Han Sen berdiri di punggung Raja Cacing Pasir Emas, dengan susah payah membopong palu raksasa itu. Benda ini terlalu berat, jauh lebih berat daripada kapak emas raksasa yang dulu. Han Sen yang membopongnya sama sekali tidak bisa terbang.
Han Sen terpaksa meminta Raja Cacing Pasir Emas menyeret palu raksasa ini keluar dari lembah pasir. Ternyata makhluk darah ilahi ini tidak bisa dimakan, dan hoki Han Sen juga kurang bagus karena tidak mendapatkan roh binatang. Palu raksasa benda suci darah ilahi ini menjadi satu-satunya trofi yang dia dapatkan.
Dengan susah payah menyeret palu itu keluar dari lembah pasir, Han Sen segera bertanya pada Huangfu Pingqing yang masih membeku di sana: "Kakak Huangfu, menurutmu benda suci darah ilahi ini bisa dijual berapa?"
Huangfu Pingqing mendekati palu raksasa itu dan mencoba menggenggam gagangnya. Tapi ternyata dia tak bisa mengangkatnya sama sekali. Dengan kening berkerut dia berkata: "Barang ini terlalu berat. Yang bisa menggunakannya pasti sudah punya senjata sendiri, sedangkan yang tidak mampu mengangkatnya juga tidak akan membeli. Paling-paling cuma laku empat lima juta. Itu pun harus hoki ketemu orang yang benar-benar cocok dan mau membeli."
“Jutaan juga uang, Kakak Huangfu kapan kamu mengadakan acara lelang lagi? Sekalian bantu pasang ini untuk dijual ya?” Han Sen belakangan agak miskin, jutaan sudah bukan jumlah kecil lagi.
“Bagus, tapi sudah disepakati kamu harus mentraktirku makan, kali ini kamu tidak boleh mengelak.” Huangfu Pingqing tersenyum.
“Tentu saja, tentu saja.” Han Sen buru-buru menyahut, barang ini memang sulit dijual.
Dulu ketika Qin Xuan membeli kapak emas raksasa itu, hanya ada satu pria perkasa di Kelompok Aksi Keamanan Khusus yang bisa menggunakannya, dan itu sudah batas kemampuannya.
Palu raksasa ini bahkan lebih berat dari kapak emas itu, bahkan si pria perkasa pasti tidak sanggup memainkannya. Mencari pembeli benar-benar sulit.
“Dapat roh binatang tidak? Kalau dapat tapi tidak terpakai, bisa dibawa keluar untuk dijual bersama. Pasti kubantu jual dengan harga bagus.” Huangfu Pingqing berkedip-kedip sambil berkata.
“Hoki kurang bagus, tidak dapat roh binatang.” Han Sen pasrah membentangkan kedua tangan. Dia memang benar-benar tidak mendapatkannya.
Huangfu Pingqing tidak bertanya lagi, juga tidak melanjutkan ekspedisi ke Gurun Sihir Putih. Membawa barang seberat ini membuat perjalanan ke dalam semakin sulit. Keduanya pun memutuskan berbalik arah menuju Perlindungan Baja.
Setelah menandatangani kontrak dengan Huangfu Pingqing dan mengirimkan palu besar langsung ke tempatnya, Han Sen yang belum sempat kembali ke sekolah langsung dipanggil Qin Xuan.
Saat bertemu Qin Xuan, Han Seng merasakan atmosfer yang tidak biasa. Seluruh anggota tim kecil Kelompok Aksi Keamanan Khusus di Perlindungan Baja telah berkumpul - sesuatu yang jarang terjadi di hari biasa.
Ekspresi Yang Manli tampak masam. Rekan-rekan seperti Du Languei yang lebih akrab dengannya menyeringai ke arah Han Sen, entah apa maksudnya.
"Silakan duduk." Qin Xuan memberi isyarat pada Han Sen. Matanya menyapu seluruh ruangan: "Kurang dari sebulan lagi, aku akan menyelesaikan metamorfosis pertama dan pindah ke alam semesta Perlindungan Ilahi kedua. Beberapa urusan perlu diselesaikan dalam waktu dekat."
Setelah terdiam sejenak, pandangan Qin Xuan beralih ke Yang Manli. "Aku sudah merekomendasikan Yang Manli ke atasan untuk menggantikan posisi Pemimpin Batalyon Baja, yang akan bertanggung jawab atas urusan batalyon."
Kemudian ia menatap Han Sen. "Sedangkan untuk posisi Kapten Regu Kecil, aku memutuskan merekomendasikan Han Sen sebagai pengganti."
Han Sen langsung terkejut. Tak disangka Qin Xuan ternyata menunjuknya sebagai Kapten Regu Kecil.
Kini Han Sen akhirnya paham mengapa ekspresi Yang Manli begitu memalukan. Meski jabatan Pemimpin Batalyon Baja terdengar lebih bergengsi,
sebenarnya Batalyon Baja bukan organisasi dengan struktur resmi. Itu hanyalah kelompok sipil yang memiliki latar belakang militer.
Sementara Regu Kecil merupakan bagian resmi dari struktur Kelompok Aksi Keamanan Khusus. Sifat kedua peristiwa ini sama sekali berbeda. Apalagi Yang Manli juga anggota regu kecil, yang sebenarnya berada di bawah pemerintahan Han Sen.
Mengenai Batalyon Baja di sana, Han Sen tidak pernah kembali sejak masuk akademi militer. Meskipun Yang Manli menjadi pemimpin tim, itu tetap tak berguna mengingat bukan pasukan terlatih.
Awalnya Yang Manli mengira dengan kemampuan dan kualifikasinya, dialah yang seharusnya menggantikan posisi kapten regu kecil, melepas helm wakil kapten dari kepalanya. Namun tak disangka Qin Xuan justru merekomendasikan Han Sen sebagai pengganti kapten.
Memandangi wajah masam Yang Manli, Han Sen justru dalam kondisi hati yang sangat baik. Sejak dulu dia tak menyukai Yang Manli, meski sang wakil kapten itu masih punya jabatan. Kini Han Sen bagai budak tani yang berhasil mengubah nasib, justru menjadi atasan Yang Manli - hal ini tentu membuat hatinya lega luar biasa.
"Kapten Qin, menurutku aku lebih cocok daripada Han Sen untuk menggantikan posisi kapten regu kecil," desis Yang Manli sambil menggigit bibir.
"Hal ini sudah diputuskan, ini adalah perintah, tidak perlu dibahas lagi." Qin Xuan berdiri sambil berkata: "Baik, rapat kita cukup sampai di sini. Han Sen dan Qin Xuan tetap tinggal, yang lain boleh kembali bekerja."
Du Langgui dan kawan-kawan diam-diam memberikan jempol ke Han Sen sebelum meninggalkan ruang rapat. Tak lama kemudian hanya tersisa Qin Xuan, Yang Manli, dan Han Sen di dalam ruangan.
"Manli, sebenarnya posisi kapten ini seharusnya kurekomendasikan untukmu. Tapi watakmu memang tidak cocok untuk jabatan kapten. Fokuslah mengelola Batalyon Baja dan segera naik level ke alam semesta Perlindungan Ilahi kedua." Qin Xuan berkata lembut. Yang Manli bukan hanya bawahannya, tapi juga teman dan sahabat karibnya.
"Kapten Qin, aku yakin punya kemampuan untuk menjadi kapten yang baik." Yang Manli berkata dengan wajah penuh kekesalan.
"Han Sen, bagaimana pendapatmu?" Qin Xuan menoleh dan bertanya pada Han Sen.
"Aku pasti tidak akan mengecewakan kepercayaan Kapten." Han Sen menjawab dengan tegas.
Bercanda, akhirnya dia bisa menunggangi kepala Yang Manli, meski hanya untuk melihat ekspresi Yang Manli tersandung kesulitan, posisi kapten ini pasti akan dia ambil.
Apalagi jabatan kapten sebenarnya membawa banyak keuntungan. Tidak hanya bisa mengendalikan para jagoan dalam tim kecil ini, tapi juga bisa berdiskusi dengan banyak lapisan atas, sangat membantu dalam memperluas jaringan sosial. Fasilitasnya juga jauh lebih baik dibanding anggota biasa.
Yang terpenting, sebagai kapten regu kecil, dia memiliki kewenangan untuk membeli barang langsung dari internal Kelompok Aksi Keamanan Khusus.
Seperti roh hewan suci darah ilahi, Kartu Kuil S, dan lain-lain. Banyak item yang hanya diperdagangkan internal Kelompok Aksi Keamanan Khusus, dia bisa langsung terlibat dalam pembeliannya dengan harga internal.
Ini adalah fasilitas yang tidak bisa dinikmati anggota biasa. Hanya kapten setiap regu kecil yang berwenang ikut serta, bahkan wakil kapten pun tidak memiliki kewenangan seperti ini.
"Bagus." Qin Xuan mengangguk sambil tersenyum, lalu berkata kepada Yang Manli: "Karena kamu menganggap diri lebih cocok jadi kapten daripada Han Sen, mari kita adu siapa lebih cepat. Jika kamu bisa mengalahkannya, aku akan menarik kembali keputusan sebelumnya dan merekomendasikanmu sebagai kapten."
"Baik, adu apa saja boleh! Aku tidak akan kalah darinya!" Yang Manli langsung berdiri sambil berkata. Kemampuan memanah Han Sen bahkan diajarkan olehnya, tentu saja dia yakin tidak akan kalah.
Bukan cuma kemampuan memanah, dalam hal apapun Yang Manli tidak merasa akan kalah dari Han Sen.
"Kalian berdua sama-sama pengguna panah, mari bertanding kemampuan memanah." Qin Xuan menatap Han Sen dan bertanya lagi: "Ada masalah?"
"Lapor Kapten, sama sekali tidak ada masalah. Kecuali melahirkan anak, adu apa saja bisa!" Han Sen menjawab dengan senyum lebar.
Yang Manli membelalakkan mata marah ke arah Han Sen. Ucapan Han Sen itu seolah menyiratkan selain melahirkan anak, dia tidak bisa melakukan apapun.
“Kalau begitu kita bertemu di lapangan latihan komunitas virtual.” Qin Xuan langsung mendorong pintu dan pergi setelah mengatakan itu.
