia mencari kau untuk apa?" Lin Chuan menceritakan kejadian tadi malam ketika dia sedih karena kematian Yan Ni, pergi sendirian ke restoran makan dan mabuk minuman, lalu mengatakan bahwa di jalan pulang dia bertemu Zhang Xiaohu yang dengan baik hati mengantarnya pulang karena melihatnya mabuk. Tentang kapan Zhang Xiaohu pergi, dia sama sekali tidak menyadarinya karena sudah tertidur.
Setelah mendengar penuturan Lin Chuan, Zhu Yi menghela napas panjang: "Masalah Nona Yan Ni benar-benar pukulan berat bagimu, tapi Xiao Lin ya, yang sudah tiada biarlah pergi, kita yang masih hidup harus terus bertahan, tanggung jawab juga harus terus berjalan, bukan? Sekarang kau adalah anggota tim khusus, mengungkap kasus ini dan menangkap pelakunya, inilah hiburan terbesar yang bisa kita berikan kepada korban."
Lin Chuan mengangguk menyahut: "Hm, aku tahu." Zhu Yi berkata: "Hari ini mengundangmu kemari ada urusan yang membutuhkan bantuanmu." Lin Chuan bertanya: "Urusan apa?" Zhu Yi menyesap tehnya: "Saat ini adalah momen paling krusial dalam kasus ini, semua orang sibuk dengan tugas masing-masing, personel juga kurang. Jadi kami harap kau bisa bersama Xiao Sheng bertanggung jawab menjaga data yang susah payah didapat ini." Lin Chuan mata membelalak, sama sekali tidak menyangka Zhu Yi akan menyerahkan urusan sepenting ini padanya.
Ini adalah kesempatan emas untuk mengambil data! Tapi kesempatan ini terlalu mudah didapat, lagipula, jika benar-benar mengambil barang itu maka dirinya sendiri akan terbongkar. Memikirkan hal ini, Lin Chuan curiga bahwa ini adalah jebakan yang digali Zhu Yi untuknya. Meskipun tim khusus memang sangat sibuk belakangan ini, seberapa sibuk pun sampai tidak bisa mengerahkan personel untuk menjaga data sepenting ini? Apalagi dirinya sama sekali tidak memiliki kemampuan untuk melakukan hal ini. Ia menatap Zhu Yi yang tatapannya dipenuhi harapan yang membara.
Lin Chuan tersenyum kecut: "Tuan, ini seperti memaksa bebek naik rak. Aku benar-benar tidak tahu apakah aku bisa cocok." Zhu Yi mengangguk mantap: "Bisa, pasti bisa. Kami akan menempatkan data palsu di Xiao Sheng, sedangkan data asli akan kau pegang. Tidak ada yang akan menyangka hal ini. Bawalah data itu dan lakukan aktivitasmu seperti biasa, jangan sampai ketahuan. Kira-kira dua hari lagi pihak Yanjing akan datang untuk mengambilnya."
Ini benar-benar membuat Lin Chuan kehilangan kata-kata. Baru saja ia berpikir bagaimana cara mendapatkan barang ini, eh malah langsung diserahkan ke tangannya. Hati Lin Chuan dipenuhi kepahitan. Baik kehilangan barang ini dari tangannya, maupun ketahuan ada salinannya, ia tidak bisa lepas tangan. Barang ini ibarat belenggu baginya. Benar-benar langkah cerdik dari Zhu Yi!
Lin Chuan menyeringai di lubuk hati, apakah mereka tidak takut kalau dirinya nekat mengambil barang itu lalu pergi? Memikirkan hal ini, Lin Chuan tak bisa menahan kecurigaannya: Apakah barang yang diberikan Zhu Yi dan kawan-kawannya ini benar-benar asli? Pasti palsu, kalau tidak, bahkan dirinya sendiri pun takkan tenang. Nilai strategis barang itu sangat ia pahami. Zhu Yi dan kawan-kawan yang sudah mencurigainya mustahil memberikan data sejati.
Setelah memahami situasi, Lin Chuan tersenyum: "Baiklah, kalau Tuan begitu mempercayaiku, akan kucoba semampuku." Zhu Yi berkata serius: "Xiao Lin, kau pasti tahu betapa pentingnya barang ini. Karena itu kuharap kau menjaganya dengan baik." Dalam hati Lin Chuan bergumam: Berpura-pura lagi, kalian terus saja berpura-pura! Pikir aku bodoh? Tapi wajahnya tetap menunjukkan ekspresi serius sambil mengangguk kuat-kuat.
Lin Chuan pergi. Zhu Yi memberitahunya bahwa segala sesuatu sudah diatur dengan Xiao Sheng, dan menyuruhnya mengambil barang ke tempat Xiao Sheng.
"Guru, taktik Anda sungguh jenius!" puji Shu Yi yang sungguh-sungguh kagum. Zhu Yi tersenyum: "Tidakkah kau khawatir dia kabur membawa barang itu?" Shu Yi menggeleng: "Tidak mungkin. Bahkan minat untuk memverifikasi keaslian barang itu pun takkan ada. Dia pasti yakin kita memberinya data palsu!" Zhu Yi tahu Shu Yi sudah menebak bahwa dirinya sengaja memberikan dokumen asli kepada Lin Chuan.
Shu Yi berkata sambil mengerutkan alis: "Tapi ini masih tidak bisa mengatasi bahaya yang dihadapi Xiao Sheng!" Zhu Yi tersenyum: "Tenang saja, mereka tidak bisa berbuat apa-apa pada Xiao Sheng. Jangan lupa, sekarang teknologi ini bukan hanya mereka yang punya, kita juga punya. Aku sudah menelepon Tong Yu, dia akan kembali membantu kita beberapa hari. Bersama Xiao Sheng, kurasa orang-orang itu tidak akan punya kesempatan!"
Mendengar penjelasan Zhu Yi, Shu Yi baru lega. Memang benar apa yang dikatakan Zhu Yi, dengan bantuan Tong Yu pada Xiao Sheng ditambah teknologi serupa yang sudah dikuasai, meski bertarung dengan lawan pun tidak akan berada di bawah tekanan. Nanti malah besar kemungkinan bisa menangkap orang itu. Ini benar-benar kesempatan emas!
