"Minum begini saja agak membosankan, lebih baik kita main game kecil untuk hiburan?" Tak lama kemudian, Tang Zhenliu sudah tidak tahan lagi, tersenyum bahagia mengusulkan.
"Main game apa? Ada anak kecil di sini." Qu Wange melototi Tang Zhenliu, berkata dengan kesal.
Tang Zhenliu segera memberikan kode mata pada Fang Jingqi. Fang Jingqi tersenyum menanggapi: "Wange jangan khawatir, kita cuma main permainan kecil yang tidak keterlaluan. Percayalah, mana mungkin kami mengajari anak kecil hal buruk?"
Sambil berkata demikian, Fang Jingqi beralih ke Tang Zhenliu: "Lao Tang, bagaimana kalau kita main tepuk punggung tangan?"
Saat Fang Jingqi mengucapkan ini, Han Sen sedikit terkejut. Tadinya dia mengira jika Fang Jingqi ingin menjebak orang, pasti dirinya yang jadi target. Ternyata sekarang Fang Jingqi malah ingin menjebak Tang Zhenliu.
Tang Zhenliu mengerutkan kening: "Tepuk punggung tangan terlalu kekanak-kanakan, dan tidak cocok untuk menemani minum. Bagaimana kalau kita main tebak jari sambil menyiram alkohol?"
"Permainan tebak tangan dan menyiram alkohol" yang dimaksud Tang Zhenliu adalah dua orang duduk berseberangan di kedua sisi meja. Di atas meja terdapat segelas alkohol dan piring buah. Pertama mereka akan bermain suit, pemenang berhak mengambil gelas tersebut dan menyiramkannya ke wajah yang kalah. Jika yang kalah bereaksi cepat, mereka bisa menggunakan piring buah untuk menahan siraman alkohol agar tidak terkena muka.
"Ini agak kurang tepat?" Fang Jingqi hanya tahu Han Sen jago main tepuk punggung tangan. Tentang permainan ini, apakah dia bisa bermain atau tidak, Fang Jingqi sama sekali tidak yakin.
"Sudahlah, kalian bertiga main sendiri saja. Aku akan ajak Xiao Yan ke gym." Qu Wangē sudah tidak tahan melihatnya, khawatir Xiao Yan terpengaruh buruk, lalu menggendong Xiao Yan keluar untuk bermain.
Setelah kepergian Qu Wangē, Tang Zhenliu semakin tidak terkendali. Menatap Han Sen ia berkata: "Kita semua jantan, malu sedikit tak apalah. Jangan-jangan kamu tidak berani?"
"Boleh saja main, tapi hanya main biasa memang tidak seru," jawab Han Sen.
Fang Jingqi mendengar perkataan Han Sen, dahi-nya langsung merekah senang. Dalam hati ia bergumam: "Sepertinya anggota ini tidak masalah, Lao Tang kali ini pasti sial. Tunggu Kakak merekam gambar memalukanmu, lihat kau berani sok di depan Kakak nanti atau tidak."
Tang Zhenliu mendengar ini juga senang, dalam hati berpikir: "Untung cucunya tidak tahu siapa aku Tang Zhenliu, kalau tidak pasti tidak berani main denganku. Mana mungkin berani mengajukan taruhan begini?"
"Lalu menurutmu bagaimana caranya biar seru?" Tang Zhenliu pura-pura menjaga harga diri.
"Satu ronde seratus ribu." Han Sen sedang pusing tidak punya uang untuk membayar nutrisi dan terapis Xiao Yan. Pengeluaran dua juta sebulan jelas bukan beban keluarga biasa.
Saldo di kartunya bahkan tidak cukup untuk bayar sebulan. Nanti masih harus pergi ke dunia perlindungan menjual daging makhluk bermutasi.
"Tapi daging makhluk bermutasi semacam ini, Han Sen juga hanya menyisakan Lebah Penyengat Hitam yang bermutasi. Baru saja menjual tiga puluh ekor, Han Sen tidak mau menjual lagi. Jika terlalu banyak makhluk mutan sejenis yang muncul, nilainya akan turun drastis dan malah mengundang iri hati orang."
Jika memungkinkan, Han Sen tidak berencana menjual Lebah Penyengat Hitam mutan lagi, agar orang tidak mengira makhluk mutannya mudah didapat.
"Bagus, lancar! Aku Tang Zhenliu memang suka bermain dengan orang yang gesit. Seratus ribu ya seratus ribu!" Dalam hati Tang Zhenliu sangat girang. Hanya menyiram wajah dengan alkohol masih kurang puas baginya. Langka ada orang yang mengusulkan taruhan tambahan sendiri.
"Mau mengalahkan aku Tang Zhenliu? Kamu masih ketinggalan sepuluh ribu tahun! Aku ini raja kecil tebak jari, sembilan dari sepuluh kali menang. Akan kubuat kamu si cucu ini babak belur!" Tang Zhenliu hampir ingin memberi Han Sen bendera penghargaan "Orang Baik Berprestasi". Tidak hanya memberinya kesempatan balas dendam, tapi juga mengirim uang. Di mana lagi bisa menemukan orang sebaik ini di dunia?
Tiga orang cepat-cepat menentukan aturannya: menang suit janken saja tidak cukup, harus menyiram anggur ke wajah tanpa terhalang piring buah barulah dianggap menang.
Untuk suit janken, awalnya Tang Zhenliu ingin memainkan "15-20", tapi Han Sen tidak bisa, akhirnya diganti jadi batu-gunting-kertas.
"Kalian main dulu beberapa ronde. Aku ini tangan kikuk, mau observasi dulu." Saat menentukan siapa yang maju duluan, Fang Jingqi mengangkat tangan mundur.
Dari awal dia memang tidak berniat ikut main, hanya ingin merekam aksi kedua orang itu.
"Baik, istirahatlah dulu. Nanti kalau kami sudah lelah, baru gantian kamu." Mundurnya Fang Jingqi justru sesuai harapan Tang Zhenliu. Kalau Han Sen langsung mundur setelah kena siram sekali, kurang seru.
Tang Zhenliu menyiapkan piring buah dan gelas anggur. Gelasnya model biasa pakai gelas kaca rumah tangga, isi penuh sekitar 150-200 gram anggur.
"Bagaimana kalau kita ganti pakai air?" usul Han Sen. Dia benar-benar khawatir nanti Tang Zhenliu bakal kebanjiran alkohol, bagaimana jika ada percikan api yang menyulut, itu bisa berbahaya.
"Air mah nggak seru, tetap pakai alkohol!" Tang Zhenliu mana mau. Nyiram air mana bisa mengalahkan amarah, tetap nyiram alkohol lebih memuaskan.
Han Sen diam saja. Tang Zhenliu menoleh ke Fang Jingqi: "Lao Si, kamu yang memberi aba-aba. Biar adil untuk kami berdua, supaya nanti tidak ada yang tidak terima setelah kalah."
"Oke." Fang Jingqi mengangguk. Berdiri di antara mereka, ia membersihkan tenggorokannya lalu berteriak: "Batu...Gunting...Kain..."
Begitu teriakan "Kain" Fang Jingqi keluar, Han Sen dan Tang Zhenliu hampir bersamaan mengeluarkan tangan. Han Sen mengeluarkan gunting, Tang Zhenliu menunjukkan batu.
Melihat dirinya menang, Tang Zhenliu langsung berseri-seri tak bisa menyembunyikan kegembiraannya. Dengan cepat ia menyambar gelas anggur di meja dan menyiramkannya ke wajah Han Sen.
Sayangnya Han Sen juga sudah menyambar piring buah, dengan sedikit panik berhasil menahan cangkir alkohol yang dilempar Tang Zhenliu.
"Jangan-jangan Han Sen tidak ahli main suit-suit?" Fang Jingqi membeku sejenak, tak menyangka Han Sen akan kalah. Tapi saat melihat senyum tipis di sudut mata Han Sen, Fang Jingqi langsung tak tahan menarik napas tajam dalam hati: "Anak muda ini benar-benar kejam, ini jelas-jelas ingin mengubur hidup-hidup Tang Zhenliu!"
Setelah menyadari hal tersebut, Fang Jingqi dalam hati tertawa jahat: "Lao Tang, Lao Tang... Sepertinya hari ini nasibmu sudah diujung tanduk. Akan kurekam dengan baik adegan memalukanmu ini."
Tentu saja Han Sen sengaja menjebak Tang Zhenliu. Wong awalnya juga Tang Zhenliu yang memulai, jadi pantas dijahili tanpa ampun.
Lagipula Tang Zhenliu memang kaya raya. Kalau orang lain kalah mungkin tidak bisa membayar, tapi satu pertunjukan Tang Zhenliu bisa meraup puluhan juta. Kalah beberapa juta baginya hanya seperti main-main.
Game ini sendiri merupakan ujian terhadap kemampuan reaksi dan penguasaan timing. Baik saat suit jari maupun mengambil alat yang harus dipilih setelahnya, keduanya menuntut kemampuan reaksi yang sangat tinggi. Siapa yang responsnya cukup cepat akan mendominasi keunggulan besar dalam game.
Tapi kemampuan reaksi bukanlah segalanya dalam permainan ini. Jagoan suit jari sejati tidak hanya mengandalkan reaksi cepat, yang paling hebat adalah kemampuan pra-penilaian secara psikologis.
Yang dimaksud dengan pra-penilaian adalah kemampuan membaca permainan, menebak pikiran lawan, menembus gerakan berikutnya yang akan dikeluarkan. Inilah esensi sebenarnya dari suit jari.
