Saat tiba di retakan gunung yang disebut Lin Beifeng, Han Sen benar-benar tercengang.
Entah karena gempa bumi atau sebab lain, dinding tebing terbelah membentuk celah besar. Ratusan semut raksasa seukuran tikus dengan seluruh tubuhnya berkilau biru seperti kristal terlihat hilir-mudik di dalam retakan. Dari kejauhan, cahaya biru mereka yang berjejal rapat itu diperkirakan mencapai seratus hingga dua ratus ekor.
“Kak Sen, itu barang-barang tadi, badannya keras sekali, jumlahnya juga terlalu banyak. Pas pertama kali aku menemukannya, aku pernah mencoba menghujamkan pisau roh hewan bermutasiku, ternyata hanya meninggalkan bekas putih tipis di cangkangnya.”
Lin Beifeng melanjutkan: “Jangan lihat tubuhnya kecil, kecepatannya sangat tinggi. Dalam jarak dekat, kecepatannya tidak kalah dengan mount mutasi kita. Tapi kalau lari terlalu jauh tidak bisa, setelah 20-30 meter kecepatannya akan turun drastis. Tenaganya juga sangat besar, batu 100-150 kg bisa diangkatnya dengan mudah. Tubuh kecilnya memiliki kekuatan yang mengerikan.”
Saat Lin Beifeng berbicara, Han Sen terus mengamati semut raksasa berkilau seperti kristal biru itu. Tampaknya mereka sedang mengunyah batuan di sekitarnya, membuat retakan semakin melebar.
Batuan keras itu seperti cokelat di bawah mulut mereka, sama sekali tidak terasa kekerasannya.
“Sudah terlalu banyak, kalau kita berdua mendekat sama saja bunuh diri.” Han Sen berkata dengan tenang.
“Lalu bagaimana dong?” Lin Beifeng langsung terlihat terburu-buru mendengar itu.
“Tidak masalah, aku memang penembak jarak jauh, tidak perlu mendekati mereka.” Han Sen melihat ke sekeliling mencari posisi yang sesuai, baru kemudian memanggil Busur Ular Tanduk Iblis dan panah lebah penyengat hitam bermutasi.
Di ujung belakang panah lebah hitam bermutasi itu diikatkan benang penahan beban berteknologi tinggi. Meski hanya sehelai rambut tipis, tapi bisa menahan beban ratusan kilogram tanpa masalah, apalagi untuk menarik semut besar kembali tentu lebih mudah.
“Kak Sen, jarak di sini bukankah agak terlalu jauh? Cangkang anggota itu sangat keras, bahkan senjata roh hewan bermutasi pun sulit melukai mereka.” Lin Beifeng melihat-lihat, jarak dari semut raksasa kristal biru itu setidaknya 500-600 meter. Meski panah Kak Sen adalah senjata roh hewan bermutasi, mungkin tetap sulit menembus cangkang semut raksasa kristal biru itu.
“Jika seorang penembak jarak jauh hanya akan menembakkan panahnya ke baju zirah lawan, itu sama sekali bukan penembak yang kompeten.” Han Sen sambil berkata telah menarik busur panahnya, membidik retakan di kejauhan.
“Tidak menembak baju zirah? Tapi seluruh tubuhnya tertutup cangkang. Hanya di sambungan tubuhnya ada sedikit celah...” Lin Beifeng baru saja mengatakannya ketika panah di tangan Han Sen sudah melesat.
Syuuk!
Panah yang seperti kilat dingin itu melintasi jarak ratusan meter dalam sekejap, menghunjam keras ke celah cangkang seekor semut raksasa kristal biru.
Semut kristal biru raksasa itu mati seketika, membuat Lin Beifeng tertegun seperti patung.
"Memburu Semut Kristal Hantu Bermutasi, tidak memperoleh roh binatang. Memakan dagingnya dapat secara acak mendapatkan 0 hingga 10 point gen bermutasi."
Ditemani suara aneh yang bergema di pikiran Han Sen, kawanan Semut Kristal Hantu Bermutasi di sekelilingnya panik, berkeliling mencari jejak musuh.
Namun setelah menjelajahi area sekitar puluhan meter tanpa menemukan musuh, mereka akhirnya merangkak kembali ke tepi retakan dan mulai mengunyah batuan.
Han Sen memanfaatkan tali penahan beban untuk menarik kembali panah dan semut kristal hantu bersamaan, lalu langsung melepaskan anak panah lagi yang seketika membunuh seekor semut kristal hantu.
Lin Beifeng sampai takjub bukan main pada Han Sen. Dari jarak sejauh itu, bahkan untuk melihat jelas sosok semut kristal hantu saja sudah melelahkan, tapi Han Sen ternyata mampu menembak sambungan cangkang mereka setiap kali. Ketajaman mata dan keahlian memanah seperti ini benar-benar merupakan keajaiban yang luar biasa.
Sementara Han Sen sibuk membunuh semut kristal hantu, Lin Beifeng menguliti dan memproses bangkai yang ditarik Han Sen. Meski tubuh semut kristal hantu terlihat besar, bagian yang benar-benar bisa dimakan hanya sebesar telur ayam, berupa daging putih segar seperti agar-agar.
Lin Beifeng tak sabar menyantap beberapa potong, menikmati keseruan pertumbuhan gen bermutasi dalam tubuhnya.
Tapi sama seperti daging mutasi lainnya, setelah memakan beberapa ekor, efeknya tidak ada lagi. Lin Beifeng total hanya makan lima ekor lalu berhenti. Menurut pengalaman pendahulu, lima ekor sudah mencapai batas kemampuannya. Jika diteruskan, mungkin harus makan belasan ekor baru bisa menambah sedikit gen bermutasi.
Selanjutnya, Semut Kristal Hantu yang berhasil dibunuh Han Sen langsung diasinkan oleh Lin Beifeng untuk nanti dipanggang jadi daging kering, agar lebih mudah dibawa dan disimpan.
Han Sen sendiri juga makan lima ekor. Seketika ia terus mendengar suara peningkatan gen bermutasi.
Gen bermutasi Han Sen melonjak drastis dari 52 point ke 64 point. Saat ini gen bermutasinya sudah cukup tinggi, bahkan saat memakan daging mutasi baru pun efeknya juga sedikit berkurang.
Raja Cacing Pasir Emas pun dipanggil Han Sen. Meski badannya kecil, dia langsung menelan daging Semut Kristal Hantu dengan cepat.
Bukan hanya dagingnya, bahkan cangkang kristal hantu semut pun dilahapnya dengan suara kres-kres.
Seluruh tubuhnya bahkan lebih kecil dari kristal hantu semut, tapi entah bagaimana dia bisa melahap belasan ekor kristal hantu semut. Badannya membengkak beberapa kali lipat, kini sebesar kepalan tangan.
Han Sen akhirnya tidak menyuruh Lin Beifeng memprosesnya lagi. Langsung memberinya 30-40 ekor kristal hantu semut satu per satu. Ajaibnya, tubuhnya yang sudah sebesar kristal hantu semut itu masih bisa menampung semuanya tanpa perubahan lain.
"Demi Nima, pantas disebut hewan peliharaan level darah suci! Ini benar-benar foodie super kebal!" Lin Beifeng tertegun seperti patung. Setiap gigitan makhluk ini adalah uang yang menguap.
Han Sen sama sekali tidak merasa sayang. Dia tidak mungkin membiarkan daging mutasi dalam jumlah besar mengalir ke pasar. Bahkan jika dibawa pulang, dia juga tidak akan menjualnya dalam jumlah besar. Lebih baik diberikan ke Cacing Pasir Emas Raja.
Tapi Han Sen juga tidak berencana memberikannya semua. Masih harus menyisakan sebagian untuk Miao Jun sebagai bahan pangan.
Di hadapan Lin Beifeng, Han Sen juga tidak enak memanggil Miao Jun keluar. Bagaimanapun itu adalah hewan peliharaan hasil transaksi Qin Xuan dengan Dewa B. Jika muncul di dirinya, sangat mudah ketahuan.
"Andai tahu kemampuan memanahmu begitu mumpuni, aku pasti belajar memanah sejak awal." Lin Beifeng memandang dengan iri saat Han Sen membunuh satu per satu Semut Kristal Hantu dengan panah, kemudahannya sampai menyedihkan.
“Bukan setiap penembak jarak jauh bisa melakukan ini.” Han Sen tersenyum sambil berkata. Setidaknya jika dia tidak mempelajari《Ilmu Tulang Giok dan Otot Es》, tidak memiliki begitu banyak Gen Tuhan, tidak memiliki busur suci dan panah bermutasi di tangannya serta serangkaian barang dan usaha latihannya sendiri, mustahil bisa membunuh Semut Kristal Hantu semudah ini. Orang biasa pada jarak seperti ini mungkin takkan bisa melihat kerutan halus di tubuh Semut Kristal Hantu.
Han Sen yang baru saja memburu seekor Semut Kristal Hantu tiba-tiba mendengar suara yang berbeda.
“Memburu Semut Kristal Hantu bermutasi, memperoleh roh binatang Semut Kristal Hantu bermutasi. Memakan dagingnya bisa secara acak mendapatkan 0 hingga 10 gen bermutasi.”
