"Pisau apa itu?" tanya Han Sen penasaran.
"Bawa satu miliar ke sini, baru kujual." Tukang besi berkata dingin sebelum mendorong Han Sen keluar.
“Pisau apa yang begitu hebat, bisa dijual satu miliar?” Han Sen tidak tahan bertanya lagi.
“75% baja Z pembuatannya.” Tukang besi sudah mendorong Han Sen keluar: “Lain kali butuh beli apa, langsung ke sini.”
“75% baja Z? Ini kebohongan keterlaluan! Bukannya teknologi sekarang tidak bisa memproduksi paduan baja Z di atas 5%?” Han Sen bergumam dalam hati, tapi diam saja. Lagi pula dia tidak akan membeli, biarlah si tukang besi mengarang cerita.
Pulang ke rumah, Han Sen baru sempat mengamati pisau belati. Saat mengeluarkannya dari sarung kayu, aura dingin yang menusuk langsung terasa. Pisau belati standar delapan inci itu seluruhnya hijau kebiruan seperti air, seolah ada aliran air mengalir di permukaan bilahnya.
Sudut pengasahan sangat kecil, estimasi hanya dua puluh derajat. Bilah tipis seperti sayap jangkrik, kilau dingin di ujung pisau semakin membuat hati berdebar. Dipadu dengan dua alur darah, membuat siapa pun yang melihatnya merinding.
Saat digenggam, gagang pisau yang terbuat dari material teknologi tinggi yang menyatu langsung dengan tulang naga terasa sangat nyaman. Bukan gagang lurus, memiliki lekukan tertentu yang dirancang secara ergonomis sesuai tubuh manusia.
Han Sen mencabut pisau baja itu, lalu mengayunkan pisau belati ini dengan keras ke punggung pisau baja.
Han Sen hanya ingin menguji kekerasan dan ketahanan pisau ini. Paduan baja Z 5% seharusnya memiliki kekerasan dan ketahanan jauh melebihi pisau baja, seharusnya bilah takkan rusak.
Crack!
Pisau baja langsung terpotong oleh belati, separuh bilah terjatuh ke tanah dengan bunyi "dang".
“Bagus tajamnya!” Han Sen menarik napas dingin, baru teringat ucapan tukang besi bahwa material pisau ini memang dirancang khusus untuk memotong paduan logam.
Setelah memeriksa bilahnya, ternyata sama sekali tidak ada kerusakan. Tak ada yang retak, bahkan tepi tajamnya pun tidak melengkung.
“Sial... Pisau bajaku...” Han Sen tiba-tiba tersadar, meneriakkan teriakan memilukan. Pisau baja seharga jutaan dari toko merek ternama itu telah hancur di tangannya.
Awalnya Han Sen mengira hanya akan meninggalkan goresan di punggung pisau, tapi belati ini terlalu tajam hingga langsung memotong pisau baja itu.
Han Sen merasakan nyeri di seluruh tubuhnya. Barang ini sebenarnya bisa dijual di area bekas dengan harga puluhan juta jika dipoles sedikit, tapi sekarang sudah hancur.
Saat sedang memukul-mukul dada penuh penyesalan, tiba-tiba terdengar bunyi alat komunikasi. Melihat nomor Zhang Danfeng, Han Sen langsung menerima panggilan.
"Lao Bai, datang ke area senja ini, ada barang bagus untukmu." Zhang Danfeng berkata dengan gembira.
"Barang bagus apa?" Han Sen bertanya.
"Datanglah baru kamu tahu, ketemu di tempat biasa." Zhang Danfeng membuat penasaran dengan misterius.
Han Sen berganti pakaian menuju Huanghun Xiaozhu, restoran yang sering dikunjungi Zhang Danfeng bersamanya. Masakannya enak, desain interiornya juga premium. Setiap kali datang, Zhang Danfeng selalu memesan ruang privat nomor tujuh, makanya disebut "tempat biasa".
Sesampainya di Huanghun Xiaozhu, Han Sen terkejut melihat Han Hao juga ada di sana. Melihat Han Sen, Han Hao terlihat tidak nyaman, memaksakan senyum kaku sambil memanggil "Kak Sen".
Han Sen hanya tersenyum tipis padanya sebelum ditarik Zhang Danfeng ke sudut ruangan.
Sebenarnya Han Sen tidak punya perasaan khusus terhadap Han Hao. Sejak awal dia memang tidak ingin berurusan berlebihan dengan orang lain. Sikap Han Hao yang menjaga jarak justru sesuai dengan keinginannya.
Zhang Danfeng tidak memperhatikan ini. Dengan gembira ia menarik Han Sen untuk duduk di sofa, lalu tak sabar mengacungkan jari. Seketika roh binatang berbentuk harimau bertaring dengan bulu putih murni terbang keluar, berubah menjadi pisau baja berkilauan salju yang mendarat di tangannya.
Zhang Danfeng dengan bersemangat mengayunkan pisau baja itu beberapa kali dengan gerakan bunga pisau, lalu berkata penuh kebanggaan: "Lao Bai, lihatlah senjata roh binatang termutasi baru yang kudapat ini. Bagaimana?"
"Bagus! Satu kata: keren." Han Sen mengacungkan jempol. Senjata roh binatang termutasi seperti ini sudah lama diidamkannya, sayangnya belakangan ini bahkan roh hewan purba pun sulit didapat.
"Hehe, Lao Han. Dengan pisau harimau salju ini, senjata lama yang dulu kubeli sudah tak terpakai. Jangan jijik, pakailah dulu." Zhang Danfeng menyodorkan sebilah pedang sarung ke tangan Han Sen.
Melihat pedang itu, Han Sen tertegun sejenak. Ternyata itu adalah pisau baja penghancur.
Han Sen baru saja memotong sebuah pisau baja, tidak disangka Zhang Danfeng malah memberikannya satu lagi.
"Pisau ini..." Hati Han Sen dipenuhi keharuan, barang seharga jutaan yang baru dibeli ini langsung diberikan Zhang Danfeng padanya, ikatan emosional di antara mereka tak perlu diungkapkan lagi.
Sebelum Han Sem sempat berkata-kata, pintu ruang privat tiba-tiba didorong terbuka. Seorang wanita bertubuh hampir bulat seperti bola, berpakaian merek ternama bertabur emas dan giok, berdesakan masuk ke dalam.
“Anak kurang ajar, di bawah aku sudah mengira itu kamu, tidak disangka memang benar. Kubilang ikut jamuan makan Pak Hu katanya ada hal penting, ternyata hal pentingmu cuma ikut-ikutan mereka? Apa untungnya kamu bergaul dengan mereka? Anak Pak Hu sedang mengundang teman-temannya yang semuanya elit guild generasi muda Planet Luo Jia. Harusnya kamu banyak berkenalan dengan kalangan elite seperti itu, baru bisa jadi orang kompeten nantinya...” Han Yumei langsung memarahi tanpa ampun sambil menarik lengan Han Hao untuk keluar ruang privat.
"Bu... Aku..." Han Hao ingin menjelaskan, tapi sudah ditarik keluar ruang privat oleh Han Yumei.
"Sudahlah jangan kamu-aku-aku-kamu. Di jamuan makan hari ini ada juga putra sulung Direktur Pertambangan Senzhong Lin Beifeng. Kudengar dia sekarang juga berada di Perlindungan Baja. Kalau kau bisa menjalin hubungan baik dengannya, dengan sedikit bantuannya saja, kau bisa bebas bergerak di Perlindungan Baja..." ujar Han Yumei sambil terus menarik Han Hao keluar.
Han Hao merasa agak frustasi di dalam hati. Sebenarnya tujuan kedatangannya kali ini adalah menjalin hubungan baik dengan Han Sen, berharap bisa memanfaatkan koneksi Han Sen untuk masuk ke Batalyon Baja pimpinan Qin Xuan.
Sekarang setelah diintervensi Han Yumei seperti ini, sama sekali tidak ada kesempatan baginya untuk berbicara dengan Han Sen.
Han Hao selalu mengira Han Sen pasti sudah merangkul Qin Xuan yang berstatus tinggi, menjadi wajah putih yang dipeliharanya. Karena itulah Han Sen bisa meraih pencapaian saat ini. Kalau tidak, mana mungkin dia bisa bertahan berhadap-hadapan dengan Luo Tianyang begitu lama, apalagi diterima Qin Xuan ke dalam tim panah elit.
Meski Han Hao sangat mencibir tindakan Han Sen yang hidup santai, namun ia ingin memanfaatkan hubungan Han Sen untuk masuk ke Batalyon Baja. Itulah mengapa hari ini ia membatalkan jamuan makan keluarga Hu dan kabur ke tempat Zhang Danfeng.
Tak disangka jamuan makan keluarga Hu ternyata juga di gedung yang sama. Kebetulan Han Yumei melihatnya. Karena keributan ini, hari ini mustahil baginya berbaikan dengan Han Sen.
"Sudahlah, ternyata Adipati Lin Beifeng dari Pertambangan Senzhong juga ada di Perlindungan Baja, bahkan datang ke Planet Luo Jia. Ini kesempatan bagus. Konon Pertambangan Senzhong kekayaannya melimpah seperti keluarga baru kaya, sama sekali tak peduli uang. Jika bisa menjalin hubungan baik dengan Lin Beifeng, ini juga peluang emas." Han Hao merapikan pakaiannya, lalu mengikuti Han Yumei menuju ballroom.
