Mawangmiao sebenarnya adalah jalan kecil sepanjang sekitar 500 meter. Jalan tua ini dikelilingi bangunan bergaya klasik di kedua sisinya, dengan toko-toko yang hanya menjual barang bekas.
Disebut barang bekas, sebenarnya ini adalah benda antik dan lukisan kaligrafi kuno. Tentu saja, keasliannya masih dipertanyakan - lebih banyak palsu daripada asli. Untuk mendapatkan komoditas unggulan, harus benar-benar ahli dan punya keberuntungan. Menurut para kolektor, mencari barang bagus di tempat seperti ini disebut "membiarkan lewat".
Zhen Nanfang meragukan kemunculan "Guci Giok Sembilan Naga" di Mawangmiao. Sekalipun penjualnya tidak paham, para pedagang antik di sini seharusnya mengerti. Apakah mereka juga tidak bisa membedakan?
Jelas tidak mungkin. Jika ada orang yang paham seni melihat botol itu, pasti tahu nilainya. Meski tidak bisa memastikan keasliannya, 100 ribu yuan bukan jumlah besar bagi mereka. Dengan membeli duluan, sekalipun itu palsu, mereka bisa menggunakannya untuk menipu orang lain dan tetap balik modal.
“Masih ada satu kebetulan lagi, sang penjual ini ternyata adalah kenalan Tang Yuanzhu, dan Tang Yuanzhu juga kebetulan sudah memberitahunya sebelumnya. Akhirnya ketika melihat botol ini, dia langsung memberi tahu Tang.”
“Mengapa orang harus memberitahunya? Meski hubungannya dekat, ini kan menyangkut uang!”
“Tapi pertanyaan-pertanyaan Zhen Nanfang ini tentu tak mungkin dibicarakan langsung ke Tang Yuanzhu, meski dia sangat ingin mendengar penjelasan Tang.”
“Zhen Nanfang menghela napas. Tak heran Shu Yi pernah berkata: 'Begitu kau yakin seseorang bermasalah di hatimu, kau akan selalu memandang segala tindakannya dari sudut negatif.' Bukankah dirinya sekarang juga begitu? Dengan mencurigai Tang Yuanzhu, setiap hal terkait Tang langsung dia tafsirkan ke arah paling buruk. Tapi menurutnya ini wajar, kecuali investigasi bisa membuktikan semua pertanyaan ini memiliki penjelasan logis.”
“Kedua orang itu memarkir mobil di ujung jalan. Setelah turun, Xiao Hui membeli dua botol air. Mereka berjalan perlahan masuk ke dalam pasar.”
“‘Gu Mo Xuan’—itulah nama ruko yang tertulis di kertas Tang Yuanzhu. Pemiliknya bernama Li Shouyi, lelaki paruh baya yang terlihat sangat jujur. Tapi apakah ada pedagang barang antik yang benar-benar jujur?”
“Li Shouyi menyambut Zhen Nanfang dan Xiao Hui dengan senyum lebar: ‘Kalian berdua mencari barang antik atau lukisan kaligrafi? Toko saya kecil, tapi menyimpan beberapa komoditas unggulan. Lihat, ini gulungan lukisan anggur karya Master Chishi, spesialis bunga-burung kontemporer. Saya jamin ini karya asli!’”
Li Shouyi tidak tahu siapa sebenarnya Zhen Nanfang dan Xiao Hui. Mereka belum memperlihatkan identitas, sementara Zhen Nanfang juga mengamati dengan penuh ketertarikan lukisan yang ditunjuk oleh Li Shouyi.
Zhen Nanfang sebenarnya cukup familiar dengan karya Tuan Chishi. Hubungan Tuan Chishi dengan Zhu Yi sangat baik, di tempat Zhu Yi sendiri tersimpan dua karya asli pelukis tersebut. Lukisan Chishi sangat sulit didapatkan, di pasaran satu gulungan ukuran 4 chi saja bisa mencapai puluhan ribu yuan.
Lukisan ini memang benar-benar karya asli Chishi. Zhu Yi pernah mengajari Zhen Nanfang metode identifikasinya - teknik yang diajarkan langsung oleh Tuan Chishi sendiri. Seperti kata Zhu Yi: "Orang biasa saja tidak akan kuberi tahu!"
Zhen Nanfang tersenyum dan bertanya: "Berapa harga lukisan ini?" Li Shouyi buru-buru menjawab: "Harga paten, delapan puluh ribu!" Zhen Nanfang mengangguk: "Hm, harganya cukup wajar. Pasti masih menyisakan margin keuntungan untukmu." Li Shouyi yang mengira transaksi akan terjadi langsung berseri-seri. Lukisan ini dibelinya seharga 45 ribu, jika terjual bisa untung hampir 100%.
"Saudara muda ini benar-benar punya mata tajam. Langsung memutuskan beli?" Li Shouyi bertanya dengan senyum menggoda, khawatir calon pembeli kabur.
Zhen Nanfang malah menggeleng: "Tidak perlu terburu-buru. Masalah pembelian lukisan bisa dibicarakan nanti. Ada beberapa hal yang ingin kutanyakan. Oh ya, lupa menyebut - Lao Tang yang menyuruhku kemari."
Li Shouyi langsung membeku seperti batu. Ia tersenyum kecut: "Kalian berdua pasti polisi yang disebut-sebut Lao Tang itu ya?"
Zhen Nanfang mengangguk, tersenyum: "Bos Li, Anda juga jangan kecewa, lukisan ini tetap akan saya beli, tapi harganya, 60 ribu, harga patok, tidak bisa lebih. Saya tahu lukisan Tuan Chishi, dengan 60 ribu Anda sudah untung lumayan."
Li Shouyi tidak menyangka Zhen Nanfang akan berkata begitu, di lubuk hatinya sudah paham bahwa Zhen Nanfang benar-benar mengerti harga pasar. Ia tersenyum canggung: "Baik, terserah Anda!"
Li Shouyi menutup pintu tokonya, lalu mengundang Zhen Nanfang dan Xiao Hui masuk ke ruang dalam. Bangunan tua seperti ini sebenarnya hanya memanfaatkan ruang depan yang menghadap jalan sebagai etalase toko.
"Bos Li, jelaskanlah, apa sebenarnya masalah 'Guci Giok Sembilan Naga' itu?" Zhen Nanfang menyerahkan sebatang rokok yang langsung diterimanya, lalu ia mulai bercerita.
Kronologinya begini: Sekitar empat hari lalu, seorang pemuda berusia awal dua puluhan datang ke tokonya mengaku ingin menjual sebuah barang.
Saat itu langsung terpikir olehnya: Barang apa yang layak dibawa ke sini? Mungkin cuma barang pemakaman kuno atau replika berkualitas tinggi. Makanya Li Shouyi sama sekali tidak tertarik.
Ia hanya iseng bertanya: "Ini bukan mingqi, kan?" Eh, si bocah malah bengong dan balik bertanya apa itu mingqi. Rupanya anak ini benar-benar awam. Li Shouyi langsung semangat - orang seperti ini mungkin benar-benar punya barang bagus.
Si pemuda melirik ke sekeliling, baru dengan hati-hati mengeluarkan sebuah botol dari tas dan meletakkannya di konter.
Li Shouyi mengangkat botol itu dan memeriksanya dengan teliti. Ia terkejut - bukankah ini "Guci Giok Sembilan Naga" yang legenda itu? Dua hari sebelumnya, Lao Tang baru saja datang mencarinya dan berpesan: jika melihat ada yang membawa guci ini untuk dijual, segera hubungi dirinya. Lao Tang menekankan bahwa benda ini terkait dengan kasus pembunuhan.
Li Shouyi sangat memahami nilai guci ini. Jika asli, harganya bisa mencapai ratusan juta yuan. Di lubuk hatinya timbul keinginan untuk menyimpan sendiri guci itu. Dengan hati-hati ia bertanya harga yang diminta pemuda itu. Pemuda tersebut langsung menyebut angka 200 ribu yuan. Setalui proses tawar-menawar yang alot, akhirnya disepakati harga 100 ribu yuan.
Setelah menerima botol itu, hati Li Shouyi bergulat dalam penderitaan. Seumur hidupnya bertarung habis-habisan pun takkan bisa dapatkan miliaran yuan ini. Apakah seharusnya memberitahu Lao Tang? Tiba-tiba ia teringat perkataan Lao Tang bahwa barang ini melibatkan kasus pembunuhan. Mencari uang itu hal sepele, yang ditakutkan adalah uang didapat tapi nyawa melayang, sisa hidupnya harus makan nasi penjara sehingga kerugiannya lebih besar.
Setelah bolak-balik dipikirkan, akhirnya ia menelepon Lao Tang.
Li Shouyi tersenyum kecut kepada Zhen Nanfang. Setelah menelepon Lao Tang, ia masih lama memegang botol ini tak rela melepaskannya. Melihat bebek yang hampir ditangkap terbang entah ke mana, rasa kehilangan di hatinya sungguh tak terkira menyiksanya.
Zhen Nanfang mengerutkan alis, berpikir jika apa yang dikatakan Li Shouyi benar, maka pertanyaan yang terlintas di jalan tadi memang bisa dijelaskan. Li Shouyi yang mendapatkan botol ini ternyata timbul keserakahan, hanya karena Tang Yuanzhu memberitahunya bahwa botol ini terkait kasus pembunuhan.
Zhen Nanfang bertanya pada Li Shouyi apakah dia ingat dengan pemuda itu. Li Shouyi menjawab penampilannya seperti mahasiswa, bersikap jujur dan pemalu. Jika saja dia tidak tahu nilai berbotol antik itu, dia curiga jangan-jangan pemuda ini sedang terdesak butuh uang sehingga nekat menjual barang kuno dari rumah secara diam-diam.
Mengenai ciri khas pemuda itu, Li Shouyi kesulitan mengingat detailnya. Perkiraan tingginya sekitar 1,7-1,8 meter, rambut pendek rapi, wajah biasa-biasa saja. Ada tahi lalat di pipi kirinya, berbicara dengan logat lokal Kota Yu yang kental, mungkin berasal dari daerah pinggiran kota atau kabupaten setempat.
Li Shouyi berkata: "Seperti yang kalian tahu, dalam profesi kami tidak mungkin meminta klien untuk meninggalkan nama atau alamat."
Zhen Nanfang mengangguk: "Jika bertemu lagi, bisakah Bapak mengenalinya?"
Li Shouyi ragu: "Sulit dipastikan. Penampilannya terlalu biasa, mudah tenggelam di kerumunan orang. Kalau dipaksa harus mengenali, mungkin hanya mengandalkan tahi lalat di wajahnya itu."
Menyadari tak ada informasi baru, Zhen Nanfang mempersilakan Li Shouyi mengambil lukisan tersebut. Setelah transaksi selesai, dia dan Xiao Hui segera meninggalkan tempat.
Li Shouyi menatap punggung yang menjauh mereka, senyuman merekah di wajahnya. Awalnya dia mengira polisi akan sulit diajak kerja sama, tak disangka malah mendapat untung 15 ribu yuan dengan mudah. Dia justru berharap bisa menemukan keberuntungan seperti ini setiap hari.
Setelah naik ke mobil, Xiao Hui bertanya pada Zhen Nanfang apakah perkataan Li Shouyi bisa dipercaya. Zhen Nanfang tersenyum: "Menurutmu bagaimana dengan lukisan ini?"
Xiao Hui tampak bingung, pertanyaannya jelas tentang Li Shouyi, mengapa Zhen Nanfang malah membahas lukisan? Ia mengangguk: "Memang setara dengan harganya."
Zhen Nanfang berkata: "Li Shouyi adalah pedagang, lebih tepatnya pedagang licik. Awalnya dia menawar lukisan ini seharga 100 ribu yuan, akhirnya deal di 60 ribu yuan. Ini membuktikan dia sangat mengutamakan keuntungan. Lalu menurutmu, apakah mungkin dia benar-benar akan melepas botol bernilai ratusan juta yuan hanya karena terkait kasus pembunuhan? Dia bisa saja menyimpan botol itu, mencari saluran aman untuk menjualnya, bahkan keluar dari Tiongkok sekalipun."
Xiao Hui mulai menyadari, membawa botol keluar Tiongkok bukanlah hal sulit bagi Li Shouyi. Bagaimana mungkin dia melepasnya begitu saja? Ia bertanya pada Zhen Nanfang: "Berarti Li Shouyi berbohong?"
"Benar. Aku bahkan yakin pria muda yang dia ceritakan itu tidak ada. Coba pikir, baru tiga empat hari, bagaimana mungkin dia bisa melupakan ciri-ciri orang itu? Apalagi botol ini bernilai tak ternilai, bukan barang sembarangan. Masak dia tidak memperhatikan siapa pemilik aslinya?"
Xiao Hui mengangguk, dia berkata: "Jika Li Shouyi sedang berbohong, maka perkataan Lao Tang juga palsu, tapi aku tidak mengerti, mengapa dia melakukan ini?"
Zhen Nanfang berpikir sejenak: "Masih ingat kata-kataku saat keluar dari rumah Lao Tang? Jika kepolisian bisa membuktikan botol ini tidak ada hubungannya dengan kasus Fu Long, maka botol ini secara wajar menjadi milik Lao Tang. Kita bisa berhipotesis, botol ini memang milik Fu Long. Bagaimanapun cara Lao Tang mendapatkannya, dia harus mencari cara agar botol ini tidak terkait dengan kasus Fu Long."
Xiao Hui berkata: "Aku mengerti. Sebelumnya di rumah lelang Sichuan muncul barang palsu yang disebut-sebut, dengan pemberi tugas Pastor Ren. Ini sengaja dibuat untuk mengalihkan perhatian. Perkiraanku, jika kita telusuri jaringan ini akan langsung mengarah ke kasus Fu Long. Dengan demikian, botol yang muncul di Jalan Mawangmiao secara otomatis tidak ada hubungannya dengan kasus Fu Long. Rupanya trik Lao Tang ini sangat berbahaya."
