"Kakak, apakah ini bisa disebut aku menang?" Han Sen mendekat sambil tersenyum bahagia menatap Ji Yanran. Baru masuk akademi militer sudah punya pacar kakak seperguruan secantik ini, tentu sangat membanggakan.
"Kamu pakai cheat game, tidak sah." Ji Yanran berkata dengan geram.
"Cheat game?" Han Sen membeku sejenak.
"Masih sok suci? Mencegah 100% poinku, palsu sekali! Siapa yang tidak tahu? Mustahil bisa seperti ini tanpa cheat." Ji Yanran mencibirkan bibir, ekspresinya seolah berkata: "Aku sudah menembus tipu muslihatmu."
"Aku sama sekali tidak tahu soal cheat game." Han Sen membentangkan kedua tangan.
"Bersandiwara, teruslah bersandiwara." Ji Yanran yakin betul Han Sen menggunakan cheat.
"Kalau tidak percaya, kita bertanding lagi." Usul Han Sen.
"Selama ada cheat, berapa kali pun kita main hasilnya sama saja." Ji Yanran mencibirkan bibir dengan penuh cibir.
Han Sen dengan wajah bingung antara ingin tertawa dan menangis berkata: "Alat komunikasiku ada di sini, kamu bisa periksa sendiri, lihat apakah aku punya cheat game."
"Aku tidak paham hal-hal teknis begini, siapa yang tahu di mana cheat game disembunyikan." Ji Yanran tetap yakin Han Sen menggunakan cheat game. Pikiran ini pun punya dasar logis - kemampuan Han Sen memang mirip seperti mengaktifkan cheat game.
Kemampuan pra-penilaian dan respons refleksnya benar-benar terlalu cepat. Pada titik krusial ini bahkan Yi Dongmu kalah mentereng, apalagi Ji Yanran.
Han Sen merasa dirinya bagai korban ketidakadilan langit yang turun salju di bulan Juni. Tapi bagaimanapun ia berargumen, Ji Yanran tetap enggan percaya bahwa ia tidak menggunakan cheat game.
"Kalau begitu, bagaimana baru kamu mau percaya bahwa aku tidak pakai cheat game?" Han Sen pasrah membentangkan kedua tangan.
“Ini mudah saja. Begitu sampai di sekolah, kita akan bertanding lagi menggunakan instrumen teknis profesional di sana. Jika kamu masih bisa mengalahkanku, aku akan anggap kamu tidak pakai cheat game. Janji sebelumnya tetap berlaku.” Ji Yanran berkata dengan yakin. Ia yakin Han Sen menggunakan cheat game. Di instrumen profesional sekolah, cheat game tidak bisa digunakan sehingga pasti ketahuan.
"Baiklah, setuju." Han Sen tersenyum: "Tapi setidaknya beri tahuku namamu, dong?"
"Namaku Ji Yanran. Begitu masuk sekolah, tanya saja di mana aku berada." Karena yakin Han Sen curang, Ji Yanran yakin kemampuan aslinya pasti tidak sebanding dengannya. Dengan lancar ia memberitahu nama aslinya.
"Nama yang bagus." Han Sen tertawa.
"Hmph! Tapi untuk masuk sekolah dan bertanding denganku, kamu harus lulus ujian masuk Black Eagle dulu. Sekolah kami tidak menerima orang luar." Ji Yanran diam-diam berpikir dalam hati.
Han Sen tidak lagi mengganggu Ji Yanran, kembali ke posisinya dan bermain versi pertarungan .
Awalnya dia hanya ingin bersenang-senang dengan Ji Yanran, tidak benar-benar mengira bisa memenangkan pacar cantik seperti ini, juga tidak terlalu dipikirkan.
Meski Ji Yanran cantik, Han Sen pernah melihat Qin Xuan dan Yang Manli yang tak kalah darinya, sehingga tidak terlalu terpukau. Dia hanya merasa wajah Ji Yanran manis menggemaskan, dan karakternya cukup menarik.
Ji Yanran kehilangan mood bermain, membelalakkan mata ke arah Han Sen lalu menuju ruang istirahat untuk beristirahat.
Han Sen terus bermain versi PvP, membuat perjalanan antariksanya tak terlalu membosankan. Namun di sepanjang perjalanan, Ji Yanran tak terlihat lagi. Barulah saat turun di Bintang Elang, dia melihat Ji Yanran menyeret barang-barangnya masuk ke sebuah Alat Terbang mewah pribadi. Sebelum pergi, perempuan itu kembali membelalakkan mata penuh kebencian padanya.
Han Sen juga tidak ambil pusing, pergi menginap di hotel yang sudah dijadwalkan Qin Xuan untuknya, menunggu dimulainya ujian penerimaan Akademi Militer Black Eagle.
Akademi militer sekarang sudah sama sekali berbeda dengan sekolah ratusan tahun lalu. Bukan setelah ujian baru memilih ambilan, semua akademi militer bisa didaftari selama periode penerimaan mereka. Asalkan memenuhi syarat, langsung bisa menjadi murid.
Dengan kekuatan Han Sen saat ini, meski mendaftar sendiri juga pasti lolos. Tapi karena ada rekomendasi Qin Xuan, dia bisa langsung mengikuti ujian siswa khusus. Persyaratan lain jauh lebih longgar dibanding peserta biasa, tapi standar kemampuan memanah sangat tinggi.
Bagi Han Sen ini bukan hal sulit. Dia mengendalikan tenaganya dengan baik, baru mencapai standar siswa khusus. Di tes memanah juga tidak menunjukkan performa menonjol, hanya menyelesaikan sesuai aturan standar.
Meski demikian, performa Han Sen dalam kemampuan memanah sudah masuk sepuluh besar di era ini. Sangat sedikit yang berlatih panahan sekarang. Di dunia perlindungan, penembak jarak jauh memang termasuk jenis pasukan level tinggi, tapi di Alliance, seorang sniper asal menggunakan senjata modern mengerikan sudah bisa mengalahkan penembak jarak jauh. Namun tingkat kesulitan mempelajarinya sama sekali berbeda levelnya.
Kecuali tentara yang dibina secara khusus, hampir tidak ada yang secara khusus berlatih kemampuan memanah sendiri. Yang bisa berlatih dengan baik pun semakin langka.
Alasan Akademi Militer Black Eagle merekrut siswa khusus panahan adalah karena jurusan panahan mereka menempati peringkat terendah di antara akademi militer Alliance. Bagi Black Eagle yang berstatus universitas bergengsi, ini sama sekali tidak bisa ditoleransi. Oleh karena itu mereka mendatangkan siswa berbakat panahan untuk membangkitkan kembali jurusan tersebut.
Dengan Kelancaran, Han Sen berhasil lolos sebagai siswa khusus ke Akademi Militer Black Eagle. Setelah menyelesaikan prosedur penerimaan, resmilah statusnya sebagai siswa akademi militer.
Han Sen melaporkan hasilnya kepada sang ibu. Di ujung lain alat komunikasi, Luo Sulan terdiam cukup lama. Han Sen samar-samar mendengar suara isak tangis.
"Anak saya diterima di universitas ternama." Setelah beberapa saat, Luo Sulan akhirnya berbicara dengan suara bergetar penuh tawa dan air mata, di mana terkandung segala kepahitan hidup yang tak terhitung.
Mendengar suara itu, Han Sen sampai tak kuasa menahan rongga matanya yang memerah. Ibu telah menanggung terlalu banyak penghinaan selama bertahun-tahun ini.
Setelah melapor ke ibu, Han Sen menghubungi alat komunikasi Qin Xuan. Namun setelah mendengar hasilnya, Qin Xuan hanya tersenyum datar: "Selamat. Prosedur masuk party-mu juga sudah kuselesaikan. Mulai sekarang, kau adalah anggota timku."
"Kepala Stasiun Qin, sebenarnya tim kecil kita ini bertugas apa?" tanya Han Sen penasaran.
"Pembantu rumah tangga." Suara Qin Xuan terdengar aneh.
"Pembantu rumah tangga?" Han Sen membeku lama, tak memahami hubungan antara tim operasi khusus mereka dengan profesi pengasuh bergaji rendah semacam itu.
"Tugas kita adalah merawat anak-anak khusus, seperti Yuan Shao dan Qing Shao yang kamu kenal. Mereka termasuk target layanan kita. Dengan merawat orang-orang ini di tempat perlindungan, kita bisa mendapatkan imbalan tinggi seperti Kartu Kuil S yang tidak tersedia di pasaran. Asalkan kamu menyelesaikan misi dengan baik, hadiah penyelesaian tugas bisa ditukar dengan Kartu Kuil S." Qin Xuan menjelaskan sebentar lalu melanjutkan, "Ada beberapa prosedur yang perlu tanda tanganmu sendiri, juga beberapa hal yang harus kamu ingat. Detailnya akan dibahas saat pertemuan di shelter nanti."
"Bagaimana dengan keluarga saya..." Han Sen mengajukan pertanyaan terpenting ini.
"Sudah diajukan ke pihak berwenang. Dalam satu minggu, ibu dan adikmu akan masuk dalam perlindungan militer. Kecuali ada dendam pembunuhan ayah atau perampasan istri antara kamu dan Shen Tianzi yang membuatnya nekat melakukan hal bodoh, keluarga kamu akan benar-benar aman di wilayah Aliansi. Ini janji resmi dari kami." Qin Xuan menyatakan dengan khidmat.
"Bagaimana jika Shen Tianzi benar-benar gila?" Han Sen kembali bertanya.
“Dia tidak berani.” Qin Xuan hanya berkata datar, suaranya penuh dengan kepercayaan diri yang mutlak.
