Luo Xiaojuan terlihat cemas: "Tuan Keempat, kau tidak panik sama sekali?"
Yang Si menyeringai: "Mengapa aku harus panik? Bukankah Du Hongze hanya ingin bertemu denganku? Biarkan dia datang saja."
Luo Xiaojuan berkata: "Tapi jangan-jangan Shao Jinwu..."
Yang Si memandangnya dengan dingin: "Ini semua ulahmu! Sudah kukatakan jangan terlalu dekat dengannya, kau tidak dengarkan. Sekarang, urusannya kau sendiri yang harus beresin!"
Mata Luo Xiaojuan memerah tipis: "Dulu aku melakukan semua ini demi kamu, kalau saja kamu memberi tahu aku bahwa kamu punya cara, aku tidak akan mendekatinya. Aku heran, mengapa harus menanam pion di klubnya? Kalau kamu tidak membuat segalanya serumit ini, pasti tidak akan ada begitu banyak masalah yang muncul!"
Yang Si melototinya: "Kamu tidak ngerti apa-apa! Awalnya penempatan pionku sudah rapi, tapi kamu malah memberitahu Shao Jinwu tentang keberadaanku. Bukannya ini cari masalah?"
Telepon Luo Xiaojuan berdering. Ia menerima panggilan sebentar lalu memutuskan telepon.
"Shao Jinwu ingin bertemu denganmu." Luo Xiaojuan menatap Yang Si, menunggu pendapatnya.
Yang Si berkata dengan tenang: "Bertemu memang harus, tapi yang kuharapkan adalah melihat mayatnya. Menurutmu ada hal positif apa yang bisa datang dari pertemuan ini? Mungkin dia ingin mengancamku untuk mendapatkan keuntungan." Luo Xiaojuan mengangguk setuju: "Aku yang akan menangani kasus ini sendiri!"
Shao Jinwu sedang duduk di ruang privat khususnya di Klub Dahao, menyilangkan kaki sambil merokok. Moodnya sedang bagus. Persetujuan Shen Hui untuk bertemu memang sudah ia prediksi sebelumnya.
Saat He Jinkun dan Zhen Nanfang membawa tim penggeledahan ke Dahao, reaksi pertama Shao Jinwu adalah ini pasti target operasi terhadap Yang Si. Meski He Jinkun pulang dengan tangan hampa, Shao Jinwu justru melihat peluang. Dari Luo Xiaojuan, ia sudah lama tahu bahwa Yang Si yang bersembunyi di Dahao hanyalah boneka, sementara dalang di balik layar sebenarnya adalah Shen Hui - putra sulung keluarga Shen!
Shao Jinwu adalah seorang pemboros khas, meski cukup disayangi di keluarga Shao, tekanan dari dua sepupunya membuatnya kehabisan napas.
Untuk bisa menjadi pemimpin keluarga Shao di kemudian hari, dia harus menunjukkan prestasi nyata. Bagi dirinya ini tidak mudah, usaha besar-besaran yang dilakukannya dianggap sekadar keributan kecil-kecilan oleh sang kakak, sama sekali tidak dianggap penting oleh para sesepuh keluarga Shao.
Karena itu dia sangat berharap bisa bekerja sama dengan Shen Hui. Di mata para bangsawan muda Xiangjiang, Shen Hui adalah mesin pencetak uang. Selama Shen Hui bersedia membantunya, dalam beberapa tahun dia pasti bisa menunjukkan prestasi gemilang dan menguasai keluarga Shao.
Makanya dia mengambil inisiatif mendatangi Zhen Nanfang, membocorkan sedikit informasi latar belakang dan menyebutkan nama Luo Xiaojuan.
Meski tahu pasti ada rahasia tersimpan di balik Shen Hui - buktinya polisi melakukan persiapan besar-besaran - menurutnya masalah hanya ada pada Yang Si palsu. Dengan pengaruh Shen Hui di Xiangjiang dan backing kuat keluarganya, apa mungkin dia punya masalah?
Memanfaatkan kasus ini untuk sedikit menekan Shen Hui dan memaksanya membantu diri sendiri, itulah agenda tersembunyi Shao Jinwu.
Tapi dia tak menyangka sedang bermain api. Api ini akhirnya akan membakarnya hidup-hidup.
Zhen Nanfang membawa dua pemuda masuk ke Klub Dahao. Kedua pemuda itu bukanlah anggota kepolisian Xiangjiang, melainkan dari Badan Keamanan Militer di Stasiun Xiangjiang. Meski terlihat muda, mereka termasuk ahli kelas satu. Tentu saja ini relatif, masih belum bisa dibandingkan dengan kemampuan Xiao Hui dan Biksu.
"Tuan, siapa yang ingin Anda temui?" Seorang pelayan menghadang mereka. Tempat ini adalah klub pribadi, bukan sembarang orang bisa masuk. Mereka biasanya menjamu figur-figur terpandang di Xiangjiang. Orang biasa sekalipun punya uang takkan diizinkan masuk.
Zhen Nanfang tersenyum tipis: "Saya mencari Shao Jinwu. Tolong beritahu dia, saya dari marga Zhen, namanya Zhen Nanfang."
Menurut perkiraannya, Shao Jinwu pasti akan menemui dirinya. Sebelumnya Shao Jinwu memang menunjukkan niat ingin menjalin hubungan baik. Apapun motivasinya, sekarang saat dia datang sendiri, pastinya takkan ditolak mentah-mentah.
Tapi kali ini perkiraannya meleset. Pelayan itu menelepon di bar lalu tersenyum masam: "Tuan Zhen, Manajer Shao tidak ada di klub. Tapi beliau berpesan, jika Anda tidak terburu-buru, silakan menunggu di ruang privat sambil bersantai." Alis Zhen Nanfang berkerut. Dia tahu pelayan itu berbohong. Shao Jinwu pasti ada di tempat, hanya sengaja menghindar.
"Apakah Manajer Shao menyebutkan kapan akan kembali?" tanya Zhen Nanfang dengan suara lembut.
Pelayan itu menundukkan kepala: "Saya juga tidak tahu, dia bos, jarang berada di klub. Saya benar-benar tidak tahu kapan dia akan kembali, di telepon pun tidak memberi tahu." Semakin detail penjelasan pelayan, semakin tidak percaya Zhen Nanfang. Tapi dirinya tidak bisa menggeledah lagi, hanya bisa menunggu, mengawasi akal-akalan apa yang akan dilakukan bajingan ini.
"Sudahlah, kami tidak akan masuk. Lagi pula tidak ada urusan mendesak."
Zhen Nanfang dan timnya tidak pergi. Mobil berputar ke seberang jalan, erat mengawasi Klub Dahao.
Zhen Nanfang memperkirakan Shao Jinwu sedang akan pergi atau menunggu tamu tertentu, hanya saja tamu itu bukan mereka.
Zhen Nanfang mengeluarkan rokok dan menyerahkannya kepada dua pemuda itu, namun keduanya menolak dengan tersenyum.
Akhirnya dia sendiri yang menyalakan sebatang.
Benar saja, dalam waktu tidak sampai setengah jam Shao Jinwu keluar. Matanya melirik ke kiri-kanan sebelum memanggil taksi. Zhen Nanfang menyeringai: Ternyata bajingan ini memang mencurigakan, punya mobil mewah tapi malah naik taksi, entah mau apa.
"Ikuti!" bisik Zhen Nanfang.
Taksinya berhenti kurang dari lima puluh meter dari rumah tua keluarga Su.
Zhen Nanfang mengerutkan alis: Apa maksud Shao Jinwu ini? Jangan-jangan dia mau ke rumah tua keluarga Su? Meski siang bolong, bahaya apa yang ada di dalam sana tidak ada yang tahu. Yang terpenting, apa tujuan sebenarnya si bajingan ini.
“Nanti kalau benar-benar masuk ke dalam rumah, kalian berhati-hati. Jika kita kehilangan kontak di dalam rumah, segera cari jalan keluar.” Ekspresi Zhen Nanfang sangat serius. Dua pemuda dari Stasiun Xiangjiang pernah mendengar legenda Rumah Angker Nomor Satu Xiangjiang. Meski tidak sepenuhnya percaya pada cerita absurd ini, di lubuk hati mereka tetap ada rasa takut. Lagipula, asap pasti ada apinya, lubang kosong pun sulit meniupkan angin.
Keduanya mengangguk. Begitu seriusnya perkataan Zhen Nanfang membuat mereka sama sekali tidak berani ceroboh.
Taksi sudah pergi, tapi Shao Jinwu masih berdiri di tempat tanpa bergerak. Tatapannya tertuju pada rumah tua Keluarga Su, wajahnya berubah-ubah. Di hatinya bertanya-tanya: Mengapa Luo Xiaojuan mengajaknya ke sini? Ini kan rumah angker terkenal di Xiangjiang.
Ia melirik jamnya. Waktu yang ditentukan sudah lewat. Haruskah ia masuk?
"Xiao Zhen, dia sudah berdiri di sini hampir sepuluh menit!" Wu Song dari Stasiun Xiangjiang berbisik. Zhen Nanfang menggerutu: "Sepertinya dia masih belum bisa memutuskan apakah akan masuk atau tidak."
Tiba-tiba Shao Jinwu mengeluarkan HP, menerima telepon. Percakapannya singkat. Setelah menutup telepon, ia menoleh ke rumah tua Keluarga Su, akhirnya memberanikan diri mendekat.
“Cegat dia!” Zhen Nanfang tiba-tiba mengubah keputusan. Awalnya ia ingin ikut melihat siapa yang akan menjemput Shao Jinwu, tapi dia tidak berani mengambil risiko. Tak ada yang tahu situasi tak terduga apa yang mungkin terjadi di rumah tua ini. Jangan sampai terjebak sendiri dan merugi besar.
Tepat saat Shao Jinwu berada sekitar belasan meter dari rumah tua keluarga Su, dua pemuda menghadang jalannya.
“Kalian ini siapa?” Wajah Shao Jinwu dipenuhi ketidaksenangan. Wu Song mengeluarkan dokumen dan melambaikannya di depan matanya: “Tim Khusus Stasiun Xiangjiang Keamanan Militer Tiongkok. Harap ikut kami ke kantor.”
Shao Jinwu linglung. Keamanan Militer? Dia benar-benar belum pernah mendengarnya: “Tunggu, aku harus menelepon pengacara dulu.”
Wu Song menyeringai dingin: “Maaf, ini menyangkut keamanan militer. Jadi saat ini Anda tidak boleh menghubungi siapa pun.”
Keamanan militer? Pikiran Shao Jinwu kosong total. Ia teringat Zhen Nanfang. Latar belakang Kementerian Keamanan Negara Hua Xia saja sudah sangat besar, kini muncul lagi Keamanan Militer! Tanpa sempat berpikir panjang, Wu Song dan pemuda lain langsung menggiringnya masuk ke mobil.
Di dalam mobil, ia melihat Zhen Nanfang yang sedang tersenyum.
“Tuan Shao, tak menyangka kita bertemu di sini!”
Ekspresi wajah Shao Jinwu menunjukkan ketidaknaturalan, apa ini yang disebut kebetulan? Ia tahu pasti Zhen Nanfang dan timnya sudah mengikuti dirinya dari belakang: "Kau ini sebenarnya siapa, kok kadang dari Badan Intelijen kadang Keamanan Militer?" Zhen Nanfang berkata dengan tenang: "Ini tidak perlu kau ketahui. Katakan, siapa yang kau temui di sini?"
Shao Jinwu menundukkan kepala tanpa memberikan jawaban.
Zhen Nanfang menyalakan sebatang rokok: "Jika tak mau bicara juga tidak apa, tapi kau harus ikut kami. Sebelum kami memastikan tindakanmu tidak membahayakan keamanan Tiongkok, kebebasanmu akan dibatasi sementara. Tentu, jika perbuatanmu sudah melanggar keamanan nasional, konsekuensinya pasti kau sudah tahu."
Keringat mengucur di dahi Shao Jinwu. Tuduhan ini bukan main-main. Di lubuk hatinya bergolak keraguan: Jangan-jangan kasus Shen Huizhen terkait perkara sebesar ini? Lalu mengapa ia malah berinisiatif mencampuri urusan ini? Bukankah ini bunuh diri?
Shao Jinwu batuk kecil: "Kalau... kalau aku bicara, apa kalian akan melepasanku?" Wu Song dan yang lain diam. Ini bergantung pada keputusan Zhen Nanfang.
"Sebenarnya dalam hatimu sudah ada kecurigaan, kan? Mengapa tiba-tiba menjemputmu ke tempat seperti ini." Zhen Nanfang menunjuk ke arah rumah angker Keluarga Su: "Ini lokasi ideal untuk pembunuhan!"
Sebenarnya tadi Shao Jinwu juga bertanya-tanya dalam hati: Mengapa harus bertemu di tempat seram begini? Ia menduga mungkin ada rencana pembunuhan saksi, tapi lalu berpikir: Untuk urusan kecil begini, perlu segitunya? Namun kehadiran Zhen Nanfang membuatnya sadar ini bukan perkara remeh. Pembunuhan untuk menutupi kasus benar-benar mungkin terjadi.
"Di lubuk hatinya ada sedikit murka, juga ada rasa lega. Untung Zhen Nanfang dan kawan-kawannya menghentikannya. Kalau tidak, konsekuensi seperti apa yang akan terjadi benar-benar sulit dipastikan."
"Luo Xiaojuan yang menjemputku ke sini!" Shao Jinwu akhirnya mengaku.
Zhen Nanfang memicingkan matanya: "Luo Xiaojuan, si kekasih gelap Yang Si itu? Kalau begitu kau harusnya tahu keberadaan Yang Si, lalu mengancam mereka sampai mereka mau melakukan PEMBUNUHAN, benar?"
Shao Jinwu menggigit bibirnya. Zhen Nanfang bertanya lagi: "Apakah Yang Si adalah Shen Hui?"
"Ini benar-benar tidak kuketahui. Tapi yang kusumpai, Yang Si yang bekerja sebagai pekerja bayaran di klubku bukan Shen Hui. Ia hanya boneka yang ditempatkan Shen Hui di sana!"
