"Tentu Dewa B! Masih perlu ditanya? Iya kan Ketua?" Su Xiaoqiao langsung menyambar.
"Hm." Yang Manli mengangguk, jelas setuju dengan pandangannya.
Liu Hongtao yang berdiri di samping justru berkata dengan nada diskordan: "Koin emas sekaliber apa pun tetap hanya sendirian, tidak ada dukungan organisasi di belakangnya. Sementara Luo Tianyang didukung Shen Tianzi. Siapa yang menang masih sulit diprediksi, bukan?"
"Sendirian kenapa? Bukankah Dewa B sendirian saja sudah menjatuhkan Shura Tanduk Emas? Luo Tianyang apa nilainya? Meski ada yang mendukung, bisakah dia menyaingi Shura Tanduk Emas?" Suara Su Xiaoqiao penuh cibir.
"Remaja, jangan memandang segala hal terlalu sederhana. Kamu masih terlalu hijau, mana paham detail internal di balik ini semua." Liu Hongtao memperlihatkan ekspresi "kamu terlalu muda untuk mengerti".
"Detail internal macam apa? Bicara!" Su Xiaoqiao tentu tak bisa menahan diri.
"Coba pikirkan, jika Shen Tianzi dan kawan-kawannya meminjamkan semua roh binatang mereka ke Luo Tianyang, menurutmu bagaimana hasil pertarungannya? Jangan lupa, Shen Tianzi memiliki roh binatang level darah suci King Kong Power Ape yang bisa melakukan transformasi asimilasi. Belum lagi jumlah roh hewan bermutasi yang tak terhitung. Jika semua ini digunakan Luo Tianyang, masihkah kau yakin Koin Emas bisa menang?" Liu Hongtao berbicara dengan ekspresi penuh keyakinan.
"Cih, cuma seekor King Kong Power Ape? Dewa B punya Sang Pembantai Berdarah! Ditambah sayap penerbangan dan Baju Zirah Darah Suci, mengalahkan Luo Tianyang itu mudah saja. Menurutku si Luo Tianyang itu bahkan tidak bisa bertahan satu menit di bawah tangan Dewa B." Su Xiaoqiao mencibirkan bibirnya.
"Anak muda ini terkadang masih bisa mengucapkan kata-kata yang masuk akal." Han Sen merasa puas dengan performa Su Xiaoqiao kali ini.
“Bagus, kamu bilang Luo Tianyang tidak bisa bertahan satu menit, mari kita bertaruh. Jika Luo Tianyang gagal bertahan satu menit, ku jadi milikmu. Tapi kalau dia bertahan lebih dari satu menit, mu jadi milikku. Berani tidak bertaruh?” Liu Hongtao menatap Su Xiaoqiao.
Su Xiaoqiao langsung gemetar dalam hati. Ucapan "satu menit" tadi hanyalah hiperbola persepsi, mana mungkin benar-benar mengalahkan Luo Tianyang hanya dalam satu menit?
Seperti dikatakan Liu Hongtao, di belakang layar Luo Tianyang ada Shen Tianzi. Asal memberi beberapa saja ke Luo Tianyang, pasti tidak bisa diselesaikan dalam satu menit.
Adapun yang disebut Liu Hongtao, adalah yang didapat Su Xiaoqiao baru-baru ini saat ikut kompetisi. Dengan keberuntungan spesial, dia menembak sekali panah dan mendapatkan . Kini benda itu dianggapnya seperti cucu kesayangan yang terus dipamerkannya di dalam grup.
Liu Hongtao saat ini bahkan mengajukan taruhan menggunakan Serigala Malam Bermutasi, dan menuntut Dewa B mengalahkan Luo Tianyang dalam satu menit. Bagaimana mungkin ini? Ini jelas-jelas situasi yang pasti kalah.
"Wakil Kepala Kelompok Liu, kita cuma sedang mengobrol santai. Untuk apa serius-serius amat?"
"Iya Pak Liu, Xiaoqiao cuma ngomong sembarangan saja."
"Betul, kita cuma sedang ngegosip doang."
Beberapa kru mencoba melunakkan situasi, tapi Liu Hongtao yang sudah mendapat pembenaran tak mau mengampuni, berkata dengan sarkastik: "Remaja, aku ingin membuatnya paham bahwa hal yang tak dimengerti tak boleh diomongkan sembarangan. Di rumah masih bisa dimaafkan, tapi bicara sembarangan di luar bisa bikin orang mati."
"Gila, masih belum selesai ya? Taruhan diterima! Aku tak takut padamu! Nanti kalau kalah jangan ngemplang!" Meski Su Xiaoqiao biasanya suka bercanda, mengingat status sosialnya yang terpandang, mana tahan diperlakukan seperti ini. Peduli amat soal roh binatang atau tidak, seorang jantan tak boleh diinjak-injak.
“Xiaoqiao, lebih baik kamu diam.” Beberapa kru di samping segera menarik Su Xiaoqiao, ini jelas situasi yang sudah pasti kalah, bertaruh dengan Liu Hongtao bukankah sama saja memberikan roh hewan bermutasi secara cuma-cuma?
Sehari-hari Liu Hongtao memang sarkastik, selain beberapa penjilat, tidak banyak anggota kelompok yang menyukainya. Secara alami semua orang mendukung Su Xiaoqiao.
"Bagus, aku justru menghargai remaja yang punya semangat juang. Kamu takut aku menunggak? Tidak masalah. Mari kita serahkan semua roh hewan kepada ketua kelompok, biarkan beliau menjadi saksi. Yang kalah harus langsung menyerahkan kedua roh hewan kepada pemenang, begitu semua pihak akan merasa nyaman." Liu Hongtao sambil berkata langsung memindahkan roh hewan berkuku darah bermutasinya ke Yang Manli.
"Lao Liu, cuma pertengkaran mulut antar kru sendiri, perlu seginikah?" Yang Manli mengerutkan kening.
“Ketua kelompok, ini juga demi kebaikannya. Kalau terus dimanja seperti ini, bisa-bisa dia menimbulkan masalah di luar.” Liu Hongtao memandang Su Xiaoqiao dengan ekspresi meremehkan: "Minta maaf sama kakak, aku tidak akan mempermasalahkan. Urusan ini selesai di sini. Ke depannya belajar lebih hati-hati dalam bersikap dan berbicara."
Dalam hati semua orang mengutuk kelicikan Liu Hongtao. Seandainya orang lain yang mengucapkan ini, mungkin Su Xiaoqiao masih bisa menahan diri. Tapi Liu Hongtao dengan tak tahu malu malah mengucapkannya sendiri. Tidak hanya Su Xiaoqiao, lelaki mana pun yang punya darah bersaing tentu tidak akan mau menunduk.
Semua orang tahu situasi akan memburuk. Su Xiaoqiao mengatupkan giginya lalu membentak marah: "Liu Hongtao, berhenti mengoceh omong kosong 25-46 itu! Aku, Su Xiaoqiao, terima taruhanmu!"
Sambil berkata demikian, Su Xiaoqiao memindahkan Serigala Malam Bermutasinya ke Yang Manli: "Ketua, tolong simpan dulu. Nanti kalau aku menang, traktir semua orang makan daging panggang."
“Bagus-bagus-bagus, aku memang suka remaja yang tidak tahu mana langit mana bumi seperti kamu.” Liu Hongtao sampai berseri-seri wajahnya. Satu roh hewan bermutasi itu betapa langka, hanya dengan beberapa kalimat saja dia sudah mendapatkan satu. Apalagi ini adalah raja serigala malam bermutasi, roh binatang asimilasi transformasi yang jauh lebih berharga dibandingkan mount berkuku darah bermutasinya.
Yang Manli diam-diam mengerutkan kening. Awalnya dia ingin menyarankan agar persoalan ini diakhiri saja, tapi Liu Hongtao terlanjur mengucapkan kata-kata itu yang langsung memancing Su Xiaoqiao tak bisa mengelak dari perjudian yang terlihat pasti akan kalah ini.
"Remaja memang masih terlalu impulsif. Makan rugi sedikit juga baik, bisa dianggap sebagai pelajaran." Dalam hati Yang Manli menghela napas. Keadaan sudah sampai pada level seperti ini, percuma lagi dia berbicara.
Setelah Su Xiaoqiao yang keras kepala menerima taruhan tersebut, hatinya juga dipenuhi penyesalan. Meski sangat percaya diri pada Dewa B dan yakin Dewa B bisa mengalahkan Luo Tianyang, waktu satu menit itu terlalu singkat. Hanya dengan mengobrol sebentar di arena pertarungan, satu menit sudah lewat.
Apalagi lawannya adalah Luo Tianyang. Bagaimana jika Shen Tianzi benar-benar meminjamkan roh kera kekuatan emas ke Luo Tianyang? Bukan cuma satu menit, sepuluh menit pun sulit menentukan pemenang.
Menyaksikan pertandingan demi pertandingan berlalu, akhirnya tiba giliran pertarungan antara Luo Tianyang dan Dewa B. Su Xiaoqiao yang cemas berbisik-bisik berdoa: "Dewa B, nama besarmu kan kubantu gembar-gemborkan. Tolong lindungi aku kali ini. Roh serigala malam bermutasiku baru saja kudapat, belum sempat kurasakan kehangatannya. Jangan sampai jatuh ke tangan si Liu Hongtao yang brengsek itu!"
Han Sen yang duduk di sebelahnya mendengar semua kalimat itu tanpa terlewat satu kata, hampir memuntahkan darah karena marah: "Jawaban apaan itu 'menjaga'?! Aku belum mati! Lagipula, julukan 'Kakak B' atau 'Dewa B' itu norak banget! Aku saja belum menagih hutang darimu, berani-beraninya kau mengungkit itu?"
