Lao Shi dan yang lain ternganga melihat Huangfu Pingqing yang sudah mendekati Han Sen, mulut mereka lama tak bisa menutup.
"Ada perlu apa, Kakak Huangfu?" tanya Han Sen pasrah.
"Janji yang kau berikan padaku, adik tingkat tidak akan lupa kan?" Huangfu Pingqing tersenyum bahagia, lalu beralih ke Lao Shi dan kawan-kawan sambil berkedip-kedip: "Murid-murid tidak keberatan kan kalau aku pinjam Han Sen sebentar?"
"Tidak... tidak..." Lao Shi menyeringai ke arah Han Sen.
Han Sen ingat dia pernah setuju mentraktir Huangfu Pingqing makan. Sekarang Huangfu Pingqing sudah datang langsung, dia pun tak bisa menolak lagi. Terpaksa mengikuti Huangfu Pingqing pergi.
"Si bos ketiga ini jago betul. Dulu ada si cantik Ji, sekarang malah bisa bermitra secara tak terduga dengan Dewi Payudara yang baru... Kenapa hal baik seperti ini tidak menimpa kepala Lao Shi ya?" Lao Shi berkata dengan iri.
"Itu karena kau tidak memiliki kulit halus seperti bos ketiga. Mana mungkin wanita cantik suka dengan orang kasar sepertimu." Lü Meng memberikan pukulan mental.
"Itu karena para wanita belum matang. Kalau sudah, mereka pasti tahu kelebihan pria kasar." Lao Shi membantah dengan penuh kebencian.
Lü Meng melirik Lao Shi dengan pandangan merendahkan. Orang berotot ini yang terlihat seperti karakter keras, tapi justru berperilaku mesum dan tak henti-hentinya melontarkan guyonan.
"Bukannya mau makan? Ngapain ke sini?" Han Sen menatap Huangfu Pingqing dengan kebingungan. Mereka telah sampai di gerbang utama akademi militer yang menerapkan manajemen tertutup ala militer. Tanpa izin resmi, siswa dilarang meninggalkan kampus.
"Ya untuk makan, ambil ini." Huangfu Pingqing memberikan tiket keluar kepada Han Sen, lalu menariknya keluar kampus. Penjaga langsung mengizinkan mereka setelah melihat dokumen tersebut.
Begitu keluar kampus, sebuah Alat Terbang pribadi mendekat dan berhenti di hadapan Huangfu Pingqing.
"Kakak Huangfu, mau dibawa ke mana aku ini?" Han Sen mengerutkan kening sambil bertanya.
"Kan sudah bilang mau makan?" Huangfu Pingqing merangkul lengan Han Sen dan menariknya masuk ke alat terbang.
Han Sen hanya merasakan lengannya tenggelam dalam gelombang bergerak, menunduk melihat Huangfu Pingqing yang mengenakan sweater putih berkerah tinggi menempel, menonjolkan garis montok dan pinggang rampingnya yang membuat Han Sen tak tahan melirik dua kali.
Alat Terbang terbang lebih dari empat puluh menit sebelum mendarat di apron bandara bangunan bulat mencolok. Huangfu Pingqing menggandeng Han Sen, menggesek satu kartu sebelum akhirnya masuk.
Han Sen melirik papan nama di depan gerbang - benar-benar sebuah restoran bertuliskan "Ratu" dengan lambang tiga bintang sertifikasi Alliance di sampingnya.
Huangfu Pingqing membawa Han Sen ke jalur khusus, tiba di ruang privat di lantai petinggi yang memiliki hiasan sangat aneh, sangat berbeda dengan tata ruang restoran biasa.
Sofa berbentuk bulan sabit menghadap dinding yang tertutup tirai, meja setengah lingkaran juga ditempatkan mengarah ke dinding tersebut, berbeda dengan restoran biasa yang biasanya menempatkan meja di area lebih tengah ruangan.
Saat Han Sen masih bingung, Huangfu Pingqing sudah menariknya duduk di sofa, lalu mengambil remote control di sebelah dan membuka tirai. Ternyata di balik tirai terdapat kaca satu arah, sementara mereka berada di platform terbuka menyerupai balkon setengah lingkaran. Dari atas, terlihat jelas arena gulat raksasa di bawah.
Di arena gulat sedang berlangsung pertempuran sengit, sementara di luar arena para penonton bersorak histeris dengan darah berdesir panas.
Huangfu Pingqing menekan remote control lagi, suara teriakan penonton di bawah langsung masuk memenuhi ruangan.
“Lihat, mau makan apa?” Huangfu Pingqing menekan remote control, gambar holografik berbagai masakan beserta penjelasan dan harga tiba-tiba bermunculan.
“Hari ini aku yang traktir, silakan Kamu pesan.” Sorot mata Han Sen tertarik pada dua petarung di arena gulat.
Ternyata mereka berdua adalah evolusioner dengan tingkat penyelesaian gen yang cukup tinggi, telah mempelajari ilmu bela diri baru yang hebat. Seorang pria berotot memiliki kedua lengan yang berubah menjadi logam hitam seperti besi kasar, sementara wanita berbaju pendek memperlihatkan sepasang kaki jenjangnya yang berkilau seperti perak dengan kilau logam yang menyilaukan.
Satu menggunakan tinju dan lainnya tendangan, tenaga yang luar biasa disertai kecepatan yang mencengangkan. Bahkan suara letupan udara terdengar jelas setiap kali tinju dan tendangan mereka bertabrakan, diiringi dentuman logam yang keras.
Meski Han Sen cukup tangguh di antara evolusioner pemula, tetap jauh kalah dibandingkan petarung level tinggi seperti ini. Lagipula perbedaan tingkat evolusi memang tak terelakkan.
"Banyak ilmu bela diri baru yang mereka gunakan juga sangat menarik minat Han Sen, terutama yang bisa mengubah struktur partikel tubuh. Ini benar-benar bisa membuat tubuh mereka menjadi seperti senjata legendaris, bahkan menghancurkan kendaraan lapis baja dengan mudah pun bukan masalah."
"Tapi mereka juga bukan tanpa kekurangan. Baik lengan pria itu maupun kaki panjang wanita itu, tak bisa mempertahankan struktur logam itu terus-menerus. Setiap satu dua menit, kondisi darah dan daging normal mereka akan pulih, baru setelah beberapa saat bisa menggunakan ilmu bela diri baru lagi."
"Kakak Huangfu, tempat ini...?" Han Sen bertanya penasaran setelah menunggu hidangan diantar.
"Restoran Ratu ini adalah bisnis Dewa Perang Dojo kami. Bisa dibilang restoran bertema pertarungan. Setiap hari murid Dewa Perang Dojo tampil di sini. Pertama untuk menghidupkan bisnis Restoran Ratu, kedua sekaligus promosi untuk Dewa Perang Dojo kami. Bisa disebut dua target tercapai sekaligus," ujar Huangfu Pingqing sambil tersenyum.
“Kakak membawaku ke sini dengan susah payah, bukan hanya untuk makan, kan?” Han Sen menatap Huangfu Pingqing sambil bertanya. Hanya membawanya keluar dari akademi militer saja sudah merepotkan, bukan hal yang mudah.
“Ada rencana apa setelah lulus?” Huangfu Pingqing tidak menjawab Han Sen, malah balik bertanya.
“Rencana apa lagi yang bisa ada? Masuk akademi militer sama saja dengan masuk wajib militer. Lulus berarti harus bertugas di pasukan.” Han Sen bicara sembarangan.
Huangfu Pingqing menuangkan segelas anggur untuk Han Sen, lalu juga untuk dirinya sendiri. Setelah bersulang dan meneguk sedikit, barulah dia melanjutkan: “Lulusan akademi militer biasa biasanya mendapat pangkat Letnan Dua, yang lebih baik dapat Letnan, yang unggul bisa merebut Kapten. Dengan syaratmu, langsung mendapat pangkat Mayor tidak masalah.”
“Kakak terlalu memuji.” Han Sen tersenyum. Murid akademi militer yang bisa mendapat pangkat Mayor pada dasarnya sudah mencapai puncak.
“Apakah Kamu berniat terus berjuang habis-habisan di militer, atau akan mundur setelah menyelesaikan dinas?” Huangfu Pingqing bertanya lagi.
“Belum ada pertimbangan.” Han Sen berkata, meski Kelompok Aksi Keamanan Khusus sebenarnya berada di bawah naungan militer, namun karena cakupannya terbatas di dalam perlindungan, tidak ada hubungan signifikan dengan pasukan militer ortodoks dan tidak akan mempengaruhi jabatannya di militer.
“Jika adik tingkat ingin berjuang di militer, pertimbangkanlah untuk bergabung dengan Dewa Perang Dojo kami. Banyak personel militer yang pernah berlatih di dojo kami, percaya ini akan membantumu nanti.”
Huangfu Pingqing sudah berbicara begitu vulgar, tentu Han Sen yang bukan orang bodoh langsung paham maksudnya.
Han Sen hendak berkata sesuatu, tapi Huangfu Pingqing tersenyum menambahkan: “Adik tingkat tidak perlu buru-buru menjawab. Masih ada beberapa tahun sebelum waktunya tiba, Kamu bisa pertimbangkan baik-baik.”
“Nona Besar, sesuai perintah Anda, semuanya sudah dipersiapkan.” Di tengah percakapan, tiba-tiba seorang yang bersikap seperti manajer mengetuk pintu dan masuk, dengan patuh memberikan penghormatan ringan kepada Huangfu Pingqing.
