Pintu kantor terbuka. Su Bai mengangkat kepalanya dengan wajah geram. Sudah berkali-kali dia memperingatkan bawahannya: masuk harus mengetuk pintu, ini tata krama paling dasar. Su Bai sangat memperhatikan detail dan sangat ketat dalam menuntut anak buahnya.
Tapi saat melihat orang yang masuk adalah Su Qing, kemarahannya langsung lenyap.
Su Qing menutup pintu dengan lembut, duduk berseberangan dengannya, mengambil rokok "555" di meja lalu menyalakan sebatang.
"Belakangan ini polisi terus mengawasiku." kata Su Qing dengan tenang.
Su Bai mengangguk: "Ini wajar, kemarin kita sudah main-main seperti itu, aneh kalau mereka tidak mengintaimu."
"Kak, aku benar-benar tidak mengerti, apa untungnya melakukan ini? Saham Perusahaan Su tiba-tiba anjlok drastis, target kita sebenarnya apa?" raut bingung terpancar di wajah Su Qing.
Su Qing tersenyum kecut: "Krisis keluarga Su bukan berasal dari bisnis. Belakangan ini, tidakkah kau merasa selalu ada yang sengaja menyasar keluarga kita?" Su Qing menghisap rokoknya: "Sekarang situasi sudah memanas seperti api dan air, tapi tidak seperti yang kaukira, sampai sekarang belum ada yang mendatangiku."
Su Bai mengerutkan alis: "Tetap tenang, kita harus tetap tenang."
Su Qing berkata: "Xiao Lan benar-benar tidak beres."
Su Bai menatapnya: "Kau juga merasakannya?" Su Qing menyeringai: "Awalnya kukira karena si bocah dari keluarga Ye, tapi dua hari lalu kutemukan rahasia lain."
"Rahasia apa?" tanya Su Bai. Su Qing menjawab: "Dia dan Tang Qiu sering bertukar pandangan, meski tidak tahu isinya, pasti hubungan mereka tidak sederhana."
Su Bai terkejut: "Tang Qiu?"
Su Qing berkata: "Kakak, aku sudah mengingatkanmu, Tang Qiu orangnya bermasalah. Kau tidak boleh terlalu percaya padanya. Ngomong-ngomong, urusan antara kita berdua dia tidak tahu kan?"
Su Bai menggelengkan kepala: "Masalah ini cuma kita berdua saudara yang tahu."
Tatapan Su Qing menyapu sekeliling kantor. Su Bai berbisik: "Tenang saja, tempatku dua hari lagi akan diperiksa, tidak akan ada masalah." Baru kemudian Su Qing bertanya: "Langkah selanjutnya kita bagaimana?"
Su Bai berpikir sejenak: "Eskalasi konflik!" Su Qing mengangguk: "Aku mengerti. Kalau begini, Kau harus lebih berhati-hati, Kakak. Semakin jauh jarakku darimu, semakin kau harus waspada pada orang-orang di sekitarmu."
Usai bicara, Su Qing memukul meja dan tiba-tiba bertengkar panas dengan Su Bai. Kedua saudara itu saling mencaci dengan kata-kata kasar. Tang Qiu dan dua eksekutif perusahaan buru-buru menerobos masuk, menghadang kedua saudara itu. Su Bai terlihat marah sampai wajahnya pucat: "Usir dia! Mulai sekarang jangan biarkan dia masuk ke kantorku lagi, bahkan jangan izinkan dia menginjakkan kaki di perusahaan ini!"
Su Qing menyeringai dingin: "Su Bai, atas dasar apa kau melarangku datang ke perusahaan? Aku ini pemegang saham terbesar kedua!"
Tang Qiu menghela napas, menarik lengan Su Qing: "Tuan Kedua, sudahlah... Tenangkan diri. Bagaimanapun juga Manajer Su adalah kakakmu..."
"Belum selesai bicara Tang Qiu, Su Qing mendorongnya: \"Dasar brengsek, berani-beraninya mengajari aku? Babi gendut, jangan kira mengantar barang buat dia lantas jadi karakter nomor satu.\" Satpam akhirnya datang, mereka memborgol Su Qing keluar.
Su Bai menyodok cangkir teh di meja kerja hingga pecah berantakan: \"Sungguh keterlaluan, benar-benar keterlaluan!\" Tang Qiu buru-buru membereskan dengan hati-hati: \"Direktur Su, jangan marah. Bagaimanapun kalian saudara kandung, buat apa sampai pedang terhunus begini?\" Su Bai menunjuk pintu: \"Coba nilai objektif, jelas-jelas dia yang membuat perusahaan berlarut-larut begini, masih berani tunjuk muka marahi aku?\"
\"Jangan kira aku tak tahu niat busuknya, bukan cuma mau memaksaku mengosongkan posisimu? Sekalipun aku mundur, apa dia punya kemampuan mengelola Grup Su?\"
Tang Qiu akhirnya mengerti, ternyata Su Qing datang untuk kudeta. Ia menghela napas: \"Direktur, menurutku Anda dan Paman Kedua harus memperbaiki hubungan. Kalau tidak, sangat merugikan Grup Su. Adegan tadi kalau sampai diungkap media akan jadi gempa bagi saham kita. Cara manajemen krisis tak boleh diulang kedua kalinya, hal ini pasti Direktur sudah tahu.\"
Su Bai tak puas menatap Tang Qiu: \"Apa maksudmu? Maksudmu aku harus berkompromi dengannya? Mengosongkan posisi Direktur Utama Grup Su? Kubilang Si Bola Gendut, apa dia janjikan keuntungan padamu, sampai cepat-cepat mau berpaling ke pihak atas?\"
Tang Qiu menampilkan wajah getir. Ia tidak menyangka nasihat baiknya malah memicu perkataan Su Bai itu. Ia buru-buru menjelaskan: "Sia-sia, aku benar-benar setia pada Manajer Su!" Su Bai melambaikan tangan: "Kamu keluar dulu, aku ingin sendirian." Saat Tang Qiu baru sampai di pintu, Su Bai memanggilnya lagi: "Tunggu di sini."
Tang Qiu segera kembali: "Manajer Su, masih ada urusan?"
Su Bai menatapnya: "Bagaimana kabar si gadis Su Lan dua hari terakhir?" Tang Qiu menjawab: "Seharian mengurung diri di kamar, makan tiga kali sehari tepat waktu, hanya saja emosinya sangat buruk." Su Bai mengerutkan alis: "Dia tidak menanyakan kabar Ye Zhi?" Tang Qiu menggeleng: "Yang ini tidak. Mungkin bertanya, tapi tidak padaku. Nanti aku akan tanya para pelayan." Su Bai mengangguk: "Hm. Bocah Ye Zhen itu juga bisa tetap tenang, tidak terlihat datang mencari Su Lan."
Tang Qiu berbisik: "Ye Zhen juga mengurung diri di rumah selama beberapa hari, baru kemarin kembali ke perusahaannya. Intel kami menyampaikan kabar, Ye Zhen memindahkan sebagian dana ke luar negeri, sedangkan bagian lain tidak jelas tujuannya." Su Bai tersenyum: "Ini kabar baik, tapi seharusnya kabar ini lebih pantas diketahui Ye Zhifeng."
Tang Qiu segera tersadar. Ia menunjukkan senyuman: "Brilian. Kasus ini akan segera kutangani."
Kilau kejam terpancar dari mata Su Bai: "Ada satu hal lagi yang harus kamu bantu!"
Tang Qiu bertanya: "Apa itu?" Su Bai berkata dengan tenang: "Aku tidak ingin bertemu Su Qing lagi!"
Hati Tang Qiu terkejut. Apa maksud ucapan Su Bai tentu ia pahami, tapi ia masih belum bisa menerima. Su Bai mau menyingkirkan Su Qing? Bagaimanapun dalamnya konflik antar saudara, mereka tetap saudara kandung! Tang Qiu tidak langsung menjawab, otaknya berpikir cepat.
Su Bai bertanya dengan dingin: "Bagaimana? Ada masalah?"
Tang Qiu tersenyum kecut: "Benar ada masalah, Manajer Su. Selama bertahun-tahun aku mengikuti perintahmu, membantu semua rencanamu. Tapi khusus kasus ini tidak bisa. Membunuh itu kejahatan berat! Lagipula, konflik keluarga harus diselesaikan dengan bertarung mati-matian?" Su Bai melototinya: "Keluar! Kau harus segera pergi sekarang juga!"
Tang Qiu pergi, menutup pintu dengan lembut.
Wajah Su Bai tiba-tiba menjadi tenang. Perintahnya pada Tang Qiu untuk menghabisi Su Qing justru ditolak. Ini tidak sesuai karakter Tang Qiu. Kalau dikatakan Tang Qiu jemaat baik tentu tidak percaya. Ini hanya membuktikan satu masalah internal: Tang Qiu pasti memiliki pemikiran sendiri dalam urusan Su Qing.
Su Bai menyeringai, ia menelepon Su Qing: "Kau tidak salah lihat, Tang Qiu memang bermasalah. Barusan kusuruh dia cari orang untuk menghabisimu tapi ditolaknya." Su Qing menjawab: "Berani juga kau, kalau saja dia setuju, bukankah nyawaku yang terancam?" Su Bai berkata dengan nada bercanda: "Bukannya kau sendiri yang bilang, kau ini Xiao Qiang yang berparas baja? Ngomong-ngomong, kurasa setelah kejadian ini mereka pasti akan mendatangimu. Jika tebakanku benar, Tang Qiu pasti akan membocorkan rencanaku untuk membunuhmu."
Su Qing menghela napas: "Tenang saja, mereka takkan menyadari perangkap ini. Secerdas apa pun mereka, takkan terpikir kita berani mempertaruhkan Grup Su sebagai modal. Apalagi percaya bahwa demi memasang perangkap ini kita rela mengorbankan ratusan juta."
Su Bai menarik napas panjang: "Dibandingkan dengan nasib seluruh Grup Su dan puluhan nyawa keluarga Su, beberapa ratus juta ini bukan apa-apa."
Tak ada yang tahu kalau saudara Su ternyata berakting dalam sandiwara ini. Benar kata Su Qing, tak ada yang percaya keluarga Su mau mengorbankan ratusan juta demi drama perseteruan saudara. Bagi banyak orang, jumlah itu angka gila, tapi bagi mereka ini investasi yang sepadan. Sejak awal merancang strategi, Su Bai sudah mempertimbangkan: tanpa dana besar sebagai alas, takkan ada yang percaya sepenuhnya pada drama ini.
Baik kepolisian maupun Shu Yi, semuanya berhasil ditipu oleh sandiwara kedua saudara Su ini.
Tang Qiu juga tidak terkecuali. Begitu keluar dari kantor Su Bai, ia langsung terburu-buru menelepon dan memberitahukan rencana Su Bai yang ingin membunuh Su Qing.
Alasan Su Bai berani memberitahu Tang Qiu tentang hal ini sebenarnya adalah ujian bagi Tang Qiu. Menurut karakter Tang Qiu yang biasanya, apapun yang dikatakan Su Bai - benar atau salah - pasti akan dilaksanakannya tanpa syarat. Awalnya Su Bai menerima Tang Qiu karena kasus pembunuhan yang dibawa Tang Qiu dari daratan Tiongkok (seperti yang diakuinya sendiri). Tapi kini saat diperintahkan membunuh Su Qing, malah berbalik menasihati - sungguh tak wajar!
Tentu Su Bai sudah mempersiapkan dua rencana cadangan. Perlindungan terhadap Su Qing telah diatur dengan matang. Sebenarnya dia tidak benar-benar ingin mencabut nyawa Su Qing. Tak ada yang tahu seberapa dekat hubungan mereka. Meski Su Qing selalu memainkan peran anak kedua yang boros dan malas di keluarga Su, semua itu sejak awal adalah rekayasa Su Bai.
Kejadian-kejadian di rumah tua keluarga Su masih membekas dalam ingatan Su Bai. Dia tidak percaya ini ulah hantu, melainkan yakin ada pihak berniat jahat yang sedang menyasar keluarga Su. Sebelum resmi memimpin keluarga Su, dia sudah mulai menyusun strategi. Saat itu satu-satunya "pion" yang bisa digunakan adalah adik kandungnya sendiri.
Meski Tang Qiu menolak membunuh Su Qing, tetap harus diwaspadai kemungkinan mereka menyalahgunakan kesempatan ini - membunuh Su Qing untuk menjebak Su Bai. Karena itu keamanan Su Qing menjadi faktor kritis.
Ini langkah berisiko tinggi. Salah melangkah bisa membawa malapetaka bagi Su Qing sekaligus menjerumuskan diri sendiri ke dalam masalah.
Su Bai duduk di sofa, ia mengucek-ucek pelipisnya dengan kuat. Ia merasa sangat kelelahan, bahkan seperti kehabisan tenaga batin. Pikirannya kembali melayang ke Su Lan, adik kandungnya sendiri. Su Qing bilang dia juga bermasalah, memiliki hubungan tertentu dengan Tang Qiu. Sebenarnya peran apa yang dimainkannya dalam kasus ini?
