"Jangan nangis, aku baik-baik saja. Di tengah jalan ketemu makhluk mutan lain, jadi kuburu dulu baru balik. Maaf bikin kamu khawatir." Han Sen menepuk punggung Wang Mengmeng yang masih terisak-isak di pelukannya sambil tersenyum.
"Kakak bikin jantungku hampir copot!" Wang Mengmeng mengusap sudut matanya yang masih basah oleh air mata.
"Dasar si bodoh, kok tidak percaya sama kemampuan kakak?" Han Sen mengelus kepala kecilnya.
“Aku yakin, tapi kamu lama sekali tidak kembali, aku agak khawatir.” Wang Mengmeng mengembalikan roh binatang Semut Kristal Hantu Darah Suci kepada Han Sen.
“Sudah, kita kembali dulu. Berlarian di luar selama berhari-hari, mati-matian capek. Aku cuma ingin pulang dan tidur nyenyak.” Han Sen tersenyum sambil menyimpan baju zirahnya.
Semua orang berbalik untuk kembali. Huangfu Pingqing memandangi Han Sen yang sedang bercanda riang dengan Wang Mengmeng dengan raut wajah yang rumit.
“Orang ini... agak sulit dipahami.” Gumam Huangfu Pingqing lirih. Sudut bibirnya perlahan terangkat, menyunggingkan senyum penuh makna seolah menemukan barang mainan yang menarik.
Huangfu Pingqing yakin kekuatannya sudah termasuk top di Perlindungan Suci Pertama. Pada Pertarungan Anak Dewa berikutnya, dia pasti lolos ke jajaran Sepuluh Dewa.
"Tapi bahkan dia pun tidak punya kendali sama sekali untuk bertahan hidup dari kejaran para Black Feather Beast, sementara Han Sen berhasil melakukannya. Ini jelas bukan sekadar kebetulan sederhana."
"Setidaknya, Huangfu Pingqing masih bisa melihat dengan jelas di ingatannya suasana pembunuhan di udara Han Sen yang terbang seperti hantu sambil melepaskan panah, kesan baiknya begitu mendalam hingga sekarang masih terbayang di hadapannya."
"Tuan Han, dalam kunjungan saya ke Perlindungan Baja kali ini, saya membawa beberapa roh binatang untuk dijual, termasuk dua roh binatang level darah suci. Jika Anda berminat, nanti bisa datang melihat." Huangfu Pingqing mengajak Han Sen.
"Roh hewan suci darah ilahi? Termasuk tipe apa?" Han Sen mengejar bertanya.
"Sebenarnya sebelum lelang, ini tidak boleh dibocorkan. Tapi karena Tuan Han bertanya, saya bisa beri sedikit bocoran: ada satu tipe terbang dan satu tipe senjata." Huangfu Pingqing menjawab sambil tersenyum.
“Bagus, aku pasti datang.” Han Sen udah dari dulu haus akan senjata level darah suci, tentu saja berminat melihat. Jika bisa memiliki Senjata Roh Hewan Suci Darah Ilahi, dia bisa membunuh lebih banyak Makhluk Darah Ilahi, sehingga kecepatan kenaikan level sihirnya meningkat secara signifikan.
Nggak usah jauh-jauh, kalau dia punya senjata darah ilahi, Raja Burung Hitam Darah Ilahi itu pasti udah mati, mana mungkin bisa kabur begitu.
Kembali ke sekolah, luka bakar di tubuh Han Sen masih butuh pemulihan. Ini malah membuatnya bisa tenang berangkat les, menyimak banyak teori pelajaran.
Hari ini Han Sen menyimak teori Teknik Gen Super Nuklir. Sambil menyimak pelajaran, tangannya asyik memainkan kupu-kupu logam paduan sebesar telapak tangan yang sayapnya bergetar seolah ingin terbang.
Benda ini dipesan olehnya dari tukang besi yang menjual senjata baja Z. Ukuran dan beratnya dibuat sesuai dengan Shuriken Kupu-Kupu Api Hantu. Keahlian si tukang besi memang tidak bisa protes, hampir sama persis dengan Shuriken Kupu-Kupu Api Hantu asli, bahkan sensasi pegangannya mirip. Hanya saja tidak memiliki daya hancur seperti yang asli.
Han Sen memesan total 10 buah shuriken kupu-kupu. Ini hanya digunakan untuk latihan. Shuriken Kupu-Kupu Api Hantu sekali pakai tidak bisa dia bawa keluar untuk latihan sembarangan. Setiap kali berlatih akan menghancurkan satu buah. Belum sempat menemukan pola latihan yang tepat, semua shuriken mungkin sudah hancur duluan.
Dengan dasar teknik pisau di lengan, Han Sen juga mempelajari berbagai teknik senjata tersembunyi dari seni bela diri kontemporer-kuno di sekolah. Tanpa perlu diajari orang lain, perlahan dia mulai terampil menggunakan shuriken kupu-kupu ini.
Mendengarkan pelajaran, kupu-kupu logam di tangannya bergerak lincah di atas telapak tangan, kadang muncul kadang menghilang seolah hidup kembali. Kini Han Sen tak pernah lepas dari senjata ini, terutama untuk melatih kepekaan sentuhan. Hanya dengan familiar dengan sensasi genggaman, barulah bisa menyerang target yang ditunjuk sesuai perintah.
"Dewa Game, bolehkah kami bernegosiasi?" Setelah kelas berakhir, beberapa teman sekelas menghampiri Han Sen. Salah satu siswa berambut pirang yang berseri berkata padanya.
"Apa?" Han Sen agak terkejut. Sepertinya tak pernah ada interaksi sebelumnya dengan murid-murid ini.
"Begini, Dewa. Kami dari Klub Neo-Kuno. Aku Xu Qian, mereka... Kami sudah mendaftar kompetisi Hitam-Putih di jaringan pengawasan. Ini pertandingan tim. Sudah ada empat anggota, masih kurang satu. Maukah Dewa bergabung dalam tim kami?" Setelah berkata demikian, keempatnya memandang Han Sen dengan tatapan penuh harap.
"Banyak siswa di sekolah yang mahir Hitam-Putih. Kenapa memilihku?" Han Sen mengerutkan alis penuh keheranan.
"Begini Dewa Game, kalau cuma pertandingan biasa, menang atau kalah kami bisa tanggung sendiri. Tapi pertandingan kali ini agak berbeda. Lawan pertama kami adalah Akademi Militer Saint. Bagaimanapun kami tidak boleh kalah kali ini. Makanya kami ingin meminta bantuanmu untuk ikut bertanding. Pertandingan melawan Saint ini benar-benar harus kami menangkan!" kata teman sekelas itu dengan bersemangat.
Melihat ekspresi bingung Han Sen yang tak paham dendam mereka dengan Saint, para teman segera menjelaskan lebih lanjut.
Tak lama Han Sen pun memahami akar masalahnya. Hubungan antara Saint dan Black Eagle di kompetisi seni bela diri kontemporer-kuno bisa dibilang seperti rival abadi.
Tiga tahun berturut-turut sebelumnya, Black Eagle selalu terhenti di 16 besar Liga Seni Bela Diri Kontemporer-Kuno karena dikalahkan Saint. Pertumpahan darah di medan pertarungan pun sudah terjadi berkali-kali.
Jadi meski kali ini cuma pertandingan Hitam-Putih di jaringan pengawasan, Xu Qian dan kawan-kawan tetap tak mau kalah dari Santo, baru berani datang minta pertolongan Han Sen.
Setelah menjelaskan alasan, Xu Qian dan teman-temannya memandang Han Sen dengan kegugupan. Meski tahu Han Sen sangat jago dalam Hitam-Putih,
tapi toh Han Sen bukan anggota Departemen Seni Bela Diri Kontemporer-Kuno maupun klub bela diri, dia tak punya kewajiban ikut bertanding bersama mereka.
Han Sen menatap sorot mata penuh harapan mereka, merenung sejenak lalu berkata: "Kapan jadwal pertandingannya? Kasih waktu pasti. Asal tidak bentrok dengan jadwalku, aku bisa ikut bertanding."
Wajah Xu Qian dan kawan-kawan langsung berseri: "Waktunya di akhir pekan. Apakah bentrok dengan jadwalmu? Yang penting pertandingan tanggal 6 Oktober melawan Santo ini bisa kau bantu. Tapi slotmu harus didaftarkan sekarang juga baru bisa ikut main."
“Tidak masalah, jika tidak ada insiden tak terduga, seharusnya aku bisa ikut pertandingan ini.” Han Sen tersenyum: “Selain itu, jangan panggil aku dewa game, sebutan itu tidak mencakup semua kelebihanku, lebih baik sebut namaku saja.”
“Bagus, mulai sekarang kami akan memanggilmu dengan nama. Ini formulirnya, isi dulu baru kami laporkan slotmu.” Xu Qian yang bersemangat menyodorkan formulir ke Han Sen.
“Ngomong-ngomong, Dewa... maksudku Han Sen... pertandingan di jaringan pengawasan harus pakai ID terdaftar. Kamu harus buat ID, kami bisa bantu mendaftarkan.” Liu Yuhu dari samping menambahkan.
“Baik.” Han Sen berpikir sejenak lalu mengisi data diri dan ID di formulir.
“Kaisar Pukulan Hitam!” Xu Qian dan yang lain membeku melihat ID yang ditulis Han Sen. ID itu benar-benar arogan, mereka tidak menyangka Han Sen ternyata menggunakan ID seperti ini.
“ID ini boleh? Tidak ada yang？”Setelah menulis, Han Sen bertanya pada Xu Qian sambil mengawasi: “Aku takut ada masalah ID.”
“Tidak akan, kami mendaftar atas nama sekolah sebagai unit. ID juga harus diawali prefiks sekolah, jadi meski ada duplikat ID pun tidak masalah.” Xu Qian dan yang lain segera menjelaskan.
Tapi dalam hati mereka bergumam: "Selain wajib pakai prefiks, bahkan tanpa itu pun takkan ada yang berani pakai ID sesombong ini. Pasti tidak ada duplikatnya."
Namun Xu Qian dan kawan-kawan tidak berkomentar. Jika orang lain pakai ID seperti ini, mungkin mereka akan menyarankan untuk diubah. Tapi karena yang memakai ID ini adalah Han Sen, mereka pun merasa tak ada yang terlalu bermasalah.
