"Black Eagle yang ajaib... Han Sen yang legendaris... Ini adalah pertandingan Liga Panah yang layak tercatat dalam sejarah... Akademi Militer Pusat yang perkasa belum pernah terdesak sampai level seperti ini. Black Eagle hanya selangkah lagi dari kemenangan, tetapi langkah itu sulitnya bukan main karena yang berdiri di hadapan mereka adalah Kyōgiri Kiri - peserta terhebat dalam sejarah Liga Akademi Militer, tak ada tandingannya..." komentar Wen Xiuxiu dengan suara bergetar.
Penonton juga sudah dibuat darah berdesir panas. Meski unggul mutlak, Black Eagle justru kehilangan tiga anggotanya secara berturut-turut oleh panah Kyōgiri Kiri. Kemampuan individu Kyōgiri Kiri benar-benar mengerikan.
Namun selain Kyōgiri Kiri, semua peserta lain dari Akademi Militer Pusat juga sudah tersingkir.
Di pihak Black Eagle hanya tersisa Han Sen dan Lü Meng. Bukan mereka tidak ingin menembak Kyōgiri Kiri, tapi reaksinya terlalu cepat dan gerakannya gesit. Panah mereka meleset, malah tiga anggota mereka yang terbunuh olehnya.
"Anggota ini benar-benar bukan manusia biasa." Lü Meng mengumpat sambil bersembunyi di balik pohon besar.
"Memang bukan manusia." Han Sen juga bersandar di balik pohon. Kyōgiri Kiri sudah menerobos masuk ke kaki gunung dan memasuki Area Hutan Batu. Sekarang sulit melihat siluetnya. Kedua pihak kembali ke garis start yang sama.
Penonton menahan napas. Sebelum pertandingan, tak ada yang menyangka Akademi Militer Pusat bisa terdesak hingga level seperti ini. Tidak diragukan lagi ini adalah kemenangan taktik.
Tapi selama Kyōgiri Kiri masih ada di Akademi Militer Pusat, itu seperti tembok besar belum roboh. Mengalahkan mereka tetap menjadi hal yang sulitnya bukan main.
Tapi harapan mereka untuk melihat pertarungan antara Kyōgiri Kiri dan Han Sen akhirnya terpenuhi. Sekarang kedua orang itu berada di lapangan, dengan Han Sen sedikit lebih unggul karena masih ditemani Lü Meng di sisinya.
"Haha, pelatih Black Eagle memang punya kemampuan! Ternyata bisa membuat Akademi Militer Pusat kerepotan seperti ini. Menurutmu berapa persen kesempatan Han Sen untuk menang, Lao Lin?" Tang Zhenliu berkata sambil tersenyum.
"Busur Han Sen tidak memadai. Busur 11.0 terlalu lemah untuknya. Hampir mustahil membidik Kyōgiri Kiri dengan busur sekuat ini keculi dari jarak yang sangat dekat." Ujar Lin Feng.
"Benar juga. Meski taktik memilih busur 11.0 meraih kesuksesan besar, tapi saat harus berhadapan langsung dengan lawan sekelas Kyōgiri Kiri, busur ini justru menjadi titik lemah yang mematikan." Tang Zhenliu mengangguk-angguk seperti memahami sesuatu.
Kyōgiri Kiri yang sepenuhnya terbebaskan bagaikan binatang buas di hutan pegunungan, bergerak cepat dan senyap di medan pertempuran.
Saat ini Han Sen dan Lü Meng tak berani bergerak, juga tak ada titik tinggi untuk mengamati posisi Kyōgiri Kiri. Meski berhadapan dua lawan satu, mereka justru terjebak dalam kesulitan.
"Kita tidak bisa bertahan di sini, harus pindah posisi." Baru saja Lü Meng mengucapkan ini dan hendak berdiri, tiba-tiba cahaya dingin melesat dari samping, dalam sekejap sudah sampai di hadapannya.
"Hindar!" Han Sen mengaum keras sambil sudah menarik busur. Sebuah panah melesat deras, menghantam keras cahaya dingin itu.
Dor!
Panah Han Sen ternyata terlempar keluar. Cahaya dingin itu hanya melenceng sedikit posisi, tetap mengenai bahu Lü Meng - padahal sasaran seharusnya adalah jantungnya.
Ini pertandingan panahan. Panah mengenai bahu tetap berarti diskualifikasi.
“Bos ketiga, serahkan padamu.” Lü Meng mundur dengan raut wajah tenang, semua yang bisa dilakukannya telah selesai.
Di luar arena sudah penuh dengan decak kagum, kekuatan Kyōgiri Kiri sekali lagi menggemparkan semua orang.
“Selama Kyōgiri Kiri masih ada, Akademi Militer Pusat tidak akan kalah. Black Eagle sia-sia saja mengatur siasat.” Para murid Akademi Militer Pusat dipenuhi kebanggaan di hati.
“Kyōgiri Kiri benar-benar monster, terlalu mengerikan.”
“Dengan keunggulan sebesar itu, seharusnya mereka mengalahkan Kyōgiri Kiri terlebih dahulu. Pilihan pertama mereka tidak seharusnya ke Kota Qin.”
“Basa-basi! Busur 11.0, dengan jarak segitu bagaimana mungkin bisa mengalahkan Kyōgiri Kiri?”
“Benar juga. Panah seperti itu, Kyōgiri Kiri cukup mengandalkan kecepatan raganya saja sudah bisa menghindar semua.”
“Sayang, Akademi Militer Black Eagle memang pasukan yang bagus, pelatihnya juga penuh imajinasi dan kreatif. Sayangnya mereka harus berhadapan dengan Kyōgiri Kiri.”
……
Han Sen terus bergerak mengubah posisi, sorot matanya bagaikan serigala yang menyapu seluruh area. Di medan pertempuran selabirin ini, Kyōgiri Kiri bukanlah satu-satunya pemburu - Dia pun sedang mencari jejak Kyōgiri Kiri.
Keduanya melesat cepat di arena pertempuran. Meski belum melepaskan satu panah pun, pola pergerakan mereka saja sudah membuat para petarung berpengalaman tertegun.
Tanpa bantuan peralatan radar, Han Sen dan Kyōgiri Kiri seolah saling membaca posisi dan gerak-gerik lawan. Setiap kali mereka selalu berhasil menggeser diri dari titik bidik sniper, malah merangsek ke posisi strategis untuk membidik balik.
Andai hanya sekali mungkin masih bisa dimaklumi. Tapi setelah setengah jam terus-menerus berpindah lokasi, bahkan satu anak panah pun belum juga melesat.
Sebab baik Han Sen maupun Kyōgiri Kiri sama-sama tak menemukan kesempatan untuk melepas tembakan.
Laksana dua grandmaster catur buta, meski tak saling melihat, seluruh arena telah menjadi papan permainan mereka - pertarungan psikologis yang tak kunjung henti.
Penyamaran... penyamaran tanpa henti...
Tak ada suara, tak ada pertarungan sengit.
Tapi mereka yang benar-benar paham, saat ini hampir menahan napas karena tegang dan stimulasi adrenalin yang lebih mencekam daripada pertarungan nyata.
Baik Han Sen maupun Kyōgiri Kiri, berkali-kali hampir terjebak dalam cakupan bidikan lawan jika ragu sejenak, namun selalu berhasil menyelinap dari krisis.
Kyōgiri Kiri telah mengangkat busurnya enam kali tapi harus menurunkannya kembali, Han Sen juga sama - panah di tangannya belum sempat dilepaskan.
"Luar biasa... Keduanya benar-benar hebat..." Qiu Mingmei bergumam lirih, mata indahnya berkilau tak terbendung.
"Ini mungkin pertarungan terhebat dalam Liga Akademi Militer sepuluh tahun terakhir. Siapa pun yang kalah, mereka bukan pecundang." Wen Xiuxiu berkomentar dengan nada penuh kekaguman.
Penonton di jaringan pengawasan juga sangat setuju dengan komentar Wen Xiuxiu.
"Ini memang pertarungan yang luar biasa, sepertinya akan sulit ada duel seperti ini lagi di masa depan."
"Sayang sekali, mereka bertemu terlalu cepat. Panggung mereka seharusnya adalah final. Nasib ibarat permainan tangan takdir."
"Terlalu kuat, keduanya benar-benar luar biasa."
"Aku benar-benar berharap bisa menyaksikan duel Kyōgiri Kiri dan Han Sen lagi. Tapi tahun ini sudah merupakan tahun terakhir Kyōgiri Kiri. Meski Han Sen masih bisa ikut kompetisi di masa depan, tak akan ada Kyōgiri Kiri lagi."
"Sungguh tak ingin melihat salah satu dari mereka kalah."
"Harus ada pemenang di akhir."
"Seharusnya Kyōgiri Kiri yang jadi juara. Busur Han Sen terlalu rapuh. Jika dia menggunakan busur 14.0 ke atas, mungkin masih ada kesempatan melawan Kyōgiri Kiri. Sayangnya demi taktik, dia memilih busur 11.0 yang sudah tak punya peluang."
"Han Sen lahir terlambat tiga tahun. Jika dia sama-sama kelas empat seperti Kyōgiri Kiri, dan memiliki tenaga setara Kyōgiri Kiri, ini akan menjadi pertarungan yang tak tertandingi sepanjang masa."
