Fang Congshan sangat murung. Tak disangkannya Zhu Yi malah mengirim dua pemuda untuk menghalaunya. Apa maksud ini? Terutama bocah bernama Zhen Nanfang itu, mungkin belum genap 20 tahun? Ia ingin menelepon Zhu Yi untuk memastikan apa yang sebenarnya terjadi.
Zhen Nanfang yang licik segera membaca pikiran Fang Congshan dari raut wajahnya. Dengan senyum tipis ia berkata: "Kepala Fang, sepertinya Bapak tidak puas dengan kami?"
Fang Congshan tidak menjawab, hanya tersenyum canggung.
Zhen Nanfang berkata tenang: "Kepala Fang, Bapak tentu ingat pepatah: Penampilan bisa menipu, air laut tak bisa diukur dengan gantang!" Meski Fang Congshan mengiyakan, dalam hati ia sama sekali tidak menganggap serius Zhen Nanfang.
Zhen Nanfang menyeringai dingin: "Kalau kami tak layak di mata Kepala Fang, baiklah, kami berpamitan." Fang Congshan berdiri terpaku, bingung antara mengantar atau menahan. Tapi sebelum sempat memutuskan, Zhen Nanfang dan kawannya sudah pergi.
Fang Congshan menghela napas. Pas akan menelepon Zhu Yi, teleponnya berdering.
Fang Congshan mengangkat telepon dan berseru "Hoi", ternyata itu Zhu Yi yang menelepon: "Lao Fang, bocah Nanfang itu sudah sampai di tempatmu kan? Suruh dia bicara denganku." Fang Congshan tertegun sejenak: "Dia... baru saja pergi!"
"Pergi? Bajingan ini benar-benar sangat buru-buru. Cara bertindaknya penuh semangat. Lao Fang, dengan dia membantumu, kamu bisa tenang saja. Jangan lihat dia masih muda, dia itu penyelidik senior Kementerian Keamanan Negara! Meski levelnya tidak setinggi dirimu sebagai Direktur kantor polisi kota setingkat provinsi, tapi tidak jauh beda. Levelnya punya nilai kompetitif yang tinggi, semua diraih dari jasa-jasanya!"
Fang Congshan terkejut mendengarnya. Ia tak menyangka Zhen Nanfang punya latar belakang seperti itu. Ia sama sekali tidak memperhatikan lagi perkataan Zhu Yi, langsung menutup telepon dan mengejarnya keluar.
Di pintu masuk, seorang polisi muda kebetulan lewat. Fang Congshan mencengkeram lengannya: "Apa kau melihat dua pemuda, satu laki-laki satu perempuan?"
Polisi muda itu menjawab: "Tadi di pintu melihat mereka naik taksi dan pergi." Fang Congshan menepuk dahinya sendiri: "Apa yang sudah kulakukan ini?" Polisi muda itu bingung bertanya: "Ada apa, Direktur?"
Baru kemudian Fang Congshan berkata: "Cepat, bantu aku selidiki semua hotel dan penginapan di Kota Yu, cari seseorang bernama Zhen Nanfang. Ingat, jangan ganggu mereka. Kalau tahu di hotel mana, segera laporkan padaku." Fang Congshan sadar, kali ini mengusir dewa itu mudah, tapi mengundangnya kembali sulit. Semua karena ia meremehkan orang.
Untungnya polisi punya cara mereka sendiri. Setengah jam kemudian, Fang Congshan sudah mendapat informasinya. Ia langsung menyetir mobil sendiri dan buru-buru menuju ke sana.
Xiao Hui membuka pintu dan melihat Fang Congshan, menunjukkan senyum kecut: "Ya, ini bukan Direktur Fang yang terhormat? Ada keperluan apa?" Fang Congshan tidak menghiraukan cemoohannya, Ia tersenyum kecut: "Begini, apakah Xiao Zhen ada di sini?" Xiao Hui mempersilakannya masuk, Zhen Nanfang sedang duduk di balkon membaca buku.
Setelah masuk, Fang Congshan tampak bingung memulai pembicaraan. Zhen Nanfang mengangkat novel di tangannya: "Direktur Fang, pernahkah Baca buku ini?" Rasa canggung Fang Congshan langsung menghilang. Ia melirik buku itu lalu menggelengkan kepala.
Zhen Nanfang menjelaskan: "Ini adalah bagian ketujuh dari 'Sepuluh Perintah' karya Sun Kai, 'Jangan Bersaksi Palsu'." Fang Congshan tentu tak sempat membaca karya sastra, "Aku memang belum pernah baca buku Sun Kai. Apakah Xiao Zhen menyukai tulisannya?" Zhen Nanfang tersenyum sambil menatap Xiao Hui: "Aku tidak, tapi dia penggemarnya."
"Izinkan aku memperkenalkan, ini rekan kerjaku Guang Xiaohui." Zhen Nanfang sengaja mengabaikan ketidaksopanan Fang Congshan tadi. Sebenarnya Ia bukan orang yang picik, berbeda dengan Xiao Hui yang masih menyimpan kesenjangan. Xiao Hui mendengus pelan dan memalingkan muka.
"Xiao Zhen, tadi di kantor..." Fang Congshan merasa perlu membuat laporan introspeksi. Namun Zhen Nanfang menggelengkan tangan: "Direktur Fang, ini urusan kecil, tak perlu dibahas lagi. Mari kita diskusikan novel ini saja."
Fang Congshan dengan wajah penuh keraguan: Mengapa Zhen Nanfang menyasar sebuah buku? Meski buku ini benar-benar ditulis Sun Kai, apa hubungannya dengan penyelidikan kasus ini? Sebenarnya ini bukan salahnya. Meski Lu Xing sudah melihat petunjuk dari buku itu, karena berbagai alasan Lu Xing belum menjelaskan soal buku ini kepada Fang Congshan.
"Kepala Bagian Fang, pemeran utama dalam buku ini sebenarnya punya kemiripan pengalaman dengan Sun Kai. Khususnya cara kematian mereka berdua yang persis sama! Pemeran utama dalam buku ini juga seorang penulis novel detektif. Tapi karena suatu alasan terlibat dalam sebuah kasus, di mana dia mengkhianati hati nurani dengan memberikan Keterangan Palsu sehingga orang yang tidak bersalah mati sia-sia. Lalu para pencari sensasi menegakkan keadilan Tuhan - pada hari penandatanganan buku itu, mereka menembak mati novelis tersebut!"
Fang Congshan terperanjat. Tak disangkanya buku itu menyimpan alur seperti ini. Saat hendak bertanya pada Zhen Nanfang, sang detektif melanjutkan: "Serial bukunya berjudul 'Sepuluh Perintah', berisi sepuluh kasus yang didasarkan pada dosa warisan dalam Sepuluh Perintah Kristen. 'Jangan bersaksi dusta' adalah perintah kedelapan, maksudnya jangan membuat kesaksian palsu untuk menjebak orang. Novelis detektif dalam buku itu akhirnya menerima kematian karena telah melakukan kesaksian palsu yang menelan korban!"
Fang Congshan memicingkan matanya: "Sepuluh Perintah?"
Zhen Nanfang menghela napas: “Benar, Perintah Pertama: Selain aku, kau tidak boleh menyembah dewa lain! Perintah Kedua: Jangan menyebut nama Tuhanmu dengan sembarangan; Perintah Ketiga: Ingatlah hari Sabat untuk menguduskannya, artinya di hari itu kau tak boleh melakukan apa pun, tenang menikmati berkat Tuhan sambil menjaga diri – itulah hari Minggu mereka; Perintah Keempat: Hormatilah orang tuamu; Perintah Kelima: Jangan membunuh; Perintah Keenam: Jangan berzinah; Perintah Ketujuh: Jangan mencuri; Perintah Kedelapan: Jangan bersaksi dusta; Perintah Kesembilan: Jangan mengingini istri orang lain – perintah ini mirip dengan Perintah Keenam; Perintah Kesepuluh: Jangan serakah akan harta orang! Perintah ini juga punya kemiripan dengan Perintah Ketujuh, hanya saja cara mengingini harta orang tak sebatas mencuri, bahkan ada yang tega membunuh demi kekayaan!”
Fang Congshan benar-benar tak menyangka Zhen Nanfang bisa melihat begitu banyak masalah hanya dari novel Sun Kai. “Sepuluh Perintah” itu rasanya pernah didengarnya di mana pun, tapi sudah lama terlupakan sama sekali.
“Sun Kai menulis 《Sepuluh Perintah》, tapi hanya ada sembilan buku karena ia menggabungkan Perintah Keenam dan Kesembilan. Akibatnya Perintah Keenam hilang, ‘Jangan bersaksi dusta’ naik jadi Perintah Ketujuh! Namun ia dengan ketat membedakan Perintah Ketujuh ‘Jangan mencuri’ dan Perintah Kesepuluh ‘Jangan mengingini harta orang’. Ini membuktikan dalam hatinya, harta benda dipandang sangat berharga. Pembagian seperti ini secara psikologis menunjukkan upayanya mempertegas perlindungan terhadap kekayaan pribadi.”
“Fang Congshan mana sempat menyela, tiba-tiba ia merasa jabatan Direktur Kepolisian-nya sama sekali tidak berarti di hadapan orang ini. Di lubuk hati, ia juga merasa menyesal, betapa baiknya jika bakat seperti ini bisa dimanfaatkan untuk dirinya.”
Sebenarnya ia tidak tahu, mantan bawahannya Lu Xing juga cukup berbakat. Setidaknya dia telah menemukan titik lemah ini.
“Menurutmu, bagaimana kasus ini harus diselidiki?” tanya Fang Congshan dengan hati-hati.
Zhen Nanfang berkata tenang: “Direktur Fang, pertama saya harus mengingatkanmu. Kasus ini tidak sulit diselidiki, tapi akan memakan waktu dan energi yang cukup. Kemungkinan menyelesaikannya dalam waktu singkat sangat kecil.” Fang Congshan teringat batas waktu yang diberikan pada Lu Xing, ia bertanya canggung: “Berapa lama kira-kira?”
Zhen Nanfang berpikir sejenak: “Saya juga tidak tahu. Tapi bisa saya tegaskan, kasus sengketa harta PT Percetakan Datang tiga bulan lebih yang lalu seharusnya menjadi titik awal yang baik!”
Persis saat itu, HP Fang Congshan berdering. Ia melirik layar dan melihat panggilan dari Lu Xing. Jangan-jangan ada perkembangan dalam penyelidikan mereka? Di hadapan Zhen Nanfang, ia sama sekali tidak menemukan rasa superior. Kini ia sangat berharap Lu Xing bisa membuatnya bangga. Ia tersenyum pada Zhen Nanfang lalu menerima telepon.
“Direktur, Anda di mana? Saya ada urusan mendesak dan harus segera bertemu.” Suara Lu Xing terdengar sangat panik.
Fang Congshan menyebutkan lokasinya, Lu Xing di seberang merasa heran, bagaimana bisa Direktur Fang pergi ke hotel di jam kerja? Meski bingung, mereka tidak akan berprasangka aneh. Tak lama setelah menutup telepon, Lu Xing segera tiba di hotel dan menemui Fang Congshan.
Melihat Zhen Nanfang dan Xiao Hui, Lu Xing mengerutkan alis. Seorang direktur terhormat justru menemani dua pemuda di hotel di tengah kesibukan kerja. Namun Fang Congshan segera memperkenalkan Zhen Nanfang dan Xiao Hui. Ketika mendengar mereka adalah pemain asing yang diundang Fang, wajah Lu Xing langsung berubah masam. Bukankah ini meragukan kemampuan tim mereka?
Meragukan kemampuanku, Lu Xing, masih bisa dimaklumi. Tapi menggunakan dua anak kecil sebagai pemain asing? Ini jelas mempermalukan regu penyidik kriminal kami!
"Direktur Fang, sebenarnya kasus ini sudah ada petunjuk, hanya beberapa hal perlu konsultasi denganmu." Lu Xing menahan amarah, nada bicaranya terdengar kaku.
Fang Congshan tahu saudara seperjuangan lamanya tidak menerima. Tapi kabar adanya petunjuk dari Lu Xing membuatnya senang: "Oh? Jadi kau sudah menemukan titik masuk?" Lu Xing mengangguk, namun matinya masih melirik Zhen Nanfang dan Xiao Hui. Seolah ada yang disembunyikan, Fang langsung mengibaskan tangan besar: "Katakan saja! Mereka bukan orang luar! Kebetulan kita bisa analisis bersama!"
"Direktur, aku ingin menyelidiki kembali Kasus Da Tang tiga bulan lalu!" Begitu Lu Xing bicara, Fang menatap Zhen Nanfang dan Xiao Hui lalu tersenyum: "Xiao Zhen, rupanya pemikiranmu sejalan dengan Kapten Lu kami!"
Lu Xing juga terkejut di hati, dirinya sendiri yang menguasai banyak kondisi baru bisa sampai pada kesimpulan ini, apakah bajingan ini sudah melakukan penyelidikan sejak lama?
"Direktur, apa maksudmu ini?" Lu Xing tidak tahan bertanya.
Fang Congshan tersenyum, menjelaskan analisis Zhen Nanfang tadi secara garis besar. Lu Xing tak bisa tidak mengubah pandangannya terhadap anak laki-laki di hadapannya ini. Zhen Nanfang hanya dari buku Sun Kai saja sudah bisa melihat semua ini, tidak sederhana, benar-benar tidak sederhana.
Baru sekarang Lu Xing bertanya pelan: "Kalau begitu, apakah Direktur Fang setuju?" Fang Congshan mengangguk: "Tapi harus dilakukan penyelidikan rahasia, kalau tidak nanti ada yang menjadikan kasus ini bahan pertimbangan, kita akan tertekan!" Lu Xing mengangguk kuat-kuat: "Direktur Fang, tapi dengan begini, kemungkinan besar kita tidak bisa menyelesaikan kasus dalam batas waktu. Kasus tiga bulan lalu pasti punya tingkat kesulitan tertentu untuk diselidiki."
Poin ini sudah dijelaskan Zhen Nanfang kepada Fang Congshan tadi. Fang Congshan mengangguk: "Baik, saya juga tahu. Urusan ini panik pun tak berguna. Tapi kalian harus bekerja keras, gerak cepat!" Ia memandang Zhen Nanfang: "Xiao Zhen, kamu ikut Kapten Lu atau..."
Zhen Nanfang bukan bawahannya, sikap menghormati minimal harus dilakukan. Zhen Nanfang berkata tenang: "Lebih baik kami menyelidiki diam-diam sendiri. Tapi mohon Direktur Fang memberikan kelonggaran, buatkan dua dokumen. Jika ada urusan juga lebih mudah diatasi. Lagipula dokumen kami tidak cocok."
Fang Congshan menyahut: "Ini urusan mudah, aku akan segera memerintahkan kantor biro mempersiapkannya, barang bisa dikirim segera. Selain itu, Lao Lu, kau harus paham, mereka menggunakan bendera Tim Investigasi Kriminalmu. Jika ada masalah, kau harus bertanggung jawab. Ngomong-ngomong, aku akan mengatur mobil patroli dari kantor polisi untukmu." Zhen Nanfang mengibaskan tangan: "Tak perlu mobil patroli, plat nomor lokal saja lebih baik."
