Setelah memasuki medan Perang Para Dewa, Han Sen baru menyadari betapa banyaknya anggota Alliance. Perlindungan Suci Pertama ternyata begitu luas tak bertepi.
Meski setiap perlindungan seperti Perlindungan Baja memiliki sekitar 100.000 anggota, setiap orang yang duduk di podium penonton dojo raksasa ini adalah Nomor Satu dari perlindungan mereka masing-masing.
Sementara di tribun medan latihan bela diri yang luar biasa besar itu, hampir semua tempat duduk telah terisi penuh. Dari perkiraan kasar, jumlah personil yang hadir jelas melebihi seratus ribu. Coba bayangkan, angka yang benar-benar menyakitkan kepala.
Setelah memasuki era antariksa, manusia telah menguasai banyak planet layak huni. Dengan berkembang biak secara masif, populasi ras manusia kini menjadi begitu kolosal. Kini di jagat raya, satu-satunya yang masih mampu bersaing ketat dengan manusia hanyalah Suku Asura.
Di antara begitu banyak juara pertama dari berbagai perlindungan, selain Sepuluh Dewa dari tahun-tahun sebelumnya, sorotan utama tertuju pada "Dewa B" Han Sen ini.
Rekaman holografik pertempuran berdarah Han Sen melawan Shura Tanduk Emas benar-benar viral. Media arus utama pun memberitakannya dengan gegap gempita. Jadi pada dasarnya, selama Anda masih berada dalam lingkup Alliance, hampir mustahil tidak mengenal dua kata: "Dewa B".
Banyak orang memandang Han Sen dengan rasa penasaran. Mereka juga dipenuhi keingintahuan terhadap sosok "Dewa B" ini.
Tapi hanya sekadar penasaran saja. Mereka pada dasarnya sudah melihat rekaman pertempuran Han Sen melawan Shura Tanduk Emas. Pemandangan dan kisahnya memang menggemparkan, namun jika berbicara tentang kekuatan nyata, sebenarnya kemampuan yang ditunjukkan B saat itu tidak terlalu istimewa.
Selain roh hewan suci darah ilahi yang memang cukup kuat, kemampuan bertarung yang ditunjukkannya sendiri sangat biasa. Jika Han Sen versi saat itu ditempatkan di antara para Nomor Satu dari berbagai perlindungan ini, kekuatannya akan berada di posisi yang sangat mundur.
Bagaimanapun juga, orang-orang ini adalah juara pertama dari berbagai perlindungan besar, elit terpilih dari ribuan, sosok-sosok luar biasa dengan banyak roh binatang level tinggi tentunya.
Sekarang belum lama sejak pertempuran Han Sen melawan Shura Tanduk Emas. Tak ada yang mengira kemampuannya akan mengalami kemajuan signifikan. Jadi rasa penasaran terhadapnya pun hanya sekadar itu - kebanyakan orang tidak menganggapnya sebagai musuh kuat yang sesungguhnya.
Ketika saluran masuk ke Dojo Perang Dewa ditutup, daftar pertarungan akhirnya terpampang di prasasti suci yang melayang di atas dojo tersebut.
Daftar menggunakan nama yang mereka tinggalkan di prasasti dojo, Han Sen segera mencari dua karakter "koin emas" miliknya. Tidak butuh waktu lama untuk menemukannya, entah karena alasan apa, dia merasa dua karakter "koin emas" ini terlihat sangat mencolok di matanya sendiri sehingga mudah terlihat.
Kemudian melihat orang-orang di sekitarnya, diperkirakan mereka juga sama seperti dirinya, cepat menemukan nama mereka.
Perang para dewa menggunakan mode peningkatan satu-guru-satu-murid, naik seperti piramida. Begitu daftar pertarungan muncul, Han Sen melihat sekilas dan langsung menghela nafas lega. Tang Zhenliu dan Lin Feng berada sangat jauh darinya, pasti tidak akan bertemu sebelum masuk 10 besar.
Han Sen melanjutkan melihat dengan santai, tiba-tiba sebuah nama menyergap matanya, membuat matanya langsung berbinar.
"Yi Dongmu, anak muda ini ternyata menggunakan nama asli?" Han Sen melihat nama Yi Dongmu, lalu mengikuti rute pertarungannya ke atas. Tiba-tiba matanya membelalak lebar.
Jika kedua orang bisa terus meraih kemenangan dan naik level dengan lancar, mereka akan bertemu dalam pertarungan perebutan sepuluh besar. Artinya Han Sen harus mengalahkan Yi Dongmu untuk masuk dalam jajaran sepuluh dewa dan mendapatkan roh hewan suci darah ilahi secara acak.
"Tak disangka Tang Zhenliu takut bertemu Yi Dongmu, malah memberi jalan untukku. Yi Dongmu, nasibmu kurang baik. Jika Tang Zhenliu tidak mencari aku, mungkin aku benar-benar bukan lawanmu. Tapi sekarang berbeda, secara intuitif ini memang takdir alam. Rupanya Kakak juga orang yang terpilih oleh langit." Dalam hati Han Sen bersukacita. Mungkin orang lain takut pada Yi Dongmu, tapi setelah menyaksikan rekaman pertarungannya, Han Sen punya keyakinan penuh bisa mengalahkannya.
Arena Dojo besar yang terbagi menjadi seribu platform pertarungan multidimensi yang ditumpuk, setiap kali bisa mengirim seribu grup sekaligus bertarung. Han Sen yang jadwalnya agak mundur, pergi dulu menyaksikan pertarungan orang lain, terutama pertandingan Yi Dongmu. Dia harus memastikan kembali sebenarnya sejauh mana kekuatan Yi Dongmu, apakah sudah ada kemajuan signifikan dibandingkan rekaman sebelumnya.
Pertarungan Yi Dongmu juga berada di urutan belakang. Han Sen yang sudah menonton beberapa pertandingan sebelumnya tidak bisa menahan decak kagum. Benar-benar tidak ada yang lemah di antara peserta perang para dewa ini, semuanya punya kemampuan, bukan karakter yang mudah dilawan.
Pertarungan pertama Tang Zhenliu juga ditonton Han Sen. Dengan keunggulan yang hampir mutlak, dia memenangkan lawannya tanpa meninggalkan suspense sama sekali. Di bawah jurus pedang Amuk-nya, lawan bahkan tidak mendapat kesempatan sedikitpun.
Setelah menggunakan transformasi, lawan justru semakin tertekan oleh transformasi lengkap Tang Zhenliu. Baik teknik maupun tenaga, Tang Zhenliu benar-benar berada di level yang melampaui batas di lingkungan kompetisi ini.
Han Sen yang semakin memperhatikan Lin Feng juga turun bertanding, dan hasilnya memang menang, tapi kemenangan itu membuat Han Sen agak tidak paham.
Menghadapi lawan yang tidak terlalu terkenal, Lin Feng dan lawannya bertarung imbang sengit, akhirnya bisa disebut menang dengan kemenangan tipis.
Han Sen bahkan bisa membayangkan, dalam laporan berita besok, pasti ada yang menggunakan frasa "kekalahan yang terhormat" untuk menggambarkan lawan Lin Feng.
Tapi entah kenapa, sosok Lin Feng ini justru memberinya kesan ancaman yang jauh lebih mengerikan dibanding Tang Zhenliu.
Akhirnya giliran Yi Dongmu tampil bertanding. Saat ini Yi Dongmu belum terkenal, meski dia adalah cucu Anggota Dewan Yi, tapi belum banyak yang tahu partisipasinya dalam Perang Dewa, mengingat ini pertarungan dewa pertamanya.
Sedangkan lawan Yi Dongmu adalah sosok yang sangat terkenal, peringkat 10 di Perang Suci sebelumnya, dijuluki "Kesatria Naga Suci". Tampan dan menguasai ilmu pedang dengan luar biasa, termasuk salah satu Sepuluh Dewa yang cukup populer di Alliance, memiliki banyak penggemar wanita.
Pertarungan Kesatria Naga Suci tentu menjadi sorotan banyak orang. Banyak yang berpendapat tahun ini dia berpeluang masuk tiga besar. Puluhan penggemar wanitanya bersorak mati-matian, hampir tak ada yang memperhatikan lawannya Yi Dongmu.
Tapi baru sepuluh detik pertandingan berlangsung, semua terpana. Pedang Kesatria Naga Suci bahkan belum sempat terhunus, pisau Yi Dongmu sudah menggores lehernya.
Menyaksikan Kesatria Naga Suci terjatuh sambil menutupi leher yang memancurkan darah, tribun penonton sunyi mencekam. Para penggemar wanitanya menutupi mulut dengan air mata berderai, tak bisa menerima kenyataan yang mereka saksikan.
Kesatria Naga Suci yang merupakan salah satu Sepuluh Dewa tahun lalu, ternyata tewas di pertarungan pertama. Pertarungan ini sudah pasti akan menimbulkan gempar di seluruh federasi. Cuma modal pantat juga tahu, Han Sen hanya butuh satu pertandingan untuk langsung viral di seluruh aliansi besok.
Han Sen tetap tenang. Memang benar kemajuan yang dicapai Yi Dongmu, tapi dia masih belum melewati ambang itu. Pada akhirnya masih belum memahami esensi Jalan Pembunuhan.
