Lian Shujun bingung setengah mati. Bagaimana rekeningnya bisa dapat 100 ribu yuan? Ditangguhkan dari jabatan, menjalani pemeriksaan internal. Jika tidak bisa menjelaskan dengan jelas, karirnya hancur. Bahkan bisa kena tuduhan tanpa dasar.
Meski Departemen Dalam Negeri tidak menjelaskan secara konkret apa yang terjadi, ia sudah mulai merasakan bahwa ini pasti terkait dengan operasi pencarian pulau sebelumnya. Saat itu, orang yang dicari tidak ditemukan, malah keluarga bos penginapan dan beberapa polisi hilang secara misterius. Jika tuduhan palsu ini diarahkan padanya, itu benar-benar hal yang menyedihkan. Parahnya, ia tidak bisa menjelaskan dengan jelas. Ketidakjelasan seringkali bisa diartikan sebagai perlawanan keras, tergantung bagaimana persepsi kelompok di Departemen Dalam Negeri.
Untungnya kebebasannya tidak dibatasi, tetapi mengurung diri di rumah setiap hari membuat tetangga pasti akan menggunjingkan. Mereka tidak tahu latar belakang, melihatnya terus-terusan di rumah, pasti muncul berbagai perbedaan pendapat. Intinya spekulasi orang-orang hanya berpusat pada satu hal: pasti ia melakukan kesalahan sehingga kehilangan mata pencaharian.
"Sebenarnya apa yang terjadi?" Istrinya Xue Zhen mengisi mangkuk nasi untuknya lalu berbisik. Lian Shujun menerima mangkuk itu sambil menggeleng: "Jangan tanya-tanya lagi. Tanya pun percuma, aku sendiri tidak tahu kejadian sebenarnya." Xue Zhen menghela napas: "Kau tidak tahu, tetangga membicarakan berbagai hal, bahkan ada yang menyebut kau terlibat dalam kasus hilangnya keluarga Da Niu!"
Seluruh penghuni pulau sudah mengetahui kasus hilangnya keluarga bos penginapan Da Niu. Luas pulau yang terbatas membuat mustahil menyembunyikan kejadian sebesar ini. Untungnya pulau ini cukup terpencil, ditambah polisi sudah melakukan antisipasi sebelumnya, sehingga mereka tidak berani menyebarkan informasi sembarangan. Meski begitu, seluruh penduduk pulau tetap mengetahui kabar ini.
Untungnya kepolisian tidak membocorkan kasus hilangnya personel mereka. Jika sampai tersebar, warga asli pulau pasti akan hidup dalam ketakutan. Lian Shujun merasa getir di hati. Ia tak bisa membatasi omongan tetangga. Masak iya harus maju berdebat dengan mereka? Lagipula apa yang bisa dijelaskannya? Percuma bicara kalau tak ada yang percaya.
"A Zhen, apakah kau pernah memberitahu siapa pun tentang rekening bank kita?" Lian Shujun bertanya pelan. Xue Zhen berpikir sejenak: "Tidak, dua akun di rumah sama sekali tak kusebut ke siapapun. Kau butuh uang?"
Lian Shujun berkata tenang: "Tetangga tidak salah. Aku memang sedang ditangguhkan jabatan." Xue Zhen diam menyendok nasi. Dua hari terakhir suaminya terus mengurung diri di rumah dengan wajah linglung dan panik, sudah membuatnya menduga separuh kebenaran. Suaminya bukan polisi berpengalaman, hanya staf seragam. Di luar hari libur, kehadirannya terus di rumah jelas menunjukkan masalah. Wajar saja orang-orang berprasangka.
Xue Zhen meletakkan sumpit, tangannya mencengkeram tangan suaminya: "Bagaimanapun, aku percaya padamu."
Lian Shujun menjawab: "Percayamu tak berguna. Yang penting divisi internal harus yakin. Tahu kenapa aku ditangguhkan?" Xue Zhen menggeleng. Lian Shujun melanjutkan: "Rekening kita tiba-tiba bertambah 100 ribu yuan. Aku pun tak tahu asalnya." Matanya menatap istrinya: "Aku sengaja tak bicara karena yakin kau pasti tak tahu soal uang ini. Andai kau tahu, pasti sudah kauberitahu."
Xue Zhen memang tidak tahu bahwa masih ada beberapa hari lagi sebelum bank mengeluarkan laporan rekening. Katanya: "Apa jika kita menjelaskan asal-usul uang ini, semuanya akan beres untukmu?" Lian Shujun tertegun sejenak: "Apa maksudmu? Membuat keterangan palsu dan menghalangi keadilan hukum itu tindak pidana." Xue Zhen menggigit bibirnya: "Tapi aku tidak bisa membiarkan 100 ribu yuan ini menghancurkanmu. Aku tahu pasti ada yang sengaja menjebakmu. Mengapa? Di pulau ini bukan hanya kau seorang polisi, mengapa harus memilihmu?"
Xue Zhen sangat kecewa. Kehidupan mereka memang sudah sulit, sekarang Lian Shujun lagi-lagi terlibat masalah besar. Hatinya dipenuhi rasa ketidakadilan. Lian Shujun berdiri dan mendekati Xue Zhen, merangkul bahunya: "Jangan pernah melakukan hal bodoh seperti itu. Mudah saja berbohong, tapi kebohongan pasti akan terbongkar. Aku benar-benar tidak melakukan apa-apa. Yang bersih akan tetap bersih. Percayalah, mereka pasti akan membuktikan aku tak bersalah."
Air mata Xue Zhen mengalir tak terbendung.
Bel pintu berbunyi. Xue Zhen melirik Lian Shujun, takut kalau-kalau tetangga yang suka ikut campur datang "peduli". Lian Shujun tersenyum tipis: "Bukalah. Kita memang tidak bersalah, tidak perlu jadi kura-kura." Xue Zhen mengusap air matanya, mengangguk, lalu membuka pintu. Di depan pintu berdiri dua lelaki - satu berusia 30-an, satunya tampak belum 20 tahun. Lian Shujun mengenali yang paruh baya itu, bukankah dia Shu Yi yang datang ke pulau waktu itu? Yang muda tidak dikenalnya, wajahnya asing sama sekali.
Wajah Shu Yi masih tersenyum: "Komisaris Lian, maafkan gangguan ini!" Lian Shujun tahu betul, Tuan Shu ini punya backing kuat. Bahukansaja Inspektur He pun patuh padanya, mungkin dia datang untuk kasus ini? Jika bisa membujuknya untuk membantu bicara, pasti dirinya akan aman.
Memikirkan ini, Lian Shujun juga mulai tersenyum ramah. Dengan antusias dia mengundang Shu Yi dan Zhen Nanfang masuk ke kamar. Xue Zhen segera menyeduhkan dua cangkir teh sebelum membereskan meja makan. Baru sekarang Lian Shujun teringat: "Tuan Shu, apakah kalian sudah makan siang? Maukah aku menyuruh Xue Zhen menyiapkan sesuatu?"
Shu Yi menggelengkan tangan: "Tidak perlu, kami sudah makan sebelum naik kapal."
Lian Shujun menyerahkan sebatang rokok padanya. Shu Yi menerimanya tapi tak segera menyalakan, malah memainkannya di antara jemari seperti sedang menari. Lian lalu memberikan sebatang lagi pada Zhen Nanfang yang langsung menyalakannya.
"Komisaris Lian, Anda pasti tahu tujuan kedatangan kami?" Shu Yi langsung ke inti percakapan.
Lian Shujun tersenyum kecut: "Tentang urusan 100 ribu yuan itu." Shu Yi mengangguk: "Saya sudah baca catatanmu di Departemen Dalam Negeri. Katanya kalian berdua sama sekali tidak tahu tentang uang ini, benar?"
"Benar! Xue Zhen juga tidak tahu," jawab Lian dengan tegas.
Shu Yi berkata dengan tenang: "Tapi kau tidak bisa memberikan bukti apa pun yang membuktikan bahwa kau tidak." Lian Shujun mengerutkan alainya: "Memang aku tidak bisa membuktikannya." Baru sekarang Shu Yi menyalakan rokok: "Lalu apa pemikiranmu sendiri?" Lian Shujun tersenyum, senyuman itu terlihat getir dan pasrah: "Apa lagi yang bisa kupikirkan, aku hanya berharap kalian bisa menyelidiki sampai tuntas, lalu membersihkan namaku."
Shu Yi bersuara berat: "Benarkah itu yang kau pikirkan?" Lian Shujun mengangguk kuat. Shu Yi bertanya: "Jika kami membutuhkan kerjasamamu?" Lian Shujun menjawab: "Aku pasti akan memberikan dukungan penuh."
"Seandainya kau harus menerima ketidakadilan dulu?" desak Shu Yi. Lian Shujun bingung: "Apa maksudmu?" Shu Yi tersenyum sambil berkata: "Maksudku mungkin harus menahanmu beberapa hari dulu, kau bersedia?" Wajah Lian Shujun berubah pucat: "Ini permintaan atau perintah?"
Shu Yi menghela: "Hm... Tapi jika kau tidak mau, aku tidak akan memaksamu. Kita lanjutkan prosedur yang ada. Ini hanya pemikiranku sendiri, tidak ada hubungannya dengan kepolisian. Tentu saja, jika kau setuju, kurasa aku bisa menemukan orang yang menjebakmu itu."
Lian Shujun terdiam. Bukan karena takut dihukum, beberapa hari ditahan tidak masalah. Tapi haruskah ia mempercayai Shu Yi? Memang Shu Yi punya latar belakang tertentu, tapi ia sama sekali tidak mengenalnya. Jangan-jangan tujuan mengurungnya bukan untuk membersihkan namanya, melainkan mencari kambing hitam. Kalau sudah begitu, nanti tangisnya pun takkan ada yang mendengar.
Ia merokok dengan kepala tertunduk tanpa bersuara.
Zhen Nanfang berbisik: "Apa kau pernah berpikir, mengapa mereka ingin menjebakmu?"
Lian Shujun menengadah memandang Zhen Nanfang sambil menggelengkan kepala. Dua hari terakhir ini ia terus memikirkan masalah ini.
"Awalnya kami hanya curiga ada mata-mata di internal kalian, sebatas kecurigaan belaka. Tapi sekarang kami sudah bisa memastikan. Kalau tidak, mereka tidak akan berusaha menjebakmu. Dan kami yakin mata-mata itu bukan di antara polisi yang hilang, melainkan ada di antara anggota yang tersisa."
Ekspresi Lian Shujun berubah samar. Mendengar analisis Zhen Nanfang yang sistematis, ia mulai percaya bahwa mereka berpura-pura menculiknya untuk mengeluarkan si mata-mata. Namun ia tetap bertanya: "Bagaimana kalian bisa yakin mata-mata itu pasti ada di antara beberapa orang yang tersisa?"
Sebelum Shu Yi sempat bicara, Zhen Nanfang menjawab: "Coba pikir - kalau mata-mata itu ada di antara polisi yang hilang, pasti sudah kabur atau dibunuh. Masih perlu menjebakmu? Lagipula 100 ribu yuan itu terlalu sedikit, kenapa harus lewat rekening? Lebih baik bayar tunai agar Tuhan tidak tahu, hantu pun tidak sadar. Tindakan mereka justru seperti ular yang diberi kaki, ibarat 300 tael perak yang dikuburkan." Lian Shujun mengangguk, Zhen Nanfang benar - jika tidak, ini hanyalah usaha berlebihan.
Xue Zhen selesai membereskan dan berdiri di belakangnya, tangan belakangnya dengan lembut menyentuh bahu Lian Shujun: "Dengarkan saja Tuan Shu. Selama mereka berhasil membongkar mata-mata sejati, reputasimu pasti akan dibersihkan." Akhirnya Lian Shujun menguatkan tekad dan menyetujui saran Shu Yi.
"Tuan Shu, aku akan menuruti sarannya. Apa pun yang Anda katakan!" ujar Lian Shujun dengan tenang. Shu Yi berdiri sambil tersenyum: "Tenang saja, kami tidak akan memperlakukanmu dengan tidak adil."
Shu Yi dan Zhen Nanfang tidak tinggal lama sebelum pergi.
Setelah kepergian Shu Yi dan rombongan, Lian Shujun terus-menerus merokok di sofa. Xue Zhen duduk di sampingnya dan bertanya pelan: "Apa kau takut mereka ingin menjebakmu?" Lian Shujun menggeleng: "Aku percaya mereka tidak akan. Mereka benar - selama mata-mata masih ada di kepolisian, dengan mengurungku si pengkhianat pasti akan bertindak. Selama ini dia belum kabur karena menunggu kesempatan. Begitu aku ditangkap, dia akan mengira penyelidikan sudah berakhir dan baru akan melarikan diri."
"Lalu mengapa wajahmu masih muram?"
Lian Shujun menggenggam tangan kecilnya: "Aku mengkhawatirkanmu. Begitu aku dikurung, rumor akan semakin menjadi. Takut kamu tidak kuat. Zhen, kumohon selama beberapa hari ini tabahkan hatimu. Jangan ambil pusing apapun yang orang katakan, ya?" Xue Zhen tersenyum: "Tenang, aku tidak segampang itu patah. Hanya saja lebih baik kau sendiri yang menjelaskan ke orang tua, jangan sampai para Senior khawatir sampai terjadi sesuatu yang tidak diinginkan!"
