Awalnya Han Sen hanya ingin berusaha maksimal, tapi sekarang seperti disuntik darah ayam jago yang terus meneriakkan semangat, bagaimanapun juga harus mengalahkan Akademi Militer Pusat.
Membayangkan frasa-frasa seperti empat hari tiga malam, suite presiden, ditambah wajah cantik dan tubuh seksi proporsional Ji Yanran, darah Han Sen langsung berdesir panas.
Alasan Ji Yanran sangat ingin Han Sen mengalahkan Kyōgiri Kiri adalah karena tahun lalu saat dia memimpin timnya berpartisipasi dalam Liga Tangan Tuhan, sebenarnya punya peluang bersejarah untuk lolos ke 16 besar. Namun kebetulan bertemu dengan Akademi Militer Pusat yang saat itu dihancurkan total oleh Kyōgiri Kiri, membuat mimpi 16 besar mereka hancur berkeping-keping.
Jelas wanita itu masih menyimpan kekikiran. Kini pasukan Han Sen kembali bertemu Kyōgiri Kiri, Ji Yanran tentu tidak mau Han Sen mengulangi kekalahan timnya dulu.
Demi perjalanan empat hari tiga malam di Pulau Cinta, Han Sen serius mempelajari banyak rekaman pertandingan Kyōgiri Kiri.
Sedangkan bonus kredit SKS dan hadiah uang dari internal akademi militer, bagi Han Sen justru bukan hal yang penting lagi.
Harus diakui, Kyōgiri Kiri memang sosok yang luar biasa. Hampir tidak ditemukan celah pada dirinya, mustahil untuk mengalahkannya dengan memanfaatkan kelemahan.
“Sedangkan dari segi kekuatan frontal, Kyōgiri Kiri sudah menjadi sosok top di antara siswa akademi militer. Ingin mengalahkannya secara frontal juga hampir mustahil.”
Han Sen membandingkan diri sendiri dengan Kyōgiri Kiri, menyadari baik tenaga maupun kecepatannya, semua aspek masih kalah tipis dibanding lawannya.
Tang Zhenliu memberitahu Han Sen, Kyōgiri Kiri sudah mencapai kesempurnaan gen. Alasan belum pergi ke alam semesta Perlindungan Ilahi kedua adalah untuk menghadapi Lin Feng dalam perang para dewa berikutnya.
Teknik gen super nuklir yang dipelajarinya juga sangat mumpuni. Bahkan Lin Feng dan Tang Zhenliu pun tak tahu teknik spesifik apa yang dikuasainya, namun efeknya jelas luar biasa. Gen sempurna biasa takkan mampu menyaingi Kyōgiri Kiri.
“Sungguh rumit. Andai genku juga sempurna, aku bisa meredamnya frontal. Sayang Gen Tuhan dan gen bermutasiku masih kurang banyak.” Han Sen menganalisis rekaman Kyōgiri Kiri lebih mendalam, berharap menemukan metode khusus untuk menang.
Hanya saja Han Sen tidak menyadari bahwa saat dia mempelajari Kyōgiri Kiri, Kyōgiri Kiri juga sedang menonton rekaman pertandingannya.
Lin Feng menilai Kyōgiri Kiri sebagai individu paling berbakat dan paling tekun. Kyōgiri Kiri memiliki hati yang kuat, namun tidak akan meremehkan lawan mana pun, apalagi orang yang juga menjadi perhatian Lin Feng.
Kyōgiri Kiri mengumpulkan semua data terkait Han Sen yang bisa ditemukan di jaringan pengawasan, bahkan merekam versi lengkap penampilan Han Sen di Piala Xingyu Area Pertandingan Black Eagle.
Termasuk rekaman pertandingan Hitam-Putih di jaringan pengawasan, film promosi Silver Killer TS yang dibintangi Han Sen, serta rekaman pertunjukannya di kompetisi mendominasi Di Gang.
Hampir semua yang bisa ditemukan, Kyōgiri Kiri telah mengumpulkan dan menonton seluruh rekaman Han Sen dengan analisis mendalam.
"A-Wu, sedang menonton apa?" Qin Cheng mendekat dan berdiri di belakang Kyōgiri Kiri sambil menundukkan pinggang untuk melihat rekaman yang sedang ditontonnya.
Qin Cheng adalah sosok nomor dua di tim panah Akademi Militer Pusat. Peringkat kedua dalam kemampuan memanah individu di Liga Akademi Militer, hanya kalah dari jagoan panah Kyōgiri Kiri.
Sebenarnya awalnya Qin Cheng bukan anggota tim panah. Dulunya dia bermain kendali rompi anti peluru, pernah memimpin Tim Rompi Anti Peluru Akademi Militer Pusat mendominasi liga. Karena ucapan Kyōgiri Kiri "Aku ingin bertanding bersamamu", dia pindah ke tim panah.
Meski pindah ke tim panah secara asal, kemampuan Qin Cheng tetap termasuk level top di Liga Akademi Militer. Bahkan tanpa Kyōgiri Kiri pun, Qin Cheng punya kemampuan memimpin tim meraih juara.
"Rekaman Han Sen dari Akademi Militer Black Eagle." Kata Kyōgiri Kiri dengan tenang, sorot matanya masih tertancap pada layar tanpa melewatkan satu detail pun.
"Orang ini pernah kudengar, seharusnya sosok penting. Dia menang melawan Nalan Chengnuo dalam Hitam-Putih." Qin Cheng duduk di samping Kyōgiri Kiri sambil menatap layar dan bertanya lagi: "Ada yang kau temukan?"
"Kuat." Kyōgiri Kiri melontarkan satu kata.
Qin Cheng memandang Kyōgiri Kiri dengan terkejut. Orang yang bisa membuat Kyōgiri Kiri menggunakan kata ini sangat sedikit, setidaknya dalam pertandingan yang mereka ikuti bersama, dia belum pernah mendengar Kyōgiri Kiri memberikan penilaian seperti ini pada orang lain.
"Seberapa kuat?" tanya Qin Cheng serius sambil menatap gambar.
"Kemampuan fisiknya tidak kalah denganmu. Kemampuan pra-penilaian dan penguasaan psikologi lawan sangat hebat, seolah-olah bisa membaca pikiran," kata Kyōgiri Kiri.
"Itu memang menarik. Bagus juga. Jika tidak ada lawan yang berarti, pertandingan di lingkungan kita ini pasti akan sangat membosankan." Qin Cheng tersenyum lebar.
"Benar juga. Tapi rekaman ini sebaiknya ditonton berulang kali. Kemampuan semacam ini sulit dihadapi." Kyōgiri Kiri juga tersenyum, dia tidak pernah takut pada lawan mana pun.
Qin Cheng mengangguk, membuka dua kaleng bir dan memberikan satu ke Kyōgiri Kiri. Bersandar di sofa, mereka menonton rekaman sambil minum.
Setelah menonton seluruh rekaman Han Sen, barulah Qin Cheng berbicara: "Memang anggota yang hebat. Bagaimana dengan rekan satu timnya?"
“Para anggota timnya terbilang biasa.” Kyōgiri Kiri menampilkan rekaman anggota lain tim panahan Black Eagle yang dikumpulkannya secara lengkap.
Qin Cheng sudah lama terbiasa dengan keseriusan gaya Kyōgiri Kiri seperti ini. Setelah menonton, ia tak bisa menahan penyesalan: "Timnya terlalu buruk."
……
Liga Panah awalnya adalah kompetisi yang sangat kurang populer, namun karena Kyōgiri Kiri memilih pertandingan panahan, kompetisi panahan tahun ini mendapat perhatian luar biasa.
Banyak penggemar yang ingin melihat Kyōgiri Kiri atau Qin Cheng, bahkan rela terbang langsung ke gedung olahraga Planet Guter untuk menyaksikan pertandingan.
Tim-tim panahan dari berbagai akademi militer, dipimpin pelatih dan manajer, satu per satu tiba di Planet Guter dan ditempatkan di hotel besar seberang gedung olahraga.
Han Sen, Lao Shi, dan anggota tim panahan lainnya berdiri di aula, mengamati penuh rasa ingin tahu tim-tim panahan sekolah militer yang sibuk keluar-masuk, sementara Situ Xiang pergi bernegosiasi dengan manajer mengenai penginapan mereka.
“Kamu Han Sen?” Tiba-tiba seorang cewek yang mengenakan seragam tim sekolah, setelah melihat Han Sen, berjalan mendekat dengan ekspresi terkejut.
“Aku Han Sen, kamu?” Han Sen memandang gadis di hadapannya dengan kebingungan. Seragam yang dikenakan gadis ini jelas berasal dari tim sekolah lain, ditambah kotak panah yang dibopong di punggungnya, menunjukkan dia adalah anggota tim sekolah lain.
“Namaku Qiu Mingmei. Aku sangat suka film promosi Silver Killer TS yang kamu bintangi. Bisakah kamu memberi tanda tangan untukku?” Gadis itu mengeluarkan buku dan pulpen tanda tangan, menatap Han Sen dengan mata penuh harap sambil mengulurkannya.
“Qiu Mingmei! Kamu Qiu Mingmei dari Akademi Militer Shengwu?” Lao Shi dan beberapa anggota veteran lainnya di samping justru membelalakkan mata mereka, tak percaya ini benar-benar Qiu Mingmei yang legendaris.
Nama Qiu Mingmei pasti tidak asing bagi anggota tim panah akademi militer. Pada tahun sebelumnya, dia masih menjadi mahasiswa angkatan pertama, namun sudah berhasil memimpin tim panah Shengwu yang sebelumnya prestasinya buruk untuk lolos ke empat besar dan meraih peringkat ketiga.
Pencapaian ini membuat Qiu Mingmei langsung terkenal. Tahun ini, baik dia maupun Akademi Militer Shengwu sangat diunggulkan.
