Ketidakmampuan menghubungi Che Rui dan timnya membuat Shu Yi tetap merasa khawatir. Meski dia tahu di kapal selain Che Rui dan Zhao Shuang, ada juga tim elit Biro Penelitian Khusus bahkan Yang Xiuyun, hatinya tetap tidak tenang.
Dia menyuruh Zhen Nanfang menghubungi biro perjalanan untuk memastikan kapal pesiar kecil itu tidak bermasalah. Memang diorganisir oleh biro perjalanan, dan sebagian besar penumpang sudah dipersiapkan sebelumnya oleh biro tersebut. Tapi ini tetap tidak bisa menghilangkan kekhawatiran Shu Yi.
"Lao Shu, jika kau benar-benar tidak tenang, biarkan polisi laut mencegat kapal itu untuk diperiksa!" Zhen Nanfang melihat kerutan di dahi Shu Yi, berbisik. Shu Yi menggelengkan kepala, dia tidak bisa melakukan ini. Che Rui dan timnya sudah bersusah payah sampai tahap ini. Begitu polisi laut mencegat kapal pesiar ini, pasti akan menimbulkan kecurigaan mereka.
Ai Zixin malah berkata dengan tenang: "Bukankah Nona Yang ada di kapal? Jika kantor berita tidak bisa menghubunginya, sementara dia punya misi wawancara penting, menurutku kantor berita bisa meminta kontak darurat dengan kapal pesiar untuk mencoba berkomunikasi dengannya?"
Mata Shu Yi berbinar. Ai Zixin melanjutkan: "Sekaligus minta bantuan mereka untuk menanyakan mengapa kapal tidak bisa menerima sinyal seluler. Apakah ada masalah dengan peralatan? Masalah teknis seperti ini apakah bisa dianggap sebagai insiden kecil perusahaan kapal pesiar? Jika tidak bisa menjamin kelancaran komunikasi, bagaimana jika ada yang perlu menghubungi orang di kapal untuk urusan mendesak tapi tidak bisa? Kalau sampai menimbulkan kerugian, apakah perusahaan kapal pesiar sanggup memikul tanggung jawab ini?"
Shu Yi mengangguk tipis. Dia melirik Zhen Nanfang yang buru-buru berkata: "Aku mengerti, aku akan segera menghubungi Kepala Stasiun Lei."
"Pak Shu, menurutku kau tidak perlu mengkhawatirkan ini," Ai Zixin berbisik.
Shu Yi tersenyum kecut. Bagaimana mungkin tidak khawatir? Jangan-jangan Che Rui dan timnya benar-benar melakukan kesalahan. Meskipun atasan tidak akan menyalahkannya, di lubuk hatinya akan merasa sangat tidak enak. Lagipula Che Rui dan timnya adalah orang-orang yang dia undang sendiri untuk membantu. Mengajak mereka menyusuri bahaya seperti ini bukanlah niat awalnya.
“Entah mengapa, di lubuk hatiku selalu merasa akan ada sesuatu yang terjadi. Secara logika, mereka tidak perlu menghilangkan sinyal hantu dari radar. Nyatanya mereka memang mengelilingi pulau, tidak takut mencurigakan? Kenapa kita tidak mengerahkan polisi air untuk mencegat? Aku juga sempat berpikir mungkin ini tahap pengintaian baru mereka, ingin melihat reaksi orang-orang yang mereka ajak naik kapal setelah kehilangan kontak dengan luar.”
Ai Zixin yang memicu pemikiran Shu Yi ini: "Artinya, yang paling kita khawatirkan saat ini adalah kalau Direktur Che dan rekan-rekan melakukan tindakan darurat yang tidak tepat, malah bikin orang itu curiga. Jika demikian, kemungkinan besar mereka akan memanfaatkan kesempatan di laut untuk menjatuhkan tangan!"
Shu Yi mengangguk pelan: "Karena mereka juga membawa teknisi nirkabel kelas atas ke kapal. Begitu mereka panik ingin menghubungi kita, pasti akan menyuruh teknisi itu mencari cara membangun koneksi dengan teknologi. Kalau sampai begitu, jelas-jelas mereka sudah jatuh ke dalam jebakan lawan."
Ai Zixin tidak melanjutkan. Shu Yi benar - lawan yang bisa memblokir sinyal nirkabel pasti sudah mempersiapkan sistem pemantauan frekuensi radio. Jika Che Rui benar-benar memaksa teknisi itu menyambungkan ke darat, posisi mereka pasti akan terbongkar.
Taktik lawan kali ini benar-benar kejam!
Shu Yi tiba-tiba memanggil Zhen Nanfang yang sedang menghubungi Sesepuh Lei: "Sudahlah, untuk sementara jangan hubungi kapal. Meski target kita hanya Yang Xiuyun, pasti akan memancing kewaspadaan lawan. Bisa-bisa Yang Xiuyun yang selama ini low profile malah jadi fokus perhatian mereka. Itu jelas kerugian besar."
Shu Yi memantapkan hatinya, untuk sementara tidak mempedulikan Che Rui dan yang lain. Terhadap Che Rui, ia masih memiliki kepercayaan diri. Sebagai seorang pemimpin yang waspada, cerdas, berpengalaman, dan memiliki kemampuan adaptasi yang luar biasa, diharapkan tim kecilnya bisa menghadapi malam ini dengan lancar di bawah pimpinannya.
Yang Xiuyun melirik jamnya. Che Rui dan pemuda itu telah pergi hampir setengah jam. Kini ia melihat Zhao Shuang yang sendirian menuju dek, terlihat seperti sedang mencari seseorang. Pasti dia mencari Che Rui. Zhao Shuang berpura-pura tenang, namun kecemasan di matanya mengkhianati perasaannya.
Bagaimana mungkin dia tidak panik? Che Rui tiba-tiba menghilang, sementara sinyal HP sama sekali tak berfungsi di kapal ini. Dia sangat mengkhawatirkan keselamatan Che Rui. Dia tahu lawannya adalah orang-orang yang licik. Meski kemampuan bertarung Che Rui cukup baik, menghadapi bahaya sendirian jelas tak mungkin bisa diatasi.
Dia dan ketua tim operasi saling memandang. Ekspresi ketua tim operasi menunjukkan bahwa dia pun tak tahu ke mana Che Rui pergi. Dia menunggu Zhao Shuang mengambil keputusan. Jika Zhao Shuang memberi perintah, dia akan mengerahkan anak buahnya untuk menggeledah seluruh kapal.
Zhao Shuang masih ragu-ragu. Dia memutuskan untuk menunggu lebih lama.
Akhirnya, Yang Xiuyun melihat Che Rui muncul kembali di dek.
Zhao Shuang buru-buru menyambut dengan raut wajah kesal: "Kau kabur ke mana saja? Aku sudah mencarimu lama sekali." Sikap Zhao Shuang seperti ini tidak mencurigakan, mengingat dia datang bersama Che Rui. Che Rui tersenyum tipis: "Ada urusan yang perlu dibahas." Keduanya berjalan ke sudut sepi di pinggir kapal. Bersandar di pagar dek, Che Rui menjelaskan garis besar situasinya.
"D-delapan... delapan milyar dolar AS?! Ya ampun!" Zhao Shuang membeku kaget. Che Rui justru relatif tenang: "Sebenarnya delapan milyar dolar AS untuk teknologi ini masih tergolong murah. Bahkan bisa dibilang kita mendapat keuntungan besar. Tapi menurutku harga ini terlalu rendah. Kalau memang akhirnya dijual segitu, aku sendiri takkan menyetujuinya."
Zhao Shuang tertegun sejenak. Delapan milyar dolar AS masih dianggap rendah? Ia tak paham logika apa yang dipakai Che Rui.
Melihat ekspresinya, Che Rui tertawa: "Lao Zhao, kau kan anggota senior. Jangan bilang delapan milyar saja sudah membuatmu ciut nyali? Jujur saja, kalau teknologi ini kita tawarkan ke Amerika atau negara-negara hegemonik lain, mereka pasti akan membayar delapan puluh milyar tanpa keraguan."
Zhao Shuang tadi mendengar penjelasan Che Rui tentang berbagai kendala penjualan teknologi ini ke pihak resmi yang disampaikan ke Tang Li. Tapi sekarang Che Rui malah bicara seolah transaksi ini mudah saja. Ini membuatnya bingung.
Che Rui menepuk bahunya: "Di hadapan musuh, kita tak perlu terlihat terlalu cerdik. Selain itu, penjelasanku tadi juga memberi Tang Li jalan keluar yang elegan."
Zhao Shuang mulai menangkap maksudnya.
"Saya lebih khawatir transaksi yang disebut-sebut ini sebenarnya adalah tipuan, sementara kita akan dijadikan kedok!" kata Che Rui.
Zhao Shuang kembali bingung.
Che Rui menghela napas: "Bagaimana mungkin teknologi ini bisa didapatkan dengan harga semurah ini? Katanya mereka sudah menghabiskan hampir 300 juta dolar untuk pengembangannya. Menurutku jumlah sebenarnya jauh lebih besar. Bahkan jika kita mengabaikan biaya produksinya - beli 800 juta, jual 8 miliar, selisihnya sepuluh kali lipat! Pedagang mana yang mau memberikan keuntungan sepuluh kali lipat begitu saja? Kamu mau?"
Zhao Shuang tersenyum canggung sambil mengangkat bahu: "Tidak!"
"Menurutmu haruskah kita laporkan semua ini kepada Pak Shu?" tanya Zhao Shuang.
Che Rui memicingkan matanya, setelah berpikir lama akhirnya menggeleng: "Lao Zhao, kalau mereka tidak serius bertransaksi, mengapa masih terus menghubungi kita?" Zhao Shuang menggeleng.
Che Rui tersenyum kecut: "Meski pertemuan malam ini mungkin tipuan, tapi bisa jadi ini tahap pengintaian baru."
"Pengintaian?"
"Hm. Mereka sengaja memutus komunikasi kita dengan luar, menunggu sampai besok pagi kita naik ke darat, lalu menghubungi lagi dua hari kemudian. Tidak terasa aneh? Secara logika tidak perlu memblokir sinyal komunikasi nirkabel."
Zhao Shuang tersadar: "Aku paham! Mereka sengaja menunggu kita berkomunikasi dengan luar agar ketahuan."
Che Rui mengangguk: "Benar. Jadi kita harus menunggu sampai besok."
Zhao Shuang berkata dengan kesal: "Mereka terlalu hati-hati, ya? Bahkan tahap pengintaian saja dilakukan berkali-kali! Tapi, Direktur Che, hari ini dia sudah menawarkan harga 800 juta dolar AS. Mo Fei nanti mereka akan ingkar janji? Tidak mungkin mereka ingkar janji dan mengubah harga setiap hari, kan?" Che Rui menjawab dengan tenang: "Mengapa harus ganti harga setiap hari? Dari awal sampai akhir dia tidak pernah berjanji bahwa teknologinya hanya akan dijual ke satu keluarga. Dia punya alasan mengatakan keuntungan barang ini terlalu besar, jika hanya dijual ke satu pihak dia akan kalah. Di seluruh dunia ada begitu banyak kerajaan, selama dia bisa menjual ke 3-5 keluarga, pasar yang lebih besar lainnya tetap akan dia pertahankan."
"Bangsat, pedagang licik!" Zhao Shuang mencaci.
Che Rui mengganti posisi tubuhnya, bersandar di pinggir kapal, matanya menatap orang-orang di dek yang sedang menikmati pemandangan malam: "Tapi aku punya firasat buruk, tahap pengintaian mereka belum berakhir. Aku mulai menyesal, seharusnya tidak mengizinkan tim operasional naik ke kapal." Zhao Shuang tersenyum: "Kau takut apa? Tim operasional tidak akan gegabah tanpa perintah."
Che Rui hanya tersenyum tanpa berkata. Ia tidak mengkhawatirkan tindakan ceroboh tim operasional, tapi jika orang itu sudah menyusun strategi, situasinya jadi berbeda. Berapa banyak dari turis di kapal ini yang benar-benar turis, dan berapa banyak yang bidak gelap yang mereka tanam, itu tidak diketahuinya. Tapi ia yakin orang itu sengaja mengajak mereka naik kapal hanya untuk adegan tadi.
Tapi saat ini ia juga tidak punya jalan keluar, paling-paling hanya bisa meminta anggota tim operasional untuk berhati-hati sendiri. Namun adaptasi konkret hanya bisa mengandalkan mereka sendiri.
Yang Xiuyun melihat Che Rui baik-baik saja, ia pun kembali ke kabin kapal. Kepalanya pusing, sangat tidak nyaman harus berhadapan dengan wanita yang satu rumah dengannya. Tapi tidak ada jalan keluar, mana mungkin terus menerus terkena angin di luar semalaman.
Tiba-tiba ia meragukan perlunya dirinya naik ke kapal. Dari sikap Che Rui dan kawan-kawan, sepertinya mereka sama sekali tidak akan mengalami masalah.
Tak lama setelah Yang Xiuyun meninggalkan dek, wanita kulit hitam itu berjalan mendekati Che Rui.
"Tuan An, bisakah kita bicara berdua?" bisik wanita kulit hitam itu sambil melirik Zhao Shuang yang langsung paham: "Kalian lanjutkan, aku akan kembali ke kabin dulu."
Che Rui menatap wanita itu: "Sampai detik ini aku bahkan belum tahu nama Anda!"
Meski berkulit gelap, wanita itu memancarkan daya pikat feminin: "Namaku Heidi." Ia menjulurkan tangan ke Che Rui yang menggenggamnya lembut: "Nona Heidi, kira-kira apa yang ingin Anda bicarakan denganku?"
Heidi tersenyum tipis: "Tuan An, saya tahu Anda orang pintar. Urusan malam ini pasti sudah Anda tangkap - Tang sama sekali tidak menunjukkan ketulusan!" Mata Che Rui memicing, sikap blak-blakan Heidi ini jika benar berasal dari hatinya, membuktikan ia juga wanita yang cerdas.
"Saya tidak paham maksud Nona Heidi." Che Rui menjawab dengan tenang.
