Zhou Qingyu dan Zheng Chi tertegun seperti patung, mereka belum pernah melihat seseorang yang membunuh Makhluk Darah Ilahi bagai menyembelih ayam dan anjing. Mustahil membayangkan betapa mengerikannya makhluk kuat ini.
"Ini benar-benar mengerikan." Mata Zhou Qingyu membelalak menyaksikan Han Sen membantai Uling Beast itu.
Pembantaian terus berlanjut. Satu per satu makhluk mutan tumbang di tangan Han Sen dengan santai dan percaya diri, seolah semuanya hanya gerakan biasa.
Namun aksi santai bagai angin sepoi-sepoi ini justru membuat darah penonton berdesir panas, hampir tak kuasa menahan diri untuk ikut menerjang.
"Anak muda ini semakin menakutkan." Si Judi Gila menyandarkan badan ke dinding gua, menyalakan cerutu sambil menghela asap perlahan. Matanya menyipit mengamati Han Sen yang berlumuran darah. "Dia benar-benar..."
"Kakak Gui, apakah Kapten Han selalu sekuat ini?" Zhou Qingyu tidak tahan bertanya pada Si Judi Gila.
"Begini, dulu aku pernah mengajarinya jurus pedang." Si Judi Gila menghisap rokoknya lagi, menghembuskan asap membentuk lingkaran, dengan ekspresi kesepian seperti salju.
"Kakak Gui, benar atau tidak sih?" Zhou Qingyu dan Zheng Chi sama-sama membelalakkan mata menatap Si Judi Gila, sepertinya sulit mempercayainya.
"Tidakkah kalian lihat teknik menghunus pedang Lao Han yang muncul dan menghilang secara misterius? Itu adalah jurus rahasia turun-temurun keluarga kami. Jika bukan karena Lao Han memiliki bakat istimewa dan fondasi tubuh yang luar biasa - benar-benar jenius latihan bela diri yang sulit ditemui sekali dalam seratus tahun - mana mungkin kuajarkan jurus keluarga ini padanya? Lao Han juga tidak mengecewakan harapanku..." Si Judi Gila terus-menerus menipu mereka, membuat Zhou Qingyu dan Zheng Chi memandangnya dengan wajah penuh kekaguman.
Si Judi Gila bahkan sampai mati pun takkan memberitahu mereka bahwa alasan dia mengajari Han Sen jurus "pisau di lengan" adalah karena menukarnya dengan koleksi film aksi cinta dari Han Sen.
Sepanjang perjalanan Han Sen membantai, Sang Raja Cacing Pasir Emas yang mengikutinya makan sepuasnya. Kecuali Beast Spirit Berbulu Hitam Darah Ilahi yang sengaja disimpan Han Sen dengan menyeretnya ke punggung cacing pasir, semua makhluk mutan lain dipotong-potong dagingnya oleh sang raja.
Di sarang makhluk mutan ini jumlah makhluk abnormal sangat banyak, terutama yang sudah bermutasi. Han Sen sudah menghantam hampir seratus makhluk bermutasi.
"Memburu Dark Beast mutan, mendapatkan Spirit Beast Dark Beast mutan. Memakan dagingnya bisa mendapatkan 0 hingga 10 point gen bermutasi secara acak."
Ini sudah menjadi Spirit Beast mutan ketiga yang diperoleh Han Sen. Untuk Jiwa Hewan Purba yang didapat lebih banyak lagi, Han Sen sudah malas menghitung.
Raja Cacing Pasir Emas hanya memakan mayat makhluk bermutasi, jenazah makhluk purba langsung ditinggalkan, apalagi makhluk biasa sama sekali tidak disentuh bahkan tidak diendus sekalipun.
Meski perut Raja Cacing Pasir Emas sangat besar, daging ratusan makhluk bermutasi tetap membuatnya bersendawa kenyang. Tubuhnya membengkak satu lingkaran, hampir sebesar bus mini.
Akhirnya Han Sen menembus hingga ke telur makhluk mutan. Memandang kristal raksasa berbentuk telur itu, tanpa ragu ia menghantamkan mata pedangnya ke bawah.
"Ekstraksi Roh Binatang sedang berlangsung..."
Sambil terus membantai sisa makhluk mutan, Han Sen mengawasi cahaya jiwa yang mengalir dari telur itu, perlahan membentuk roh binatang yang aneh.
Roh itu tiba-tiba berubah menjadi pedang indah berhiaskan ornamen mewah yang menyala asap hitam mengerikan, langsung menembus masuk ke laut jiwa di dahinya.
“Ekstraksi selesai, memperoleh roh hewan suci darah ilahi Iblis: Pedang Iblis.”
Han Sen merasa sedikit kecewa dalam hati. Meski roh hewan suci darah ilahi sangat berharga dan mungkin membuat orang lain gembira bukan main, tapi yang dia butuhkan adalah roh binatang super dewa.
Karena sudah sampai sejauh ini, Han Sen memutuskan untuk membersihkan sisa makhluk mutan yang masih tersisa.
Kali ini Raja Cacing Pasir Emas benar-benar terlalu kenyang. Meski masih ada mayat makhluk bermutasi, dia sudah tidak sanggup makan lagi dan terus-terusan sendawa.
Setelah memberi makan begitu lama, ini pertama kalinya Han Sen melihat Raja Cacing Pasir Emas benar-benar kenyang. Hal ini membuatnya cukup terkejut.
Tapi mungkin ini lebih baik. Dari awal Han Sen memang berniat menyimpan sebagian daging makhluk bermutasi untuk Zhou Qingyu dan Zheng Chi, agar jerih payah mereka mengikutinya turun ke sini tidak sia-sia.
Adapun Si Judi Gila, gen bermutasinya sudah penuh sejak lama, jadi dia sama sekali tidak tertarik dengan ini.
Han Sen sedang melakukan pembantaian makhluk mutan di dalam, sementara Yang Manli yang berada di luar mulai tidak sabar. Sudah begitu lama mereka turun tapi belum juga keluar, dia khawatir ada sesuatu yang terjadi pada Han Sen dan rombongan di bawah sana.
"Ayo kita turun melihat." Yang Manli menunggu ke kiri dan kanan, namun Han Sen tetap belum muncul. Akhirnya dia tidak tahan lagi dan berniat membawa orang turun.
Yuan Shao dan yang lain tahu hubungan emosionalnya dengan Han Sen, sehingga tidak curiga dia punya niat jahat.
"Kita juga turun melihat. Kalau Kak Sen benar-benar dalam masalah, kita bisa membantu sedikit." Kata Qing Shao, lalu bersama Yuan Shao membawa orang mengikuti Yang Manli turun.
Kelingking ragu sejenak, akhirnya juga membawa satu orang turun. Kerusakan yang dialaminya cukup parah, jadi tidak berani membawa banyak orang.
Kelompok yang dipimpin Yang Manli memasuki sarang makhluk mutan. Tayangan yang menyambut mereka membuat semua ternganga, hampir-hampir tidak percaya dengan apa yang mata mereka saksikan.
Di dalam sarang makhluk mutan yang luas ini, mayat-mayat makhluk mutan yang terbunuh bertebaran berantakan di mana-mana. Seluruh sarang hampir sepenuhnya ternoda darah, memancarkan aura supernatural yang aneh di bawah cahaya hijau kristal aneh.
"Apakah semua ini dibunuh oleh Kak Sen dan keempat orangnya?" Qing Shao ternganga lama sebelum akhirnya bisa mengucapkan kalimat itu.
"Selain mereka berempat, sepertinya tidak ada orang lain di sini." Kelingking juga terkejut, tidak bisa membayangkan bagaimana Han Sen dan ketiga kawannya bisa mengeluarkan daya pukau mengerikan seperti ini.
Kelingking memperkirakan, bahkan jika seluruh anggota kelompok tinju mereka bertarung mati-matian, mungkin masih belum tentu bisa mencapai level seperti ini.
"Sungguh mengerikan." Para anggota Batalyon Baja di belakang Yang Manli juga menunjukkan ekspresi ngeri.
Mereka menginjak-injak mayat dan darah sambil berjalan ke dalam. Tak lama kemudian, terlihat Han Sen dan Si Judi Gila sedang membereskan mayat di tanah, sepertinya semua jenazah makhluk bermutasi dicungkil dan ditumpuk bersama.
"Kak Sen, di Perlindungan Baja ini, selain Dewa B, hanya Kamu yang kuhormati." Qing Shao mengacungkan ibu jari ke arah Han Sen.
"Saudara Han memang punya kemampuan hebat." Kelingking memandang Han Sen dengan raut wajah bermacam perasaan.
Yang Manli mengawasi Han Sen tanpa bicara, meski kondisi hatinya sama rumitnya. Dia sudah memperkirakan kekuatan Han Sen sangat tinggi, tapi tetap tak menyangka Han Sen bisa memimpin tim membersihkan seluruh sarang makhluk mutan.
Yang Manli sendiri juga anggota tim kecil, tentu tahu Zhou Qingyu dan Zheng Chi belum bisa dianggap sebagai kekuatan tempur yang kuat. Yang benar-benar bisa memberikan kontribusi mungkin hanya Han Sen dan Si Judi Gila. Namun Si Judi Gila lebih ahli dalam trik-trik tak biasa, strategi frontal bertarung habis-habisan memang bukan keahliannya. Mampu mencapai level seperti ini, jelas Han Sen yang memberikan kontribusi besar.
Pertempuran di sarang makhluk mutan ini membuat prestise Han Sen di Steel Armor Shelter melonjak drastis. Karena semua orang menganggap "Koin Emas" yang sudah lama tidak muncul itu telah menjadi evolusioner, Han Sen mulai dianggap sebagai "Nomor Satu" di Steel Armor Shelter.
