"Saat peluru menembus dada Yan Cheng, ia melihat percikan darah yang mekar, ternyata begitu memukau dan indah! Di saat itu, pikirannya kembali melayang ke He Luxue, wanita yang paling dicintainya, yang mati dalam pelukannya. Ia pernah bersumpah akan menangkap sendiri pembunuhnya. Janji ini merupakan komitmen sebagai kekasih sekaligus sebagai polisi, namun kini tak mungkin lagi ia tepati."
"Yan Cheng pergi dengan penyesalan yang mendalam, kedua matanya masih melotot lebar, mati penuh penyesalan..."
Xiao Hui menutup buku, menopang dagu dengan tangan: "Yan Cheng sungguh malang, begitu mencintai He Luxue tapi hanya bisa pasrah melihat sang kekasih mati dalam dekapan. Ingin membalas dendam untuk He Luxue, tapi sebelum sempat mengungkap pelakunya, nyawanya sendiri yang melayang!"
Sorot mata Xiao Hui berkaca-kaca. Zhen Nanfang tersenyum kecut: Ini kan cuma novel? Si gadis ini benar-benar larut.
"Sore ini Sun Kai akan mengadakan signing session di Lapangan Zeus, temani aku!" pinta Xiao Hui pada Zhen Nanfang.
Zhen Nanfang memicingkan mata: "Nona bangsawan, seri 'Sepuluh Dosa Asli' Sun Kai ini kan sudah kau koleksi semua. Masih mau beli?" Xiao Hui menaruh tangan di pinggang, mendongakkan kepala: "Aku penggemar berat Sun Kai! Kesempatan langka datang ke signing-nya, tentu harus dukung. Set yang ini untukmu!"
Sambil berkata, dia menyodokkan buku di tangannya ke dada Zhen Nanfang: "Aku ganti baju dulu, nanti kita makan dulu, baru antre lebih awal!" Melihat Zhen Nanfang ingin bicara, Xiao Hui melototkan matanya: "Jangan berani bilang tidak!" Zhen Nanfang cepat-cepat mengangguk: "Aku tidak akan bilang tidak, maksudku, oke, terserah kamu!"
Baru setelah itu Xiao Hui pulang ke kamarnya dengan puas.
Zhen Nanfang menghela napas panjang, apa-apaan ini? Katanya mau liburan, tapi Xiao Hui malah setiap hari terbuai dalam novel ini.
Novel ini sebenarnya sudah dibaca Zhen Nanfang. Konsepnya lumayan unik, menggunakan "Sepuluh Perintah" sebagai dasar untuk sepuluh kasus berbeda. Dari sudut pandang Zhen Nanfang, logika dan alur detektifnya kurang menarik, tapi terlalu dramatis. Zhen Nanfang pernah becanda bahwa Sun Kai salah jurusan - lebih cocok menulis roman cinta daripada novel detektif!
Ketika Zhen Nanfang menemani Xiao Hui tiba di Lapangan Zeus, jam sudah menunjukkan pukul dua siang. Ribuan orang memadati lokasi, panitia jelas sangat serius dengan acara tanda tangan Sun Kai ini. Baru sekarang Zhen Nanfang paham, awalnya dia ingin ke Gunung Huangshan, tapi Xiao Hui ngotot ke Kota Yu.
Meski ramai, antrean tetap tertib di bawah pengawasan staf, membentuk dua barisan panjang.
Xiao Hui dan Zhen Nanfang berada di tengah kerumunan.
Xiao Hui asyik mengobrol dengan penggemar lain tentang "Sepuluh Perintah", sementara Zhen Nanfang sibuk main game "Menghancurkan Bintang" di HP-nya yang membosankan.
“Braak” suara tembakan terdengar, seluruh TKP langsung kacau. Xiao Hui dan Zhen Nanfang saling memandang, lalu keduanya berlari cepat ke arah sumber tembakan. Kelincahan Xiao Hui jauh melampaui Zhen Nanfang, dalam sekejap sudah meninggalkan Zhen Nanfang di belakang. Zhen Nanfang menghentikan langkahnya karena mendengar keributan di sana seolah ada yang berteriak "Sun Kai kena tembakan!"
Zhen Nanfang berbalik arah dan berlari ke podium tanda tangan Sun Kai.
Zhen Nanfang menerobos ke depan, tapi dihadang oleh staf keamanan yang sedang melindungi TKP.
Ia tidak memperlihatkan identitasnya karena kasus ini memang bukan wilayah tanggung jawabnya, apalagi sudah ada kepolisian setempat.
Namun Zhen Nanfang menyimpulkan Sun Kai pasti sudah tewas. Mayatnya terduduk di kursi dengan tubuh bagian atas tertelungkup di meja, darah mengucur deras dari kepala hingga membasahi buku-buku yang siap ditandatangani.
Polisi segera tiba, kerumunan massa dibubarkan termasuk Zhen Nanfang yang ikut diungsikan.
Zhen Nanfang meninggalkan lapangan dan bertemu kembali dengan Xiao Hui di pintu mal tak jauh dari situ.
Melihat ekspresi frustrasi di wajah Xiao Hui, Zhen Nanfang tahu pasti gagal mengejar sang penembak. Sebenarnya ini wajar - situasi saat itu kacau balau, hanya bisa memperkirakan arah tembakan secara kasar. Sang penembak sendiri diduga bersembunyi di gedung tinggi sekitar sebelum menembak. Bagaimana mungkin menentukan posisi pastinya apalagi menangkapnya?
“Sun Kai mati!” Zhen Nanfang berbisik, Xiao Hui menggigit bibirnya sambil mengangguk. Di perjalanan pulang, dia sudah mendengar kabar ini: “Siapa yang membunuhnya?”
Zhen Nanfang menggelengkan kepala: “Tidak tahu. Menurutku kepolisian pasti akan menyelidikinya. Ayo kita pulang.”
Sepanjang perjalanan, Xiao Hui tetap diam. Dia bukan tipe penggemar artis, tapi Sun Kai adalah penulis favoritnya. Baru saja mengadakan sesi tanda tangan, tiba-tiba sudah menjadi mayat dingin yang mati mengenaskan. Pikirannya dipenuhi kepedihan.
Sesampainya di kediaman, Zhen Nanfang menyalakan rokok. Xiao Hui malah membuka-buka novel di sampingnya. Sebenarnya seri ini sudah dia baca sekali, tapi tetap diambilnya lagi untuk dibuka secara acak.
Beberapa waktu terakhir, Zhen Nanfang dengan pasrah juga membaca beberapa buku. Tiba-tiba dari balkon, dia menoleh: “Xiao Hui, masih ingat akhir kisah di volume ketujuh?”
Xiao Hui tertegun sejenak, berusaha mengingat isi volume tujuh. Tidak seperti otak fotografi Nanfang, dia harus berjuang. Akhirnya teringat: Di volume itu, seorang penulis misteri terlibat kasus kriminal. Di puncak sesi tanda tangannya, si penulis ditembak mati oleh pelaku!
“‘Jangan bersaksi dusta, jangan menjebak orang lain dengan kesaksian palsu!’ Ini kalimat penutup volumenya!” Xiao Hui memicingkan matanya: “Nanfang, menurutmu ini cuma kebetulan?”
Zhen Nanfang menghela napas: "Ini aku tidak tahu!" Zhen Nanfang kembali menatap ke kejauhan. Karena kebetulan yang tidak diketahui apakah ini benar-benar kebetulan ini, membuatnya tertarik pada kasus ini. Namun tentu saja dia tidak mungkin ikut campur. Lagipula akhir-akhir ini Divisi 9 juga tidak ada urusan penting. Untuk sementara dia memutuskan tinggal di sini dulu, mengamati bagaimana akhirnya kasus ini akan berujung.
Berita televisi malam itu menyiarkan kabar ini: "Sore ini, penulis misteri terkenal Tiongkok Sun Kai tewas tertembak saat acara penandatanganan buku di Lapangan Zeus. Kepolisian telah turun tangan menyelidiki. Direktur kantor polisi kota menyatakan akan memberikan update perkembangan kasus secara tepat waktu."
Zhen Nanfang tersenyum kecut. Tampaknya kasus ini memberikan tekanan yang besar bagi kepolisian. Sun Kai sendiri cukup terkenal di Tiongkok. Baik media maupun internet menunjukkan perhatian besar terhadap kasus ini.
Xiao Hui sedang asyik berselancar di internet lewat HP-nya, sepertinya sedang menyelidiki sesuatu.
"Nanfang, lihat ini!" Zhen Nanfang menerima HP yang disodorkan Xiao Hui. Yang terpampang adalah berita tentang Sun Kai dari tiga bulan yang lalu. Saat itu Sun Kai pernah menjadi saksi ahli untuk seorang wanita bernama Hu Yue, Direktur Utama sekaligus Manajer PT Percetakan Da Tang Yu. Sebagai kerabat dekat Sun Kai, wanita ini terlibat kasus sengketa harta warisan dan digugat ke pengadilan. Namun berkat kesaksian Sun Kai yang sangat meyakinkan, pihak lawan kalah dan dua hari kemudian melakukan bunuh diri.
Saat itu di internet ada yang mencurigai Sun Kai mungkin memberikan kesaksian palsu, namun Sun Kai sendiri maju membantah rumor dan memaparkan bukti-bukti terkait, ditambah dukungan banyak penggemar, berita negatif ini tidak menyebabkan gangguan yang terlalu besar, malah membuat popularitas Sun Kai semakin meningkat.
"Nanfang, apakah ini termasuk memenuhi garis cerita utama volume ketujuh 'Janganlah memberikan kesaksian dusta untuk menjerat orang lain!'" Xiao Hui berbisik.
Zhen Nanfang menunjukkan senyuman misterius: "Ini adalah Perintah Kedelapan dari Sepuluh Perintah Tuhan, Xiao Hui, kasus ini memang menarik." Xiao Hui sangat berharap Zhen Nanfang bisa ikut campur: "Apa kau tidak mau menyelaminya?" Zhen Nanfang mengangkat bahu: "Bisakah kita ikut campur dalam kasus ini? Lagipula, apa hak kita untuk ikut campur? Lihat saja, apakah kepolisian bisa menemukan arah penyelidikan."
Mendengar perkataan Zhen Nanfang, Xiao Hui tahu penilaiannya benar, pasti mengarah pada arah penyelidikan yang disebut Zhen Nanfang: "Nanfang, bagaimana kalau kita menyelidiki diam-diam?" Zhen Nanfang melototinya: "Jangan bertindak sembarangan, ini bisa sangat mengganggu penyelidikan kepolisian. Keterlibatan kita tanpa sepengetahuan mereka justru mudah menimbulkan kesalahpahaman. Putri bangsawan, ini kasus kriminal, bukan ranah yang harus kita urusi, tenanglah jadi penonton saja!"
Di kantor Fang Congshan di Kepolisian Kota Yu, Kapten Tim Investigasi Kriminal Lu Xing terlihat frustrasi.
“Bicaralah, bagaimana pendapatmu tentang kasus ini?” Fang Congshan melemparkannya sebatang rokok, Lu Xing menerimanya namun tidak menyalakannya, melainkan meletakkannya dengan lembut di atas meja: “Korban tewas ditembak mati dari jarak jauh menggunakan pistol kaliber .38 buatan sendiri. Kami sudah menemukan posisi penembakan pelaku, dan menemukan selongsong peluru di TKP. Jarak dari titik tembak ke korban adalah 80 meter. Meski jarak tembak pistol buatan sendiri biasanya terbatas, tapi jarak sedekat ini masih dalam jangkauan efektifnya...”
Fang Congshan mengangkat tangan menghentikan pembicaraan Lu Xing: “Aku tidak menyuruhmu melakukan analisis teknis. Jangan-jangan nanti kau akan menjelaskan prinsip balistik untuk membuktikan pistol buatan sendiri itu?”
Wajah Lu Xing sedikit memerah.
Fang Congshan mengetuk-ngetuk meja dengan lembut: “Yang ingin kudengar adalah rencanamu menyelesaikan kasus ini, Lu Xing. Kau pasti tahu siapa Sun Kai ini, seberapa besar dampak kasus ini. Tekanan dari atasan tidak usah disebut lagi, fansnya saja – satu orang meludah pun bisa menenggelamkan kita! Coba lihat di internet, lihat komentar mereka! Ada yang bilang keamanan Kota Yu bermasalah, ada yang menyebut kepolisian kita tidak kompeten. Lu Xing, apapun caramu, beri waktu satu minggu! Dalam seminggu kau harus selesaikan kasus ini!”
Lu Xing mengernyit, dalam hatinya dia tahu kasus ini pasti jauh lebih rumit dari yang terlihat. Dengan suara lembut dia berkata: "Direktur, waktu satu minggu mungkin kurang. Bisakah ditambah?" Fang Congshan menghela napas: "Aku ingin memberi waktu lebih, tapi atasan terus mendesak. Baiklah, sepuluh hari. Tidak bisa lebih. Setelah sepuluh hari aku harus melihat hasil. Ngomong-ngomong, ada kemajuan untuk dua kasus pembunuhan sebelumnya?"
Lu Xing menggeleng. Fang Congshan berkata tenang: "Tunda dulu. Fokuskan dulu pada kasus Sun Kai. Aku tidak mau setiap hari ditagih atasan untuk melihat komentar di internet. Lu Xing, tim investigasi kriminalmu selalu andal. Kau detektif terkenal di Kota Yu. Kenapa efisiensi akhir-akhir ini turun?"
Lu Xing ingin berkata ini bukan karena ketidakmampuannya, tapi lawan terlalu licik.
Hatinya juga gundah. Bersama kasus Sun Kai, tiga kasus ini sama sekali tidak berkaitan. Mengapa semua pelaku seolah punya kecerdasan tinggi? Kapan semua kriminal ini berubah jadi jenius?
