Seorang gadis kecil menggemaskan berusia 12-13 tahun mengenakan gaun tidur putih, berdiri telanjang kaki putih lembut di hadapan Han Sen. Sepasang mata hitam besar yang kontras hitam-putih berkedip-kedip menatapnya, rambut hitam legamnya menjuntai hingga ke pantat bulat yang menggairahkan.
"Roh binatang peliharaan...lagi-lagi roh binatang peliharaan..." Han Sen memandangi Santo Malaikat Perang yang berubah jadi gadis cantik di depannya, benar-benar bingung harus menangis atau tertawa.
Perubahan ini terlalu drastis, bahkan Sayap Malaikat dan cincin malaikat sudah tidak ada sama sekali, sama sekali tidak terlihat ini adalah Santo Perang yang galak itu, sepenuhnya berubah menjadi gadis kecil manusia yang menggemaskan berusia tiga belas empat belas tahun, langsung berubah dari kakak galak menjadi LOLI kecil yang imut.
Santo Perang seperti ini meski menggemaskan, tapi tidak punya kemampuan bertarung. Ingin memberi makan roh binatang peliharaan level darah suci hingga mencapai status evolusi, hanya orang bodoh yang tahu butuh berapa lama.
Untung Han Sen masih menerima pedang besar benda suci darah ilahi, kalau tidak hati ingin menangis, mengingat ini diperoleh dengan menghancurkan satu pisau perang Xiuluo, dua senjata bermutasi, plus satu Kupu-kupu Api Hantu Darah Suci.
Tapi ada SATU HAL yang Han Sen paham betul: Santo Malaikat Perang memang super berharga. Roh binatang peliharaan level darah suci sendiri sudah langka. Kalau jenis lain mungkin kurang bernilai, tapi untuk roh binatang LOLI kecil yang menggemaskan dan hampir sama persis dengan manusia ini, pasti bisa dijual dengan "harga langit", bahkan mungkin lebih mahal dari roh hewan suci darah ilahi yang praktis mana pun.
"Kamu bisa bicara?" Han Sen penasaran mengawasi Santo Malaikat Perang sambil bertanya. Penampilannya benar-benar mirip gadis kecil manusia yang cantik dan sempurna.
Santo Malaikat Perang hanya tersenyum padanya dengan mata besar yang melotot, bagaikan putri kecil yang murni tanpa cela.
Menyadari roh binatang ini tidak memiliki fitur bicara, Han Sen ragu sejenak sebelum memanggilnya kembali. Lalu ia meraih pedang besar transparan yang megah itu.
Pedang sebesar kristal es itu terasa cukup berbobot di tangannya, sedikit lebih berat dari pedang besi biasa. Tapi masih dalam batas kekuatan Han Sen untuk menerima beban.
Mengayunkan beberapa kali secara sembarangan, sensasi udara yang kuat membuat pedang besar ini terasa sangat lancar saat digunakan.
"Sungguh pedang yang bagus, tidak sia-sia modal besar yang kukeluarkan untuk mendapatkannya." Semakin digunakan Han Sen semakin merasa ergonomis, lebih nyaman dibanding pisau perang Xiuluo.
Mengenai ketajaman dan kekerasan pedang ini, sudah tidak perlu diuji lagi. Bahkan Baju Zirah Darah Suci bisa ditembusnya, bisa dibayangkan betapa tajamnya pedang ini.
Bahkan perisai darah suci ibu jari pun dipenuhi luka-luka dan berubah bentuk akibat tebasannya, sementara pedang besar ini sama sekali tidak rusak. Kekuatannya benar-benar luar biasa.
"Sayangnya pedang besar ini tidak seperti roh binatang yang bisa disimpan, terpaksa harus dibawa ke mana-mana, dan hanya bisa digunakan di dunia perlindungan." Han Sen merenung diam-diam. Desain unik pedang ini terlalu megah dan mencolok, hanya dengan sekali lihat pasti langsung teringat. Shen Tianzi, Huangfu Pingqing, dan ibu jari semuanya pernah melihatnya. Jika ingin menggunakannya di kemudian hari, agak merepotkan. Hanya bisa dipakai dengan identitas Koin Emas, kalau tidak Shen Tianzi mudah menebak bahwa dirinya adalah Koin Emas.
Setelah meninggalkan dunia perlindungan, alat komunikasi Han Sen langsung berdering.
Han Sen melirik nomor Huangfu Pingqing, langsung tidak bisa menahan amarah. Karena ulahnya waktu itu, sekarang Ji Yanran masih marah padanya.
Han Sen menerima panggilan, ingin berdebat baik-baik dengan Huangfu Pingqing tentang prinsip kesopanan. Tapi begitu mulutnya terbuka dan melihat penampilan Huangfu Pingqing saat ini, matanya langsung terpana.
Huangfu Pingqing ternyata sedang mandi busa, meski ditutupi gelembung-gelembung, namun lengan putihnya yang mulus dan sebagian paha yang montok samar-samar terlihat, membuat lidahnya agak kering.
Meski tak bisa melihat apa-apa sebenarnya, pemandangan ini saja sudah membuat darah mendidih.
"Adik Tingkat, tidak mengganggumu kan?" sambil berbicara, Huangfu Pingqing mengangkat salah satu kaki putihnya dari bak mandi dan mengusapnya perlahan dengan tangan.
Han Sen merasa hidungnya mulai panas, hampir mengeluarkan darah. Secara tidak sadar ia mengusap hidungnya lalu berkata tegas: "Kakak Huangfu, ada keperluan apa? Kalau tidak, aku mau tutup ya."
Begitu berkata, mata Han Sen malah tak bisa diandalkan melirik ke arah kaki putih itu lagi.
“Kakak mencari kamu tentu ada urusan, hal Pulau Bidang Ilahi yang muncul di Perlindungan Baja sudah kamu ketahui kan?” Huangfu Pingqing tersenyum genit.
“Tahu, tapi apa hubungannya denganku? Aku tidak punya sayap darah ilahi, tidak bisa naik ke sana.” Hati Han Sen sedikit berdebar.
“Adik Tingkat, kalau mau naik itu mudah saja. Kakak bisa meminjamkanmu satu sayap darah ilahi.” Sambil berkata demikian, Huangfu Pingqing berputar di dalam air lalu tiarap di tepi bak mandi mendekati alat komunikasi.
Melihat dua gundukan putih salju berminyak yang terbuka sebagian di hadapannya, Han Sen benar-benar merasa darah hidungnya hampir keluar. Buru-buru ia berkata: “Kakak Huangfu jangan bercanda denganku. Barang berharga seperti itu mau kamu pinjamkan?”
“Kakak tidak bercanda. Kalau kamu mau, sekarang juga bisa datang ambil. Gerbang kakak tidak dikunci~” Huangfu Pingqing berkedip-kedip sambil berkata.
“Kakak Huangfu, ada apa langsung saja.” Han Sen mengusap-usap hidungnya berkata, dia sama sekali tidak percaya Huangfu Pingqing akan sebaik hati ini.
“Kalau kamu tidak mau datang, mari kita cari tempat yang lebih privat. Di kantin Area A sana ya.” Huangfu Pingqing mengusulkan.
“Jangan! Lebih baik bicara di dalam perlindungan saja.” Saat ini sedang jam sibuk pagi dimana banyak murid berkeliaran. Jika terlihat sarapan bersama Huangfu Pingqing, benar-benar melompat ke Sungai Kuning pun takkan bisa membersihkan namanya.
Meski pesona Huangfu Pingqing sangat memikat dan kecantikannya tidak kalah dari Ji Yanran, masing-masing punya daya tariknya sendiri, Han Sen lebih menyukai tipe seperti Ji Yanran.
Wanita seperti Huangfu Pingqing terlalu licik. Terlihat cantik di permukaan, tapi terlalu melelahkan untuk diajak bergaul.
Setelah mematikan alat komunikasi, Han Sen kembali ke Perlindungan Baja dan menunggu Huangfu Pingqing di lokasi janji.
Huangfu Pingqing bukanlah wanita bodoh yang pengagum buta. Sebaliknya, dia lebih cerdik dari siapa pun. Kalau tidak, saat pertama kali datang ke Perlindungan Baja, dia tidak akan berpura-pura tidak mengenal Shen Tianzi, bahkan berhasil membuat Shen Tianzi menjadi pembantu yang mengerek harga banyak roh binatang ke tingkat tinggi.
Sayap darah ilahi juga dijual dengan harga selangit kepada Lin Beifeng. Namun karena kemunculan Pulau Bidang Ilahi, diperkirakan Shen Tianzi kembali mengeluarkan biaya besar untuk merebut kembali sayap darah ilahi dari Lin Beifeng, yang malah membuat Lin Beifeng mendapat untung.
Perempuan seperti ini yang mencarinya, pasti bukan sekadar urusan jatuh cinta. Dari nada bicaranya, sangat mungkin ini terkait makhluk darah ilahi di Pulau Bidang Ilahi.
Dia tahu Santo Malaikat Perang sudah tidak ada lagi, tapi Shen Tianzi dan kawan-kawan belum mengetahuinya. Sekarang mereka masih sibuk menyiapkan rencana pemburuan terhadap Santo Malaikat Perang.
“Mungkin bisa mendapat keuntungan tak terduga.” Dalam hati Han Sen berhitung diam-diam, mungkin bisa memanfaatkan kesempatan ini untuk mendapat keuntungan dari Shen Tianzi dan Huangfu Pingqing. Hanya saja dia tidak tahu hubungan sebenarnya antara Shen Tianzi dan Huangfu Pingqing.
