Setelah manajer pergi, Huangfu Pingqing tersenyum bahagia sambil mengawasi Han Sen bertanya: "Kamu tahu kenapa tempat ini dinamai Ratu?"
Han Sen menggelengkan kepala, dalam hati berpikir: "Kenapa kalian memberi nama seperti itu, mana mungkin aku tahu? Aku bukan anggota Serikat Bela Diri Dewa Perang, juga belum pernah makan di sini."
"Itu karena di sini ada seorang ratu sesungguhnya." Huangfu Pingqing berkata dengan keseriusan.
"Ratu?" Han Sen membeku sejenak, di Alliance mana mungkin ada ratu? Posisi tertinggi hanya pemimpin negara Alliance, lalu anggota Dewan Bangsawan, marsekal dan jenderal.
"Bukan ratu Alliance, melainkan ratu di medan pertarungan." Huangfu Pingqing melanjutkan penjelasannya sambil menunjuk ke arah arena pertarungan dengan gerakan bibir yang tegas.
Han Sen baru menyadari bahwa dua evolusioner tadi telah meninggalkan arena pertarungan. Seorang yang berpenampilan seperti pembawa acara naik ke podium pertarungan, berteriak penuh semangat ke mikrofon: "Tibalah momen paling mendebarkan! Ratu dari Arena Pertarungan Ratu kami akan menghadapi pertarungan keseribu-nya! Akankah Yang Mulia Ratu mempertahankan rekor tak terkalahkannya? Mari kita tunggu dan lihat! Sambut Yang Mulia Ratu kalian dengan sorak-sorai gegap gempita dan tepuk tangan yang gemuruh!"
Kemudian, seluruh cahaya lampu di arena pertarungan lenyap, hanya tersisa seberkas sinar menyinari pintu keluar arena. Seorang wanita jangkung mengenakan baju gulat muncul dari dalam saluran.
Wanita ini memakai topeng kupu-kupu yang menutupi wajahnya, namun postur tubuhnya sangat tegap setinggi sekitar 1,8 meter. Seluruh tubuhnya bagaikan bayonet baja, memancarkan aura mengerikan yang seolah siap meledakkan daya pukau mematikan kapan saja.
Begitu wanita ini tampil, seluruh penonton di gelanggang bela diri langsung bergemuruh bak air mendidih. Mereka bersorak lantang menyebut "Yang Mulia", teriakan puluhan ribu orang ini ternyata kompak serempak, memancarkan aura mengerikan yang tak terduga.
Sang wanita berdiri di atas podium pertarungan, mengangkat tinggi tangan kirinya. Jari telunjuk dan jari tengahnya menyatu mengarah ke langit. Gestur ini langsung memuncakkan suasana gelanggang. Banyak penonton bersorak sambil maju ke depan.
"Yang akan menantang Yang Mulia hari ini adalah Xu Zhiqiang, evolusioner dari Gedung Bela Diri Iron Fist..." Di bawah pengantar pembawa acara, seorang pria berusia tiga puluhan juga naik ke arena.
Han Sen pun tak berkutik mendengarkan presentasi pembawa acara. Matanya terus menatap sang wanita yang dijuluki Yang Mulia. Aura yang terpancar dari tubuhnya benar-benar mengerikan, seolah baru keluar dari lautan mayat dan gunungan darah.
Aura pembunuhan Han Sen juga kuat, namun saat dibandingkan dengan wanita ini, bagaikan kabut kecil berhadapan dengan kabut raksasa, sama sekali tak sebanding.
Saat Han Sen masih mengamati sang wanita, duel ternyata telah dimulai. Xu Zhiqiang mengubah kedua tinjunya menjadi logam keemasan, menghujamkannya dengan keras ke arah Sang Ratu.
Pukulan itu begitu cepat dan keras, merobek udara dengan dentuman suara yang mencekam. Dengan ketajaman mata Han Sen, ia bahkan tak bisa melihat jelas bagaimana gerakan itu dihasilkan. Dalam hati ia bergumam, "Orang kuat di antara evolusioner memang bukan levelku. Pukulan ini sungguh mengerikan."
Ini adalah ilmu bela diri baru evolusioner yang terkenal: Tinju Super Alloy, versi tertinggi dari Tinju Alloy. Termasuk dalam ilmu bela diri baru peringkat S di Area Evolusioner Kuil Suci. Bahkan di antara evolusioner, yang bisa menguasainya sangat sedikit, jauh lebih canggih dibanding Tinju Alloy pria yang beraksi sebelumnya.
Lalu Han Sen segera menyadari bahwa kehebatan sebenarnya Xu Zhiqiang bukanlah tinjunya, melainkan gerak kaki yang gesit seperti burung terbang. Hanya dalam dua langkah, dia sudah mendekati Sang Ratu dan merebut posisi strategis. Dari sudut yang paling tidak nyaman bagi Sang Ratu, dia melancarkan pukulan mengerikan yang langsung menghujam ke kepala sang wanita.
Sang Ratu tetap berdiam di tempat tanpa bergerak, membiarkan tinju sekeras baja itu menghantam pelipisnya.
Dor!
Seperti memukul kulit ajaib, pukulan super alloy yang dahsyat itu hanya membuat kepala wanita itu miring sebentar sebelum kembali tegak. Dengan sepasang mata indah nan dingin, dia menatap tajam ke arah Xu Zhiqiang.
Wajah Xu Zhiqiang berubah pucat pasi, dipenuhi ekspresi tak percaya. Dia sama sekali tidak bisa menerima kenyataan bahwa pukulan super alloy tingkat mahirnya—yang bahkan diarahkan ke titik vital sekalipun—ternyata tak mampu melukai sang wanita.
"Sekarang giliranku." Sang Ratu perlahan mengangkat tangan kirinya, keempat jari rapat lurus sementara ibu jari sedikit tertekuk membentuk sikuan tangan. Kulit putihnya tiba-tiba berubah merah darah bagai pisau baja yang berlumuran darah.
Melihat wanita itu mengangkat sikuan tangan, Xu Zhiqiang di bawah tekanan aura yang kuat justru nekad memanggil roh binatangnya.
Sebuah rompi baja setengah badan dari logam dan sebilah pedang panjang berpendar cahaya dingin muncul. Xu Zhiqiang menggenggam erat pedang itu dengan kedua tangan, mengaum keras lalu nekat menyabetkan pedang ke arah Sang Ratu lebih dulu.
Pedang itu menghujam bagai petir, secepat kilat, dalam sekejap sudah sampai di depan wajah Sang Ratu.
Pandangan Sang Ratu tetap dingin, tak ada niatan untuk menghindar. Baru ketika pedang itu hampir menyentuh tubuhnya, tiba-tiba ia melambai tangan menyambut pedang roh binatang itu.
Gerakan sang Ratu membuat seluruh tubuhnya bagai pisau pembunuh yang terhunus. Tangan-tangannya bertabrakan dengan Pisau Roh Binatang asli. Pisau itu ternyata rapuh seperti kayu, langsung terpotong oleh serangan tangannya. Tenaga sang Ratu terus melaju, seluruh tubuhnya melesat melewati sisi Xu Zhiqiang.
Kres!
Zirah Baja Roh Binatang di dada Xu Zhiqiang terkoyak oleh goresan panjang. Darah mengalir deras seperti air mata air dari lukanya.
Dengan gerakan santai, sang Ratu mengibaskan tangan hingga warna merah di tangannya menghilang. Xu Zhiqiang terjatuh keras di arena pertarungan, tak mampu bangkit lagi.
Di tengah gemuruh sorak penonton bak tsunami, para dokter yang telah menunggu segera berlari memberi pertolongan pertama pada Xu Zhiqiang yang luka parah.
Dan sang Ratu seolah-olah baru melakukan hal tak berarti, membuat pose dua jari menembus langit ke arah penonton yang memicu sorak-sorai semakin riuh rendah, lalu langsung menuju saluran keluar podium pertarungan dan segera menghilang di dalamnya.
Han Sen memandang dengan mata berbinar-binar. Meski pernah menyaksikan banyak gambar pertarungan evolusioner di jaringan pengawasan, tak satu pun yang bisa menandingi sosok mengerikan sekaligus kebal seperti Ratu. Jelas terlihat Ratu sudah menjadi tokoh top di kalangan evolusioner.
Serangan Ratu yang baru saja terjadi, bahkan Han Sen pun tidak sepenuhnya berhasil melihat jelas bagaimana caranya melakukannya.
“Seribu duel, satu tantangan evolusioner dari berbagai Dewa Perang Dojo, tidak ada satu pun yang bisa mengalahkannya. Dia adalah Ratu di sini, sekaligus murid terlatih Dewa Perang Dojo kami. Jika Kamu mau bergabung dengan kami, Kamu juga bisa mendapatkan sama seperti Ratu. Dengan bakatmu, mungkin di masa depan akan lebih kuat darinya.” Huangfu Pingqing tersenyum manis kepada Han Sen.
“Ratu bukan murid biasa, kan?” Han Sen jelas enggan percaya bahwa Ratu hanya murid biasa di Dewa Perang Dojo.
“Tentu tidak. Jika Kamu mau, bisa jadi lebih istimewa.” Huangfu Pingqing tertawa.
“Bagaimana caranya jadi lebih istimewa?” Han Sen bertanya dengan kebingungan.
“Menikahi kakakku ini, menjadi menantu keluarga Huangfu. Bukankah itu lebih istimewa?” Huangfu Pingqing berkedip-kedip sambil berkata.
Haa!
Air yang baru saja diminum Han Sen hampir tersembur keluar semua.
