Pertarungan ini telah menarik perhatian seluruh kampus. Meskipun akademi militer pasti melarang perjudian, tapi banyak murid yang membuat taruhan diam-diam di antara para murid sendiri, dan sebagian besar bertaruh pada kemenangan Li Yufeng.
Bagaimanapun juga Li Yufeng adalah pemain terbaik di kampus, kemampuannya memang luar biasa. Selama dua tahun terakhir, prestasi sekolah di kompetisi besar Alliance yang berhasil meraih hasil bagus, semuanya mengandalkan performa gemilang Li Yufeng. Masih banyak yang mempercayai kemampuannya.
Pukul sepuluh tiga puluh malam, jumlah pemain online di jaringan pertarungan kampus telah memecahkan rekor. Banyak murid yang tidak bermain Tangan Tuhan pun mendaftarkan akun dan berdesak-desakan masuk hanya untuk menyaksikan keramaian ini.
Ji Yanran juga sudah login lebih awal. Melihat Li Yufeng online dan sudah menyiapkan ruangan, dia langsung masuk ke dalamnya.
Faktanya, hampir 70-80% pemain online sedang menunggu di ruangan ini untuk menyaksikan pertarungan. Sisanya yang melihat waktu belum tepats, sempat bermain beberapa ronde terlebih dahulu.
Menjelang pukul 10:30 tepat, jumlah orang di ruangan ini telah menguasai lebih dari 90% Battle Net, dengan pemain yang terus berdatangan.
Di sebuah ruangan gedung perkantoran sekolah, dua pria paruh baya sedang berada di dalam. Salah satunya menyalakan cerutu sambil berkata santai: "Lao Liu, kau terlalu paranoid. Murid-murid kita ini kualitasnya biasa saja. Kecuali pacar Ji Yanran itu adalah Ouyang Xiaosan, mustahil kemampuannya bisa tinggi."
"Tak ada salahnya mengamati. Siapa tahu ada kejutan?" Liu Jianguo hanya tersenyum tipis.
“Apa mungkin ada penemuan baru, mahasiswa baru tahun ini juga biasa saja.” Zhao Lianhua menghembuskan lingkaran asap, berkata dengan yakin: “Jika orang itu adalah Ouyang Xiaosan, mungkin bisa mengalahkan Li Yufeng. Kalau bukan, Li Yufeng pasti menang lebih dari lima poin.”
“Lihat saja nanti, sekalipun kalah lima poin dari Li Yufeng, kemampuannya sudah cukup bagus. Nilai klub kita selama dua tahun ini tidak menunjukkan peningkatan signifikan, sudah waktunya mengisi ulang dengan darah segar.” Liu Jianguo berkata.
Liu Jianguo adalah pelatih divisi God Hand, sedangkan Zhao Lianhua menjabat sebagai manajer. Setelah mendengar detail persoalan ini, keduanya masuk ke Battle.net ingin melihat sebenarnya seperti apa kemampuan pacar Ji Yanran itu.
Zhao Lianhua tidak begitu setuju dengan hal ini. Mereka sudah menghubungi semua senior yang memiliki kemampuan. Saat ujian masuk, tingkat kemampuan mahasiswa baru juga sudah mereka observasi. Yang berbakat bukan sudah diundang bergabung dengan divisi God Hand, pasti sudah direbut klub lain. Mana mungkin masih ada orang kompeten tersisa.
Meskipun benar-benar memiliki kemampuan, itu tetap tidak mungkin mengalahkan Li Yufeng.
Murid baru ya, biasa saja.
Liu Jianguo juga hanya bersikap ingin melihat-lihat, kalau bisa merekrut SDM bagus lebih baik, jika tidak setidaknya bisa melihat status dan tingkat kemampuan nyata Li Yufeng saat ini.
Tepat pukul 10.30, tiba-tiba semua melihat notifikasi: "Pacarku adalah Ji Yanran" masuk ke ruangan.
"Haha, akhirnya datang juga." Para penonton yang berkumpul berseri-seri.
Ji Yanran melirik ID itu dengan geram, bersumpah pasti akan menemukan si pemiliknya.
Zhang Yang, Lü Meng, dan Lao Shi tidak masuk game, hanya berdiri di sebelai Han Sen sambil langsung melihat gambar holografiknya, ini jauh lebih menarik daripada sekadar menyaksikan pertarungan.
Melihat ID tersebut, cahaya dingin melintas di mata Li Yufeng. Langsung ia mengirim undangan duel ke lawan sambil mengirim pesan: "Setelah kalah, kuharuskanmu segera mengubah ID ini dan minta maaf kepada teman sekelas Ji Yanran."
Semua mata tertuju pada "Pacarku adalah Ji Yanran", menanti balasannya.
“Mengalahkanmu terlalu mudah, aku tidak akan mengajukan syarat apa-apa. Ke depannya sadarilah diri, jangan ganggu Yanran di rumahku lagi.” Melihat informasi ini melengking dari akun "Pacarku adalah Ji Yanran", semua orang seperti mengalami keributan meledak.
“Haha, cukup tak bermoral, mirip gaya-gayaanku di masa lalu.”
“Ini keterlaluan kesombongannya.”
“Omong kosong apa! Bos kita tidak akan kalah dari idiot sepertimu.”
“Haha, Yanran-ku.”
“Jangan-jangan dia benar-benar pacar Ji Yanran?”
“Jangan ganggu Yanran-ku...”
“Jangan ganggu Yanran-ku...”
“Ngibulnya keterlaluan! Nanti kalau kalah telak, wajah masam mau disembunyikan di mana.”
“666……”
……
“Orang ini benar-benar arogan.” Wang Long berkata dengan nada tidak senang.
“Senior Li, bagaimana menurutmu?” Liu Ke tersenyum pahit sambil menatap Li Ze di sampingnya.
Li Ze merenung sejenak, lalu ragu-ragu berkata: “Aku pernah beberapa kali bertarung dengan Li Yufeng. Dia sering mengalahkanku, bahkan skor tertingginya pernah menang 27 poin dariku.”
“Maksudmu Li Yufeng akan menang?” Liu Ke menatap Li Ze sambil bertanya.
Li Ze menggelengkan kepala: “Meski Li Yufeng pernah mengalahkanku dengan margin lebih besar, tapi pacar Ji Yanran itu memberiku tekanan psikologis yang lebih kuat. Melawan Li Yufeng aku masih bisa fokus bertarung habis-habisan, tapi menghadapi pacar Ji Yanran, aku merasa gugup bahkan bisa dibilang takut.”
Setelah menarik napas dalam, Li Ze melanjutkan: “Jika aku yang menilai, Li Yufeng akan kalah telak. Bukan sekadar kalah, tapi kekalahannya tidak cuma satu atau dua poin. Jangan tanya alasannya, ini cuma firasatku saja - mungkin hanya ilusi.”
“Apa?!” Wang Long dan Liu Ke tertegun seperti patung memandangi Li Ze, tak menyangka senior mereka memberi penilaian seperti ini.
Qu Lili mencubit Ji Yanran sambil tersenyum lebar: “Pacar rumahku Yanran~ Panggilannya mesra sekali! Jujur deh, dia beneran pacarmu kan?”
"Tentu saja tidak, brengsek itu." Ji Yanran memandangi ID itu dengan mata membelalak, seandainya hitungan mundur pertarungan belum dimulai, dia sangat ingin langsung menghampiri dan mencaci habis-habisan orang itu.
"Mulai!" Begitu hitungan mundur berakhir, titik-titik cahaya seketika berkilauan di sisi tangan keduanya.
Cahaya ilahi berkerlip di mata Li Yufeng, jarinya bergerak lincah bagai ular licin, langsung menyambar titik cahaya di hadapannya. Hampir bersamaan dengan menyalanya titik itu, jemarinya sudah mendarat tepat di atasnya.
Karena kurang memahami gaya bertarung lawan yang pernah mengalahkan Li Ze dengan selisih dua puluh poin, Li Yufeng memilih tak terlalu agresif. Dengan penuh konsentrasi, dia memfokuskan serangan pada titik cahaya di wilayahnya sendiri, berusaha mengumpulkan poin secepat mungkin untuk mengalahkan lawan secara fair lewat keunggulan mutlak.
Performanya cukup memuaskan. Saat jarinya menyentuh titik cahaya, Li Yufeng merasa puas dengan gerakannya yang selaras dengan latihan rutin mereka.
Namun pandangan samping Li Yufeng melihat lawannya ternyata juga telah mengenai titik cahaya, kecepatannya bahkan tidak kalah sedikit pun darinya, membuatnya tertegun sejenak.
Dalam sekejap itu, tangan lawan sudah kembali menuju titik cahaya baru yang muncul.
Li Yufeng segera menenangkan pikiran dan mulai memukul titik-titik cahaya di sisinya dengan kecepatan maksimal.
Menyadari kecepatan lawan yang luar biasa, Li Yufeng tidak berani lengah lagi, mengerahkan seluruh kecepatan tangan dan tekniknya.
Kedua tangan mereka bagai kupu-kupu yang menembus bunga, dengan gesit menghantam titik-titik cahaya di sekitarnya dalam kecepatan yang mencengangkan.
