Ji Yanran sedang bermain God Hand Versus di Battle.net sekolah ketika tiba-tiba dapat pemberitahuan teman online. Setelah dilihat lebih detail, ternyata akun "Pacar Saya Adalah Ji Yanran" yang login.
"Bagus! Dasar jahat, masih ingat login juga?" Ji Yanran awalnya ingin mengajak Han Sen ke ruangannya, tapi dipikir ulang, tindakan seperti itu malah akan membuatnya kehilangan muka.
Saat Ji Yanran masih ragu apakah akan pura-pura tidak melihatnya, tiba-tiba akun "Pacar Yanran-ku" sudah mengirimkan ajakan bertarung.
Ji Yanran secara tidak sadar mengklik setuju, langsung masuk ke ruangan yang didirikan Han Sen.
"Kakak, sudah larut begini masih bermain Tangan Tuhan?" Han Sen tersenyum manis sambil menggunakan voice chat.
"Iya dong, aku kan nggak ada film promosi Di Gang buat diaktingin, nggak ada juga selebritas papan atas yang mau diajak main sandiwara. Kalau nggak main Tangan Tuhan ngapain lagi?" Ji Yanran berguman asam.
Han Sen buru-buru menambahkan: "Jangan ditanya. Tadinya kukira selebritas itu pasti cantiknya luar biasa, tapi setelah ketemu aslinya... ih, benar-benar mengecewakan. Sepuluh Chihiro pun kalah mentereng dari satu kakakku ini."
Sambil berkata demikian, Han Sen dalam hati berdoa: "Chihiro... Chihiro... demi usaha mendapatkan pacarku, kau harus rela dikorbankan sedikit."
Ji Yanran dalam hati senyum-senyum sendiri, tapi pura-puka manja: "Jadi dari awal kau memang ngejar selebritasnya ya?"
"Mana ada! Aku ikut audisi itu demi kakak!" Han Sen cepat-cepat bersumpah sambil menunjuk langit.
“Cih, hubungan apa antara kamu ikut syuting film promosi dengan aku?” Ji Yanran mencibirkan bibir berkata.
“Bagaimana tidak ada hubungan? Aku sudah punya satu Silver Killer TS, tapi Kakak belum punya. Sedangkan aku anak keluarga miskin, tidak ada uang untuk membeli Silver Killer TS kedua buat Kakak biar jadi pasangan kekasih. Terpaksa aku jual diri ke Di Gang untuk syuting film promosi mereka, baru bisa dapat Silver Killer TS baru. Nanti kita bisa membentuk Pasangan Kekasih Perak!” Han Sen bicara sambil menitikkan air mata.
“Siapa mau bentuk pasangan perak...kekasih...denganmu...” Pipi Ji Yanran memerah: “Cuma satu Silver Killer TS, kalau mau aku bisa beli sendiri. Ngapain harus dikirim?”
“Yang ini berbeda dengan yang di luar. Edisi khusus pesanan, ada pola unik biru. Seluruh federasi cuma satu! Ini mewakili perasaan istimewaku untuk Kakak juga cuma satu di dunia.” Han Sen menjelaskan.
“Cih, cuma mengubah warna doang. Kalau aku mau, Liu Changming berani tidak mengubahkannya untukku?” Hati Ji Yanran dipenuhi sukacita, tapi tetap berpura-pura mencibir.
“Hasil ubahan orang lain mana bisa sama dengan ubahanku. Isi hati yang berbeda.” Han Sen diam-diam kaget. Ia tahu latar belakang Ji Yanran tidak biasa, tapi dari nada bicaranya, memang benar-benar luar biasa.
“Kamu benar-benar rela memberikannya padaku? Pasti ada lencana Di Gang di rompimu itu, kan?” Ji Yanran berpikir sejenak.
“Tentu saja rela. Tidak peduli ada lencana pemimpin negara sekalipun, tetap akan kuberikan. Rompi tempur ditukar dengan kakak cantik jadi istri, nilai.” Han Sen berkata.
“Siapa yang mau jadi istrimu? Lagipula cuma rompi TS perak mau ditukar dengan istri, keterlaluan bisnisnya.” Ji Yanran berguman manja.
“Bagus, kalau tidak jadi istri, jadi simpanan dulu saja.” Han Sen tersenyum lebar.
“Baiklah, jangan bilang aku tidak memberimu kesempatan. Aku akan menghitung sampai tiga. Jika kamu bisa muncul di hadapanku, tak hanya jadi simpanan, bahkan jadi gundik pun boleh.” Ji Yanran menggoda Han Sen.
“Ini terlalu melanggar aturan! Kamu tahu aku tidak ada di sekolah.” Han Sen berteriak.
“Pokoknya kesempatan sudah kuberikan. Jika kamu tak bisa mengendalikan, jangan salahkan aku.” Ji Yanran tahu Han Sen sedang mengikuti Kompetisi Dominasi Rompi Anti Peluru Di Gang, pasti tidak bisa kembali saat ini.
“Satu...” Ji Yanran mulai menghitung dengan wajah bahagia.
“Jangan lah...” Han Sen mengeluarkan sejenak rintihan.
“Dua... Kamu harus memanfaatkan waktu...” Ji Yanran tersenyum sangat bahagia.
“Bisakah kamu menunggu beberapa hari lagi untuk menghitung?” Han Sen memohon.
“Tidak bisa, aku sudah tidak sabar ingin menjadi simpananmu, badan sudah bersih-bersih tinggal menunggu kamu. Bagaimana mungkin berhenti sekarang? Cepatlah datang! Jangan bilang aku tidak memberimu kesempatan. Aku akan menghitung dua koma lima, cepat ya...” Ji Yanran terus mempermainkan Han Sen sebagai balasan atas godaannya tadi.
“Kakak senior baik, tolong tunggu aku lagi...” Han Sen terus merengek.
“Tidak mau menunggu! Kakak senior sudah kepanasan ingin segera...” Sebelum Ji Yanran selesai bicara, tiba-tiba pinggangnya terasa dicengkeram erat. Tubuh anggunnya langsung dipeluk oleh lengan berotot yang menyentakkannya keluar dari mesin virtual holografik.
Ji Yanran kaget, lalu merasakan telinganya terasa hangat dan geli. Suara familiar bergema di telinganya: “Kakak senior, janji harus ditepati. Kau bilang mau jadi simpanan juga boleh, jangan ngambek.”
"Kok Kamu bisa di sini?" Ji Yanran langsung kaget dan malu, bahkan lehernya merah membara. Berani ia mempermainkan Han Sen karena yakin Han Sen seharusnya sedang dalam perjalanan ke Diwan atau sudah sampai Diwan. Tak disangka Han Sen ternyata kembali ke sekolah di saat seperti ini.
Han Sen memeluk Ji Yanran dari belakang, mengawasi telinga kecil merah muda yang transparan itu. Bibirnya tak tahan mendekat dan menempelkan ciuman lembut.
Seketika Ji Yanran seperti tersetrum, seluruh tubuhnya lunglai dalam pelukan Han Sen.
Sebenarnya Ji Yanran memilih ruang simulasi holografik yang sepi agar tak diganggu. Ternyata malah menguntungkan Han Sen. Melihat kecantikannya yang mekar sempurna, karakter serigala dalam diri Han Sen langsung muncul. Ia menggendong tubuh lembut Ji Yanran lalu mulai mencicipi bibir merahnya yang harum.
Ji Yanran dengan lemah merangkul leher Han Sen, malu-malu membiarkannya mengecap bibir mungilnya yang harum.
"Ah!" Kedua kekasih yang sedang asyik bercinta ini tiba-tiba mendengar teriakan, membuat mereka kaget dan buru-buru berpisah.
"Ahem, aku cuma lewat... Lanjutkan saja... Lanjutkan..." Qu Lili yang datang mencari Ji Yanran mengomentari sambil tersenyum licik dan mundur perlahan.
"Kembarilah ke sini!" Ji Yanran yang malu ingin sekali menyelinap ke lubang tanah, langsung berlari mengejar Qu Lili.
Han Sen justru memandang sinis tangan kanannya sendiri. Baru saja "si jahat" ini memanfaatkan kondisi Ji Yanran yang sedang mabuk asmara untuk mendapat keuntungan besar. Mengingat tekstur montok dan kenyal itu, ia bergumam dalam hati: "Memiliki kakak tingkat yang cantik dan menggemaskan benar-benar berkah."
Han Sen hanya tinggal satu hari di sekolah, lalu terpaksa naik pesawat ruang angkasa menuju Di Yuan. Kompetisi Armor Tempur Di Gang pasti akan diikutinya, meski bukan demi gelar perwakilan, hadiah satu unit Silver Kill TS saja sudah cukup sebagai motivasinya berpartisipasi.
Babak kualifikasi di jaringan pengawasan futuristik sudah memasuki fase sengit. Sembilan slot finalis yang berhasil lolos semuanya adalah petarung ulung, dengan level kemampuan peserta yang jauh melampaui perkiraan.
Bahkan peserta dari universitas ternama rela mengorbankan kesempatan masuk final Piala Xingyu demi mendaftar di Kompetisi Armor Tempur Di Gang, dan jumlahnya tidak cuma satu dua orang.
Dibandingkan seri Star Emperor dari hadiah Xingyu, Silver Kill TS yang mistis jelas lebih memikat perhatian.
