Setelah mengamati sejenak ditambah penjelasan Shi Zhikang, Han Sen akhirnya paham alur persoalan ini.
Pada awalnya, Shi Zhikang sedang bertarung melawan Xiao Niao Yi Ren. Kemampuan Shi Zhikang memang biasa-biasa saja, bahkan di jaringan pertempuran sekolah pun jarang menang. Tapi kali ini saat berhadapan dengan Xiao Niao Yi Ren, dia ternyata menang beberapa kali berturut-turut, sehingga tidak bisa menahan diri untuk tidak berbicara sombong.
Namun kualitas diri Lao Shi masih cukup baik. Dia hanya membual tentang dirinya sendiri beberapa kalimat, tidak mengucapkan kata-kata yang keterlaluan, bahkan tidak menyelipkan satu kata kotor pun. Hanya membanggakan dirinya yang begitu hebat.
Tapi Xiao Niao Yi Ren di seberang tidak terima, lalu memanggil Ren Shen untuk menghajar Lao Shi beberapa kali. Dihajar ya sudah, ini juga karena kesalahan Lao Shi sendiri yang terlalu sombong.
Yang parah, Ren Shen itu bahkan memaki Lao Shi dengan kata-kata kotor seperti "bodoh". Xiao Niao Yi Ren juga mengejek Lao Shi, menyebutnya sampah dan semacamnya.
Lao Shi adalah tipe orang seperti apa? Bagaimana mungkin dia tahan? Langsung saja dia mulai bertengkar mulut dengan mereka.
Namun pada akhirnya, kemampuan lebih rendah dibanding orang lain, bahkan saat dihadapkan pada provokasi Ren Shen pun tak punya keyakinan diri. Saat berdebat pun seharusnya tidak bisa meraih keunggulan, membuat Lao Shi mati separuh karena amarah.
"Lao San, bantu aku membunuh Pasangan anjing ini, benar-benar membuatku mati menggelegar!" teriak Lao Shi dengan wajah merah padam.
"Segera datang." Han Sen membuka alat komunikasi dan menjejakkan kaki di game Tangan Tuhan.
"Berkelahi dan tunggu saja, akan kuperintah saudaraku untuk membereskanmu. Lihat siapa yang sampah!" kata Lao Shen pada Ren Shen sambil melihat Han Sen sedang login game.
"Haha, sebanyak apa pun tidak berguna. Yang sejenis akan berkumpul, saudara sampah tetap sampah. Berapa pun akan kuhancurkan!" ujar Ren Shen dengan sombong.
"Baik, tunggulah!" Lao Shi mendesak Han Sen untuk segera login game.
Alasan Lao Shi memainkan game ini adalah karena waktu itu saat ingin ikut guild Tangan Tuhan, ditolak di luar pintu akibat kemampuan yang terlalu buruk. Meski Lv Meng dan Zhang Yang lolos penilaian, demi menjaga garis pertempuran yang sama, mereka pun tidak bergabung.
"Lao Shi merasa bersalah pada mereka, ingin berlatih lagi dan mencoba suatu hari nanti. Soalnya di guild Tangan Tuhan selain Ji Yanran masih ada banyak cewek cantik, benar-benar sayang kalau tidak masuk."
"Karena itulah dia menghabiskan banyak waktu setiap hari untuk latihan duel Tangan Tuhan. Tak disangka malah mengalami hal seperti ini, membuatnya naik pitam. Sekarang dia mengandalkan Han Sen untuk membalas dendamnya."
"Haha, Sudah kubilang mencari siapa pun tak ada gunanya. Long Ge adalah tulang punggung guild Tangan Tuhan, masuk 20 besar di kompetisi duel Tangan Tuhan yang diadakan sekolah tahun lalu." Xiao Niao Yi Ren memamerkan dengan bangga.
"Sayangku, rendah hati sedikit. Jangan terlalu menghancurkan harapan orang, kasih mereka sedikit harapan lah, haha..." Wang Long terkekeh.
"Langka ada cewek yang minta dibela, mana mungkin tidak menunjukkan performa terbaik? Wang Long memiliki aura 'Tuhan datang bunuh Tuhan, Buddha halangi bunuh Buddha'."
"Dia adalah tulang punggung guild Tangan Tuhan, semua yang jago main Tangan Tuhan di sekolah ini dia kenal. Meski orangnya tidak akrab, setidaknya ID-nya pasti familiar. Kalau benar-benar ada yang jago, pasti langsung bisa dikenali. Lawan yang melihat ID-nya juga seharusnya memberi sedikit muka."
Tapi seketika Wang Long melihat ada yang masuk ke ruangan. Dengan serius Wang Long mengamati ID lawannya, hampir tertawa terbahak-bahak.
"Pacarku adalah Jian Yanran, dasar sialan 'si miskin'! Seberapa katrok orang ini sampai bikin ID kayak gini? Ini mah jelas cari gebukan!" Wang Long langsung menyerang: "Ini temanmu?"
"Memang kenapa kalau temanku?" Lao Shi agak bersalah. Waktu mendaftar dulu, sepertinya memang ada anggota inti guild bernama Wang Long yang kemampuannya sangat tinggi. Meski tahu Han Sen jago, tapi mendengar lawannya adalah tulang punggung guild Tangan Tuhan yang pernah masuk 20 besar sekolah, bisa dibilang profesional, apakah Han Sen bisa menang, dalam hatinya tidak terlalu yakin.
“Gak ada apa-apa. Tadinya cuma mau main asal-asalan, tapi sekarang karena ID-nya ini, aku harus menyiksanya sampai mati.” Sambil berkata demikian, Wang Long mengirimkan undangan pertarungan ke Han Sen.
Han Sen tanpa ragu mengklik konfirmasi. Maka keduanya pun masuk ke dalam pertarungan.
Xiao Niao Yi Ren yang sedang menyaksikan pertarungan itu berkata dengan ejekan: “Bener-bener gila pengen cewek sampe bikin ID kayak gini. Memalukan banget!”
“Siapa yang memalukan baru ketahuan setelah dibandingkan.” Meski di hati Lao Shi tidak yakin, dia tidak tahan mendengar cewek itu mengejek saudaranya, langsung balas menyerang.
“Cih! Hasilnya udah ditakdirkan dari sononya. Kalian sampah ini bisa menang lawan Kak Long? Mendingan tidur lanjutin mimpi di kehidupan selanjutnya!” kata Xiao Niao Yi Ren dengan nada merendahkan.
Lao Shi mengatupkan gigi tak berkata-kata. Kalau sampai memaki, malah menunjukkan dia tidak punya kesabaran dan kelas, sama aja levelnya dengan si cewek kampungan ini.
"Dan Lao Shi sebenarnya juga tidak yakin dalam hati, lawannya toh adalah pejuang yang pernah masuk 20 besar dalam kompetisi. Entah apakah Han Sen benar-benar bisa menang."
"Wang Long dengan penuh kebanggaan bersiap memberikan pelajaran pada Han Sen. Sebagai bentuk 'pendidikan', tentu dia tidak akan hanya fokus menyalakan titik cahaya di sisi sendiri. Dia sudah punya rencana untuk merebut titik cahaya di wilayah Han Sen, membuat Han Sen akhirnya hampir tidak bisa menyalakan titik cahaya. Baru dengan cara ini tujuan edukasinya tercapai."
"Anak muda, nasibmu sial sudah tertulis! Berani menggunakan ID seperti ini? Jika Kakak tidak menyedot nyawamu, nama margaku bukan Wang!" Wang Long melihat titik cahaya mulai menyala, langsung mengulurkan tangan untuk merebut titik cahaya lawan.
"Tapi begitu tangannya baru saja terentang, dia melihat lawan sudah lebih dulu mengenai titik cahaya. Seketika dia membeku, tapi segera sadar ini hanya faktor hoki semata. Tinggal lanjutkan perebutan saja."
"Namun segala kejadian berikutnya dengan cepat membuat raut wajah Wang Long berubah pucat. Sementara Xiao Niao Yi Ren yang menyaksikan dari luar sudah terpana tak bergerak."
Setiap kali Wang Long baru mengulurkan tangannya, Han Sen sudah lebih dulu mengenai titik-titik cahaya. Wang Long terus mencoba merebut lebih dari sepuluh kali, tapi bahkan satu titik pun tak berhasil disentuhnya.
"Sial, ketemu jagoan." Jantung Wang Long berdebar kencang. Ia tak lagi mencoba merebut titik cahaya Han Sen, mati-matian memukul yang muncul di wilayahnya sendiri.
Tapi bagaimana mungkin terlambat? Skor akhir membeku di 100 vs 29. Di pihak Han Sen tak ada satu pun yang terlewat, sementara Wang Long hanya berhasil mengenai 29 titik, 71 lainnya sama sekali tak tersentuh.
Melihat skor ini, wajah Xiao Niao Yi Ren pucat pasi. Shi Zhikang malah tersenyum lebar sambil mengirim pesan: "Ini level 20 besar sekolah kita? Cewek, kamu pasti ditipu. 100 vs 29, kalau kacangan begini bisa masuk 20 besar, komunitas Tangan Tuhan sekolah kita jadi apa dong? Cewek, dengerin nasihat kakak, kalau cuma kehilangan uang masih mending. Sebelum kehilangan kehormatan, cepatlah bertobat..."
Xiao Niao Yi Ren tidak bicara lagi. Wajah Wang Long memucat bergantian dengan membiru. Tanpa basa-basi, dia langsung mengajak Han Sen bertarung lagi. Menurutnya, kekalahan sebelumnya karena dia lengah - tidak menganggap lawan sebagai rival sejati, malah sibuk merebut titik-titik cahaya milik Han Sen alih-alih fokus ke wilayahnya sendiri. Wang Long ngotot ingin membuktikan kemampuan diri sekali lagi, kalau tidak, malu tujuh turunan rasanya.
Han Sen mengklik setuju. Keduanya kembali masuk ke dalam pertarungan. Kali ini Wang Long mengerahkan seluruh konsentrasinya untuk menekan titik-titik cahaya di area sendiri, sama sekali tidak melirik situasi di sisi Han Sen.
Wang Long memang tidak melihat, tapi Xiao Niao Yi Ren yang berdiri di samping menyaksikan semuanya dengan jelas. Kontras antara kecepatan keduanya bak langit dan bumi - seperti membandingkan sepeda dengan motor. Kesenjangan kekuatan yang begitu mencolok, bahkan seorang idiot pun bisa melihatnya.
