Ruangan sunyi senyap. Di ruang online dengan lebih dari 100.000 penonton, tak satu pun mengirim chat, semua terpaku menyaksikan duel kedua orang ini.
Bukan karena pertarungan ini terlalu epik, melainkan karena justru sama sekali tidak menarik.
Kecepatan satu orang telah sepenuhnya melampaui yang lain, bahkan orang dengan rabun jauh parah sekalipun tanpa kacamata bisa melihat jelas. Ini adalah pertandingan yang benar-benar dominan, sama sekali tanpa suspense maupun kontroversi.
Semua orang terpaku menyaksikan dengan mata membelalak dan mulut menganga, namun tak ada suara sedikit pun yang keluar.
Bibir merah Ji Yanran terbentuk O, menatap gambar holografik pertandingan seolah melihat hantu. Pupil di matanya yang indah membesar hingga batas maksimal, tatapannya menjadi kosong.
Di gedung perkantoran, Liu Jianguo terdiam, hampir tak percaya pada penglihatannya. Sementara Zhao Lianhua di sampingnya dengan rokok terjepit di mulut yang terbuka lebar, tak sadar bahwa rokok menyala yang tinggal separuh telah jatuh dan membakar bajunya.
Zhao Lianhua sama sekali tak menyadarinya, tetap terpaku menatap dua tangan dalam gambar holografik itu.
Li Ze, Liu Ke, dan Wang Long bahkan tertegun seperti patung, lama tidak bisa menyadari situasi.
Kesenjangan kekuatan yang besar terpampang sempurna pada dua tangan yang terus bergerak. Tangan Li Yufeng yang semula sudah sangat memukau dengan kecepatannya - tangan yang lincah dan gesit hingga membuat decak kagum.
Namun di hadapan tangan lainnya, tiba-tiba tangan Li Yufeng terlihat agak kikuk. Perasaan ini terasa sulit dipahami.
Itu kan Li Yufeng! Juara pertama individu pertandingan Tangan Tuhan sekolah, Li Yufeng yang dijuluki Tangan Kanan Ajaib!
Bagaimana mungkin tangannya terasa kikuk? Ini sama sekali tidak bisa dipercaya oleh penilaian diri sendiri.
Tapi di bawah kontras tangan lawan yang kuat, tangan Li Yufeng memang terlihat sangat kikuk. Ilusi seperti ini sebenarnya tidak ada sebelumnya, namun muncul tiba-tiba saat berhadapan dengan lawan yang jauh lebih unggul.
"Bukan tangan Li Yufeng yang kikuk, melainkan tangan satunya terlalu cepat dan lincah." Barulah ada yang menyadari, tanpa sadar memandang ke tangan sebelah.
Jenjang, berotot, lincah, bulat - ini adalah tangan yang cantik. Selain itu tak terlihat ciri khusus lain. Mereka penasaran ingin tahu siapa pemilik tangan ini sebenarnya.
Tapi game Tangan Tuhan hanya memproyeksikan bagian tangan dan pergelangan, sama sekali tak bisa melihat wajah sang pemilik tangan.
Suasana hening. Meski fakta telah jelas terpampang, banyak yang masih tak percaya Li Yufeng bisa ditekan sedemikian rupa.
Itu kan Li Yufeng!
Li Yufeng memfokuskan diri meningkatkan kecepatan tangannya ke batas maksimal, terus memukul titik-titik cahaya yang bermunculan.
"Setidaknya harus menang lima poin darinya," batin Li Yufeng dengan angkuh.
Ia tahu Ji Yanran pasti sedang menyaksikan pertandingan ini. Ia ingin menunjukkan kehebatannya di hadapan sang ketua klub.
Meski Ji Yanran tidak pernah menyetujui usahanya untuk mengejarnya, bahkan sengaja menjaga jarak dengannya, Li Yufeng tidak berniat menyerah. Dia percaya dengan kemampuan dan syarat yang dimilikinya, pasti ada kesempatan untuk menyentuh hati Ji Yanran.
Kesempatan kali ini sangat bagus. Dia tahu Ji Yanran sangat marah terhadap ID itu. Asalkan dia bisa mengalahkan orang itu, membuatnya mengubah ID-nya, serta minta maaf secara terbuka kepada Ji Yanran, pasti akan timbul sedikit rasa terima kasih dan kesukaan dari sang dewi.
Itu sudah cukup. Li Yufeng punya waktu dan kesabaran berlimpah. Seperti tetesan air dapat membentuk samudra, dia yakin lambat laun pasti bisa memenangkan hati Ji Yanran.
Tapi untuk saat ini, prioritas utamanya adalah mengalahkan brengsek licik, tak bermoral, dan jorok di hadapannya ini. Dengan menginjak mayatnya sebagai tangga, langkah demi langkah mendekati Sang Dewi dalam imajinasinya.
Li Yufeng terus memukul titik-titik cahaya dengan penuh konsentrasi. Dalam hatinya berhitung: jika bisa memperlebar selisih skor hingga enam atau tujuh poin, efek dramatisnya mungkin akan lebih memuaskan.
Tapi ketika Li Yufeng mengulurkan tangan untuk mengetuk titik cahaya baru yang muncul, titik cahaya itu tiba-tiba menghilang.
"Apa server rusak? Kenapa titik cahayanya hilang?" Li Yufeng membeku sejenak. Dengan pengalamannya yang luas, dia tahu seratus titik cahaya di sisinya masih banyak yang belum muncul, tidak mungkin menghilang kecuali ada kerusakan.
Tapi ketika dia menegakkan kepala untuk melihat, dia langsung terpaku.
Di gambar holografik di hadapannya sudah muncul tulisan GAMEOVER, sementara skornya membeku di angka delapan puluh.
Dengan gerakan kaku, matanya berputar melihat skor lawan di bagian atas.
Angka sempurna 100 terpampang di sana. Seluruh tubuh Li Yufeng membeku, dia benar-benar tidak percaya dirinya kalah dua puluh poin.
Bukan hanya dirinya, semua yang mengenal kemampuan "Tangan Tuhan" Li Yufeng pun tidak bisa mempercayainya kalah telak dua puluh poin.
Semua orang terpaku menatap skor itu, tak ada suara yang keluar.
"Ucapan Han Sen yang baru saja diucapkan tadi, tiba-tiba membuat semua orang merasa sangat menarik ketika mengingatnya sekarang."
"Mengalahkanmu terlalu mudah, aku tidak akan mengajukan syarat apa-apa. Ke depannya sadarlah diri, jangan ganggu Yanran rumah kita lagi."
Saat itu semua mengira itu hanya omong kosong sok jago, tapi sekarang terlihat jelas bahwa ini memang pernyataan yang benar - sebuah kebenaran yang disampaikan dengan gaya paling sok jago."
"Lagi-lagi selisih dua puluh poin." Li Ze baru saja sadar dari lamunannya, tersenyum pahit.
Perkataan Li Ze ini mengingatkan Liu Ke dan Wang Long, membuat ekspresi terkejut mereka semakin menjadi-jadi. Mulut yang menganga itu bisa saja menyelipkan telur bebek besar.
Angka dua puluh poin ini terlalu sensitif bagi mereka. Hal yang diwakili oleh angka itu malah lebih membuat mereka terperangah.
"Yanran, pacarmu benar-benar hebat!" Qu Lili baru sadar setelah setengah hari, berkata pada Ji Yanran yang masih membelalakkan mata indahnya ke arah skor.
"Siapa orang ini? Siapa sebenarnya orang ini?" Ji Yanran sekarang sudah lupa marah dan malu, dia hanya ingin tahu siapa sebenarnya orang ini.
Dua puluh poin, orang yang bisa mengalahkan Li Yufeng dengan selisih dua puluh poin, pasti termasuk jagoan super yang bisa masuk sepuluh besar di Liga Akademi Militer Seluruh Federasi.
Jika bisa mengajaknya bergabung dengan klub sekolah, Ji Yanran bisa membayangkan bagaimana peningkatan nilai yang akan didapat klub.
Sekarang dia hanya ingin tahu siapa orang ini, tapi sayangnya dia sama sekali tidak tahu.
Sekarang hati Ji Yanran seperti dicakar-cakar kucing kecil, sangat ingin mencari orang ini, tapi baru berbalik dia sudah membeku, karena dia sama sekali tidak tahu harus mencari ke mana.
"Aduh!"
Rokok membakar celana Zhao Lianhua sampai bolong, rasa perih membuat Zhao Lianhua akhirnya sadar, melompat sambil mematikan puntung rokok yang masih menempel, tapi celananya sudah berlubang besar.
“Orang ini pasti jadi milik kami, dia harus bergabung dengan Departemen Tangan Tuhan.” Liu Jianguo yang terbangun terkesiap, matanya berbinar melihat skor 100 banding 80.
Dia tahu arti skor ini - sebuah angka yang mampu membuat Akademi Militer Black Eagle melesat dalam proyek pertandingan Tangan Tuhan.
“Cari orang itu, bawa dia masuk ke klub kita!” perintah Liu Jianguo pada Zhao Lianhua yang berdiri di sampingnya.
