Baru sekarang mereka sadar ada pertandingan, lalu melihat si "Pacarku adalah Ji Yanran" ternyata mendominasi posisi atas, bahkan kecepatannya cukup tinggi, menunjukkan superioritas yang dominan.
Kalau dilihat biasa sih nggak terlalu kerasa, tapi kalau dibandingkan dengan lawan, baru tahu tingkat kecepatannya sampai seberapa parah.
“Sial, lawannya Liu Ke. Pacarnya Ji Yanran keren banget, bisa menindas Liu Ke sampai segini parah. Liu Ke kan peringkat 11 tahun lalu.” Si bapak ini merasa ID Han Sen terlalu sulit diucapkan, tanpa sadar memilih sebutan yang lebih enak dilafalkan.
“Seriusan, selisih poinnya segitu banyak melawan Liu Ke. Pacarnya Ji Yanran jago banget. Siapa sih orang ini? Pasti akun alt dewa game di sekolah kita ya?”
“Udah jelas lah, pasti itu mainnya si dewa game. Kalau nggak, siapa yang bisa ngalahin Liu Ke segitu banyak?”
Sambil mereka berdiskusi, Liu Ke sudah kalah dengan skor akhir 100:80.
Melihat skor ini, orang lain biasa aja. Tapi Wang Long menarik napas tajam—skornya sama persis dengan miliknya, tidak berbeda satu poin pun.
Setelah kalah, Liu Ke membeku sejenak seperti tidak menyangka hasilnya akan seperti ini. Langsung dia mengirim tantangan rematch, terlihat jelas masih belum terima kekalahan.
Han Sen juga tidak segan-segan, langsung mengklik setuju.
Pertarungan dimulai kembali, orang-orang di samping terus membicarakan siapa lawan Liu Ke sebenarnya. Namun ketika pertandingan berakhir, semua orang terbelalak mata dengan ekspresi tak percaya.
Skor ternyata tetap 100 vs 80, tidak lebih satu poin pun tidak kurang.
Liu Ke sendiri kali ini membeku, baru setelah beberapa saat menoleh ke Wang Long bertanya: "Da Long, tadi kamu bilang kalah tiga kali dua puluh poin, seperti ini ya?"
Wang Long mengangguk pahit. Dia juga kalah dengan cara yang sama, tapi sama sekali tidak menyangka Liu Ke pun mengalami kekalahan dua kali dengan selisih dua puluh poin, tidak lebih tidak kurang.
"Aku coba." Li Ze dengan ekspresi serius mengirimkan undangan duel ke Pacarku Adalah Ji Yanran.
"Lao Liu, siapa sih orang itu? Agak ganas juga. Ini akun alt dewa game mana di sekolah kita?"
"Aku tidak tahu." Liu Ke menggelengkan kepala dengan senyum pahit. Ia benar-benar tidak bisa membayangkan dewa game mana yang memiliki minat seperti ini, sampai memainkan trik semacam ini. Yang bisa menghancurkannya sebegitu parah, pasti tidak lebih dari lima orang. Tapi setelah dipikir-pikir, kelima orang itu sepertinya tidak mungkin melakukan hal seperti ini.
"Bagaimana bisa tidak tahu?" Sekelompok teman jelas tidak percaya.
Namun segera, sorot mata mereka tertuju pada pertandingan Li Ze yang sudah dimulai. Lebih tepat dikatakan terpana daripada sekadar tertarik.
Li Ze, peringkat ketujuh di kompetisi sekolah tahun lalu, benar-benar selebritas di lingkaran Tangan Tuhan. Bisa dibilang makhluk yang mutlak layak disebut jagoan.
Tapi sekarang Li Ze yang sedang bertarung melawan pacarku Ji Yanran, ternyata berada dalam posisi inferior mutlak. Keadaannya persis seperti saat Liu Ke bertanding. Kalau bukan karena melihat ID dan telapak tangan Li Ze, mereka hampir mengira ini masih pertandingan Liu Ke.
Pengekangan total! Li Ze sang peringkat ketujuh sekolah ini, ternyata diredam sampai tidak bisa melakukan serangan balik sama sekali.
“Pacar Ji Yanran ini benar-benar luar biasa!”
“Beneran nih? Li Ze sampai ditekan seperti ini? Apa ada orang di sekolah yang sanggup melakukan ini?”
“Ouyang Xiaosan dan Li Yufeng harusnya bisa, kan?”
“Jangan-jangan pacar Ji Yanran ini Ouyang Xiaosan dan Li Yufeng?”
Semua orang berbisik-bisik. Saat pertandingan berakhir dan skor ditampilkan, dagu mereka hampir jatuh ke lantai karena terkejut. Hanya Wang Long yang terlihat memaklumi.
"100-80, lagi-lagi 100-80. Bahkan Li Ze dikalahkan dengan selisih 20 poin. Aku ini apa sih?" pikir Wang Long dalam hati.
Melihat skor tersebut, wajah Li Ze berkedut sebentar sebelum kembali tenang. Ia mengirimkan ajakan pertarungan lagi ke lawannya. Meski tahu dirinya bukan tandingan, ia ingin memastikan apakah selisih 20 poin ini hanya kebetulan.
Lawan menerima ajakan lagi. Pertandingan dimulai kembali.
Saat itu, ruangan sudah diliputi keheningan total. Tak ada yang berani bersuara lagi. Semua mata tertuju pada pertandingan, mereka semua ingin tahu apakah selisih dua puluh poin itu suatu kebarangkalian atau sekadar kebetulan.
Jika perbedaan dua puluh poin itu memang disengaja, bayangkan saja sudah membuat orang histeris. Siapa yang bisa menghancurkan Li Ze dengan begitu sempurna? Mereka benar-benar tak bisa membayangkan betapa mengerikannya makhluk itu.
Ketika skor kembali membeku di angka 100:80, semua orang merasa seperti akan menjadi gila. Li Ze benar-benar dihina seperti ini, atau lebih tepatnya dipermalukan.
Lawan sama sekali tidak mengerahkan seluruh kemampuan. Mereka jelas-jelas sedang mempermainkan Li Ze. Kesenjangan kekuatan yang ada sungguh di luar imajinasi.
Kini semua mulai curiga bahwa orang yang bersembunyi di balik ID itu pasti antara Ouyang Xiaosan atau Li Yufeng. Di seluruh sekolah, mungkin hanya dua orang inilah yang memiliki kekuatan seperti itu.
Mungkin saja!
Li Ze mengirim pesan ke pacar saya, Ji Yanran: "Siapa kau sebenarnya?"
Tak lama kemudian, balasan datang dari pihak lawan: "Masih ada yang mau bertarung?"
Tidak ada yang menjawab pertanyaan Li Ze. Semua orang saling pandang. Bahkan Li Ze saja diperlakukan kejam seperti ini, mana ada yang berani maju untuk mempermalukan diri? Siapapun yang maju pasti bernasib sama. Tak satu pun suara terdengar.
Liu Ke tidak tahan lagi dan bertanya: "Siapa kau?"
"Pacar Ji Yanran." Hanya beberapa kata jawabannya. Lalu terlihat lawan sudah meninggalkan ruangan dan log out.
Setelah Han Sen keluar dari game, Lao Shi juga log out sambil tertawa terbahak: "Haha, Lao San kau memang jagoan! Bisa menghajar semua mayat-mayat busuk bau itu. Puas sekali! Kalimat terakhirmu juga cukup menggigit. Tenang, aku tidak akan bocorkan ID-mu ke siapapun. Kalau sampai Ji Yanran tahu, habislah kau."
"Mereka terlalu rapuh. Aku baru sekedar pemanasan." Han Sen bicara sembarangan. Intensitas seperti ini jauh lebih rendah daripada kesulitan evolusioner tingkat empat di game solo Tangan Tuhan. Apalagi saat ini dia sedang giat menantang kesulitan evolusioner level lima. Pertarungan seperti ini memang pantas disebut sekedar pemanasan.
Lao Shi memandangi Han Sen dengan wajah merendahkan sambil berkata: "Lao San, tak kusangka kau juga murid dari sekteku ini?"
"Sekte apa?" Han Sen menatap Lao Shi dengan kebingungan.
"Sekte Sok." Lao Shi menjawab dengan sangat serius, namun tak tahan tertawa setelah mengatakannya.
Han Sen dan Lao Shi tak tahu siapa yang mereka kalahkan, sehingga tak terbayangkan bagaimana gempa bumi mengguncang Akademi Militer Black Eagle akibat beberapa pertandingan ini.
Pacar Ji Yanran menghancurkan Liu Ke dan Li Ze dengan selisih skor dua puluh di setiap pertandingan. Kabar ini menggema di seluruh Akademi Militer Black Eagle dalam waktu kurang dari satu sore.
Orang-orang terus menebak siapa sebenarnya pacar Ji Yanran itu, dan apakah benar dia kekasih sang gadis.
Jika klaim itu muncul di awal, pasti semua akan menertawakannya. Tapi lawan adalah jagoan mumpuni - umumnya ahli level segitu sangat menjunjung reputasi. Untuk apa membuat lelucon konyol seperti ini?
Ketika Ji Yiran baru selesai berlatih dan ditanya teman sekelas "Siapa pacar laki-lakimu?", dia membeku lama, hanya merasa apakah lawannya salah makan obat.
